Senin, 28 Oktober 2013

Nurlaila PMI 3_Tugas UTS_motivasi pengamen jalan dan pengaruhnya terhadap pola prilaku mengamen.

                                            Motivasi pengamen jalan dan pengaruhnya terhadap pola prilaku mengamen.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas UTS yang di bimbing oleh  Tantan Hermansah M.Si
       
Disusun oleh:
Nurlaila (1112054000027)
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013

        
 
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan tema "Masalah-Masalah Sosial di perkotaan".
Saya  menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, Saya mohon maaf apabila dalam laporan penelitian ini sangat banyak kekurangan dan kesalahan, karena memang didunia tidak ada makhluk yang sempurna. Oleh karena itu, saya minta kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kesalahan dalam laporan ini.
Penulis
            
 
A.     A. Latar Belakang
Saya mengangkat judul "motifasi pengamen jalan dan pengaruhnya terhadap pola prilaku mengamen" karena banyaknya pengamen-pengamen jalan yang membuat ibu kota jakarta ini seakan kumuh penuh dengan artis jalanan. Sebagaimana kita temui di berbagai sudut ibu kota baik di pasar, kendaraan umum, tepi jalan, kampus, lampu merah, tempat makan, model mereka berbeda-beda pula ada yang mengamen dengan menggunakan alat musik seperti gitar, ada yang memakai gendang, kecrek, bahkan ada yang mendatangi ke setiap rumah dengan alasan amal jariyah pembangunan masjid, mereka tidak mengenal batasan usia, baik orangtua, lansia, nenek-nenek, ibu-ibu, anak muda, mirisnya anak kecil yang baru berusia sekitar 4 tahun pun ada. Kondisi ini biasanya di sebabkan faktor ekonomi dan kebutuhan hidup, pengangguran, dan tingkat pendidikan.
B.     B. Rumusan Masalah
1.      Faktor apa saja yang menyebabkan banyaknya pengamen jalanan di ibu kota?
2.      Apa dampak dari adanya banyak pengamen yang berkeliaran di jalan?
3.      Bagaimana cara menanggulangi pengamen di jalan?
C.     C. Tujuan penulisan
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, observasi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja penyebab banyaknya pengamen di terminal Lebak Bulus.

A.     D. Metodelogi Penelitian
1.      1. Pendekatan
Peneitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang motivasi pengamen jalan dan pengaruhnya terhadap pola prilaku mengamen
2.      2. Lokasi Penelitian
Terminal lebak bulus
3.      3. Waktu Penelitian
Rabu 23 Oktober 2013 dari pukul 3.30 WIB s/d 04.05
4.      4. Subjek
Informan dalam penelitian ini adalah pengamen jalanan.
5.      5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data lapangan, dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, dan wawancara.

Tinjauan Teoritis.
 Landasan teori
Secara keseluruhan, teori yang melandasi analisis kami terhadap fenomena ini dapat dibagi ke dalam dua kategori: teori kemiskinan dan teori psikologi. Tujuan kami memakai kedua teori ini adalah untuk mendalami penyebab kemiskinan yang dialami obyek kami dan teori psikologis dipakai untuk menganalisa objek penelitian kami secara individu.
  1. Teori  Kemiskinan
Kemiskinan adalah salah satu masalah yang di punyai oleh manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia, tetapi sering tidak disadari kehadirannya sebagai masalah.
Suparlan (1981) menyatakan kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat hidup yang rendah,s yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung nampak  pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
Kemiskinan bukanlah sesuatu yang terwujud sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia.Aspek-aspek tersebut, terutama adalah aspek sosial dan ekonomi. Aspek sosial ialah adanya ketidaksamaan sosial diantara sesama warga masyarakat yang bersangkutan,seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia, yang bersumber dari corak sistem pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat. Sedangkan yang dimaksud aspek ekonomi ialah, adanya ketidaksamaan antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Ala dalam Setyawan (2001: 120) yang menyatakan kemiskinan adalah adanya gap atau jurang antara nilai-nilai utama yang diakumulasikan dengan pemenuhan kebutuhan akan nilai-nilai tersebut secara layak. Ada lima ketidakberuntungan yang melingkari kehidupan orang atau keluarga miskin menurut Chambers dalam Ala (1996: 18) yaitu: kemiskinan (poverty), fisik yang lemah (physical weakness), kerentanan (vulnerability), keterisolasian (isolation), ketidak berdayaan (powerlessness). Sebab-sebab kemiskinan itu sendiri menurut Sen dalam Ismawan (2003: 102) bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses maka manusia mempunyai keterbatasan pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa yang terpaksa saat ini dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya manjadi terhambat. Itu semua bisa kita lihat bahwa semakin banyak jumlah para pengamen jalanan yang diorganisir oleh pihak tertentu yang memaksa mereka untuk bekerja seperti itu karena mereka juga tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan uang.
Penyebab lain menurut Kuncoro (2000 : 107)mencakup 3 aspek:
  1. Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya mempunyai sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
  2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber dayayang rendah berarti produktifitasnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pedidikan, nasib yang kurang beruntung, diskriminasi, atau karena keturunan
  3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.
Kelima hal diatas merupakan kondisi yang ada pada masyarakat miskin di negara berkembang seperti Indonesia. Penyebab kemiskinan itu sendiri bersifat dinamis, maka ia akan senantiasa berkembang mengikuti dinamika kehidupan sosial manusia. Kemiskinan yang dihadapi oleh setiap generasi manusia pasti pemaknaan kemiskinan mengalami perubahan di setiap saat dan setiap tempat.
[1]Para ahli ilmu-ilmu sosial umumnya berpendapat bahwa sebab utama yang melahirkan kemiskinan ialah sistem ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan:
  1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang
  2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
  3. Kemiskinan buatan
Kemiskinan disebabkan aspek badaniah biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmaniah. Karena cacat badaniah misalnya, dia lantas berbuat atau bekerja secara tidak wajar, seperti: menjadi pengemis atau peminta-minta. Menurut ukuran produktifitas kerja, mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal malah lebih bersifat konsumtif.Sedangkan yang menyangkut aspak mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja secara wajar, sebagaimana halnya manusia lainnya.Mereka ada yang bekerja sebagai peminta-minta, atau sebagai pekerja sambilan bila ada yang memerlukannya.
Tindakan-tindakan seperti itu jelas bisa menyebabkan kemiskinan bagi dirinya dan menimbulkan beban bagi masyarakat lainnya. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana, apabila tidak segera diatasi sama saja halnya akan menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang tertimpa bencana alam, umumnya tidak mempunyai tempat tinggal bahkan sumber-sumber daya alam yang mereka miliki sebelumnya habis oleh pengikisan bencana alam. Kemiskinan buatan disebut juga kemiskinan struktural, ialah kemiskinan yang ditimbulkan oleh dan dari struktur-struktur ekonomi, sosial dan kultur serta politik. Kemiskinan struktur ini selain ditimbulkan oleh struktur penenangan atau nrimo memandang kemiskinan sebagi nasib, tetapi sebagai takdir tuhan.
2.        2. Teori Psikologi
Teori Hierarki Abraham Maslow: Menurut Maslow, manusia adalah hewan yang punya keinginan.Kalimat ini mungkin cukup mengganggu harga diri kita, tapi Maslow ada benarnya.Yang jelas, setelah berasumsi seperti itu, Maslow pun mengurutkan kebutuhan-kebutuhan manusia ke dalam hierarki yang berjenjangdari tinggi ke rendah. Kebutuhan fisiologis; sama seperti letaknya, kebutuhan ini adalah kebutuhan paling dasar bagi seorang manusia: makanan, minuman, dan tempat tinggal.
Maslow memberi aturan main seperti ini:
  1. Pemenuhan kebutuhan manusia berjalan urut dari tingkat terbawah (kebutuhan fisiologis) hingga mencapai tingkat tertinggi (aktualisasi diri). Misalnya, jika kita kelaparan, mana mungkin kita berpikir mengenai pemenuhan cita-cita? Pasti kita akan berpikir dan bertindak untuk mencari makanan.
  2. Segera setelah keinginan yang satu terpenuhi, muncul keinginan yang lain (dalam hal ini, keinginan akan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi).
  3. Manusia termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi ia akan melakukan usaha agar kebutuhan tersebut akhirnya terpenuhi.
Satu kebutuhan yang sudah terpenuhi bukan lagi menjadi pendorong. Hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator seseorang.


[1] Soerjono, Soekanto, 1983, Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyaraka, Rajawali, Jakarta


A.     Pengamen
Kebanyakan dari pengamen cilik itu adalah anak-anak yang putus sekolah dengan alasan kekurangan biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka.Akibat hal tersebut diatas, mereka terpaksa menjalani kehidupan dengan menjadi pengamen. Keadaan ini cukup memprihatinkan, karena pada kenyataannya pemerintah sudah membuat berbagai macam program pendidikan untuk mengatasi masalah ini, misalnya saja Program Wajib Belajar Sembilan tahun, tetapi tetap saja masih banyak di negara ini anak-anak yang putus sekolah.Menjadi pengamen mengharuskan mereka menjalani kehidupan di jalanan
Semakin hari semakin banyak pengamen di jalanan dan juga beroperasi di setiap terminal, di setiap bus dan angkot, di setiap rumah makan dan kaki lima, di setiap perumahan mulai dari anak balita sampai yang sudah tua, dari yang di lengkapi dengan alat musik seadanya sampai yang lengkap seperti pemain band, dari yang berpenampilan kotor sampai yang rapi, dari yang suaranya fals sampai yang bagus.
Mereka tidak bisa mengenyam kehidupan yang menyenangkan seperti remaja lain. Padahal di sekeliling kita begitu banyak remaja yang orang tuanya tak mampu, bahkan tidak punya sama sekali. Dengan membantu mereka dalam bimbingan belajar, dan memberikan kesempatan mereka untuk sekolah lagi dengan beasiswa, atau meringankan bebannya dalam membayar uang sekolah dan bila perlu diadakan sekolah gratis bagi mereka yang tidak mampu dengan membebaskan uang SPP. Dengan latar belakang pendidikan yang rendah serta lingkungan yang tidak sehat mengakibatkan mereka rentan dengan sakit penyakit. Pada kondisi sekarang mereka bukanlah tidak memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan mahalnya kesehatan sangat rendah dalam lingkungan mereka.

B.     Hasil Temuan lapangan
ü           Dari  wawancara yang saya lakukan di lapangan dari pengamen yang ada diterminal Lebak Bulus sebagai berikut :
1.      Sore dik?
2.      Kalau boleh tau nama adik siapa?
3.      Asal  dari mana?
4.      Di mana tempat tinggalnya?
5.      Sejak kapan menjadi pengamen ?
6.      Alasan adik  mengeluti pekerjaan ini tuh apa?
7.      Pernah ada kendala ketika mengamen ga ? misalnya di palakin preman?
8.      Berapa rata-rata penghasilan tiap harinya?
9.      Apakah ada kesan atau asiknya menjadi pengamen sehingga mau mengamen terus?

         
ü           Dari hasil wawancara di temukan jawaban :
Ia bernama yogi,  berasal dari pasar rebo bertempat tinggal   di kampung tengah atau belakang  pasar induk, ia mengamen sejak kelas 1 SMP. Alasannya karena tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan.Akibat hal tersebut diatas, mereka terpaksa menjalani kehidupan dengan menjadi pengamen.
Kendala hampir tidak ada malah banyak teman yang sepertinya, rata-rata penghasilannya kira-kira Rp. 30.000hari menurutnya itu cukup.

KESIMPULAN

Ternyata anak-anak yang kurang  mampu sekarang ini tidak ada niat atau semangat untuk melanjutkan sekolah. Mereka berpikir untuk lebih memilih mengamen di jalanan, karena dengan begitu mereka akan mendapatkan uang. Sedangkan kalau mereka melanjutkan untuk sekolah, tidak ada bantuan dari pemerintah sehingga mereka harus membiayai sekolah dengan susah payah. Mereka harus mencari biaya yang banyak untuk memenuhi kebutuhan dan membayar sekolah mereka.Maka dari itu mereka bekerja sebagai pengamen. Setelah merasakan mendapat uang dari hasil mengamen, mereka lupa akan sekolah mereka. Mereka terlanjur menikmati kesenangan mendapatkan uang dari hasil mengamen tersebut.
Mereka tidak menyadari pentingnya sekolah, karena saat ini tidak mengalami secara langsung faedah dari bersekolah.Ada  kecenderungan mereka lebih memilih mencari uang, karena mereka dapat merasakan secara langsung manfaatnya, meski tidak besar. Kebutuhan akan makanan mengalahkan kebutuhan akan pendidikan.
Mereka, yaitu anak-anak pengamen jalanan ternyata tidak bekerja sendirian.Mereka dikoordinasi oleh seseorang. Hasil kerja mereka nantinya akan disetorkan pada ketua mereka. Mereka akan diberi gaji dan makan siang dari hasil setoran mereka setiap harinya. Kalau setoran mereka banyak, maka gaji yang mereka peroleh juga banyak.

 
Daftar Pustaka
Ranjabar, Jacopus, 2008, Pendekatan Realitas Sosial, Alfabeta, Bandung
Soekanto, Soerjono, 1983, Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyaraka, Rajawali, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini