METODE SOSIOLOGI
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DISUSUN OLEH:
TUGAS SOSIOLOGI KE-4
DOSEN PEMBIMBING : Tantan Hermansyah,M.Si
Jurusan Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
JAKARTA
Tahun 2012/2013
Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, atas berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Makalah dengan tema METODE SOSIOLOGI (Kualitatif dan Kuantitatif) ini kami susun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Tantan Hermansyah.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang Ilmu sosiologi.
Makalah ini hanya kami bahas tentang metode kualitatif dan kuantitatif.Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan pelajaran dan rujukan bagi semua orang yang suka belajar dan bersosialisasi dalam masyarakat.
Jakarta,Oktober 2012
M.Zaeni Dahlan
Dalam pembahasan kali ini,salah satu objek dalam suatu ilmu sosiologi adalah bagaimana kita mengetahui beragam masyarakat dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif,yaitu :
1. Metode kualitatif
Teori kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur denga angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut dapat nyata dalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode kompartif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis-komparatif. Metode historis menggunakan-analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyaratkat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya yang bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarkat pada masa silam dan masa sekarang. Dan juga mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.
Metode studi kasus (case study) bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat (community) lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan-persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum.
Alat-alat yang dipergunakan oleh metode studi kasus adalah misalnya wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (quistionnaires), dari daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules), participant observer technique dan lain-lain. Wawancara seringkali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain teknik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama, penyelidik menyerahkan pembicaraan penyelidik kepada orang yag diajak berwawancara. Sedangkan pada yang terakhir, penyelidik yang memimpin pembicaraan.
Pada teknik questionnaires, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Teknik tersebut hampir sama dengan schedules di mana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu. Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak mempengaruhi pola kehidupan masyarkat yang sedang diselidikinya. Metode kualitatif dalam istilah bahasa Jerman dapat dinamakan sebagai metode berdasarkan versteben (artinya pengertian).
2. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala, indeks, tabel dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Yang termasuk metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu tekhnik yang dinamakan Sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Socimetry mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan-hubungan antar manusia dalam konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan antara manusia dalam masyarakat secara kuantittatif.
Disamping metode diatas, metode-metode sosiologi lainnya didasarkan pada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya. Masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat-alat yang disebut konsep (concept) untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangannya khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.
3. Menggabungkan antara Kualitatif dengan Kuantitatif
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (verstehen), penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (outward). Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Suryono 1982, jakarta, PT RajaGrafindo Persada.Jakarta.
Untung Widodo,Hadi,metode sosiologi-Splipe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar