Rabu, 08 April 2015

Dwiko Maxi Rianto_PMI_6_1112054000029_tugas_2_ekologi manusia

Dwiko Maxi Rianto

112054000029

Pengembangan Masyarakat Islam

 

Dr. Elis Tiahesara

Pejuang Penerus Program Cinta Lingkungan

(Komplek Atsiri Permai)

A.    Manusia dan Lingkungan

Manusia itu mempunyai potensi yang luar biasa, salah satunya adalah fitrah yang sudah diberikan Allah kepada manusia, seperti  rasa kasih sayang, peduli terhadap makhluk ciptaan Allah, memimpin dan itu semua harus dilandasi dengan visi dan misi demi kehidupan di masa depan. Sebenarnya setiap manusia memiliki potensi itu semua namun sayang potensi-potensi tersebut tidak dikeluarkan. Allah sudah menciptakan manusia dengan bemacam sifat diantaranya rasa saling peduli terhadap mahkluk Allah termasuk menyayangi lingkungan.

 Lingkungan memang  diciptakan Allah untuk kepentingan manusia, jadi ketika manusia itu belum hadir namun lingkungan  seperti udara, air, tanah, itu semua  sudah diciptakan oleh Allah terlebih dahulu. Tugas manusia di muka bumi ini ialah sebagai khalifah, pemimpin bagi alam semesta. Seperti pada firman Allah yang artinya bahwa "tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada Allah". Hal tersebut dilakukan dan disesuaikan dengan tugas yang sudah diatur sebelumnya yaitu selain mengabdi ialah menjaga dan menyayangi lingkungan. Semestinya setiap manusia harus mempunyai pemikiran untuk terus memperbaiki apapun demi kelangsungan hidup selanjutnya, misalnya perbaikan terhadap keadaan lingkungan yang saat ini sudah tidak terjaga lagi kelestariannya.

B.     Program Cinta Lingkungan

Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan dilingkungan Atsiri permai yaitu menanam pohon bersama pengurus RW setempat dan juga badan lingkungan hidup. Penanaman ini ditempatkan di kali pesanggrahan, dipinggir jalan, disepanjang jalan kenanga raya, dan kalau dilihat sekarang pohon tersebut sudah tumbuh besar seperti pohon kelapa, sawo pecik, sawo dan sebagainya.

Program selanjutnya yaitu pembuatan sumur resapan atau biopori. Sampai saat ini sudah banyak yang membuat biopori dari mulai lingkungan dirumah sendiri, sekolah dan dilingkungan sekitar tempat tinggalnya. Berikutnya penyuluhan tentang demam berdarah. Dengan mengajak warga sekitar untuk ikut memperhatikan keadaan lingkungan sekelilingnya, kebersihannya, kenyamanan sehingga akan terhindar dari penyakit demam berdarah atau penyakit menular lainnya.

Selanjutnya pengelolaan sampah namun program ini masih setengah jalan, karena paradigma masyarakat setempat tentang sampah bahwa sampah hanya harus dibuang tanpa memikirkan pengelolaan atau daur ulangnya. Sebenarnya masalah sampah menjadi momok yang  harus terus digencarkan karena masalah sampah ini bukan masalah ketika sampah sudah dibuang maka masalah selesai. Akan tetapi pembuangan sampah yang dilakukan tanpa mendaur ulangnya itu sama saja seperti memindahkan sampah dari satu jalan ke jalan lainnya karena sampah yang sudah dibuang justru menjadi masalah bagi tempat lain. Sebab ditempat lain itu belum tentu sampah tersebut hilang begitu saja pasti butuh proses dalam pengelolaannya. Itulah mengapa masalah sampah ini masih dianggap masalah yang rumit untuk dicari jalan keluarnya sebab kesadaran masyarakat juga masih kurang.

Padahal sampah yang sudah dibuang itu bila dikelola dengan baik maka akan berkah. Misalnya seperti sampah organik yang dapat diolah menjadi pupuk dan hal itu justru akan mendatangkan keberkahan bagi orang lain yaitu petani-petani sebab mereka tidak perlu lagi mengeluarkan uang banyak untuk membeli pupuk. Kemudian untuk sampah anorganiknya dapat dirubah menjadi barang-barang yang bermanfaat dan tentunya ramah lingkungan.

C.    Pokok Masalah Lingkungan

Program pengelolaan sampah sudah berjalan namun hanya sebagian sehingga program ini terhenti. Sebenarnya kami sudah memiliki alat atau mesin pengelolaan sampah organik untuk bisa diubah menjadi pupuk kompos. Namun yang menjadi kendala yaitu karena kita terfokus pada sampah rumah tangga maka yang menjadi masalah utamanya adalah sampah rumah tangga dimana dalam pembuangan sampahnya saja sudah tidak ada pembagian antara sampah organik dan anorganik, padahal untuk sampah anorganik yang bisa diperjual belikan atau didaur ulang sehingga tidak perlu ikut diangkut ke tempat pembuangan sampah dan selain itu bila sampah-sampah yang sudah didaur ulang secara otomatis akan membuat volume sampah diangkut menjadi berkurang. Jika volume yang diangkut sudah sedikit maka biaya pengangkutan juga sedikit dan pembuangan sampah ke tempat pembuangan pun tidak terlalu banyak.

Selain itu Organisasi yang bertugas dalam penanganan sampah ini tidak berjalan secara professional seharusnya pekerja yang dipekerjakan harus secara professional bukan kegiatan yang dilakukan secara sukarela. Karena pada saat itu petugas masih bersifat sukarela jadi penyuluhan serta ketegasan dari pengelola terhadap masyarakat masih kurang sehingga masyarakat kembali lagi seperti semula yaitu tetap membuang sampah tanpa membedakan sampah-sampah tersebut.

D.    Solusi Masalah Lingkungan

Dengan diadakannya penyuluhan tentang sampah khususnya sampah rumah tangga yang setiap hari volumenya terus mengalami peningkatan. Kegiatan yang dapat dilakukan ialah peran semua warga terutama yang berada didalam satu keluarga untuk saling mengingatkan bahwa sebelum membuang sampah alangkah baiknya untuk membaginya menjadi sampah organik dan sampah anorganik karena dengan membedakan sampah-sampah tersebut dapat mengurangi volume sampah yang akan diangkut. Selain itu kegiatan membuang sampah dengan membedakan jenis sampah-sampah dapat dilanjutkan ke lingkungan sekitar. Jadi tidak hanya sampah rumah tangga yang volumenya dapat berkurang tetapi juga sampah-sampah yang berada dilingkungan. Meskipun dalam hal ini program masih dikhususkan ke sampah rumah tangga, namun tidak menutup kemungkinan solusi seperti ini dapat berhasil dan bisa dilakukan ke tingkat yang lebih luas lagi (menyeluruh sampai ke lingkungan tempat tinggal).

Pekerjaan seperti ini dilakukan oleh pekerja profesional, professional dalam arti dapat bertanggungjawab terhadap tugas yang sedang diterima dan permasalahan digaji sudah bukan lagi digaji secara sukarela lagi. Hal ini dimaksudkan agar para petugas yang menangani  sampah sudah tidak perlu minder terhadap pekerjaannya karena pekerjaan seperti ini sangat besar pengaruhnya demi kepentingan orang banyak. Selain itu juga keuntungannya yang didapat dari pekerjaan seperti ini tidak hanya dari segi uang saja tetapi telah menjadi bagian yang sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan karena mereka yang bekerja pada pekerjaan ini seperti motto yang selalu saya pegang yaitu "Think Globally And Act Locally" berfikir secara global dan disesuaikan juga dengan keadaan disekeliling namun dapat bertindak lokal secara umum untuk kepentingan umum, dan kepentingan orang banyak.

E.     Start Form Yourself and Do for All (Mulai Dari Diri Sendiri dan Lakukan Untuk Semua)

Dalam hal ini kesulitannya terletak pada diri kita sendiri. Jika dari diri kita sudah peduli terhadap lingkungan maka kita bisa mengajak warga sekitar untuk ikut menggalangkan kegiatan cinta lingkungan. Sampai saat ini jika pribadi sendiri sudah sadar dan peduli terhadap lingkungan, itu artinya hanya tinggal mengajak warga lainnya untuk ikut bersama melaksankan program cinta lingkungan. Meskipun itu sulit karena pemikiran atau paradigma warga lain masih seperti yang dulu, generasi seperti kalianlah yang harus tetap menjalankan program ini sampai turun ke generasi selanjutnya.

Bumi ini milik kita semua, maka kita harus bersatu menjaga lingkungan demi kehidupan selanjutnya. Dimulailah dari diri kita sendiri dan lakukan untuk semua. Jika bukan dari diri sendiri siapa lagi yang akan memperhatikan lingkungan dan jika lingkungan sudah rusak kita juga yang akan merasakan dampaknya sementara planet yang sampai saat ini bisa dihuni oleh umat manusia hanyalah planet bumi. Oleh karena itu marilah kita jaga bumi kita, planet kita semua.

Melihat kegiatan yang sedang marak saat ini seperti perubahan lahan hijau menjadi perumahan dan pembanagunan gedung bertingkat, bila dilihat dari segi ekosistem, sudah termasuk  merusak lingkungan. Karena kita tidak tahu ada ekosistem apa saja sebelumnya di lahan hijau tersebut dan apabila dilahan tersebut ada ekosistem yang sudah jarang ditemukan, lambat laun dengan adanya kerusakan lahan dan mengakibatkan rusaknya juga ekosistem tersebut, akan dapat dipastikan ekosistem itu akan menjadi punah dan generasi selanjutnya tidak akan tahu betapa banyaknya ekosistem yang ada di dunia ini khususnya di daerah tempat tinggal mereka.

Bila dibandingkan dengan keadaan terdahulu dengan keadaan sekarang di lingkungan komplek Atsiri ini dapat kita lihat perbedaannya dan perbedaan yang cukup jelas terlihat yaitu pada pagi hari. Dahulu di pagi hari, setiap kita berolahraga atau sekedar jalan-jalan (jogging) kita masih melihat embun dan bila lelah sudah terasa lelah kita dapat berteduh di bawah pohon. Tetapi sekarang bila dipagi hari bukan embun yang kita lihat melainkan asap kendaraan, dan panas. Apabila ingin berteduh di bawah pohon pun sudah tidak bisa dilakukan karena jumlah pohon-pohon yang mengalami penurunan. Oleh karena itu pohon yang masih ada sekarang harus kita jaga dan ditambah dengan kegiatan penanaman pohon-pohon dilahan yang tersisa demi tetap lestarinya lahan hijau di lingkungan sekitar kita.

Sebenarnya generasi sebelumnya seperti kami ini sudah melakukan kegiatan cinta lingkungan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, pembersihan lingkungan dan sebagainya. Jadi tinggal kalian semua generasi penerus kami yang harus tetap menjalankan kegiatan cinta lingkungan tersebut. Sebab kami tidak akan lama hidup didunia ini tetapi sebelum kami pergi meninggalkan dunia ini alangkah baiknya berfikir untuk lingkungan, hal apa saja yang sudah dilakukan untuk lingkungan kita. Itulah yang seharusnya ada pada pemikiran setiap orang agar lingkungan ini tetap terjaga sampai generasi-genarasi berikutnya.

Sampai akhir hidup saya tetap akan memegang teguh rasa cinta lingkungan ini misalnya saja setiap hari minggu sehabis senam, pasti banyak sampah yang berserakan seperti gelas-gelas aqua sampah plastic. Itu semua saya bersihkan lalu saya pisahkan sampah-sampah tersebut dan sampah-sampah seperti gelas aqua bisa bermanfaat untuk para pemulung atau bisa didaur ulang.

Pada waktu sehabis senam datang seorang ibu menghadap saya lalu bertanya "mengapa ibu masih disini dan memunguti gelas-gelas aqua?" kemudian saya jawab "saya cinta lingkungan saya, lagipula sampah-sampah kering seperti gelas-gelas aqua ini bisa didaur ulang atau bisa dikasihkan ke pemulung agar bermanfaat bagi mereka". Dihari senam selanjutnya saya melihat ibu tersebut tidak membuah sampah gelas aqua ke tempat samapah melainkan ia masukan kedalam tasnya dengan alasan untuk dikumpulkan. Dari kegiatan seperti itu kita sudah memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, jika bukan dimulai dari kita sendiri lantas dimulai dari siapa. Sementara orang-orang sekitar hanya akan malu dan tergerak hatinya bila melihat orang lain dahulu yang mempunyai rasa peduli.

 

 

F.     Generasi Penerus Program Cinta Lingkungan

Program kami selanjutnya yaitu bagaimana kami bisa membimbing yang muda-muda atau generasi muda seperti kalian ini untuk dibiasakan dari sejak kecil sudah mulai menjaga lingkungan dan tetap meneruskan kelestarian lingkungan yang sudah dijaga sebelumnya bila dilihat dari udara yang ada saat ini yang kita semua rasakan hanyalah asap dan panas. Hal itu mengindikasikan bahwa lingkungan kita sudah mulai rusak, pepohonan tidak ada, yang ada hanyalah gedung-gedung dan perumahan. Oleh karena itu marilah sama-sama kami para generasi sebelumnya dan kalian semua penerus generasi kami, budayakanlah rasa cinta terhadap lingkungan demi kehidupan seluruh ekosistem di dunia ini termasuk didalamnya seluruh manusia dan makhluk hidup.

Selanjutnya program yang ingin kami jalankan kembali adalah program pembuatan taman-taman untuk anak-anak bermain. Karena taman yang dahulunya sudah ada kini sudah hilang akibatnya semakin menipisnya lahan dan anak-anak sekarang sudah tidak peduli terhadap lingkungan sebab tidak ada lahan atau taman bermain maka mereka lebih memilih bermain didalam rumah misalnya sepertinya bermain game dan justru permainan game yang bersifat didalam rumah saja akan dapat menimbulkan sikap cuek dan tidak mau peduli terhadap lingkungan luar. Bila taman-taman tersebut dibangun kembali maka anak-anak akan terasa lebih nyaman ketika bermain dan juga udara yang dihirup juga baik untuk kesehatan mereka. Sebab dasarnya banyak pepohonan maka kadar oksigen yang kita hirup akan semakin banyak dan kualitas oksigen yang dihirup pun semakin bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini