Rabu, 17 April 2013

DINAMIKA KOTA BESAR DAN DAMPAK PSIKOLOGIS PADA PERLAKU MASYARAKAT oleh Fachrul Rodzi


Fachrul Rodzi   

1111054000004
Pengembangan masyarakat islam 4
Dinamika kota besar dan dampak psikologis  pada perilaku masyarakat
            Kehidupan masyarakat indonesia sejak kemunculannya di kepulauan nusnatara ini sepanjang waktu selalu mengalami dinamika, dimulai dari kelompok - kelompok kecil  hingga membentuk bangsa yang begitu besar. Pada awalnya kehidupan masyarakat membentuk suatu komunitas kecil yang ada disuatu pelosok, kemudian membentuk suku bangsa. Setelah itu, masyarakat yang membentuk suatu komunitas tersebut terus mengalami perkembangan budaya yang diciptakannya.
Perkembangan budaya ini tidak tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri tetapi diikuti oleh pengaruh pengaruh budaya yang datang dari luar, pengaruh pengaruh tersebut diantaranya pengaruh agama budaya bahasa dari luar, seperti dari India, Arab Islam, dan Eropa. Pengaruh budaya dari luar turut memperkaya budaya masyarakat. Bangsa Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk dalam perkembangannya menimbulkan berbagai suku bangsa dengan kebudayaan yang berbeda, sehingga perbedaan suku bangsa diikuti dengan agama yang berbeda beda pula karena dipengaruhi oleh budaya dan keyakinan yang berbeda yang berasal dari luar.

Kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia ternyata telah tertanam rasa dan ikatan Primordial yang dilandasi oleh perasaan kekerabatan, kesukuan, asal daerah, bahasa, pendidikan bahkan agama. Masyarakat majemuk dalam integrasi nasional bagi republik Indonesia, nampaknya tetap bartahan sepanjang tidak dipengaruhi dan merugikan pihak lain. Kehidupan masyarakat yang sangat majemuk nampaknya menyimpan sebuah potensi konflik horizontal. Karena itu, pemrintah, masyarakat, kelompok - kelompok sosial, maupaun individu harus tetap wasapada terhadap terjadinya konflik yang mungkin akan terjadi, sehingga diperlukan kesadaran yang tinggi dalam memahami rasa kebangsaan yang utuh. Karena kemajemukan yang terjadi tidak dapat dihindari. Maka, diperlukan adanya konsensus yang senantiasa dihormati sebagai pengendali konflik. Timbulnya konflik yang pernah terjadi di berbagai daerah sebagai akibat rapuhnya konsensus nasional dan pudarnya kesadaran sebagai masyarakat yang majemuk. Karena kesadaran itu penting dan menjadi kewajiban bersama yang harus dilakukan setiap warga negara sebagai mana semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedan berjalan atau bergeser kita memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangta perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic).
Konsep-konsep penting tersebut antara lain
1.      internalisasi (internalization) ,
2.      sosialisasi (socialization), dan
3.      enkulturasi (enculturation).
4.       evolusi kebudayaan (cultural evolution)
yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks. Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu peneybaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pemabahruan atau inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention).
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri.
Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti "pembudayaan". Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.Proses evolusi Sosial
Proses Microscopic dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secar detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatiakn perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
Proses-Proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkunagn atau suata adat dimana aktivitas yang dilakukan terus berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau diluar kehendak prilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyrakat terpaksa memberi konsesinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari indibidu-individu didalam masyarakat.
Proses Mengarah dalam Evokusi Kebudayaan. Dengan mengambil jangka waktu yang panjang maka akan terlihat prubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah (dirctional) dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tingkat kebudayaan manusia yang berawal dari Neolitik, kemudian berubah menjadi Mesoltk dan akhirnya berubah menuju Paleolitik.
Proses Difusi.
Peneyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adpatsi fisik dan social budaya. Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan. Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur penyebaran kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpaadanaya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut.
Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi.
Akulturasi. Poses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan dioalh kedalm kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.Pembaruan atau Inovasi Inovasi dan Penemuan. Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Pendorong Penemuan Baru. Faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru anatar lain :

1. Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini