NAMA : ADITIYA AWALUDIN
JURUSAN : PMI/5
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat "(Men Sana In Corpore Sano)".
Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain.
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
4. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai "Positive Health" karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata.
Studi kasus
"orang sehat lebih sejahtera"
Dalam studi kasus kali ini saya mengambil contoh seorang kakek yang tinggal di sekitar rumah saya. Kakek ini bernama Slamet. Biasa dipanggil enggkong slamet atau kakek slamet. Kakek slamet ini hanya tinggal sendiri, keluarganya jauh dikampung halaman, tepatnya di kota Sleman. Di jakarta ia hanya tinggal di kontrakan milik majikannya. Ia bekerja sebagai tukang kebun, baik itu tukang kebun majikannya maupun membantu perkebunan sekitar masjid dan perkebunan warganya.
Upah yang ia dapatkan pun tak seberapa, mengingat ia hanya tukang kebun. Namun di usia kakek Slamet sekitar 65 tahun ia tetap semangat, badannya selalu terlihat bugar. Berjalan dengan gagah meski usianya tak muda lagi. setiap habis subuh sebelum ia melakukan aktifitasnya ia sempat berolahraga sebentar sambil menghirup segarnya udara di pagi hari. Selain karena sehat dari olahraga kakek slamet juga menjaga pola makannya, ia tak pernah mengkonsumsi rokok, kopi, ataupun daging. Sehingga ia tetap sehat dan bugar setiap kali menjalani aktifitasnya.
Kakek slamet juga memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi, hampir semua warga di satu RW mengenal ia dengan kesan yang baik. Tak jarang kakek slamet juga sering mendapatkan makanan dari warga-warga yang peduli terhadapnya. Meskipun ia tinggal sendiri dalam dirinya terlihat sejahtera. Mungkin hal ini terjadi karena dari kesehatannya yang masih terjaga, dan meski ia sendiri ia tak merasakan sendiri karena banyak orang yang peduli dengannya. Selain memiliki jiwa sosial yang tinggi kakek slamet juga seorang muslim yang taat beribadah, dia selalu menjadi muadzin di mushola tempat saya berada.
Analisis kasus :
Dalam studi kasus 'orang sehat lebih sejahtera' dengan contoh kisah hidup kakek slamet, dapat disimpulkan bahwa kakek slamet memiliki komponen pentin hidup sehat. Seperti sehat jasmani, terlihat dari ia selalu berolahraga disetiap habis subuh sebelum melakukan aktifitasnya, dan tetntunya selalu menjaga pola makan. sehat mental, dilihat dari bagaimana ia bergaul dan dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi. Kemudian selalu bersyukur atas apa yang ia dapatkan, ia merasa cukup tidak dibuat beban dengan penghasilan dan tidak stress. Kemudian kesehatan rohani. Ini terlihat dari bagaimana ia selalu taat dalam beribadah.
Meski dalam keadaan ekonomi ia tidak digolongkan kepada orang yang mampu, namun kebutuhan ia selalu tercukupi. Yang terpenting ia selalu menjaga pola makannya
http://www.kabar6.com/aneka-berita/sehat/6401-pengertian-sehat-menurut-who-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar