Sabtu, 23 Mei 2015

tugas ke-7

Ahmad Ali Nidaulhaq
1113054000027
Tugas Ke-7
Antropologi Budaya
Mitos bahasa yunani (mythos) atau mite (bahasa belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengundang penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk didalamnya, serta di anggap benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita dan penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas mitos dapat diartikan cerita tradisonal.
Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagianya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu di lebih-lebihkan sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual.
Menurut teori mitos ritual keberadaan mitos sangat erat dengan ritual. Teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini pertama kali dicetuskan oleh sarjana biblikal William Roberston Smith. Menurut Smith, orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak ada hubunganya dengan mitos kemudian setelah mereka melupakan alasan sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam mitos.
Antropologi James Frazer memiliki teori yang sama. Frazer percaya bahwa manusia primitif mulai percaya pada hukum-hukum gaib, kemudian ketika manusia mulai kehilangan keyakinannya mengenai sihir, mitos tentang dewa diciptakan dan mengklaim bahwa ritual magis kuno adalah ritual keagamaan yang dilakukan untuk menyenangkan hati para dewa.
Sebagian besar masyarakat jawa percaya bahwa kejadian-kejadian di alam sekitar berhubungan dengan pertanda yang berusaha mengiatkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, termasuk manusia. Terutama apabila ada kejadian yang berlangsung secara konstan (terus-menerus), kondisi tersebut tak bisa hanya di abaikan saja, karena sudah banyak kejadian yang ternyata membawa dampak yang besar.
Salah satu mitos yang berkembang tentang gunung cermai adalah larangan air seni itu ke tanah. Biasanya pantangan itu diberitahu oleh kuncen gunung Ceremai kepada para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan.
Konon, jika tak dituruti akan mendapat bala sehingga para pendaki yang mempercayai pantangan tersebut membuang air seninya kedalam botol atau plastik. Karena tak heran sepanjang jalur pendakian gunung Ceremai banyak dahan dan ranting pohon yang di gantungi plastik atau botol plastik yang berisi air seni. Pantangan tersebut ujung-ujungnya berdampak pada kerusakan alam gunung Cermai. Bayangkan dalam beberapa tahun kedepan, berapa banyak pendaki yang naik gunung Cermai? Berapa orang yang percaya pantangan itu dan akan membuang air seni dalam botol dan plasttiknya? Berapa banyak pula sampah-sampah plastik yang akab bertambah dan merusak ke asrian alam gunung Cermai?.
Tanpa disadarai mitos adalah suatu bentuk hukum yang dibuat oleh nenek moyang kita agar kita tidak melanggar mitos tersebut. Seperti halnya banyak mitos yang ada di gunung Cermai Jawa Barat. Salah satunya saya menyoroti tentang dilarangnya membuang air seni ke tanah. Jika pantangan tersebut di langgar maka yang melanggar itu akan terkena sial. Mungkin kesurupan atau lain sebagiannya. Banyak pula para pendaki gunung Cermai yang nyasar dalam trek pendakiannya karena mereka melanggar mitos yang ada. Dibalik dari mitos ada hikmah yang terdapat didalamnya. Para pendaki dilarang membuang air seni karena jika membuang air seni itu ke tanah, maka akan rusaknya ke asrian alam gunung Cermai.
Mungkin sama antara mitos gunung Cermai dan gunung-gunung lainya seperti gunung Gede Pangrano di Bogor. Ketika saya naik gunung kesana ada tulisan di larang membawa suatu apapun yang ada di gunung ini, hanya membolehkan meninggalkan jejak kaki dan cerita saja, dan tidak boleh meninggalkan sampah dalam bentuk apapun. Sama dari aturan atau mitos yang berkembang jika semua itu di langgar maka para pendaki yang melanggarnya akan merasakan sial atau mendapat bahla pada pejalananya. Tujuan dari mitos yang terdapat di gunung Cermai dan Gunung Gede Pangrano ialah menjaga kelestarian alam dan ke asrian alam gunung agar tetap terjaga walaupun banyak orang yang mengunjunginya. Sungguh luar biasa peninggalan nenek moyang kita tentang mitos-mitos yang berada di seluruh masyarakat Indonesia, dan tujuan dari nenek moyang kita adalah mempelihara dan merawat alam semesta yang sangat indah ini untuk tetap terjaga sampai kapan pun.
Kepercayaan masyarakat setempat menajadi warna tersendiri ketika berkaitan dengan beredarnya cerita misteri gunung Cermai. Bagaimana keadaanya, percaya atau tidak semua itu kembali kepada pemikiran dan penilaian masing-masing. Satu hal yang harus dihargai dari mitos gunung Cermai ini adalah posisinya sebagai salah satu kekayaan cerita rakyat di Jawa Barat. Sebuah Khazanah kekayaan cerita atau budaya lisan yang tetap harus di hargai dan harus tetap di pelihara ke asrianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini