Jumat, 07 Maret 2014

Ajeng dwi rahma putri_tugas1 Dinamika Desa


Nama : Ajeng dwi rahma putri
Jurusan : PMI 2
Tugas sosiologi pedesaan.
Dinamika desa dalam tinjauan sejarah dan kebijakan pembangunan di indonesia.
Transformasi dan perubahan sosial masyarakat pedesaan.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Ia adalah realitas yang tidak bisa terbentahkan dan senantiasa akan terjadi dari waktu ke waktu[1]. Kehidupan sosial bukan merupakan brang cetakan (molded), melainkan suatu proses berkesinambungan yang selalu membaharu, bertumbuh kembang, dan berubah. Setiap gejala niscaya berada dalam keadaan " menjadi " (in a state of continual "becoming"). Para pakar sosiologi menunjuk pada perubahan –perubahan mendasar dalam pola budaya, struktur dan perilaku sosial sepanjang waktu sebagai perubahan sosial. Perubahan sosial paa dasarnya merupakan proses yang dilalui oleh masyarakat sehingga menjadi berbeda dengan sebelumnya(zanden, 1990).[2]

Pembangunan atau pengembangan pedesaan sangat di perlukan untuk Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia, yaitu sebesar kurang lebih 60%, melakukan pertanian sebagai mata pencaharian, dan mereka tinggal di pedesaan. Pembangunan atau pengembangan pedesaan ('rural development), menurut Mosher (Mosher, 1969, h. 91), dapat mempunyai tujuan:
1. Pertumbuhan sektor pertanian,
2. Integrasi nasional, yaitu membawa seluruh penduduk suatu negeri kedalam pola utama kehidupan yang sesuai,
3. Keadilan ekonomi, yakni bagaimana pendapatan itu dibagi - bagi kepada seluruh penduduk[3].
Menurut Fellmann pengertian pembangunan atau pengembangan (Fellmann & Getis, 2003, h. 357) adalah:
1.                  mengubah sumber daya alam dan manusia suatu wilayah atau negeri sehingga berguna dalam produksi barang
2.                 melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi, dan perbaikan, dalamtingkat produksi barang (materi) dan konsumsi.
Menurut Ilmu Geografi, wilayah pedesaan terdiri atas teritorium (alam) dan penduduk (manusia) serta kebudayaannya. Pada tahun 1992, di Indonesia terdapat kurang lebih 62.000 desa dan kelurahan, dan pada tahun 2000 ada kurang lebih 67.000 serta pada tahun 2003 terdapat 72.000 desa dan kelurahan. Dan mungkin sekarang jumlahnya lebih banyak lagi karena adanya pemekaran desa. Menurut Widjaya desa-desa yang sengaja dimekarkan/dipecah sehingga menurut pengamatan di lapangan ditemukan desa-desa baru dengan hanya 21 keluarga (KK) , terutama di luar Jawa.


[1] Prof. Dr. H. Mudjia rahardjo, M.Si, sosiologi pedesaan. Hal: iii
[2] Prof. Dr. H. Mudjia rahardjo, M.Si, sosiologi pedesaan. Hal: 26
[3] Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS. dan Amir Fadhilah, S.Sos., M.Si. sosiologi pedesaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini