Senin, 01 April 2013

TEORI KRITIS_NANDA CAHAYA FEBRIANA_TUGAS KE 4

TEORI KRITIS (PENDEKATAN KONTEKS KEPENTINGAN)
NANDA CAHAYA FEBRIANA (1110051000141)
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
I.       Pendahuluan
            Teori Kritis adalah salah satu teori yang tidak asing lagi ketika kita membicarakan kajian sosiologi. Dalam sejarah perkembangan sosiologi sebelum munculnya teori kritis, banyak kajian yang membahas tentang paham Marxis. Yap, tidak salah lagi paham tersebut berasal dari nama salah satu tokoh yang berpengaruh dalam kajian sosiologi, yaitu Karl Marx. Menurut Marx menyatakan bahwa sebuah sistem ekonomi merupakan unsur terpenting dan menegaskan bahwa sistem ekonomi akan sangat menentukan semua sector masyarakat lainnya. Intinya sector ekonomi ini sangat berpengaruh khususnya pada kalangan kapitalis, namun tetap dipergaruhi adanya timbal balik secara terus menerus dari berbagai kalangan di masyarakat.
           
Jauh dari pembahasan mengenai paham Marxis mengenai determinasi ekonomi, teori Kritis lahir dari sekumpulan tokoh neo marxis yang tidak puas dengan teori Marxian (Bernstein,1995, Kellner 1993). Teori kritis berasal dari pemikir asal Eropa, namun teori ini berdampak pada sosiologi di Amerika. Dalam teori ini kritik utamanya terletak pada berbagai kehidupan sosial dan intelektual. Tujuan dari teori ini adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara akurat. Kritik terhadap teori Marxian lebih ditekankan pada determinisme ekonomi yang terlalu mekanistis yang seharusnya memusatkan pada aspek kehidupan sosial lainnya.
            Kritik terhadap aliran positivisme pun muncul karena aliran ini cenderung melihat sebuah kehidupan sosial sebagai proses alamiah, dalam teori kritis hal ini tidak dapat diterima karena berhubungan dengan hukum umum sains yang sebenarnya mungkin dapat diterapkan dalam tindakan manusia namun tidak sepenuhnya. Kemudian kritik terhadap sosiologi pun muncul karena ketidakseriusannya dalam menangani masalah masyarakat. Lalu kritik terhadap masyarakat modern juga muncul, alasannya karena masyarakat modern selalu berpikiran yang tidak rasional khususnya pada bentuk rasionalitas formal-teknologi modern.
            Dari seluruh kritik tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa teori kritis lebih menekankan pada segala sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kepentingan. Maksudnya siapa yang berkepentingan dia yang berkuasa dan tidak berkepentingan hanya sebagai penonton dari si dia yang berkepentingan itu. Oleh karena itu pada pembahasan kali ini, saya akan berusaha menjelaskan tentang teori kritis (pendekatan konteks kepentingan).
II.       Metode Studi
Dalam penulisan karya tulis ini, saya menggunakan metode studi pustaka. Metode Studi Pustaka  Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan. Buku yang dipergunakan dalam penulisan karya ini adalah Teori Sosiologi Modern (George Ritzer & Douglas J. Goodman, 2007).
III. Analisis Isi
Dalam aliran kritis terdapat dua focus minat yang dibahas, yaitu kebudayaan dan dialektika. Dalam minatnya di kebudayaan, aliran kritis telah mengalami pergeseran dari basis ekonomi ke basis suprastruktur. Salah satu faktor penyebab pergeseran ini adalah karena aliran kritis lebih banyak membahas aspek-aspek selain ekonomi khususnya pada realitas sosial, terutama kultur. Perhatian yang amat signifikan terlihat pada pengertian Ideologi. Hal tersebut dikarenakan ideologi menurut teori kritis adalah sistem ide, yang sering palsu atau mengaburkan, yang diciptakan oleh elite sosial.
Hal ini menimbulkan polemik bahwa adanya kelompok tertentu yang mendominasi individu. Adanya pendominasian oleh pihak-pihak berpengaruh contohnya pemimpin sebuah perusahaan terhadap status karyawan. Kontrol dari pemimpin inilah yang disebut cultural dari sebuah dominasi dalam struktur sosial hingga dominasi itu tidak terlihat lagi meskipun masih ada. intinya pada minat kebudayaan ini ada pihak tertentu yang mengaburkan apa yang semestinya ada dan terjadi.
Selain itu, aliran kritis juga membahas actor yang berperan dan kesadaran mereka terhadap perkembangan yang terjadi di dunia modern saat ini. Di sini lebih membahas bagaimana gagalnya kontrol dari sebuah massa akibat adanya pendominasian yang dilakukan kelompok tertentu. Massa sulit membedakan mana yang kesadaran diri dan kultur akibatnya kegagalan dalam pengembangan sebuah kesadaran revolusi. Hal terpenting dari hal ini adalah adanya daya integrasi antara sebuah kesadaran dan kebudayaan yang berguna untuk mengoreksi terhadap pesimisme dari aliran kritis dan terfokus pada konteks kurtural.
Kemudian focus minat yang kedua dari aliran kritis adalah Dialektika. Dalam pandangan marxisme dialektika disini lebih membahas tentang adanya totalitas sosial. Maksudnya tidak ada aspek yang terbagi-bagi dari kehidupan sosial dan tidak ada fenomena yang tidak dapat dipahami kecuali itu berupa sejarah yang saling berkaitan. Dalam hal ini terjadinya sebuah penolakan dalam aspek spesifik sebuah kehidupan sosial. Hal ini masih berkaitan dengan adanya kesadaran individu, superstruktural, dan struktur ekonominya.
Dialektika dalam hal ini dibagi menjadi dua komponen, yaitu diakronik dan sinkronik yang mengantarkan kita pada pemahaman totalitas kontemporer. Jikalau diakronik lebih memusatkan pada sesuatu yang terjadi pada masa lampau yang dapat berpengaruh di masa depan. Lalu dominasi yang dilakukan oleh orang yang berada di dalam struktur sosial ini merupakan akibat dari adanya perkembangan sejarah secara spesifik dan dapat disimpulkan bahwa ini merupakan pandangan umum yang terdapat dalam kelompok kapitalisme yang merupakan kelompok yang akal sehatnya digunakan sebagai sesuatu yang langka dan tak pernah adanya diskusi dan toleransi.
Habermas menyatakan bahwa pengetahuan dan kepentingan manusia merupakan salah satu aspek yang ada dalam dialektika di teori kritis. Menurutnya sistem pengetahuan terdapat pada tingkatan obyektif dan kepentingan manusia terdapat pada tingkatan subyektif. Ada 3 konsep pemahaman mengenai sistem pengetahuan dan kepentingan manusia. Antara lain :
1.      Ilmu analitik (dalam segi kepentingan dasar sistem pengetahuan merupakan kontrol teknis, yang dapat digunakan di kehidupan masyarakat)
2.      Ilmu humanistic (dalam segi kepentingan, sistem ini berguna untuk memahami dunia, memahami apa yang terjadi di masa lalu, kini, dan nanti)
3.      Ilmu kritis (dalam segi kepentingannya adaah emansipasi manusia, karena hal ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran manusia yang menimbulkan harapan emansipasi )
Jadi adanya kritik-kritik diatas seharusnya dapat ditemukan satu titik dimana setiap orang yang tidak mampu menyuarakan kritiknya dapat berusaha agar setiap kritik yang membangun itu tidak terkikis karena adanya pihak-pihak yang mempunyai kuasa atau kepentingan individu.

Daftar pustaka
Teori Sosiologi Modern (George Ritzer & Douglas J. Goodman, 2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini