Sabtu, 10 Oktober 2015

hilma nur alifah_keluarga besarku,tugas 5(jurnalistik 1a)

Hilma Nur Alifah

Jurnalistik 1 A(11150510000040)

Tugas 5

 

Keluarga Besarku.

·        Asal usul

            Berbicara tentang keluarga,setiap manusia yang lahir di muka bumi ini pasti mempunyai keluarga.Walau terpisah oleh keluarga besar, tetap saja asal kelahiran manusia itu mempuyai sebuah keturunan dari orang-orang terdahulu.Karena keluarga adalah ikatan yang paling erat di kehidupan kita sehari-hari.Keluarga adalah kelompok kerabat yang tinggal pada satu lingkungan, walaupun berbeda namun mereka memiliki ikatan darah atau hubungan darah,bersatu.Dapat diartikan pula bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang tanpa di sadari,secara tidak langsung mempunyai fungsi yang sangat humanis dan plural seperti: saling menjaga,memelihara dan melengkapi anggotanya,budaya keturunannya,agamanya,bahkan keseimbangan lainnya yang masih sulit di seimbangkan di dalam kehidupan ber sosial.

            Apabila kita membahas apa itu keluarga besar?.Maka tidak akan ada habisnya.Karena ada banyak pengertian,fungsi serta unsur yang terdapat dari kata keluarga itu sendiri.Maka dari itu dapat kita tafsirkan bahwa keluarga adalah tempat kita memulai belajar,dimana sebuah kepribadian itu terbentuk.Dimana bisa kita lihat bahwasannya para orang tua berperan banyak dalam membentuk karaktek dan sikap terhadap anak mereka.

            Mengenai pembahasan keluarga besar, saya mempunyai keluarga besar yang berbeda dalam suku tentu juga dalam budaya.Akan tetapi kami bersatu pada satu anutan agama yaitu Agama Islam.Jika mengatakan bahwa keluarga saya sangat kental di bidang agamanya, tentu tidak.Karena di keluarga besar saya, tidak memaksa untuk anggotanya menganut keras agama yang kami naungi.Yang terpenting adalah melaksanakan kewajiban di dalam agama islam itu sudah cukup.Beda jika membicarakan  keluarga inti saya,kami menaati poin peraturan yang ayah saya buat untuk keluarga inti saya.

            Berawal dari keluarga ibu saya,ibu saya keturunan Jawa  dimana ibu saya sendiri  telah lama tinggal di Jakarta beserta keluarga besar lainnya.Suku yang dimiliki keluarga ibu saya memang Jawa namun sejak nenek dan kakek saya berkeluarga.Tempat tinggal tetap keluarga ibu saya adalah Jakarta.Sedangkan Jawa tengah hanyalah identitas asal mula nenek moyang saya yang terdahulu.Atau bisa disebut juga saudara kandung nenek moyang saya beserta keturunannya yang tinggal menetap di Jawa(Yogyakarta)Dan sangat menyayangkan sekali, tidak pernah sekalipun untuk keluarga inti saya bisa datang ketempat tinggal terdahulu nenek dan kakek saya tinggali.Karena memang ruang waktu yang kami gunakan hanya dapat bersilaturahmi terhadap keluarga besar dari ibu yang menetap di Jakarta.Bercerita tentang kakek dan nenek saya.Ibu saya mengatakan bahwa sejak kedatangan mereka ke Jakarta sebagai pasangan Suami-Isteri.Mereka memiliki tempat tinggal dikalangan masyarakat yang tidak mempunyai majlis satu pun.Pada akhirnya mereka membangun Majlis kecil dengan nama Al-Furqon,dan berhasil menjadi tokoh masyarakat yang terkenal di daerah tempat tinggalnya hingga kini pada umurnya sekitar 75 Tahun.Disertakan dengan keluarga besar saya lainnya kami mempunyai ikatan yang tidak akan pernah terputus seperti dengan sepupu,om,tante,paman,bibi saya kami masih seringkali berkumpul di dalam satu event yang di adakan dalam sebulan sekali.

            Dibandingkan dengan keluarga ibu saya,keluarga besar ayah saya sangat tipis jangkauan tali persilaturahmiannya.Kenapa? karena memang keluarga besar ayah saya ini memang sudah terpisah semenjak nenek dan kakek saya menikah.Justru,kali ini keluarga inti ayah sayalah yang menetap di asal tinggalnya,sedangkan keluarga yang lainnya tinggal diluar kota asal kelahiran mereka sendiri.Memang banyak yang bilang jika ingin sukses maka menyebrang ke pulau lain.Karena itu keluarga besar ayah saya banyak yang berpisah dari tempat tinggal keluarga besarnya untuk menjalani hidup primernya.Ayah saya merupakan penduduk Suku Sunda asli.Sejak lahir,beliau tinggal di daerah Subang,Kalijati hidup dengan kakek ,nenek dan ke-3 saudaranya yang saling timbal balik di dalam pekerjaan.Maksud dari timbal balik disini adalah adanya kerja sama antara kakek,nenek dan anak-anaknya di dalam menghasilkan uang untuk kehidupan sehari-hari di dalam keluarga.Pada akhir kelulusan SMA nya.Ayah saya memutuskan pula untuk tinggal di Jakarta.Bekerja,kuliah serta menikah di Jakarta hingga akhirnya mempunyai pekerjaan tetap dan dapat melanjutkan studinya di Pasca Sarjana.Semangat inilah yang menjadi ciri khas dari keluarga besar ayah saya untuk memperjuangkan kehidupan kedepannya.

·        Jaringan sosial

          Jaringan sosial dapat diibaratkan seperti  beberapa titik yang berbeda kemudian saling bergandengan sehingga bersatu dan menimbulkan timbal balik terhadap satu sama lain.Jaringan sosial ini di dalam keluarga berfungsi sebagai pemersatu yang jauh menjadi dekat dalam artian  mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

            Jaringan sosial di dalam keluarga saya ada pada pengembangan bisnis secara turun menurun seperti sebuah kontrakan yang di kelola utama oleh ibu saya.Kemudian saling membantunya mencari lowongan kerja pada bidang arsitektur dan penjualan obat-obat herbal secara meluas.

            Dengan adanya jaringan sosial inilah  membuat keluarga besar saya semakin erat hubungannya, terutama keluarga besar saya dari ibu yang sudah menetap lama di Jakarta.Tali silaturahmi memang harus di jaga namun bagaimana silaturahmi itu akan terus di pegang erat oleh masing-masing keluarga jika tidak ada timbal balik yang berhubungan secara baik.

           

·        Nilai-nilai dan Sistem Sosial Budaya yang Diperwujudkan dalam Keluarga.

         

          Nilai dengan nama lain adalah sebuah poin yang wajib diwujudkan sebagai seorang anggota.Sedangkan sistem sosial budaya adalah keberlakuan unsur-unsur peraturan yang ada pada kebiasaan budaya tertentu dan di berlakukan di dalam keluarga itu sendiri.

            Seperti hal misalnya di dalam keluarga saya ada sebuah larangan untuk tidak makan dengan gesekan gigi yang keras sehingga menghasilkan suara kunyahan yang seringkali disebut dengan kecapan kuda.Kemudian tidak diperbolehkan makan dengan suaru dentingan antara sendok dan piring.Larangan itu berlaku karena tidak memenuhi etika makan yang sopan begitu kata orang-orang Jawa terdahulu.

            Kemudian nilai kebudayaan yang berlaku di keluarga besar saya,apabila ada keluarga yang meninggal maka akan di adakan sebuah pengajian tahlilan pada malam setelah hari meninggalnya selama 7 hari.Di sambung pada hari ke 40 lalu pada hari haulnya.Dan nilai terakhir pada kebudayaan kleuarga besar saya adalah wajibnya berkumpul di kediaman rumah keluarga yang dituakan pada Hari Raya Idul Fitri.

 

-          Itulah hasil penelitian yang penulis deskripsikan dengan tema"Keluarga Besarku"

-          Merupakan penelitian dengan metode kuantitatif

-          Informasi penelitian di dapatkan dari narsumber terdekat seperti orang tua,saudara kandung dan anggota keluarga besar terdekat.

           

           

           

           

           

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini