METODE SOSIOLOGI
Sebagaimana telah kita lihat,maka,seperti juga ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang lahir,tumbuh,dan berkembang.Agar ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai segi kehidupan sosial manusia ini dapat tumbuh dan berkembang,perlu dilakukan kegiatan yang dinamakan penelitian sosial.Melalui penelitiaan sosial para ahli sosiologi mengumpulkan data yang dapat menambah pengetahuan kita mengenai sasaran perhatian mereka,yaitu masyarakat;melalui penelitian sosial para ahli sosiologi menemukan fakta baru yang memperluas cakrawala serta memperdalam pemahaman kita sehinng merupakan sumbangan kea rah pengembangan sosiologi.
Dalam usaha mengumpulkan data yang dapat menghasilkan temuan-temuan baru dalam sosiologi,para ahli sosiologi perlu memperhatikan tahap penelitian,yang saling berkaitan secara erat.Walaupun jumlah serta jenis tahapan yang dijabarkan dalam berbagai buku penuntun metode penelitiaan tidak selslu sama,namun dalam kebanyakan buku tersebut dijumpai beberapa tahap yang dianggap pokok,yaitu tahap perumusan masalah,penyusunan desain penelitian,pengumpulan data,analisis data data dan penulisan laporan penelitian.
PERUMUSAN MASALAH
Berkat hasil pemikiran serta hasil penelitian sejumlah besar ahli sosiologi,terutama mereka yang telah berhasil mengungkapkan temuan-temuan baru,sosiologi makin berkembang.Usaha-usaha untuk memperluas cakrawala sosiologi dibangun di atas hasil temuan para ahli sosiologi terdahulu,dan setiap temuan baru merupakan suatu sumbangan pada suatu himpunan pengetahuan sehingga pengetahuan kita mengenai masyarakat bertambah.Karena itulah,sebelum memulai suatu usaha penelitian seorang ahli sosiologi terlebih dahulu harus melakukan tindakan yang bersangkutan agar dapat mengetahui temuan-temuan apa sajakah yang sebelumnya pernah dilakukan oleh ahli sosiologi lain.
TAHAP PENYUSUNAN DESAIN PENELTIAN DAN PENGUMPULAN DATA
Setelah pertanyaan penelitian dirumuskan sedemikian rupa sehinnga peneliti mempunyai suatu gambaran mengenai apa yang hendak diketahuinya melalui penelitian,maka ia harus menentukan metode penelitian yang akan dipilihnya untuk mengumpulkan data.Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal berbagai metode pengumpulan data,seperti survai serta beberapa metode nonsurvai seperti metode pengamatan dsn metode eksperimen.
METODE-METODE UTAMA PENGUMPULAN DATA
Penelitian survai.Penelitian survey (survey research) ialah suatu jenis penelitian yang didalamnya hal yang hendak diketahui peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (questionnaire) baku.
Pengamatan.Pengamatan (observation) merupakan suatu metode penelitian nonsurvai.Dengan metode ini peneliti mengamati secara langsung perilaku para subyek penelitinya.[1]
[1] Prof.Dr.Kamanto Sunarto,Pengantar Sosiologi,(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,cet.3,2004),hal.231
Riwayat hidup.riwayat hidup merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam sosiologi yang jarang digunakan tetapi dianggap dapat mengungkapkan data yang penting mengenai pengalaman subyektif yang penting bagi pengembangan teori sosiologi.
Studi Kasus.Dalam penelitian dengan memakai teknik studi kasus berbagai segi kehidupan sosial suatu kelompok sosial menyeluruh.
Analisis Isi (content analysis).Suatu masalah penelitiandapat pula diungkapkan dengan jalan menganalisis isi berbagai dokumen seperti surat kabar,majalah,dokumen resmi maupun naskah di bidang seni dan sastra.
Penggunaan Data yang tersedia.Suatu penelitian dapat pula dilakukaan dengan mengkaji data yang telah dikumpulkan oleh piha lain,misalnya oleh berbagai instansi pemerintah serta pihak swasta,ataupun oleh peneliti lain.
Eksperimen.Meskipun teknik eksperimen lebih banyak dijumpai dalam ilmu sosial lain seperti psikologi,namun dalam hal tertentu kita pun menjumpai eksperimen dalam sosiologi.
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Dalam penelitian sosial sering dibedakan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.Penelitian yang memakai metode survai dan sensus menggunakan pendekatan kuantitatif,karena disini peneliti mengumpulkan data yang dapat diukur,seperti misalnya tinggi pendidikan,banyaknya jenis pekerjaan,dan besarnya penghasilan warga masyarakat.Pendekatan kuantitatif dapat pula dilakukan dengan metode penelitian lain seperti eksperimen,penggunaan data yang tersedia atau analisis isi.[1]
Penelitian kuantitatif bersifat abstrak dari realitas dunia dan tidak pernah mengadakan kajian secara langsung.Mereka adalah ilmu pengetahuan nomothetic atau etic yang menjadi dasar dari gambaran adanya peluanya peluang dari kajian yang besar yang secara acak terseleksi.
Peneliti kuantitatif menggunakan model matematis,table static,grafik dan sering kali menulis mengenai penelitian mereka dalam bentuk prosa sebagai orang ketiga yang personal.[2]
Analisis kuantitatif bermula dari pendekatan positivism yang menekankan model analisis yang bersifat kuantitatif.Analisis ini menggunakan pendekatan berpikir dedukatif di mana kerangka analisis dimulai dari persoalan-persoalan yang umum ke persoalan-persoalan yang khusus.Pendekatan dedukatif menggunakan logika dedukatif dimana silogisme dibangun pada alur berpikir piramida terbalik.Pendekatan analisis ini menekankan kepada pembuktian terhadap hubungan-hubungan antarvariabel,atau keterpengaruhan antara variable satu dengan lainnya,maupun indentifikasi terhadap variable.Sifat-sifat analisis seperti ini lebih tepat menggunakan alat-alat statistic dalam pengujian data di lapangan.[3]]
[1] Prof.Dr.Kamanto Sunarto,Pengantar Sosiologi,(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,cet.3,2004),hal.238
[2] Norman K.Denzin & Egon Guba dan penerapannya.Teori & Paradigma Penelitian Sosial,(Yogyakarta:PT.Tiara Wacana Yogya,cet 1,2001),hal.14
[3]Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin,S.Sos.M.si.Sosiologi Komunikasi,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008)hal.312
Dengan demikian,maka analisis kuantitatif menekankan pada empat hal yang dicari dari hubungan-hubungan variable penelitian,yaitu persoalan hubungan,pengaruh,perbedaan,dan identifikasi.
Analisis statistic yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan-hubungan antar variable kuantitatif tersebut terbagi dalam dua jenis alat statistic,pertama adalah statistic deskriptif dan kedua adalah statistic inferensial.statistik deskriptif adalah jenis alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan masing-masing variable berdasarkan pada posisi deskriptif variable tersebut,di man variable di gambarkan apa adanya berdasarkan antara lain frekuensi kejadian,bentuk-bentuk kecenderungan,dan sebagainya.Alat-alat analisis statistic deskriptif adalah sebagai berikut:distribusi Frekuensi,Tendensi Sentral,Distribusi Kuartil,Desil dan Persentil,Rata-rata Deviasi dan Standar Deviasi.
Alat analisis statistic inferensial adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan hubungan kausalitas antara variable X dan variable Y atau variable control.Alat analisis ini antara lain:T.test,Chi-kuadrat,Korelasi Product Moment,rank Order,korelasi Kontigensi,Korelasi Point Serial,Yulis'Q,Analisis Regresi Linier,Linier Berganda,Analisis Jalur,DLL.[1]
Kajian penelitian kualitatif berawal dari kelompok ahli sosiologi dari "mazhab Chicago"pada tahun 1920-1930,yang memantapkan pentingnya penelitian kualitatif untuk mengkaji kelompok kehidupan manusia.Pada waktu yang sama,kelompok ahli antropologi menggambarkan outline dari metode karya lapangan;yang melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mempelajari adat dan budaya masyarakat setempat.Dari awal,tampak bahwa penelitian kualitatif merupakan bidang penyelidikan tersendiri.Bidang ini bersilang dengan disiplin dan pokok permasalahann lainnya.suatu kumpulan istilah konsep,asumsi yang kompleks dan saling terkait melinkupi istilah penelitian kualitatif.
Munculnya peneltian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi yang terkait dengan positivism dan postpositivime yang berupaya melakukan kajian budaya dan interpretative sifatnya.Berbagaijenis metode dan pendekatan dalam penelitian kualitatif.Tingkat perkembangan dan kematangan masing-masing metode ditentukan juga oleh bidang keilmuan yang memiliki sejarah perkembangannya.Setiap uraian mengenai penelitan kualitatif harus bekerja di dalam bidang historis yang kompleks.Penelitian kualitatif mempunyai arti yang berbeda untuk masing-masing momen,meskipun demikian definisi umum bisa ditawarkan:penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda daam focus,yang melibatkan suatu pendekatan interpretative dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya.Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami,yang berupaya untuk memahami,member tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris-seperti study kasus,pengalaman pribadi,introspeksi,riwayat hidup,wawancara,pengamatan,teks sejarah,interaksional dan visual:yang menggambarkan momen rutin dan problematic,serta maknanya dalam kehidupan individual da kolektif (Denzin dan Lincoln,1994;2).[2]
[1]Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin,S.Sos.M.si.Sosiologi Komunikasi,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008)hal.312
[2] Norman K.Denzin & Egon Guba dan penerapannya.Teori & Paradigma Penelitian Sosial,(Yogyakarta:PT.Tiara Wacana Yogya,cet 1,2001),hal.5 [
*Menjelaskan arti dua ukuran yaitu bricolage dan bricoleur.
Bricolage adalah metodologi berganda dari penelitian kualitatif,yang berisi sejumlah praktek yang memberikan pemecahan terhadap suatu masalah dalam situasi yang nyata.
,macam,yang berkisar sekitar wawancara,pengamatan sampai menafsirankan dokumen pribadi dan sejarah,ada juga perenungan intensif dan intropeksi.
Konsep pengertian penelitian kualitatif sebenarnya menunjuk dan menekankan pada proses,dan berarti tidak diteliti secara ketat atau terukur(jika memang dapat diukur),di lihat dari kualitas,jumlah,intensitas atau frekuensi.Penelliti kualitatif menekankan sfat realita yang dibangun secara sosial,hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan.Peneliti kualitatif menekankan bahwa sifat peneliti itu penuh dengan nilai(value-laden).Peneliti kualitatif menggunakan propesa etnografi,narasi sejarah,laporan tangan pertamafoto yang bisu,sejarah kehidupan.[1]
Menurut Crasswell,beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama ,peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada hasil.Kedua ,peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi.Ketiga,peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan,melakukan observasi partisipasi di lapangan.Keempat,penelitian kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian,interpretasi data,dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.Terakhir,proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membuat konsep hipotesa dan teori berdasarkan data lapangan yang diperoleh serta terus mengembangkannya di lapangan dalam proses "jatuh-bangun".[2]
ETIKA PENELITIAN
Dalam pembahasannya mengenai survai Babbie(1973:347-357) menyebutkan beberapa aturan etika yang harus dihormati setiap peneliti.Meskipun Babbie hanya membahas survainamun asas yang dikemukakannya umumnya berlaku pula bagi penelitian yang memakai metode lain.Salah satu di antaranya ialah keikutsertaan secara sukarela;peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu penelitian.Babbie selanjutnya mengemukakan bahwa suatu peneitian tidak boleh membawa cedera bagi para subyek penelitian.Babbie menyebutkan dua asas pentiing lain untuk melindungi identitas subyek penelitian,yaitu asas anonimitas (anonymity)dan kerahasiaan (confidentiality).Dalam penelitian survai subyek peneliti adalah anonym (tdak dikenal);namanya tidak dicantumkan pada daftar pertanyaan.Oleh sebab itu menurut Babbie usaha peneliti untuk mencari idetitas subyek yang mengikuti survai(seperti:memberi tanda tersembunyi pada daftar pertanyaan)tidak dapat dibenarkan karena merupakan pelanggaran terhadap etika.Peneliti tidak dibenarkan menyelidiki,misalnya,siapa yang memberikan jawaban secara politis peka,siapa yang membuat penyataan yang dapat menyinggung perasaan kelompok tertentu,atau siapa yang mengaku sering melakukan hubungan homoseks.[3]
[1] Norman K.Denzin & Egon Guba dan penerapannya.Teori & Paradigma Penelitian Sosial,(Yogyakarta:PT.Tiara Wacana Yogya,cet 1,2001),hal.6
[2]Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin,S.Sos.M.si.Sosiologi Komunikasi,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008)hal.303
[3] Prof.Dr.Kamanto Sunarto,Pengantar Sosiologi,(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,cet.3,2004),hal.239
Tidak ada komentar:
Posting Komentar