Belajar Konsep Kabuyutan dengan Mang Kabuyutan
Istilah Kabuyutan terbentuk dari kata dasar buyut yang memiliki dua makna. Pertama, leluhur seseorang. Kedua, pantangan atau pamali.
Di Baduy dalam, mereka menerapkan tiga sistem, yaitu yang biasa mereka sebut Tri Tangtu yang artinya tiga cikal bakal kebijakan dunia. diantaranya:
1. Karsian
Adalah sistem tertinggi, di mana guru mendidik, membentuk moral dan nilai-nilai kebaikan.
2. Karatuan
Adalah sistem pemerintahan, layaknya daerah-daerah lainya. Seperti kepala desa dan lain sebagainya.
3. Karamaan
Sedangkan ciri-ciri dari sebuah kabuyutan baik secara fisik ataupun non fisik, yaitu diapit oleh kedua sungai, disakralkan, memiliki cagar alam.
Menurut Mang Kabayan masih banyak tentang sistem kabuyutan. Sekitara 800 kabuyutan yang berada di daerah sunda, namun kesemua itu belum semuanya ditemukan.
Dalam sesi tanya jawab saya menanyakan tentang adat Seren Taun yang diadakan di Cigugur Kuningan. Karena kebetulan saya pada saat itu sedang memakai kaos Seren Taun di Cigugur Kuningan.
Seren Taun merupakan upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan tiap tahun. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Upacara adat sebagai syukuran masyarakat agraris ini diramaikan ribuan masyarakat sekitarnya, bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara. Beberapa desa adat Sunda yang menggelar Seren Taun tiap tahunnya.
Mang Kabayan menjelaskan seperti yang di atas. Menurut beliau, Seren Taun di Cigugur Kuningan merupakan tiruan dari pusat (baca;pemula) di Cisolok Sukabumi. Dalam konteks kehidupan tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.
Lebih spesifik lagi, upacara seren taun merupakan acara penyerahan hasil bumi berupa padi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun untuk disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda disebut leuit. [1] Ada dua leuit; yaitu lumbung utama yang bisa disebut leuit sijimat, leuit ratna inten, atau leuit indung (lumbung utama); serta leuit pangiring atau leuit leutik (lumbung kecil). Leuit indung digunakan sebagai sebagai tempat menyimpan padi ibu yang ditutupi kain putih dan pare bapak yang ditutupi kain hitam. Padi di kedua leuit itu untuk dijadikan bibit atau benih pada musim tanam yang akan datang. Leuit pangiring menjadi tempat menyimpan padi yang tidak tertampung di leuit indung.[i]
Penjelasan di atas saya kutip dari Wikipedia, karena kekurangan saya dalam menangkap istilah-istilah dalam bahasa Sunda. Bagaimanapun, penjelasan yang disampaikan oleh Mang Kabayan sesuai dengan apa yang saya kutip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar