Savinatun Naja_KPI 5D
FILSAFAT
A. Definisi
Secara etimologis, asal kata menurut bahasa, "filsafat" atau dalam bahasa Inggris philosophy, berasal daro bahasa Yunani philosophia. Filosofia, berupa gabungan dari dua kata, ialah phielein yang berarti cinta, merindukam, menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya kenikmatan, kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan atau kejernihan. Jadi secara etimologis, berfilsafat atau filsafat itu berarti mencintai, menikmati, merindukan kebijaksanaan atau kebenaran. Hal ini sejalan dengan apa yang diucapkan ahli filsafat Yunani kuno, Socrates, bahwa filosof adalah orang yanh mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran.
Dalam bahasa Indonesia, filsafat, juga berbakar dari bahasa arab, filsafah, yang juga berakar pada istilah Yunani itu. Menurut Mautner (1999) terdapat tiga arti filsafat, ialah pertama sebagai aktivitas intelektual yang dapat didefinisikan dalam banyak arti, tergantung pada apa yang menjadi penekanan artinya, ialah metodenua, masalah atau subject-matternya atau maksud tujuannya. Sebagai metode filsafat merupakan penelusuran rasional. Arti filsafat yang kedua, adalah suatu teori yang dapat dari atau sebagai hasil dari pemikiran filsafati, pemikiran yang menuju pada akarnya. Serta yang ketiga, adalah suatu pandangan menyelurih, komprehensif, mengenai realitas dan tempat manusia berada atau mengada didalamnya. Dilihat dari praktisnya, filsafat adalah alam berpikir atau alam pikiran.
B. Unsur-unsur Filsafat
1. Ontologi
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Dengan demikian Ontologi adalah hakikat yang Ada (being, sein) yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran.
2. Epistemologi
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan logos, theory. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat, atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar.
Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja menentukan karakter pengetahuan, bahkan menentukan "kebenaran" macam apa yang dianggap patut diterima dan apa yang patut ditolak. Bila kumpulan pengetahuan yang benar/episteme/diklasifikasi, disusun sitematis dengan metode yang benar dapat menjadi epistemologi. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya.
3. Axiologi (teori tentang nilai)
Sebagai filsafat yang membahas apa kegunaan ilmu pengetahuan manusia Aksiologi menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
C. Metode
1. Metode Sistematis
Metode sistematis adalah cara mempelajari objek material filsafat, ialah mengenai materi/masalah-masalah yang dibicarakannya. Yang dimaksud sistematis disini adalah adanya susunan dan urutan dan juga hubungan menyangkut materi atau materi yang terdapat dalam bahasa.
2. Metode Historos
Metode historis adalah cara mempelajari filsafat berdasarkan urutan waktu perkembangan pemikoran filsafat yang telah terjadi, sejak kelahirannya sampai saat ini, sepanjang dapat dicatat dan memenuhi syarat-syarat pencatatan dan penulisan sejarah.
D. Hakikat
1. Hakikat merupakan istilah filsafat yang dimaksudkan sebagai pemahaman atau hal yanv paling mendasar.
2. Filsafat tidak saja bicara wujud atau materi sebagaimana ilmu pengetahuan, tetapi juga berbicara makna yang terdapat di belakangnya.
3. Hakikat filsafat adalah sebagai akibat berpikir radikal
4. Filsafat adalah kebebasan berpikir tenatng sesuatu tanpa batas, dia mengacu pada hukum keraguan atas segala hal.
Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, Psi. 2009. Pengantar Filsafat, Bandung : PT. Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar