Rabu, 28 Desember 2016

Ikrima Nur Alfi dan Abdul Basyid Nasution_Analisis Laporan Demografi dan Kesling Desa Jengkok_PMI5

NAMA   : Abdul Basyid Nasution dan Ikrima Nur Alfi
MATKUL: Demografi danKesehatan Lingkungan
PRODI   : Pengembangan Masyarakat Islam

                                                             BAB I                                               

                                                         PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk saat ini merupakan isu yang sangat populer dan mencemaskan negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Fenomena ini diistilahkan oleh para ahli dengan istilah lonjakan penduduk (population explosion atau population bomb).Seperti kita ketahui masalah penduduk sudah menjadi perhatian manusia sejak dahulu kala para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang dikehendaki dan usaha yang bagaimana untuk merangsang maupun memperlambat pertumbuhan penduduk. Pertimbangan tersebut layak dilandasi dari beberapa perimbangan politik, militer, dan faktor sosial ekonomi sementara gagasan tersebut di formulasikan para ahli dalam suatu bentuk kebijakan umum.

Hasil karya dari ilmuan Malthus menjadi banyak memancing perdebatan dan berbagai kalangan dan perselisihan pendapat itu sendiri menjadi dorongan untuk menyelidiki masalah mengenai kependudukan serta merangsang para ahli untuk senantiasa mengembangkan metode observasi maupun analisis literatur yang berisi uraian mengenai teori kependudukan sejak zaman Malthus memang sudah cukup banyak.Dilain pihak pada zaman romawi kuno yang biasanya cenderung menitikberatkan kepada masalah kependudukan yang secara relatif memang begitu rumit, pada zaman kekaisaran romawi kuno dari ide para ahli mengenai teori kependudukan mencerminkan pandangan bahwa penduduk di dalam suatu masyarakat merupakan suatu sumber kekuatan yang penting. Dan pada masa eramodern, munculnya para rakyat maupun kekuatan yang ada kaitannya dengan itu telah mendorong para penulis berhaluan mekanisme untuk menekan kembali betapa pentingnya mekanisme kependudukan dalam suatu negara.

Dalam teori kependudukan dapat dikembangkan kemudian dipengaruhi dalam dua faktor yang sangat dominan, pertama ialah meningkatkan pertumbuhan penduduk dinegara negara yang sedang berkembang, dan ini meyebabkan tantangan dari beberapa para ahli dalam mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Dan faktor kedua adalah masalah masalah yang sifatnya universal yang meyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk lebih lanjut sampai sejauh mana hubungan anatara penduduk dengan perkembangan ekonomi dan sosial dalam kependudukan agar dapat diterima.

Hal ini tidak disebabkan karena teori-teori itu sendiri dapat menjadikan gagasan gagasan yang lebih mendalam tentang proses perkembangan lebih lanjut, tetapi karena juga teori seperti itu dapat mencerminkan suatu elemen dasar yang penting didalam penyusunan kebijaksanaan maupun dibidang perencanaan pada masa-masa yang akan datang.

Dewasa ini perkembangan penduduk yang cepat sedang terjadi di negara negara berkembang. Rating perkembangan tertinggi terdapat di negara Amerika Latin yaitu 2,7% pertahun dan kemudian menyusul benua Afrika 2,6% per tahun dan Asia Selatan 2,5% pertahun di kawasan kawasan berkembang tidak saja menonjol ciri ciri perkembangan penduduk yang cepat tetapi juga di kawasan inidijumpai sejumlah negara-negara raksasa seperti Amerika Serikat dan Cina yang di tinjau dari segi jumlah penduduk tersebut.

 Sekitar 71% penduduk berkembang tidak saja bertempat tinggal di negara negara berkembang. Persentase ini diperkirakan akan meningkat menjadi 78% pertahun 2000, pada tahun 1975 jumlah penduduk di Cina 838 juta dan India 613 juta dan Indonesia 136 juta Brazil 109 juta. Dan bila dibandingkan dengan negara negara Eropa kecuali rusia pada permulaan abad ke 19, pada saat saat negara yang bersangkutan sedang mengalami perkembangan penduduk relatif sangat cepat, contohnya saja Prancis hanya berpenduduk sekitar 28 juta dan negara Jerman 17 juta. Negara lain seperti Inggris saat itu bahkan berpenduduk kurang dari 9 juta.

Isu lonjakan penduduk juga menjadi perhatian Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 yaitu 237.641.326 jiwa, dimana angka pertumbuhan sebesar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya jumlah penduduk yang semakin besar ini tentu membawa tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan adanya kesempatan kerja, menghilangkan kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan pelayanan publik.

permasalahan kependudukan di indonesia salah satu yang harus dihadapi di setiap negara, bukan tidak mungkin angka kelahiran di setiap tahunnya akan terus meningkat, dan pemerintah pun  akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ketahun jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat menengah kebawah juga ikut meningkat. Kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis dan lowongan pekerjaan yang terbatas.

 

Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population) Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan keempat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326. Dari tahun ketahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakinbertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.

Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masalainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalahan lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber dayaalam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan pencari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan dari pada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

Provinsi Jawa Barat dengan luas 35.377,76 Km2 menurut Data SIAK Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 Juta Jiwa. Penduduk ini tersebar di 26 Kabupaten/Kota, 625 Kecamatan dan 5.899 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 Jiwa (11,03 %), sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903 Jiwa (0,43 %).

Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat dihampir seluruh Kabupaten/Kota, terkecuali Kabupaten Indramayu (Laki-laki 49,78 %, perempuan 50,22%). Jumlah penduduk di daerah penyangga Ibukota, yaitu di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, KabupatenBekasi, Kota Bekasidan Kota Depok sebanyak 11.930.991 Jiwa atau 26% dari jumlah penduduk Jawa Barat. Dengan begitu dapat disimpulkan seperempat penduduk Jawa Barat tinggal di daerah penyangga Ibu Kota. Sedangkan jumlah penduduk yang tinggal di Bandung Raya (Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi) sebanyak 8.670.501 Jiwa atau 18% dari total penduduk Jawa Barat, artinya hampir seperlima penduduk Jawa Barat tinggal di Bandung Raya/Ibu Kota Provinsi. Kalau di jumlahkan penduduk yang tinggal di penyangga Ibu Kota dan Bandung Raya, maka didapat jumlah penduduk di kedua daerah tersebut sebanyak 20.601.492 Jiwaatau 44% dari total jumlah penduduk Jawa Barat. Terlihat bahwa hampir separuh penduduk Jawa Barat tinggal di kedua daerah tersebut.

Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.708.551 jiwa dan pada akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 1.718.495 jiwa. Berikut adalah tabel data penduduk kabupaten indramayu tahun 2014 dan tahun 2015:

Wilayah Kecamatan

2014

2015

Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)

Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)

LK

PR

LK dan PR

LK

PR

LK dan PR

Haurgeulis

46196

44136

90332

46521

44451

90972

Gantar

31196

30421

61617

31349

30557

61906

Kroya

32285

30795

63080

32407

30959

63366

Gabuswetan

27871

27033

54904

28009

27176

55185

Cikedung

19729

19424

39153

19814

19502

39316

Terisi

27784

26027

53811

27958

26191

54149

Lelea

24242

23690

47932

24411

23806

48217

Bangodua

14034

13452

27486

14107

13523

27630

Tukdana

26201

24687

50888

26335

24816

51151

Widasari

17731

16302

34033

17812

16373

34185

Kertasemaya

31061

29766

60827

31222

29912

61134

Sukagumiwang

18752

18683

37435

18833

18776

37609

Krangkeng

32862

30745

63607

33028

30916

63944

Karangampel

32665

30036

62701

32913

30221

63134

Kedokanbunder

23039

21459

44498

23184

21604

44788

Juntinyuat

41312

36828

78140

41597

37047

78644

Sliyeg

30680

28195

58875

30837

28359

59196

Jatibarang

36237

33901

70138

36454

34097

70551

Balongan

19932

18515

38447

20044

18631

38675

Indramayu

56896

53185

110081

57442

53567

111009

Sindang

25774

24501

50275

25927

24636

50563

Cantigi

16607

15113

31720

16691

15188

31879

Pasekan

12520

11456

23976

12604

11531

24135

Lohbener

27991

26412

54403

28149

26562

54711

Arahan

16601

15673

32274

16723

15796

32519

Losarang

27735

25999

53734

27891

26142

54033

Kandanghaur

44319

41824

86143

44553

42050

86603

Bongas

23785

22889

46674

23878

22993

46871

Anjatan

42361

39974

82335

42601

40191

82792

Sukra

22989

20696

43685

23096

20788

43884

Patrol

28637

26710

55347

28824

26920

55744

Kabupaten Indramayu

880024

828527

1708551

885214

833281

1718495

           

 

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikankewarganegaraanagama, atau etnisitas tertentu.

Pada penelitian kali ini saya dan teman-teman melakukan penelitian observasi di Desa Jengkok kecamatan Kertasmaya kabupaten Indramayu.

B.   Gambaran Wilayah

1.    Gambaran Wilayah Desa Jengkok



 

 

 

 

 

 

 

 


       Desa jengkok terletak  di kecamatan Kertasmaya kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah sebesar 488,164  Ha. Desa Jengkok terdiri dari 3 RW (Rukun Warga) dan 18 RT (Rukun Tetangga).

Batas Wilayah

Sebelah Utara

Desa Tenajar Kidul

Sebelah Selatan

Desa Gua Lor

Sebelah Barat

Desa Tulungagung

Sebelah Timur

Desa Tegalwirangrong

 

Orbitasi (Jarak dari pusat pemerintahan)

Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan

:   2,5    Km

Jarak dari pusat pemerintahan Kota

:   47     Km

Jarak dari KotaKabupaten

:   47   Km

Jarak dari Ibukota Provinsi

: 135   Km

 

Pekerjaan / Mata Pencaharian

Karyawan

 : 246  Orang

- Pegawai Negeri Sipil

:  24  Orang

- TNI/Polri

:    3  Orang

- Swasta

: 253 Orang

Wiraswasta/Pedagang

:   65 Orang

Petani

:   79 Orang

Tukang

:   17   Orang

Buruh Tani

: 201   Orang

Pensiunan

:   17   Orang

Nelayan

:     -    Orang

Jasa

:     -    Orang

Peternak

:     6.  Orang

Pengrajin

:     -    Orang

Pekerja Seni

:     1   Orang

Lainnya

: 987   Orang

Tidak Bekerja/Penganggur

: 299   Orang

 

Desa Jengkok berada di wilayah Kecamatan Kertasemaya. Awal mula Desa Jengkok itu sebuah pedukuhan pecantilan yang dipimpin oleh wilayah cadang pinggan, namun pada tahun  1946 masyarakat wilayah Jengkok, Secang dan Pondok Asem ingin pecah dari kepemimpinan wilayah Cadang Pinggan.

Desa Jengkok merupakan daerah yang mempunyai tanah yang subur, seperti yang kita lihat di Desa Jengkok tersebut juga disetiap lahan kosong dan di depan beberapa rumah warga hampir semua warga memiliki pohon mangga. Maka dari itu Indramayu disebut sebagai kota buah mangga. Selain pohon mangga, kami juga menemukan banyak lahan pertanian yang sangat luas dan lahan peternakan seperti ayam dan bebek. 

Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan, di Desa Jengkok lebih tepatnya di RT 01 RW 01, kami menemukan masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Selain buruh tani, terdapat pula petani yang memiliki lahan cukup luas, lalu ada juga yang berprofesi sebagai guru, polisi, bidan, perawat, Pegawai, pedagang, tukang bangunan, peternak, dan juga ada beberapa orang yang bekerja di luar negri atau bisa disebut TKI/TKW tepatnya di Korea, Hongkong, Malaysia, thailand, dan Taiwan. Di wilayah ini juga ditemukan beberapa pengangguran yang masih bisa dibilang umur produktif tetepi masihkurang kesadaran untuk bekerja.

Dari hasil penelitian yang kami temui, di desa ini banyak ditemukan warga yang bermata pencahariansebagai petani dan buruh tani yang bekerja di sawah. Mereka rata-rata memerlukan waktu sekitar 15-30 menit untuk sampai di sawah tempat mereka bekerja Namun ada pula petani dan buruh tani yang bekerja hanya berjarak dekat seperti ladang sawah yang terletak di belakang rumah mereka masing-masing. Biasanya mereka berangkat kerja pagi dari rumah mereka dan kembali ke rumah mereka sekitar habis dzuhur.

Menurut hasil penelitian kami juga di desa ini selagi suami atau bapak-bapak pada pergi kesawah, sedangkan istrinya hanya dirumah saja atau ibu rumah tangga. Namun, ada juga sebagian ibu-ibu yang bekerja membantu suaminya dengan cara berjualan di rumah seperti berjualan makanan ringan, sembako, dan juga jajanan anak-anak kecil. Di Desa Jengkok ini juga saya menemukan beberapa warga yang bekerja diluar negri, tidak jarangjuga karena untuk bekerja diluar negri atau menjadi TKI itu sangat gampang dan di RT ini juga terdapat warga yang berprofesi sebagai penyalur TKI. Mereka yang bekerja diluar negri ini juga ada yang sudah hampir lebih dari 4 tahun tidak pulang kerumah, dan ada juga yan g masih 1 bulan berangkat ke luar negri.

Di RT001 ini juga banyak kami temukan yang bekerja di luar kota seperti yang berprofesi sebagai polisi di cirebon. Dan ada pula profesi sebagai perawat dan pegawai juga bekerja di luar kota. Ada juga beberapa yang kuliah di luar kota seperti di Majalengka, dan mereka ikut tinggal di daerah tempat mereka kuliah dan pulang jika libur semester saja.

Selain menanyakan masalah kependudukan kami juga sedikit berbincang dengan ibu-ibu yang sedang ngobrol di depan rumah salah satu warga, di Desa Jengkok ini termasuk desa yang nyaman untuk di tinggali. Hanya saja beberapa warga disana mengeluh tentang kesehatan yang ada di sekitar Desa Jengkok, karena susah membuat BPJS. Kami menemuka satu anak yang terkena penyakit tumor, dikarenakan tidak memiliki biaya untuk operasi maka keluarga hanya menunggu adanya BPJS. Dan masih banyak lagi warga yang mengeluh tentang susahnya membuat BPJS.

Lingkungan disekitar RT001 juga sudah terbilang bersih, namun masih ada yang suka membuang sampah dan membuang air besar sungai. Mereka tidak tahu juka buang sampah dikali berkepanjangan akan mengakibatkan masalah banjir.

2.    Gambaran Wilayah RW 01

Dari penelitian yang telah dilakukan di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, kami akan memaparkan data yang mencakup 1 desa.

1.    Data Jumlah Penduduk Desa Jengkok berdasarkan RW

No.

Dusun/RW

Jumlah

Jiwa

KK

1.

RW 01

2.403

791

2.

RW 02

2.116

759

3.

RW 03

961

342

Jumlah

5.480

1.892

 

 

 

 

 

 

Dari data tabel jumlah penduduk Desa Jengkok berdasarkan RW, Terdapat 5.480 jiwa. Diantaranya RW 01 yang mempunyai 2.403 jiwa dengan jumlah 791 KK. Di RW 02 terdapat 2.116 jiwa dengan jumlah 759 KK. Dan untuk RW 03 sebanyak 961 dengan jumlah 342 KK. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk Desa Jengkokterbanyak terdapat di RW 01.  

2.    Data Lengkap RW 01

a.    Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

No.

RT

Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin

LK

PR

1.

01

269

131

138

2.

02

279

145

134

3.

03

545

276

269

4.

04

259

130

129

5.

05

137

74

63

6.

06

214

119

95

Total

1.703

875

828

 

Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RW 01, terdapat 1.703 orang. Diantaranya, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 875 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 828 orang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RW 01 didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki.

 

 

C.   Metodologi

Sebelum melakukan penelitian sensus di Desa Jengkok kami mendatangi Kantor  Kuwu Desa Jengkok untuk meminta izin melakukan sensus di Desa Jengkok untuk beberapa hari kedepan. Setelah melakukan diskusi dan telah mengetahui mengenai Desa Jengkok kami dan teman-teman langsung membagi kelompok. Kami mendapatkan bagian untuk sensus wilayah RT 01/RW 01. Kebetulan RT 001 ini termasuk RT yang penduduknya terbilang banyak maka dari itu di RT001 tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kami ( Abdul Basyid Nasution dan Ikrima Nur Alfi) dan kelomok satunya lagi yaitu kelompok (Daimatul Mawaddah dan Hendrian Julisna).

Pada hari pertama penelitian sensus kami mendatangi rumah-rumah warga untuk menanyakan pertanyaan mengenai kependudukan, kesehatan, sumber daya alam, pekerjaan, pendapatan, umur dan mengenai keadaan masyarakat di Desa Jengkok tersebut. Kami mengumpulkan data saat penelitian  sensus dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau dengan cara wawancara. Sebelum kerumah warga, kami langsung mendatangi rumah bapak RT001 yang bernama Bapak Khariri untuk meminta izin melakukan sensus di RT tersebut. Namun pada saat itu, Bapak Khariri sedang bekerja di sawah, karena selain sebagai Ketua RT 01, beliau berprofesi sebagai petani. Akhirnya kami bertemu dengan istrinya dan sedikit berbincang dan meminta izin mengenai RT001. Sambil menunggu bapak Khariri itu datang kami langsung melanjutkan sensus penduduk di RT001. Karena disini kami dibagi menjadi 2 kelompok, cara membagi kelompok kami yaitu dengan cara setelah kelompok kami mendata rumah warga yang satu maka kelompok satunya lagi tidak lagi mendata rumah tersebut.

Setelah sekitar habis zuhur kami kembali kerumah Bapak Khariri untuk mendata sekaligus berbincang mengenai RT001. Pada hari pertama penelitian sensus kami mendapatkan data sebanyak 28 Kepala Keluarga. Dikarenakan hari sudah sore dan kami juga belum makan siang maka sensus kami lanjutkan dihari esoknya.

 

 

 

 

BAB II

TEMUAN LAPANGAN

Laporan Sensus Penduduk RT 001/01 Desa Jengkok

A.   Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia

no

jumlah penduduk

jenis kelamin

L

P

1

139

69


2


70

 

usia

L

P

0-3 thn

-3

3

4-7 thn

-7

4

8-11 thn

-5

4

12-15 thn

-3

4

16-19 thn

-4

8

20-23 thn

-4

6

24-27 thn

-5

6

28-31 thn

-1

2

32-35 thn

-7

5

36-39 thn

-5

6

40-43 thn

-5

4

44-47 thn

-2

5

48-51 thn

-6

3

52-55 thn

-2

2

56-59 thn

-2

3

60-63 thn

-4


64-67 thn

-2

2

68-71 thn

-1

1

72-75 thn



>76

-2

2

 

 

 

Berdasarkan tabel struktur data penduduk jenis kelamin dan usia terdapat 139 orang, dimana yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 69 orang dan perempuan berjumlah 70 orang. Pada tingkat rasio usia paling banyak umur 16-19 tahun berjenis kelamin perempuan dan umur 31-35 tahun untuk berjenis kelamin laki-laki. Dan pada usia 72-75 tahun tidak di temukan pada saat sensus.

B.   Struktur Penduduk berdasarkan Pekerjaan

No.

Pekerjaan

LK

PR

1

Pegawai

3

2

2

Petani

11

1

3

TKI

4

2

4

Pedagang

1

8

5

Wiraswasta

1

1

6

Guru

2

-

7

Anak Dibawah Umur

8

5

8

Polisi

1

-

9

Pelajar

16

20

10

IRT

-

27

11

Tidak Bekerja

2

1

12

Perawat

1

1

13

Tukang Bangunan

1

14

pengangguran

1

1

15

Buruh Tani

17

-

16

Bidan

-

1


TOTAL

69

70

 

Dari tabel diatas, struktur berdasarkan pekerjaan di RT:001 RW:01 Desa Jengkok Kecamatan Kertas Maya Kabupaten Indramayu. menurut hasil observasi yangkami dapat kebanyakan bekerja menjadi buruh tani di lahan orang lain. Selain butuh tani terdapat pula TKI atau TKW di luar negeri. Di RT ini juga terdapat 2 pengangguran, 1 berjenis kelamin laki-laki dan 1 berjenis kelamin perempuan.

C.   Struktur Penduduk berdasarkan Area Kerja

no

jumlah penduduk

jenis kelamin

jarak tempat bekerja (dihitung jarak dari rumah

L

P

0-1

Km

2-10

KM

11-20

KM

>20

lainnya

1

139

42


21

12

2

3

4

2


15

8

3

2


2

 

Berdasarkan struktur area kerja, rata-rata lokasi jarak kerja dari rumah menuju tempat kerja yang berkisar yaitu dari 0-1 Km dari mulai profesi petani, buruh tani dan pedagang. Akan tetapi untuk profesi petani ada juga yang berkisar 2-11 Km dan untuk profesi polisi berlokasi dengan jarak berkisar 11-20 Km. Untuk kategori lainnya yaitu untuk profesi TKI.

D.   Piramida Penduduk RT 01 RW 01

 

 

 

 

 

 

 

1.    Tipe piramida dibawah ini adalah Tipe III (Sarang Tawon), dimana tingkat fertilitas dan mortalitas rendah

2.    Jumlah usia produktif sangat tinggi yaitu berada pada usia 32-35 tahun untuk laki-laki dan 16-19 tahun untuk perempuan

3.    Median age tinggi dan dependensi ratio rendah.

 

E.    Fertilitas

no

 

Jumlah Kelahiran

jenis kelamin

tahun kelahiran

2016

Ket

L

P

1

1

1

 

1

10 Bulan

 

Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2016 terdapat kelahiran berjumlah 1 orang. Dengan proses persalinan secara normal di bidan dan berjenis kelamin laki-laki.

F.    Migrasi

no

jumlah penduduk migrasi

jenis kelamin

tahun migrasi

 

 

ket

L

P

Mi

Mo

jumlah

1

6

4

 

 

4

4

TKI

 

 

2

 

2

2

2

2

1

 

 

1

1

Mahasiswa

 

 

1

 

1

1

Berdasarkan tabel struktur angka migrasi, di RT:001 RW:01 Desa Jengkok Kecamatan Kertas Maya Kabupaten Indramayu. Jumlah penduduk yang migrasi out berjumlah 8 orang. Terdapat 2 kategori yang termasuk migrasi out yaitu TKI dan Mahasiswa. Dimana TKI berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 orang laki laki dan 2 orang perempuan. Dan Mahasiswa terdapat 2 orang yaitu 1 berjenis kelamin laki-laki dan 1 berjenis kelamin perempuan. TKI dan mahasiswa ini dapat dikatakan migrasi out karena mereka bekerja dan menuntut ilmu di luar desa Jengkok dan sudah melewati batas 3 bulan dan akan kembali pulang.

Data Penduduk RT 001/01 Desa Jengkok ( Daimatul Mawaddah dan Hendrian Julisna)

No.

Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin

LK

PR


130

62




68

Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, terdapat 130 orang. Yang diambil oleh kelompok Daimatul dan Hendrian diantaranya, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RT 01 didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESEHATAN LINGKUNGAN

A.   Kemiskinan dan Kesehatan Indonesia

Dari sifatnya yang multidimensi,dimungkinkan akan terdapat permasalahan akses yang rendah terhadap layanan kesehatan dalam kemiskinan. Korelasi antara kemiskinan dan kesehatan bukanlah suatu hubungan yang sederhana, dan merupakan suatu hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Kesehatan yang buruk dapat menyebabkan kemiskinan dan kemiskinan berpotensi besar membawa pada status kesehatan yang rendah. Sebagaimana dinyatakan oleh World Bank (2002) bahwa kemiskinan dan kesehatan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kesehatan yang buruk dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan menghabiskan tabungan rumah tangga sehingga pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup dan menciptakan kemiskinan. Sebaliknya, orang miskin pada gilirannya akan terkena risiko pribadi dan lingkungan yang lebih besar, kekurangan gizi, dan kemampuan yang rendah untuk mengakses fasilitas kesehatan.

Kemiskinan dapat menempatkan seseorang pada kondisi kesehatan yang tidak menguntungkan. Beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya hal ini adalah keterbatasan akses kelompok miskin terhadap perolehan informasi dan layanan kesehatan yang memadai,rendahnya pengetahuan dan perilaku hidup yang tidak mengindahkan kesehatan. Kelaparan yang menyertai kemiskinan menambah lemahnya daya tahan tubuh si miskin sehingga kelompok miskin semakin sulit keluar dari status kesehatan yang rendah. Sebaliknya, kesehatan juga memegang peranan besar dalam merubah status individual seseorang menjadi miskin atau mengangkatnya dari kemiskinan. Kondisi kesehatan yang buruk menyebabkan berkurangnya produktivitas.

Produktivitas yang menurun mengakibatkan semakin terbatasnya penghasilan yang diperoleh. Apabila kemudian yang dihadapi adalah kasus katastropik, maka dibutuhkan sumber pembiayaan yang lebih besar untuk menutup ongkos pengobatan. Pada titik ini, buruknya kondisi kesehatan berakibat lebih berat bagi kelompok miskin karena asset utama yang dimiliki kelompok miskin adalah tenaga untuk bekerja. Kondisi ini cepat atau lambat mendorong yang bersangkutan dalam jebakan lingkaran kemiskinan atau memperdalam status kemiskinannya. Wagstaff (2002) mencontohkan dalam lingkup makro, kondisi kesehatan masyarakat di negara‐ Negara miskin pada umumnya tidak sebaik masyarakat di Negara tidak miskin, demikian pula dalam lingkup mikro, anak ‐anak dari keluarga miskin akan memiliki tingkat kesehatan yang tidak seberuntung teman ‐ temannya dari keluarga kaya ataupun teman‐temannya yang tinggal di Negara yang tidak miskin. Secara singkat, Wagstaff (2002) menggambarkan hubungan antara kemiskinan dan kesehatan sebagai berikut :

ü  Karakteristik kelompok  miskin :

o   pemanfaatan pelayanan/jasa  yang tidak sama, lingkungan  tidak sehat, kelaparan  

ü  Penyebab :

o   Ketiadaan mata pencaharian

o   Keterbatasan dalam norma  komunitas sosial, institusi dan  infrastruktur yang lemah,  lingkungan yang buruk;

o   Aturan kesehatan yang lemah,  tidak dapat mengakses,  ketiadaan petunjuk pemakaian, pelayanan yang tidak relevan, kualitas yang  rendah;

o   Tersisih dari sistem  pembiayaan kesehatan- asuransi yang terbatas.

ü  Akibat dari  tingkat kesehatan  yang rendah

ü  -Sakit

ü  -Kurang gizi

ü  -Memiliki  banyak anak  Penghasilan yang  terbatas

ü  -Kehilangan penghasilan

ü  -Biaya perawatan kesehatan

ü  -Sangat rentan terhadap penyakit katastropik[1].

 

B.   Kaitan kemiskinan dan kesehatan dengan aspek lain

 

1.    Aspek Demografi

Dari Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milllenium Indonesia yang dikeluarkan oleh BAPPENAS pada tanggal 23 Agustus 2005, diperoleh informasi sebagai berikut:"Jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun 1971 menjadi 179 juta pada tahun 1990, dan diperkirakan menjadi 219 juta pada tahun 2005. Laju pertumbuhan penduduk menunjukkan kecenderungan menurun dari 2,32 persen per tahun pada kurun waktu 1971-1980 menjadi 1,97 persen pertahun pada kurun waktu 1980-1990, dan menjadi 1,48 persen per tahun pada kurun waktu 1990-2000.

Penurunan laju penduduk tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia menurunkan tingkat kelahiran (Total Fertility Rate/ TFR) dari 5,6 anak per keluarga pada tahun 1971 menjadi 2,6 anak per keluarga pada tahun 2003. Penurunan tingkat kelahiran erat kaitannya dengan meningkatnya pemakaian kontrasepsi. Pada tahun 1980 tingkat pemakaian kontrasepsi hanya 26 persen, meningkat menjadi 60,3 persen pada tahun 2002. Namun demikian, setiap tahun (sampai tahun 2015) diperkirakan masih akan terjadi kelahiran sekitar 4 juta jiwa, dan pertambahan penduduk baru sekitar 2,4-2,7 juta jiwa."

2.    Aspek Politik

Dalam bidang politik, etika berpolitik yang ditunjukkan para politikus tidak bisa lagi dikatakan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Para elit politik tidak lagi memikirkan kepentingkan rakyat tetapi lebih mementingkan diri dan partainya. Para elit politik membungkus kepentingannya dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan. Setiap kegiatan politik selalui dibumbui dengan kecurigaan tentang kemungkinan adanya permainan uang dan suap-menyuap.Para elit politik kurang perhatian terhadap masalah-masalah kemiskinan dan kesehatan, ini terlihat jarangnya para elit politik menyuarakan masalah kemiskinan dan kesehatan. Tanpa adanya kepedulian elit politik, sulit bagi bangsa ini untuk keluar dari kungkungan kemiskinan dan derajat kesehatan yang masih rendah.

Peran Ormas dan LSM yang seharusnya memperjuangkan masyarakat, justru menjadi alat pemicu bagi timbulnya situasi dan kondisi tidak kondusif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, juga menjadi alat politik untuk kepentingan partai tertentu. Begitu juga dengan peran media massa, yang seharusnya memberikan informasi, edukasi kepada masyarakat, sering menjadi media provokasi partai tertentu, di samping mengejar keuntungan finansial.

3.    Aspek Geografi

Kondisi geografi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan dengan wilayah lautan yang amat luas, merupakan salah faktor penghambat bagi pemerintah dalam berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin di daerah yang letaknya terpencil, dikarenakan untuk menjangkau daerah terpencil tersebut dibutuhkan sarana transportasi dan komunikasi dengan biaya operasional yang tinggi, sementara pemerintah kita belum mampu menyediakannya.

Sedangkan letak Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan reservoir yang tepat bagi berkembang biaknya berbagai penyakit malaria, TB Paru, dan lain-lain, yang juga banyak menyerang masyarakat miskin. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia, yang paling banyak terdapat di luar Jawa-Bali. Di beberapa tempat merupakan daerah endemis malaria. Perkembangan penyakit malaria dalam beberapa tahun lalu cenderung meningkat di semua wilayah, mulai tahun 2001 sudah mulai terjadi penurunan. Untuk penyakit TB Paru menurut Suskernas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum. WHO memperkirakan Indonesia merupakan negara dengan kasus TB Paru terbesar ke 3 di dunia.

4.    Aspek Ekonomi

Indonesia terletak pada jalur lalu lintas perdagangan bagi negara-negara di Asia dan Australia, karena letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera. Dari letak Indonesia yang strategis seharusnya membawa dampak positif bagi peningkatan perekonomian bagi Indonesia. Pada kenyataannya sampai saat ini status Indonesia masih sebagai negara yang sedang berkembang, tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Afrika yang kemiskinan masih menjadi tantangan utama pemerintah.

Perekonomian Indonesian semakin sulit sejak terjadi krisis berkepanjangan yang berawal dari krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi, yang kemudian menjadi krisis multi dimensial. Pada akhirnya untuk mengatasi krisis ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan utang luar negeri, agar pembangunan di segala sektor tetap berjalan, termasuk sektor kesehatan. Dana yang berasal dari utang luar negeri sebagian dipergunakan untuk membiayai sebagian Program-Program Penanggulangan Kemiskinan.

5.    Aspek Sosial Budaya

Dahulu bangsa Indonesia terkenal ramah tamah dan berbudi luhur, sejalan dengan adanya krisis moneter, telah merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mudah marah, beringas, perusak, penjarah sehingga seringkali terjadi bentrok-bentrok sosial dalam negeri yang terus meningkat akibat kesenjangan dan kecemburuan sosial yang kian luas dan menajam, di Indonesia dari 219 juta penduduk Indonesia, 100 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka yang super kaya mendiami rumah-rumah super mewah, dan lebih memilih pengobatan ke luar negeri, sementara mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan hidup di gubuk-gubuk reyot dan tidak mampu memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Kondisi seperti inilah yang terjadi di Indonesia, jurang pemisah sangat lebar antara si miskin dan si kaya. Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, perlu ada upaya dari semua komponen bangsa untuk bersama-sama menciptakan kondisi untuk mempersempit jurang pemisah antara masyarakat mampu dan masyarakat miskin. Di sini sektor kesehtan juga berperan mempersempit jurang pemisah antara masyarakat mampu dan masyarakat miskin dengan menyediakan kemudahan bagi masyarakat miskin untuk mengakses pelayanan kesehatan, salah satunya dengan dengan penyediaan sarana kesehatan yang jaraknya dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, yang ditunjang dengan SDM yang memadai dan tarif yang terjangkau.

6.    Aspek Sumber Daya Alam

Indonesia merupakan negara yang dianugrahi kekayaan alam berlimpah. Kekayaan alam Indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke, berupa sumber daya hutan, sumber daya tambang minyak dan mineral, dan lain sebagainya. Sumber daya hutan memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan, menciptakan kesempatan kerja, menghasilkan devisa dan sebagai penghasil bahan baku industri. Hanya saja pengelolaan hutan Indonesia masih sembrawut, yang ditandai dengan maraknya praktek-praktek ilegal logging yang merugikan negara milyaran rupiah, dan ekspolarasi hutan yang tidak diimbangi dengan semangat melaksanakan reboisasi untuk pelestarian hutan. Seharusnya pelestarian hutan tetap dipertahankan agar nantinya dapat dimanfaatkan kembali oleh generasi bangsa Indonesia berikutnya.

Hal lain yang juga memprihatinkan dalam pengelolaan hutan kita adalah kebijakan pemerintah memberikan izin pengelolaan hutan kepada perusahaan-perusahaan swasta penuh dengan praktek-praktek KKN dan bersikap tidak adil pada masyarakat di sekitar hutan, terlihat dari kondisi masyarakat disekitar hutan masih banyak hidup dalam keterbelakangan ekonomi. Kondisi ini menggambarkan hutan belum bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis bagi masyarakat setempat. Pengelolaan sumber-sumber alam lain yang dimiliki Indonesia, juga belum dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan kesejahterakan rakyat, khususnya masyarakat yang hidup di sekitarnya. Yang didapat masyarakat di sekitar justru hasil dari kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengekpolarasi sumber alam.

Pencemaran lingkungan ini akan berpengaruh pada gangguan kesehatan masyarakat sekitar untuk jangka panjang. Sungguh keadaan yang menyedihkan, Indonesia negara dengan kekayaan alam berlimpah, tetapi masyarakatnya masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan dan terpapar lingkungan yang tercemar, yang membahayakan kesehatan. Ini semua karena kurangnya kepedulian dan penegakan hukum yang belum ditaati. Pemerintah seharusnya lebih bijak di dalam mengelola sumber-sumber alam, yang apabila dikelola dengan baik, hasilnya dapat digunakan untuk pembiayaan yang bertujuan mendukung Indonesia keluar dari kemiskinan.

Data Sarana Kesehatan

No

jenis sarana kesehatan

cakupan kerja

jenis tenaga medis

Jumlah Perawat

jumlah administrasi

(RT/RW/Kel./Kec.)

L

P

L

P

L

P

1

Posyandu

RT

3

3

1

2

2

1

2

Apotek

RW

2

2

 

 

2

2

3

Klinik

RW

2

3

 

2

2

1

4

Puskesmas

Kecamatan

5

8

3

6

2

2

 

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 sarana kesehatanseperti posyandu, apotek, klinik dan puskesmas. Untuk sarana kesehatan posyandu tenaga medis sebanyak 6 orang dan jumlah perawat sebanyak 3 orang dan jumlah administrasi sebanyak 3 orang. Untuk sarana apotek tenaga medisnya berjumlah 4 tidak ada perawat dan jumlah administrasi sebanyak 3 orang. Untuk sarana kesehatan klinik ada tenaga medis sebanyak 5 perawat sebanyak 2 orang dan administrasi berjumlah 3 orang. Dan terakhir sarana kesehatan puskesmas dengan jenis tenaga medis berjumlah13 dan perawat berjumlah 9 orang dan jumlah administrasi 4 orang.

 

Data Prilaku Kesehatan

no

Jumlah

jenis Sakit

Obat Warung

ke Dokter/ Tenaga Medis

obat herbal

dibiarkan saja

L

P

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

1

1

 -

saraf

 

 

ü

 

 

 

 

 

2


 2

Pusing

 

 

ü

 

 

 

 

 

3

2

 4

rematik

 

 

ü

 

 

 

 

 

4


 

asam urat

 

 

ü

 

 

 

 

 

5

2

 

Katarak

 

 

 

 

 

 

ü

 

6

 1

 

Sakit Mata

 

 

ü

 

 

 

 

 

7

 

 1

Gula Darah

 

 

ü

 

 

 

 

 

8

 

 1

kaki nyut-nyutan

 

 

 

 

ü

 

 

 

9

 1

 1

tumor

 

 

 

 

 

 

ü

 

10

 1

 

sesak nafas

 

 

ü

 

 

 

 

 

11

 1

 

Pegal-pegal

ü

 

 

 

 

 

 

 

12

 

 1

flu

ü

 

 

 

 

 

 

 

13

 

 2

batuk pilek

ü

 

 

 

 

 

 

 

14

 

 1

panas

 

 

ü

 

 

 

 

 

15

 

 1

Darah Tinggi

 

 

ü

 

 

 

 

 

 

Dari tabel data prilaku kesehatan di atas ditemukan 15 macam jenis penyakit yaitu saraf, pusing rematik, asam urat, katarak, sakit mata, gula darah, kaki nyut-nyutan, tumor, sesak nafas, pegal-pegal, flu, batuk pilek, panas dan darah tinggi. Pada penderita penyakit tumor terdapat 2 orang menderita penyakit tumor 1 berjenis kelamin laki-laki dan satu berjenis kelamin laki-laki. Pada penyakit ini masih dibiarkan saja karna sulitnya ekonomi. Untuk yang perempuan masih menunggu pembuatan BPJS karna di desa Jengkok masih susah untuk mengurus BPJS.


 

BAB IV

PENUTUP

A.   KESIMPULAN DAN SARAN

Desa jengkok terletak  di kecamatan Kertasmaya kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah sebesar 488,164  Ha. Desa Jengkok terdiri dari 3 RW (Rukun Warga) dan 18 RT (Rukun Tetangga).

Desa Jengkok berada di wilayah Kecamatan Kertasemaya. Awal mula Desa Jengkok itu sebuah pedukuhan pecantilan yang dipimpin oleh wilayah cadang pinggan, namun pada tahun  1946 masyarakat wilayah Jengkok, Secang dan Pondok Asem ingin pecah dari kepemimpinan wilayah Cadang Pinggan.

Pada penelitian yang sudah dilakukan, Masyarakat Desa Jengkok khususnya di wilayah RT 01 RW 01 mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani karena Desa Jengkok memiliki tanah yang subur, banyak lahan kosong di buat pertanian ada pertanian padi, jagung, kelapa, singkong, dan sebagainya. Uniknya, di setiap pekarangan rumah kebanyakan terdapat pohon mangga.Itu sebabnya Indramayu disebut sebagai kota mangga. Selain pertanian, terdapat pula beberapa perternakan, yaitu peternakan ikan, dan kebanyakan ikan lele. Tidak hanya ikan, terdapat pula peternakan seperti bebek, ayam.

 

B.   PEMBERDAYAAN

Pada bidang kesehatan, di Desa Jengkok ditemukan banyak masyarakat yang mengidap penyakit katarak. Ini disebabkan karena kurangnya perlindungan pada saat masyarakat yang mayoritas petani tersebut bekerja di sawah dan melakukan penyemprotan pestisida. Itu menyebabkan mata yang terkena sinar matahari tersebut rusak. Maka dari itu kami ingin membagikan kacamata anti sinar UV.

Kami ingin melakukan pemberdayaan di Desa Jengkok dengan mengadakan pelatihan kerajinan tangan dengan cara mendaur ulang sampah yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan untuk kerajinan tangan dan juga bernilai jual. Karena setelah kami melakukan penelitian di desa Jengkok, kami melihat bahwa banyak warga yang membuang sampah kesungai tanpa memerhatikan akibat dari membuang sampah ke sungai.

 

 

Lampiran

Dokumentasi

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini