Sabtu, 03 Oktober 2015

PAWIT FUJI LESTARI/JURNALISTIK 1A/IMAJINASI KENYAMANAN

PAWIT FUJI LESTARI

11150510000061

JURNALISTIK 1A

 

TEMA : IMAJINASI KENYAMANAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

1.      Gambarkan tempat-tempat yang umumnya menjadi tempat wisata

 

Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dengan luas wilayah lebih dari 4,5 juta hektar, dan berlokasi di sebelah barat kepala burung Papua Barat. 85% wilayah kabupaten ini merupakan lautan, sisanya merupakan pulau-pulau yang berjumlah lebih dari 600 pulau. Dari 600 pulau tersebut, terdapat 4 pulau besar, yaitu Pulau Misool, Pulau Waigeo, Pulau Batanta,dan Pulau Salawati. Selain 4 pulau tersebut, hanya 35 pulau di Kepulauan Raja Ampat yang berpenghuni, sisanya tidak ditinggali manusia. Baru sekitar 400 pulau di Kepualauan Raja Ampat sudah dieksplorasi, sisanya masih belum dijamah manusia. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat.

Kepulauan Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Raja Ampat memiliki kekayaan dan keunikan spesies yang tinggi dengan ditemukannya 1.104  jenis ikan, 699 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis hewan karang. Tidak hanya jenis-jenis ikan, Raja Ampat juga kaya akan keanekaragaman terumbu karang, hamparan padang lamun, hutan mangrove, dan pantai tebing berbatu yang indah. Potensi menarik lain adalah pengembangan usaha ekowisata dan wilayah ini telah pula diusulkan sebagai Lokasi Warisan Dunia (World Herritage Site) oleh Pemerintah Indonesia.

 

Kawasan ini menyimpan sejuta keindahan bawah laut. Wisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai salah satu dari 10 tempat wisata menyelam terbaik di dunia. Pesona dan kekayaan alam bawah laut, menjadi andalan Pulau Raja Ampat menembus persaingan dunia pariwisata di Indonesia dan dunia melalui wisata diving yang bisa dilakukan di indonesia bagian timur ini. Berdasarkan hasil penelitian, Kepulauan Raja Ampat mempunyai 75% dari seluruh spesies karang di dunia. Tidak ada tempat lain di dunia yang mempunyai jumlah spesies karang sebanyak itu dalam 1 lokasi yang terbilang kecil. Dengan banyaknya spesies karang di Kepulauan Raja Ampat, secara otomatis juga terdapat banyak spesies ikan karang. Selain itu anda juga dapat bertemu dengan ikan pari manta, ikan duyung, kuda laut, ikan barkuda, hiu karang, penyu, tuna, dan lain-lain. Sisa-sisa perang dunia kedua juga dapat anda temui di perairan Kepulauan Raja Ampat, misalnya bangkai pesawat perang di dekat Pulau Wai.

 

Akan tetapi dari semua keindahan tersebut tentu terdapat kelemahannya ialah dari segi biaya, wisata di Raja Ampat memang memerlukan biaya yang mahal sekitar puluhan juta rupiah untuk dapat memuaskan diri berwisata di sana.

2.      Pengaruh tempat wisata tersebut bagi masyarakat sekitar (analisis)

Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau wisatawan membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam "pipa perdamaian indian" di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.

Potensi wisata laut Raja Ampat sudah mendunia, selain sebagai objek wisata Raja Ampat memiliki potensi sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat. Di sekitar Raja Ampat terdapat banyak sekali souvenir yang unik dan khas hasil kerajian tangan masyarakat sekitar yang memanfaatkannya untuk dijual kepada para wisatawan. Diantaranya adalah rahang hiu yang terdapat uluhan gigi tajam hiu masih kuat menancap di rahang tersebut. Terdapat souvenir lainnya, seperti piring-piring sebagai mas kawin, kalung-kalung, kerajinan anyaman berupa tas, taring babi, topeng raksasa, patung yang menggambarkan orang Papua dan kalung Raja Kofiau. Kalung Raja Kofiau adalah souvenir yang paling langka. Karena terbuat dari tengkorang kepala anjing dan tulang ikan duyung dan harganya mencapai 3 juta rupiah per buahnya. Selain itu para penduduk yang memiliki pengtahuan lebih dan mengetahui daerah sekitar Raja Ampat dapat menjadi pemandu lokal para wisatawan yang datang ke sana dan juga menyediakan fasilitas tempat tinggal, menyewakan kapal atau perahu untuk melakukan perjalanan di sekitar pulau dan menyewakan peralatan menyelam.

Akan tetapi hanya sebagai penduduk yang dapat memanfaatkan peluang tersebut sebagiannya lagi ada yang dipaksa untuk menangkap ikan dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan seperti pengeboman, sianida dan akar bore (cairan dari olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan) oleh oknum pelaku illegal fishing dan illegal loging yang hanya memanfaatkan masyarakat lokal dengan iming-iming uang dari para perantara kapal Korea Selatan, Thailand dan Taiwan yang melintasi perairan Raja Ampat dan Papua Barat. Banyak para penyelam yang menemui bekas-bekas terumbu karang yang telah rusak. Kebanyakan nelayan nakal berasal dari laut Raja Ampat yang beroperasi tidak hanya di laut lepas tetapi juga disekitar Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD).

Selain itu, aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat telah membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan pantai dan laut sekitar pulau-pulaunya. Hal ini otomatis mengancam keberlangsungan keanekaragaman hayati dan alam bawah laut kabupaten bahari yang memiliki daya tarik wisata serta perikanan dan kelautan yang telah mendunia. 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini