Sabtu, 21 September 2013

Muhammad Oki Nugroho kpi1b_Tugas3_TEORI EMILE DURKHEIM

TEORI EMILE DURKHEIM
A.    The Division of Labour in Society
Fokusnya dalam buku(1893/1964) tersebut adalah analisis komparatif atas faktor pemersatu dalam masyarakat primitif dengan masyarakat modern. Kesimpulan durkheim adalah masyarakat primitif dipersatukan oleh faktor sosial nonmaterial, khususnya moralitas yang di pegang erat bersama-sama dan apa yang di sebut sebagai kesadaran kolektif(collective conscience) yang sangat kuat. Pengikat utama dalam masyarakat adalah pembagian kerja yang sangat rumit, yang mengikat satu dengan yang lain dalam hubungan ketergantungan. Maksud dari pembagian kerja ini adalah metode yang tidak cocok untuk menyatukan masyarakat. Durkheim mengatakan tidak perlu melakukan revolusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Justru ia menganjurkan sejumlah reformasi yang dapat mengatasi masalah sistem modern dan menjaganya agar tetap berfungsi. Meskipun ia mengaku kita tidak dapat kembali ke zaman ketika kesadaran kolektif masyarakat masih kuat, ia merasa bahwa moralitas bersama dapat diperkuat dalam masyarakat modern dan bahwa manusia dapat lebih baik mengatasi patologi yang mereka alam.
Teori ini mengikat masyarakat dan sifatnya memaksa mereka agar tergantung terhadap orang lain. Pelanggar akan di hukum atas pelanggarannya terhadap sistem moral kolektif meskipun hanya pelanggaran kecil. Teori solidaritas ini di bagi menjadi dua
1)    Solidaritas mekanik
Di bentuk oleh hukum represif karena masyarakat ini mempunyai tujuan yang sama dan mereka sangat menjunjung tinggi moralitas bersama. Meskipun pelaku melanggar sistem moral yang sangat kecil namun mungkin saja akan di hukum yang sangat berat.
2)    Solidaritas organik
Kurangnya moral dalam lingkungan dapat menyebabkan pelanggaran terhadap solidaritas ini. Durkheim berpendapat bahwa masyarakat modern mengalami perubahan solidaritas moral tetapi bukan hilang.
Dalam masyarkat ini,perkembangan kemandirian menyebabkan salahnya penempatan atau pembagian kerja menimbulkan kesadaran yang mandiri akan tetapi akan memberikan efek negatif yaitu suatu individu akan bergantung terhadap orang lain.
B.     The Elementary Forms of Religious Life
Durkheim meniliti masyarakat primitif untuk untuk menemukan agama sampai ke akar-akarnya. Ia percaya bahwa menemukan agama di masyarakat primitif sampai ke akar-akarnya dapat lebih mudah dibandingkan dengan masyarakat modern. Menurutnya yang ditemukan itu adalah sumber agama yaitu masyarakat itu sendiri. Secara spesifik ia mempelajari marga adalah sumber agama primitif, totemisme yang di dalamnya beberapa tanaman dan binatang seperti 'dituhankan'. Akhirnya durkheim menegaska bahwa masyarakat dan agamaatau kesadaran kolektif adalah satu dan sama. Agama merupakan suatu cara masyarakat atau individu dalam mengekspresikan bentuk fakta sosial nonmaterial. Dari sudut pandang tersebut durkheim 'menuhankan masyarakat' dan produk-produk utamanya. Karena mengidentikka masyarakat dengan Tuhan, durkheim tidak menganjurkan revolusi sosial. Justru ia adalah seorang pembaru sosial yang berusaha menemukan cara untuk memperbaiki fungsi masyarakat. Dalam hal ini durkheim sejalan dengan dengan sosiologi konservatif Prancis. Fakta bahwa ia menghindari ekses yang di timbulkan oleh aliran konservatif, menempatkannya sebagai tokoh terpenting dalam sosiologi Prancis.
Kesimpulan dari teori ini adalah masyarakat merupakan simbol Tuhan dan agama adalah sarana untuk menambah kesadaran kolektif. Individu yang ikut melakukan kegiatan upacara keagamaan akan bertambah kesadaran kolektifnya di bandingkan dengan individu yang tidak pernah melakukannya. Sesudah melakukan kegiatan tersebut biasanya mencotohkannya ke dalam masyarakat atau pun lingkungannya, kemudian lambat laun akan kembali melemah kembali. Tuhan itu hanyalah idealisme dari masyarakat yang menganggapnya sebagai makhuk yang paling sempurna.

Sumber: Teori Sosiologi Modern karya Ritzer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini