Teori Sosiologi Perkotaan Menurut Durkheim, Weber dan Karl Max
· Durkheim
Durkheim menjelaskan tentang teori fungsionalisme structural. Fungsionalisme structural adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai salah satu system yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tidak dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Jadi bisa diartikan bahwa fungsionalisme itu sendiri adalah suatu struktur dimana satu masyarakat bisa saling bergantung dan timbal balik dengan lingkungannya, sehingga jika hal tersebut tidak terjadi maka tidak dapat disebut fungsionalisme structural yang sempurna.
Secara garis besarnya teori ini mengatakan bahwa segala sesuatu di dalam masyarakat ada fungsinya, termasuk hal-hal seperti kematian, kemiskinan, dan peperangan. Contohnya adalah kemiskinan. Jika semua manusia itu kaya raya maka mereka tidak akan saling membutuhkan dan hal tersebut tidak fungsionalisme. Maka si kaya membutuhkan si miskin dan si miskin membutuhkan si kaya. Itu bagaikan sirkulasi ketergantungan yang akhirnya berfungsi baik sebagaimana dalam artian fungsionalisme structural sehingga Durkheim juga mengatakan perubahan dari masyarakat yang mekanik kepada masyarakat yang semakin organic oleh adanya kemajuan dan pembagian kerja.
Karya klasik Suicide Durkheim merupakan contoh yang paling tepat dari teori taraf menengah Merton. Guna menunjukkan pendekatan Durkheim dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori taraf menengah maka Merton merumuskan kembali argumentasi Durkheim seperti berikut ini:
· Kohesi sosial (atau solidaritas) memberikan bantuan atau dukungan bagi anggota kelompok yang mengalami tekanan dan kecemasan yang hebat.
· Bunuh diri berfungsi untuk membebaskan seseorang dari perasaan tertekan dan kecemasan.
· Orang – orang Katolik mempunyai solidaritas yang lebih kuat dari orang-orang Protestan.
· Karena itu tingkat bunuh diri pada orang Katolik seharusnya jauh lebih rendah dari pada orang – orang Protestan.
Hipotesanya adalah bahwa masyarakat yang ditandai oleh telalu banyak atau terlalu sedikit peraturan atau integrasi akan memperoleh tingkat bunuh diri yang agak tinggi.
· Max Weber
Kemudian pengertian kota menurut para ahli adalah sebagai contoh, Max Weber berpendapat kota adalah suatu tempat apabila penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan dari penduduk dari pedalaman dan diperjualbelikan di pasar itu. Jadi ciri kota menurut Max Weber yang paling utama adalah adanya pasar sebagai benteng, yang mempunyai sistem hukum dan lain-lain yang bersifat kosmopolitan.
Cristaller dengan "Central Place Theory"nya menyatakan kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Bisa disimpulkan dari teori ini kota sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung kepada seberapa jauh daerah sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota itu. Dari pandangan ini kota-kota tersusun dalam hirarki berbagai jenis.
Cristaller dengan "Central Place Theory"nya menyatakan kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Bisa disimpulkan dari teori ini kota sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung kepada seberapa jauh daerah sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota itu. Dari pandangan ini kota-kota tersusun dalam hirarki berbagai jenis.
· Karl Marx
Teori Karl Marx menjelaskan tentang teori struktural fungsional. Menurut Karl Marx, stratifikasi yang berbeda-beda itu mempunyai fungsi tersendiri. Karl Marx melahirkan suatu aliran, yaitu aliran komunisme. Agama adalah candu yang terdapat didalam masyarakat. Dalam prakteknya seperti orang katolik. Fungsi tersebut didalamnya terdapat suatu konflik. Adanya pembagian masyarakat itu memicu terjadinya suatu konflik. Mark juga menjelaskan tentang suatu revolusi karena menurutnya kita sebagai masyarakat haruslah mengambil alih secara cepat dalam berbagai bidang apapun. masyarakat juga tidak mempunyai stratifikasi kelas karena memiliki suatu alat, dalam artian sama rata. Karl Marx mempunyai semboyan yang sangat khas, yaitu "sama rata sama rasa". Menurut Karl Marx, agama itu tidak boleh karena menimbulkan suatu konflik. Tetapi jika agama dilarang, maka kita tidak akan mempunyai suatu pedoman untuk hidup didalam dunia ini. Karl Marx juga menjelaskan tentang konsep kapitalisme. Paradigma yang dianut oleh Karl Marx adalah paradigma fakta sosial. Jadi semakin miskin seseorang sebagai rakyat maka semakin miskin juga seseorang dalam hal apapun. Tetapi semakin kaya seseorang maka semakin kaya juga seseorang tersebut dalam hal apapun. Marx juga berpendapat bahwa kolektifitas selalu menimbulkan suatu perbedaan. Sedangkan yang mendorong adanya suatu kesadaran itu adalah setiap materi-materi yang diberikan dan dipahami. Dalam teorinya Marx ini terdapat pemaksaan terhadap kelas bawah dan bukan karena konsensus. Pemaksaan disini berarti stabilitas dalam teori konflik. Konflik dalam teori ini merupakan konflik vertikal karena tentang suatu alat reproduksi.
Teori konflik muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik di dalam masyarakat. Asumsi dasar teori ini ialah bahwa semua elemen atau unsur kehidupan masyarakat harus berfungsi atau fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bias menjalankan fungsinya dengan baik. Namun demikian, teori ini mempunyai akar dalam karya Karl Marx di dalam teori sosiologi klasik dan dikembangkan oleh beberapa pemikir sosial yang berasal dari masa-masa kemudian. Karl Marx melahirkan sebuah aliran, yaitu aliran komunisme. Teori konflik adalah satu perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Teori konflik muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik di dalam masyarakat. Asumsi dasar teori ini ialah bahwa semua elemen atau unsur kehidupan masyarakat harus berfungsi atau fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bias menjalankan fungsinya dengan baik. Namun demikian, teori ini mempunyai akar dalam karya Karl Marx di dalam teori sosiologi klasik dan dikembangkan oleh beberapa pemikir sosial yang berasal dari masa-masa kemudian. Karl Marx melahirkan sebuah aliran, yaitu aliran komunisme. Teori konflik adalah satu perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar