Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 08 Desember 2014
TUGAS 9 LIDYA ISMAWATIE/KPI 5-C/1112051000076
Tugas Etika dan Filsafat, makalah topik ke 11, Ahmad Fadly, 1110051000138,KPI 5D
Selasa, 02 Desember 2014
TUGAS 9_Putri Ayu Silmi Afifah_1112051000094_KPI 5C
Senin, 01 Desember 2014
Tugas 9_Fathimah Azzahra Etika dan komunikasi dalam presektif Islam
LuthfiAchmadAlfarisi_EtikaDanFilsafatKomunikasi
1112051000073
KPI 5 C
ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF ISLAM: ETIKA DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI; DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH
Seperti yang kita ketahui etika dapat didefinisikan sebagai adat istiadat. Dalam pengertian ini etika itu berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik yang ada pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Etika itu sendiri adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok.
Dinda Tiara Alfianti_Fenomena Media Komunikasi Terkini
Dinda Tiara Alfianti_tugas 9_KPI 5D_1112051000102
Jika etika perspektif Islam harus dibandingkan dengan etika komunikasi umum (Barat), maka salah satu sifat khas komunikasi Islam adalah masalah etika (akhlakul qarimah) yang berlandaskan al-Qur'an dan sunnah Nabi saw. Berarti teori (perspektif) komunikasi Islam secara nyata sangat memiliki perbedaan dengan komunikasi non Islam.
Tugas 9_Tiara Desta Arum Etika dan komunikasi dalam presektif Islam
Tugas9_Jauza Hibatulloh Majiid_KPI5C
TUGAS 10_Noni wildasari_KPI5D
Nama : Noni wildasari
Kpi 5D (1112051000110)
Etika dan komunikasi dalam perspektif islam : etika dalam pergaulan sehari hari, dan etika komunikasi dalam dakwah.
Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Komunikasi islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir muslim. Tujuannya agar komunikasi alternative terutama dalam menjunkung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.
Dalam perspektif islam, komunikasi dalam bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah manusia selalu dilalui dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi islami, yaitu komunikasi berakhlak karimah atau beretika.
Komunikasi berakhlak al- karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada al quran dan hadist. Serta komunikasi yang menimbulkan kebaikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Komunikasi islam menekankan menekankan pada unsure pesan, yakni risalah atau nilai-nilai islam dan cara. Dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa.
- Etika komunikasi dalam dakwah
Secara islam etika dakwah adalah etika islam itu sendiri, dimana secara umum seorang dai harus berkata secara benar, halus, lembut, efektif dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan konsidisi, melakukan tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku tercela. Sebagai sebuah profesi. Dakwah memerlukan kode etik, yaitu sebuah istilah yng merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah.
M Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana), 2006.
L.Johanes, Richard, Etika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya)
tugas ke_8_Noni wildasari_KPI5D
Nama : Noni wildasari
KPI 5D (1112051000110)
FENOMENA MEDIA KOMUNIKASI TERKINI DAN ETIKA KOMUNIKASI; BLOG, SMS, BBM DLL.
Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat membuat peran teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi dalam wujud smartphone merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Dalam hal tersebut perkembangan teknologi bisa mempengaruhi cara berinteraksi social daripada individu yang menggunakannya.
Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusi menjadi semakin mudah dan nyaman. Teknologi yang semakin pesat membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi peranan teknologi menjadi sangat penting.
Hassan Fuad (1999) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkan perbahan dalam berbagai pola hubungan antar manusia, yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi.
Pertemuan tatap muka secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak jauh yang sangat jauh melalui tatap citra. Teknologi komunikasi sekarang ini semakin banyak yang dikembangkan, seperti contohnya telpon selular. Penggunaan telepon selular menjadi kebutuhan yang sangat penting agi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan sms saja. Telepon selular pada saat ini dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpanan berbagai macam data, sarana music bahkan sebagai sarana dkumentasi. Hal ini menjadikan telepon selular sebagai alah satu bentuk perkembangan komnikasi yang paling actual khusunya di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir (Nurdin, 2005).
Perkembangan pada media teknologi komunikasi seperti ponsel ini berkembang sesuai zaman dan kebutuhan para penggunanya. Sehingga dalam hal ini berpengaruh besar terhadap kegiatan interaksi social dari pengguna telepon selular itu sendiri. Simanjuntak (2004) dalam tulisannya mengenai aspek social telepon selular menyatakan paling tidak ada lima implikasi dari penggunaan telepon selular. Pertama, terhadap setiap individu yang menggunakan telepon selular tersebut. Kedua, terhadap interaksi antar individu. Ketiga, terhadap pertemuan tatap muka. Keempat, terhadap suatu kelompok-kelompok atau organisasi. Kelima, terhadap system hubungan organisasi dan kelembagaan-kelembagaan masyarakat.
Dengan adanya perembangan media komunikasi, tdak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan ponselnya atau smartphone nya meskipun ia berada ditengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Fenomena media komunikasi yang berkembang seperti pada saat sekarag ini juga menyebabkan pola komunikasi yang terjadi setelah tumbuhnya social media cukup besar.
Dalam kehidupan bermasyarakat atau berkomunikasi terdapat suatu system yan mengatur tentang cara manusia bergaul. Tata cara dalam bergaul untuk saling menghormati bisa dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama dll. Tata krama bergaul bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram dan terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan.
Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat menentukan nilai baik dan tidak baik dinamakan etika. Istilah etika berasal berasal dari ethikus (latin) dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dab buruk tingkah laku manusia. Jadi etika komunikasi adalah norma, nilai atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi disuatu masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam etika berkomunikasi merupakan ajaran kesusilaan yang melekat pada diri seseorang untuk berbuat, berucap dan berkelakuan.
Dalam menggunakan media komunikasi ada baiknya mengenal bagaimana etika dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan social media seperti blog, bbm, sms dan lain sebagainya. Berikut beberapa etika dalam bersosial media yang saya kuti dar bebmen.com
- Jangan mengumbar informasi pribadi anda
Mengumbar informasi pribadi dalam social media adalah sebuah pintu masuk bagi seseorang untuk memberikan informasi bagi mereka yang ingin berbuat jahat.
- Menggunakan perkataan atau tulisan yang sopan dalam berkmunikasi di social media
- Menghargai hasil karya orang lain
Saat menyebarkan informasi, baik berupa tulisan atau foto atau video ada baiknya mencantumkan sumber agar tidak disebut plagiat.
- Hindarai penyebaran SARA dan pornografi
- Kroscek kebenaran berita
- Jangan menilai berita dari judulnya saja
- Opini berdasarkan fakta dan berita
- Hindari social media jika sedang emosi.
Tugas 9_Danang Triatmojo_KPI 5D_1112051000100
Etika dan Komunikasi dalam Perspektif Islam: Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan Etika komunikasi dalam dakwah
Ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas tentang manusia. Komunikasi ada pada semua aspek kehidupan manusia. Tidak ada bidang kehidupan bermasyarakat yang tidak ada komunikasinya. Dengan konteks inilah menurut Wilbur Schramm dan Edward Sapir (1973) sebetulnya ilmu komunikasi tidak memiliki tanah atau lahan yang khusus bagi dirinya sendiri namun berdiri dari ilmu-ilmu sebelumnya seperti psikologi, antropologi dan lainnya seperti di kemukakan di atas.
Dengan demikian, komunikasi harus meminjam metode-metode dari disiplin-disiplin ilmu lain untuk memahami teorinya sendiri. Bagi Islam, komunikasi memang jelas sebagai salah satu fitrah manusia. Hal itu dapat dilihat pada Alquran surat ar-Rahmān/55, ayat 1-4. Firman Allah:
"(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara."
Kata-kata "al-bayan" di dalam salah satu ayat tersebut ditafsirkan As-Syaukani dalam tafsirnya Fath al-Qadir, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat, diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi.
Dipahami bahwa obyek bahkan sekaligus yang menjadi subyek komunikasi Islam adalah manusia. Dengan demikian, obyek penelaahan ilmu komunikasi Islam juga manusia itu sendiri. Manusia yang menyampaikan pesan kepada sesamanya, bahkan ketika manusia berdo'a yang diyakini sebagai komunikasi antara manusia dengan Tuhan (komunikasi transendental) yang ditelaah adalah manusia itu sendiri, tentang bagaimana ia memanjatkan do'a, etikanya pada saat berdo'a, sampai kepada diterima atau tidaknya do'anya dengan melihat dampaknya terhadap dirinya atau yang dido'akannya.
Etika dalam pergaulan
Pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung. Dibawah ini ada beberapa prinsip etika dalam pergaulan:
1) Perhatian terhadap orang lain.
2) Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
3) Memberi salam jika berjumpa seseorang.
4) Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
5) Melakukan perintah dengan wajah cerah.
6) Dapat menempatkan diri.
7) Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
8) Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
9) Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
10) Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.
Dan juga ada beberapa factor yang mempengaruhi etika pergaulan, yaitu:
-Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.
-Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal dan sebagainya.
-Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
-Faktor lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.
Secara garis besar,etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Etika dalam Dakwah
Semangat dalam berdakwah dan ber-amar-makruf-nahi-munkar merupakan nilai akhlak yang agung disisi Allah Ta'ala, karena dengan semua itu eksistensi agama ini bisa tegak, hanya untuk itulah Allah swt. mengutus para utusan dan nabi-Nya. Seandaianya tidak ada semangat dakwah yang dilakukan oleh para dai dan ulama di sepanjang masa, niscaya agama ini hanya akan menjadi sebuah cerita dalam catatan historis anak cucu Adam.
Mereka yang melakukan dakwah banyak yang melupakan atau mengesampingkan etika dakwah yang sebenarnya.
Pertama, Dia harus memahami bahwa gerakan dan aktifitas dakwah yang sedang ia lakukan, pada hakekatnya adalah bentuk pengabdian seorang hamba pada Tuhannya, dia melakukan semua ini demi menggapai keridhoan-Nya. Pekerjaan yang dia lakukan bukan karena tuntutan hawa nafsu, bukan karena kepentingan pribadi atau kelompoknya dan bukan untuk menghancurkan atau mengalahkan kelompok lain, dan berharap untuk masuk didalam golongan yang disifati oleh Allah Swt.
Kedua, Kalau kita masih belum memahami atau sulit untuk melaksanakannya, maka kita harus kembali pada tujuan pokok adanya agama ini. Bukankah perintah dan larangan-larangan Allah diturunkan sebagai bentuk kasih sayang Allah pada semua hamba-hamba-Nya? Kekerasan dan tindakan anarkis sama sekali tidak mencerminkan ajaran islam. Dari itu Rasulullah SAW bersabda "Lemah lembut pasti akan menyeimbangkan setiap perkara."
Ketiga, Seorang dai harus meyakini bahwa dakwah yang sedang dia jalani hanyalah melaksanakan kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada hambanya-hamba-Nya. Dalam artian: seorang dai tidak mempunyai kemampuan untuk memberi hidayah, tidak pula mengubah sebuah sistem kemasyarakatan seperti yang dia kehendaki dan tidak pula menunggu sebuah hasil dari apa yang dia kerjakan.
Hal ini harus diperhatikan oleh seorang aktifis, sebab tidak sedikit dari aktifis islam yang kurang memperhatikan masalah ini, sehingga mereka berusaha melaksanakan sesuatu yang bukan tugasnya bahkan kadang berlanjut pada hal yang tidak semestinya dilakukan. Disnilah letak masalah yang kerap membawa konflik antara ormas islam dengan pemerintah atau ormas sesama ormasnya. Apalagi kadang memaksakan kehendak dengan segala cara yang jelas membahayakan agama dan Negara, seperti meminta bantuan pihak asing dan semacamnya.