nama: Ujang kosasih (pengembangan masyarakat islam)_smster V (lima)
Bab I
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Studi kependudukan (population studies) merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan yang digunakan di sini. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup:
1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahannya.
2. Menerangkan sebab-sebab perubahan dari factor dasar tersebut, dan
3. Menganalisis segala konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu.
Demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Sementara Bogue memberikan batasan sebagai berikut.
Demografi adalah studi matematik dan statistic terhadap, jumlah komposisi dan distribusi spacial dari penduduk manusia, dan perubahan-perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa yang terjadi sebagai akibat bekerjanya lima proses yaitu; fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas social.
Batasan formal dari demografi telah pula diberikan oleh hauser dan Duncan yang menyatukan.
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertliandengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk teroterial dan mobilitas social (perubahan status).
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah a oleh hauser yang menyatakan bahwa:
1. Analisa demografi merupakan analisa statistic terhadap jumlah distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan, sedangkan
2. Studi kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan anatara variable demografi dan variable dan sistem lain.
Demografi formal hanya mempersoalkan hubungan antara variable demografi, baik yang diperlukan sebagai variable indevenden maupun variable dependen. Ilmu kependudukan mungkin melihat variable non-demografi sebagia variable indepen, atau sebaliknya. Contoh-contoh dari pusat perhatian analisa demografi formal dan ilmu kependudukan di sajikan pada table berikut.
Contoh pusat perhatian dari analisa demografi formal dan ilmu kependudukan
Tipe studi/ilmu | Variable independen | Variable dependen |
Demografi Formal Contoh | Demografi Komposisi umur proporsi kawin dari wanita reproduksi | Demografi Angka kelahiran Angka kelahiran |
Ilmu Kependudukan Contoh Contoh | Non-Demografi Undang-undang perkawinan Lapangan kerja Pangan/kemiskinan Kesempatan kerja Demografi Angka kelahiran Angka kelahiran | Demografi Angka kelahiran Angka kematian Angak kematian Migrasi/gerak penduduk Non-demografi Keperluan pangan Pertumbuhan ekonomi |
Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Robert Thomas malthum (1766-1834) terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan (population studi) sebagai bagian dari rentetan perkembangan demografi yang telah dimualai sejak pertengahan abad ke-17. Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu:
1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia, dan
2. Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak adda pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat daari pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsisten mengikuti deret hitung dengan interval waktu 25 tahun.
Kritik-kritik terhadap teori kependudukan Malthus yang juga sering dipandang sebagai kelemahan-kelemahan dari teori tersebut antara berkisar pada:
1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dai adalah salah seorang penganjur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada penigkatan tingkat hidup.
3. Dia berpandangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak pernah meramalkan penggunaan alat-alat kontrasefsi secara meluas.
4. Dengan mejunya sistem transfortasi dan berlangsungnya perdagangan internasional membuka pasaran baru bagi barang-barang hasil pabrik/industrial, sumber-sumber bahan mentah tambahan, dan mempermudah emigrasi.
Selama perjalanan abad ke-19 dengan majunya berbagai bidang akibat revolusi industri, revolusi pertanian dan berbagai penemuan baru, minat orang terhadap teori kependudukan malthus melemah. Dewasa ini timbul kesadaran bahwa eksploitasi sumber daya manusia ada batasannya. Jika cepatnya perkembangan penduduk dunia berlangsung terus pada suatu saat akan melamapaui kemampuan dunia menyediakan berbagai kebutuhan untuk mendukung suatu tingkat hidup yang layak.
Mereka yang dapat di kategorikan sebagai pendukung kelompok "teori alamiah" atau "teori fisiologis" antara lain Michael Thomas Sadler, Thomas Doubleday, Herbert Spencer, Corrado Gini, dan Raymond Pearl. Mereka percaya bahwa ada hukum alam yang mengatur yang membebaskan setiap tangguang jawab manusia pengendalian pertumbuhan penduduk.
Umpamanya, Michael Thomas Sadler menyatakan bahwa ada suatu hubungan terbalik antara jumlah penduduk disuatu wilayah dan reproduksi mereka. Menigkatanya jumlah penduduk akan mengakibatkan menurunnya daya reproduksi penduduk yang bersangkutan. Sedangkan menurut Herbert Spencer semakin maju manusia mengembangkan dirinya semakin banyak energy yang dipakai untuk meraih kemajuan itu yang berakibat berkurangnya energy untuk daya reproduksi. Bahwa dasarnya mereka berpendapat bahwa penurunan pertumbuhan penduduk terjadi sebagai akibat dari perubahan fekunditas.
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Teori ini merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong social theoris. Kelompok teori kependudukan social beranggapan bahwa perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi social ekonomi penduduk yang bersangkutan.teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai dengan fase menurunnya angka kematian-kelahiran tinggi, kemudian disusul fase menurunnya angka kematian sementara angka kelahiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Fase kelahiran dan kematian tinggi sejajar dengan fase perkembangan masyarakat yang tradisional agraris, dirincikan ekonomi berlanaskan pertanian dengan pendapatan rendah. Unsure-unsur industrialisasi/modernisasi relative belum berpengaruh. Tahap permulaan atau mulainya industrialisasi/modernisasi suatu masyarakat untuk pertma kali berpengaruh atas angka kematian hingga mengalami penurunan.
Kritik-kritik terhadap teori demografi antaranya karena terdapat kenyataan bahwa turunnya angka-angka kematian diberbagai Negara berkembang dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan Negara inustri di masa lampau, fertilitas di nagara-negara pramodern eropa lebih rendah dari pada di berbagai Negara berkembang dewasa ini, dan ada bukti-bukti bahwa turunnya kelahiran dapat saja terjadi dalam masyarakat yang sebenarnya belum mengalami industrialisasi/modernisasi secara mendalam.
Bab II
Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan
Angka Mutlak dan Relatif
Dalam beberapa hal dan untuk tujuan tertentu angka-angka mutlak berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun bagi tujuan-tujuan perbandingan, penggunaan angka –angka mutlak saja sering tidak memadai dan bahkan sering tidak banyak member arti. Umpamanya dengan henya menyatakan jumlah penduduk golongan umur yang sama dari dua penduduk yang cukup banyak berbeda jumlahnya, tidak akan memberikan gambaran yang jelas perbandingan struktur umur (susunan penduduk menurut golongan umur) antar penduduk yang bersangkutan. Lebih jauh, peristiwa –peristiwa demografi seperti kelahiran bertalian dengan jumlah penduduk.
Rasio dan Reit
Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistic yang dipelihara atau dipublikasikan oleh berbagai instansi/badan yang memuat jumlah orang atau peristiwa-peristiwa demografi.
Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka. Rasio adalah ukuran relative, sehingga tidak merupakan indicator besarnya angka-angka yang dibandingkan. Tujuan dari penyajian rasio adalah untuk menjawab pertanyaan: tiap unit angka kedua berapa unitkah pada angka pertama.
Dalam berbagai studi terhadap berbagai peristiwa demografi pengukuran dengan menggunakan rasio yang tanpa memasukan unsur waktu dipandang kurang memuaskan. Hal ini karena jumlah peristiwa-peristiwa deemografi seperti kelahiran, kematian dan migrasi bergantung pada interval waktu. Rasio yang dihitung dengan dasar waktu tertentu, biasnya dengan interval satu tahun disebut sebagai reit.
Distribusi Frekuensi
Dalam ilmu kependudukan distribusi frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpamanya umur, jrnis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama, dan kewarganegaraan. Frekuensi dapat berbentuk angka-angka mutlak atau proporsi dan persentasenya(angka-angka relatif).
Teknik Pro-rating
Dalam tabel-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang dijumpai kategori yang tidak terjawab. Jika jumlah penduduk yang tergolong katagori ini relative sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, penerapan teknik pro-rating dipandang memadai. Melakukan pro-rating terhadap penduduk katagori itu berarati mendistribusikan mereka kedalam struktur umur penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan. Pro-rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin.
Teknit Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu Negara atau wilayah tertentu dalam suatu Negara. Struktur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah.dan sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukkan umur median tinggi. Umur median adalah umur yang berada pada titik tangah yang membagi penduduk suatu wilayah dalam jumlah yang sama.
Untuk menghitung umur median dengan sendirinya perlu tersedia data penduduk menurut umur. Umur median dapat dihitung masing-masing untuk penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disamping untuk penduduk keseluruhan dari suatu wilayah atau Negara. Dari hasil-hasil sensus penduduk dan survai-survai penduduk skala besar biasanya dapat diperoleh data penduduk menurut golongan umur 5 tahun.
Cara Pengukuran Perkembangan Penduduk
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan penduduk berjalan dengan baik, jumlah penduduk pada akhir suatu periode waktu dari daearah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan. Persamaan di sini dapat dikenal dengan persamaan penduduk berimbang, karena jumlah kelahiran, kematian, migrasi/imigran, migrasi keluar/emigrant dapat diketahui.
Bab III
Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia
Keseimbangan Lama dan Baru
Yang dimaksud dengan keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Keseimbangan baru berarti keadaan di mana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah. Sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian, perserikatan bangsa-bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe: kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kemataian cukup tinggi/sedang menurun, kelahiran tinggi-kematian rendah, kelahiran sedang menurun-kematian rendah, dan kematian rendah-kelahiran rendah.
Di mana borrie membedakan masyarakat ke dalam tiga tipe yaitu:
- masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efisien.
- masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas akan tetapi sedang mengalami penurunan reit kematian.
- masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang sangat efisien dan mempunyai harapan hidup rata-rata yang panjang.
Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia Pada Berbagai Periode
Seperti telah dikemukakan, fase perkembangan penduduk dunia yang sangat lambat berjalan untuk jangka waktu yang sangat lama. Fenomena perkembangan penduduk cepat (ledakan penduduk) mrupakan fenomena yang muncul dalam abad-abad terakhir, dengan reit perkembangan tahunan seperti pada masa sekarang (sekitar 17% per-tahun) penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 41 tahun.
Perkembangan penduduk yang cepat sedang terjadi di Negara-negara berkembang. Namun, kecuali dikawasan afrika reit perkembangan penduduk tahun di Negara-negara berkembang secara keseluruhan tampak agak menurun dalam periode 1980-an dibandingkan dengan periode 1970-an.
Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19
Di Indonesia, sekali pun untuk jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering kali merupakan sumber perdebatan.
Jika angka 4,5 juta diterima sebagai penduduk jawa pada tahun 1815, sedangkan pada tahun 1900 penduduk jawa telah menjadi hampir 28,5 juta berarti reit perkembangan penduduk jawa tahunan sebesar 2,2%. Memang jawa merupakan suatu ilustrasi klasik perkembangan penduduk bagi dunia. Breman berpendapat bahwa angka-angka pertumbuhan penduduk jawa abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi dari pada kenyataan yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat praindustri lainnya, jawa mengalami pertambahan penduduk yang sangat cepat.
Beberapa ahli telah mencoba untuk mengoreksi angka "sensus" penduduk raffles yang di antaranya breman (1970) dan paper (1971). Menurut breman suatu presentase kesalahan sebesar 34 persen dari angka jumlah penduduk di jawa pada tahun 1815 sebanyak 6,3 juta. Paper, berkesimpulan bahwa, jumlah penduduk jawa sekitar tahun 1800 terletak antara 8-10 juta.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di jawa berkisar pada.
- Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi
- Meluasnya pelayanan kesehatan, kongkritnya adalah introduksi vaksinasi cacar dan
- Perwujudan ketertiban dan prdamaian oleh pemerintah belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan menigkatnya pengaruh sistem pemerintahan colonial belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti ekspansi statis dan kemiskinan berbagi, patut pula di sebut dalam rangka memahami perkembangan pendudukdi jawa.
Perkembangan penduduk dan angkatan kerja yang luar biasa sebagai reaksi terhadap western know how dibarengi oleh perluasan sistem pertanian ke daerh-daearah yang belum diusahakan. Dalam pada sistem pertanian sawah siap untuk menampung jumlah tenaga kerja yang makin bertambah di pedesaan. Pandangan lain yang mencoba menerangkan factor-faktor yang bertanggung jawab bagi perkembangan penduduk jawa abad ke-19 menggagas hubungan antara permintaan terhadap tenaga kerja dengan perkembangan penduduk. Pandangan ini berinti pada teori penawaran-permintaan tenaga kerja yang nampaknya terlalu sederhana untuk mampu menerangkan fenomena perkembangan penduduk jawa dalam abad yang telah silam itu.
Penduduk Indonesia di Abad ke-20
Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, jumlah penduduk jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke-19 sedangkan untuk lain-lain daerah atau pulau-pulau di Indonesia bagi periode sampai tahun 1905 informasi demografi yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya Karena sangat kurang reabilitasnya. Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal dengan sebagai sensus penduduk. Jumlah penduduk Indonesia pada waktu itu diperkirakan sebanyak sebanyak 49,3 juta dan di jawa 35,0 juta.
Dalam massa 60 tahun terkhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia hampir menjadi tiga kali lipat. Dan terjadinya suatu percepatan peerkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka 5 dekade terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen per tahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih rendah di jawa di bandingkan dengan pulau-pulau lain diluar jawa, pulau sumatera contohnya yang telah berpenduduk sekitar 50,7 persen dari penduduk wilayah luar jawa pada tahun 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar