Sabtu, 21 September 2013

Akbar Firmansyah KPI 1C_Tugas 3_ Durkheim

(A). THE DIVISION OF LABOR IN SOCIETY
The Division of Labor In Society di kenal sebagai karya sosiologi klasik pertama.Di dalamnya,Durkheim melacak perkembangan modern relasi individu dengan masyarakat. Dalam The Division of Labor In Society, Durkheim ingin menggunakan ilmu sosiologi barunya untuk meneliti sesuatu yang sering dilihat sebagai krisis moralitas. Pada edisi pertamanya, Durkheim memulai dengan ungkapan "Buku ini adalah sebuah karya yang membahas fakta kehidupan  moral berdasarkan  metode ilmu positivistik."

Pada Pertengahan abad ke-19, banyak orang yang merasa keteraturan masyarakat terancam karena mereka hanya melahirkan diri sendiri, bukan masyarakat.Menurut Auguste Comte masalah ini bisa ditelusuri ke dalam peningkatan pembagian kerja. Dalam masyarakat sederhana, mereka pada dasarnya melakukan pekerjaan yang sama, seperti pertanian dan mereka berbagi pengalaman yang sama dan akhirnya memiliki nilai yang sama.
Pada masyarakat modern, setiap orang memiliki pekerjaan yang berbeda. Hal ini merusak kepercayaan moral bersama yang sangat penting bagi masyarakat.Comte berpendapat bahwa sosiologi akan menjadi semacam agama baru yang akan  mengembalikan kohesi sosial. The Division of Labor Society justru bisa dilihat sebagai penyangkalan sebagai analisis comte ini. Durkheim berpendapat bahwa pembagian kerja yang tinggi bukannya menandai keruntuhan moral sosial, melainkan melahirkan moralitas sosial jenis baru.
Tesis The Division of Labor in Society adalah bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan  pekerjaan yang sama,tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. Maka fungsi sesungguhnya dari pembagian kerja adalah untuk menciptakan solidaritas antara dua orang atau lebih.
(B). THE ELEMENTARY FORMS OF RELIGIOUS LIFE
Durkheim dianggap sebagai bapak sosiologi modern. Durkheim percaya bahwa kekuatan sosial berhubungan dengan kekuatan alam dan ia juga percaya bahwa ide kolektif memengaruhi praktik sosial. Dalam hal ini Duekheim, dalam periode terakhirnya, langsung mengemukakan  bagaimana individu menginternalisasikan struktur sosial. Karena Durkheim selalu menggebu-gebu mengendepankan sosiologi dan mengesampingkan psikologi. Tujuan akhir Durkheim bagaimana menjelaskan bahwa manusia individu dibentuk oleh fakta sosial. Kita dapat melihat dia terang-terangan mengemukakan maksud ini terkai dengan the elementary forms of religious life. Secara umum kita berkeyakinan bahwa sosiologi tidak mampu menuntaskan tugasnya selama ia belum menembus pikiran individu dalam rangka menghubungkan institusi-institusi yang ingin dijelaskan dengan kondisi psikologi mereka.
Dalam buku ini Durkheim menempatkan sosiologi agama dan pengetahuan di bagian depan. Sosiologi agamanya terdiri dari usaha mengidentifikasikan hakikat agama yang selalu ada sepanjang masa dengan menganalisis bentuk-bentuk agama yang paling primitive. Sementara teori pengetahuannya berusaha menghubungi kategori  fundamental pikiran manusia dengan asal muasal sosial mereka.
Meskipun penelitian yang dipaparkan dalam elementary forms bukan milik Durkheim, dia merasa perlu, karena komitmennya terhadap ilmu empiris. Sumber utama dari datanya adalah tentang suku Arunta di Australia. Yang menurutnya representasi budaya primitive. Durkheim percaya bahwa lebih mudah memperoleh pengetahuan tentang hakikat agama dalam budaya primitive karena system ide agama prmitif kurang berkembang ketimbang agama modern.
The Elementary Forms menghadirkan sebuah argument tentang asal usul sosial dari enam kategori fundamental yang telah diidentifikasi oleh filsuf sebagai suatu yang esensial bagi pemahaman manusia. Waktu,tempat,klasifikasi,kekuatan,kausalitas dan totalitas.
Sumber : George ritzer douglas j.Goodman, Teori sosiologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini