PROPOSAL PENELITIAN TUGAS LAPANGAN SOSIOLOGI AGAMA
I. Dasar pemikiran
Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim. Disana umat muslim biasanya melakukan ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Seperti sholat atau berdzikir. Selain itu, masjid biasanya digunakan sebagai tempat pengajian sehingga masjid juga dapat dikatakan lembaga pengendalian sosial dari sisi penanaman nilai keagaamaan.
Ketika seseorang masuk ke masjid, berarti diharuskan mengikuti segala aturan atau norma yang berlaku di masjid itu. Karena ia telah menjadi bagian dari kelompok bukan lagi individu. Seperti kata Durkheim walau sebagi individu, manusia pun juga merupakan kelompok dimana dalam kelompok tersebut mereka dituntut untuk mengikuti norma yang belaku dalam kelompok tersebut dan akan mendapat sanksi jika melanggar baik berupa teguran dsb. Namun pada kenyataannya ada beberapa pelanggaran yang dilakukan saat seseorang ingin masuk kedalam masjid misalnya berpakain kotor, mengaktifkan handphone, dsb. Terlepas dari ketidak tahuan seseorang terhadap aturan saat masuk ke masjid karena minimnya pengetahuan tentang agama atau acuh terhadap aturan yang ada, tetapi pada kenyataanya orang disekitar masjid pun terkadang tidak menegurnya. Hal itu mengindikasikan jika penegakan aturan saat sedang berada di masjid kurang tegas dan hilangnya kepedulian untuk mengingatkan kepada sesama dalam kebaikan untuk menegakan norma agama yang berlaku dalam masjid tersebut.
II. Permasalahan penelitian
1. Siapa (dari golongan mana) orang yang biasanya meramaikan masjid tepat pada waktu sholat?
2. Bagaimana kondisi kebersihan jamaah yang datang ke masjid ?
3. Bagaimana pengaruh handphone dalam memcah konsentrasi saat sedang beribadah di masjid?
4. Bagaimana sikap jamaah masjid ketika melihat ada jamaah masjid yang lain melanggar norma atau aturan yang ada di dalam masjid ?
5. Bagaimana peran pengajian di masjid untuk menanamkan nilai keagamaan ?
III. Metodologi dan Tema Penelitian
No
|
Metode yang digunakan
|
Tema Penelitian
|
Cara pengumpulan data
|
1
|
Kualitatif
|
Memperbesar penghasilan dengan pergi ke rumah Allah
|
Wawancara dan pengamatan di Baitul Mughni. Kuningan, Jakarta
|
2
|
Kualitatif
|
Menelisik kepedulian jamaah masjid terhadap kebersihan pakaian saat ingin beribadah
|
Mengamati kondisi kebersihan jamaah yang datang ke masjid X.
|
3
|
Kuantitatif
|
Handphone sebagai alat pemecah konsentrasi ibadah
|
Menyebarkan angket kepada responden yang saya temui di masjid X.
|
4
|
Kualitatif
|
Lunturnya semangat saling mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan saat ibadah.
|
Mengamati tindakan yang dilakukan oleh jamaah masjid yang melihat ada pelangaran norma di masjid X.
|
5
|
Kualitatif
|
Pengajian di Masjid sebagai tempat penanaman nilai keagamaan bagi penderita tuna netra
|
Terjun langsung menagami kegiatan keagamaan yang dialkukan di masjid X yang diikuti khusus oleh penderita tuna netra
|
IV. Kerangka teoritis
Emile Durkheim
a. Solidaritas Mekanik
Kesadaran bersama yang didalamnya berisi totalitas kepercayaan dan sentimen bersama rata-rata pada warga masyarakat yang sama itu.
b. Pembagian kerja anomik
Tidak adanya regulasi dalam masyarakat yang menghargai individualitas yang terisolasi dan tidak mau memberi tahu masyarakat tentang apa yang harus mereka kerjakan. Hal ini mengacu pada suatu kondisi sosial dimana manusia kekurangan pengendalian moral.
Kedua teori tersebut merupakan dasar teori untuk penelitian kedua, ketiga, dan keempat. Dimana pada dasarnya manusia sebagai kelompok harus mengikuti aturan yang berlaku dalam kelompoknya. Jika tidak maka akan diberikan sanksi minimal berupa teguran, namun pada kenyataannya, tidak ada teguran maupun pemberitahuan yang mengakibatkan hal tersebut terus terjadi tanpa adanya pengendalian moral.
c. Menurut Durkheim Dalam buku The Elemtary Forms of Religious Life, Agama berasal dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sakral dan hal-hal yang dianggap profane atau duniawi.
Syarat mutlak keberadaan agama menurut Durkheim :
a. Perbedaan antara yang sakral dan yang profan serta terangkatnya beberapa aspek kehidupan sosial ke level yang sakral.
b. Ada pengembangan religius.
c. Ada ritual agama.
Teori tersebut merupakan dasar teori untuk penelitian pertama dan kelima. Dimana kesadaran sebagai makhluk tuhan yang membuat mereka dapat membagi waktu antara usrusan dunia dan akhirat. Sehingga kesibukan pekerjaan tak membuat mereka lupa akan kewajiban mereka. Dan kesadaran akan pentingnya agama dalam diri individu membuat mereka berusaha mengembangkan pengetahuan mereka dalam rangka pengembangan religious berupa mengikuti pengajian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar