Senin, 01 April 2013

TEORI KRITIS_NURUL RIZKI SALAM_TUGAS 4 (109051000154)

TEORI KRITIS _NURUL RIZKI SALAM_109051000154_TUGAS 2
1.      Pendahuluan
Teori – teori dalam sosiologi oleh para ahli sosiologi diklasifikasikan dengan berbagai cara. Pertama, berdasarkan pada urutan waktu lahirnya teori,yakni sosiologi klasik dan modern. Namun perkembangan selanjutnya, teori sosiologi diklasifikasikan ke dalam sosiologi post modern.
Teori Sosiologi Klasik (Sosiologi Tahun-Tahun Awal) Periode ini ditandai oleh munculnya aliran Sosiologi Perancis dengan tokoh-tokoh: Saint-Simon, Auguste Comte, dan Emile Durkheim. Sosiologi Jerman dengan tokoh-tokoh: Karl Marx, Max Weber, dan Georg Simmel. Sosiologi Inggris yang dipelopori oleh Herbert Spencer. Serta Sosiologi Italia dengan tokoh Vilfredo Pareto.

Teori Sosiologi Modern. Teori-teori ini merupakan pengembangan dari aliran-aliran Sosiologi Klasik. Aliran-aliran utama dalam teori sosiologi modern ini meliputi: Sosiologi Amerika, Fungsionalisme, Teori Konflik, Teori Neo-Marxis, Teori Sistem, Interaksionisme Simbolik, Etnometodologi, Fenomenologi, Teori Pertukaran, Teori Jaringan, Teori Pilihan Rasional, Teori Feminis Modern, Teori Modernitas Kontemporer, Strukturalisme, dan Post-Strukturalisme.
Teori Sosial Post-Modern. Aliran teori ini merupakan kritik atas masyarakat modern yang dianggap gagal membawa kemajuan dan harapan bagi masa depan. Para teoritisi yang tergabung dalam aliran ini antara lain: Michael Foucoult, Jean Baudrillard, Jacques Derrida, Jean Francois Lyotard, Jacques Lacan, Gilles Deleuze, Felix Guattari, Paul Virilio, Anthony Giddens, Ulrich Beck, Jurgen Habermas, Zygmunt Bauman, David Harvey, Daniel Niel Bell, Fredric Jameson.[1]
            Secara historis, berbicara tentang teori kritis tidak bisa lepas dari Madzhab Frankfurt. Nama Madzhab Frankfurt adalah nama yang lazim dilekatkan pada sekelompok Ilmuwan yang berkomitmen terhadap proyek dan asumsi-asumsi dasar modernitas.
2.      Metode Studi
Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut.
3.      Analisis
Apakah yang disebut Teori kritis?
Apa sebenarnya makna "Kritis"? Menurut kamus ilmiah populer, kritis adalah Tajam/tegas dan teliti dalam menanggapi atau memberikan penilaian secara mendalam. Sehingga teori kritis adalah teori yang berusaha melakukan analisa secara tajam dan teliti terhadap realitas. Secara historis, berbicara tentang teori kritis tidak bisa lepas dari Madzhab Frankfurt. Nama Madzhab Frankfurt adalah nama yang lazim dilekatkan pada sekelompok Ilmuwan yang berkomitmen terhadap proyek dan asumsi-asumsi dasar modernitas.
Kritik mereka terutama sekali menghunjam pada tiga sasaran, yakni :
1. Marxisme Tradisional, yang dibekukan menjadi alat kepentingan ideologis bagi Uni Soviet di tangan Lenin
2. Kritik Metodologi/Positivisme (istilah metodologi hanya dimiliki oleh Positivisme), dan
3. Kritik terhadap Rasionalitas Instrumental milik Max Weber
Para Ilmuwan Sekolah Frankfurt memusatkan kegiatan dan penelitian mereka di Institut for Social Research di Frankfurt am Main, Jerman. Sekolah Frankfurt adalah akademi yang para tokohnya berasal dari berbagai latar disiplin keilmuan yang berbeda. Para tokohnya antara lain Frederich Pollock (ekonom dan politisi), Erich Fromm (psiko-analis), Herbert Marcuse (filsuf), Max Horkheimer (sosiolog), Theodore W. Adorno (musisi, sosiolog, dan filsuf).
            Pada intinya madzhab Frankfurt tidak puas atas teori Negara Marxian yang terlalu bertendensi determinisme ekonomi. Determinisme ekonomi berasumsi bahwa perubahan akan terjadi apabila masalah ekonomi sudah stabil. Jadi basic strurtur (ekonomi) sangat menentukan supras truktur (politik, sosial, budaya, pendidikan dan seluruh dimensi kehidupan manusia). Kemudian mereka mengembangkan kritik terhadap masyarakat dan berbagai sistem pengetahuan. Teori kritis tidak hanya menumpukkan analisisnya pada struktur sosial, tapi teori kritis juga memberikan perhatian pada kebudayaan masyarakat (culture society).
Seluruh program teori kritis Madzhab Frankfurt dapat dikembalikan pada sebuah manifesto yang ditulis di dalam Zeischrift tahun 1957 oleh Horkheimer. Dalam artikel tentang "Teori Tradisional dan teori Kritik" (Traditionelle und KritischeTheorie) ini, konsep "Teori kritis" pertama kalinya muncul. Tokoh utama teori kritis ini adalah Max Horkheimer (1895-1973), Theodor Wiesengrund Adorno (1903-1969) dan Herbert Marcuse (1898-1979) yang kemudian dilanjutkan oleh Generasi kedua mazhab Frankfurt yaitu Jurgen Habermas yang terkenal dengan teori komunikasinya. Diungkapkan Goerge Ritzer, secara ringkas teori kritis berfungsi untuk mengkritisi :
-          Teori Marxian yang deterministic yang menumpukan semua persoalan pada bidang ekonomi.
-          Positivisme dalam Sosiologi yang mencangkok metode sains eksak dalam wilayah sosial-humaniora katakanlah kritik epistimologi.
Teori- teori sosiologi yang kebanyakan hanya memperpanjang status quo. Kritik terhadap masyarakat modern yang terjebal pada irrasionalitas, nalar teknologis,nalar instrumental yang gagal membebaskan manusia dari dominasi. Kritik kebudayaan yang dianggap hanya menghancurkan otentisitas kemanusiaan. Madzhab Frankfrut mengkarakterisasikan berpikir kritis dengan empat hal :
1. Berpikir dalam totalitas (dialektis)
2. Berpikir empiris-historis
3. Berpikir dalam kesatuan teori dan praksis
4. Berpikir dalam realitas yang tengah dan terus bekerja (working reality).



[1] Cindya Hendriyana, "Teori Strukturalisme", http://cin7shared-artikel1.blogspot.com/p/teori-strukturalisme.html, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini