Sabtu, 08 November 2014

Fahmi, 1112051000129, KPI 5 E | tugas etika dan filsafat komunikasi (Telepon)

Nama   : Fahmi
NIM    : 1112051000129
Kelas   : KPI 5 E
 
Aplikasi Filsafat dalam Komunikasi (Telepon)
 
            Komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia. Dari manusia kepada manusia. Bahwa manusia dalam komunikasi itu penting, tak dapat disangkal lagi. Dalam komunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur, yakni komunikator, pesan atau pernyataan, dan komunikan. Dua dari tiga komponen itu, yakni komunikator dan komunikan adalah manusia dengan segala kompleksitas kejiwaannya.
            Onong U. Effendi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dah metodenya.
            Mengacu pada paradigma Lasswell dengan 5 unsur komunikasi, ada komunikator, pesan, komunikan, media dan efek tentunya tidaklah cukup untuk mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise) dan lain sebagainya.
            Jika ilmu komunikasi membahas tentang proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan ilmu filsafat membahas tentang apa yang ada (ontologi), bagaimana cara memperolehnya (epistemologi), kegunaannya (aksiologi). Maka, ilmu filsafat komunikasi mencoba membahas ilmu komunikasi dari segi ciri-ciri, cara perolehan, dan kemanfaatannya.
            Secara ontologi telepon adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan) secara langsung. Keefisienan waktu membuat berkomunikasi melalui telepon menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pada orang yang berada cukup jauh. Terlebih, dengan berkomunikasi melalui telepon memungkinkan seseorang dapat berbicara dan mendengar langsung suara orang yang ingin diajak berkomunikasi pada waktu yang sama.
            Secara epistimologi Alexander Graham Bell menemukan alat telepon yang mampu menyampaikan gelombang bunyi melalui arus listrik menggunakan kabel. Sebuah penemuan yang membawa kita pada suatu perkembangan yang cukup besar dimana dalam menyampaikan pesan tak perlu lagi berlama-lama. Penemuan tidak berhenti sampai disini. Karena seiring berkembangnya teknologi, para ilmuwan terus menerus berusaha menemukan cara agar dapat menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Dari telepon rumah, yang tidak bisa dibawa kemana-mana menjadi salah satu kelemahannya hingga kemudian adanya telepon umum yang biasa kita jumpai dipinggir jalan, hingga ditemukan suatu perkembangan telekomunikasi dengan menggunakan telepon genggam.
            Secara aksiologi telepon mempunyai manfaat yang begitu besar bagi banyak khalayak dalam melakukan komunikasi meskipun dalam jarak yang jauh sekalipun. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi secara langsung dengan menggunakan lisan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun terlebih ditemukan juga telepon genggam atau handphone. Telepon membuat kita dapat merasakan komunikasi yang tanpa batas ruang dan waktu. Dan hingga saat ini, dimana teknologi semakin berkembang, telepon tetap menjadi salah satu alat komunikasi yang sangat penting untuk digunakan dan untuk dimiliki dan digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan penyampaian pesan dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini