GLOBALISASI DAN REALITAS MEDIA
Globalisasi diambil dari kata global yang berarti universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsure-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak atau media elektronik. Selain definisi diatas, globalisasi juga berarti hilangnya batasan ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi dan informasi. Dan juga suatu peruses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenali batas dunia.[1]
Menurut Edison A jamali, globalisasi pada hakikatnya adalah suatu peroses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk di ikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Ian aart scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang tentang globalisasi.
§ Liberalism: globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkanya batas antar Negara, seperti impor dan ekspor serta lalulintas devisa.
§ Universalisasi: globalisasi juga digambarkan dengan semakin menyebarnya hal material maupun inmaterial keseluruh dunia. Pengalaman local menjadi pengalaman internasional.
§ Westrenisasi: salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran budaya dari barat sehingga menglobal.[2]
Ciri-ciri dari suatu globalisasi adalah sebagai berikut, yaitu: perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu, pasar dan ekonomi di Negara-negara yang berbeda menjadi saling ketergantungan,peningkatan interaksi cultural melalui media massa,dan yang terakhir, meninggkatnya massalah bersama, missal pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dan lain-lain.
Pengaruh globalisasi membawa dampak bagi kehidupan suatu Negara termasuk Negara kita Indonesia, pengaruh tersebut meliputi dua sisi baik dampak positif mauupu negative. Dampak negative dari globalisasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Informasi khalayak tidak tersaring.
2. Membuat khalayak tidak kreatif, sebab makin munculnya sifat konsumtif.
3. Membuat orang menutup diri, karna rasa minder akan globalisasi.
4. Sempit pemikiran.
5. Banyak meniru prilaku yang buruk.
6. Mudahnya terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara.
sedangkan dampak positif dari meningkatnya globalisasi adalah :
1. Mudah memperoleh sebuah informasi dan ilmu pengetahuan.
2. Mudah dalam melakukan komunikasi, baik dengan jarak jauh ataupun dekat.
3. Cepat dalam berpergian (mobilitas tinggi).
4. Menumbuhkan sikap cosmopolitan dan toleran.
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
6. Mudah memenuhi kebutuhan hidup, termasuk dalam hiburan.
Teori globalisasi, menurut Cochrane dan pain menegaskan bahwa dalam kaitanya dengan globalisasi terdapat tiga posisi teoristis yang dapat dilihat, yaitu:
§ globalis biasa : percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan, mereka percaya bahwa Negara-negara dan kebudayaan local akan hilan diterpa oleh kebudayaan lain dan ekonomi global yang homogen.
§ Globalis positif: adalah golongan yang optimistis terhadap perkembangan yang muncul, dan beranggapan bahwa globalisasi dapat memunculkan masyarakat yang toleran dan bertanggung jawab.
§ Globalis pesimis: berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena yang negative karena hal tersebut adalah suatu bentuk penjajahan dari dunia barat, yang memaksa sejumlah budaya dan konsumsi yang homogeny dan terlihat sebagai sesuatu yang benar adanya. Dan beberapa dari para globalis pesimis akhirnya membentuk suatu kelompok penentang globalisasi (antiglobalism).
§ Tradisionalis : berpendapat bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka beranggapan bahwa semua yang terjadi ini adalah sebuah mitos semata atau jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa suatu kapitalisme telah menjadi suatu fenomena internasional selama ratusan tahun.
Transformasionalis: berada di posisi antara global dan tradisional, mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalism. Namun mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep globalisasi tersebut. Mereka meyatakan bahwa globalisasi seharysnya dipahami sebagai seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan yang sebagia besar tidak terjadi secra langsung. Dan peroses ini pun bisa dibalik.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar