KEMANDIRIAN DESA DALAM BETERNAK
Dosen Pengampu : Dr. Tantan Hermansah, M.Si
Disusun Oleh:
Sarah Ayuningrat (11150540000002)
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira, karena atas limpahan karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Sosiologi tentang Hasil Proposal Riset dalam judul " Kemandirian Desa Dalam Beternak" Tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari kerabat yang telah memberikan pikirannya untuk Hasil Proposal Riset ini.
Harapan saya semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam hasil proposal ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan hasil proposal ini.
Ciputat, 29 Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…….……...................…………………………………1
B. Pertanyaan penelitian……………..................………………………...2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................2
BAB 2 METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kuantitatif…...……………...……………………...3
B. Tinjauan Teoritis………………………..…………………..................4
BAB 3 GAMBARAN UMUM SUBYEK/OBYEK KAJIAN
A. Profil Umum Subyek/Obyek………………….……………………....6
B. Lokasi Kajian.......................................................................................6
BAB 4 ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian Data.............................................................................8
BAB 5 KESIMPULAN
A. Kesimpulan.........................................................................................12
Daftar pustaka....................................................................................13
Lampiran............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa merupakan sekumpulan masyarakat yang hidup jauh dari perkotaan. Kondisi ini mendorong terjadinya kesenjangan aksebilitas, pada fasilitas dan ketersediaan media penunjang kehidupan masyarakat. Dan di bangun konsep "Kemandirian Desa Dalam Beternak" ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi suatu desa menuju pemandirian pada desa dalam mengolah ternak, adanya: potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, potensi pada pembeli (pasar), serta kelembagaan dan budaya lokalnya.
Desa, atau yang disebut dengan nama lain, adalah salah satu bentuk daerah yang khas di Indonesia. Desa memiliki latar belakang historis dan filosofis yang jelas dan kuat. Desa hadir sebelum tata pemerintahan tumbuh dan berkembang seperti sekarang. Prasati Himad-Walandit (1350), sebagaimana dikutip Fauzi (2013) menyebutkan, bahwa desa telah ada sejak zaman kerajaan berkuasa di Nusantara. Pemerintah Hindia Belanda pun mengakui legalitas desa dalam Staatsblad Tahun 1906 Nomor 83 dan Staadblad Tahun 1938 Nomor 490. Desa memiliki hak otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat menentukan susunan pemerintahan, mengatur dan mengurus rumah tangga, serta memiliki kekayaan dan asset. Oleh karena itu, eksistensi desa perlu ditegaskan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dalam ilmu sosial, istilah kemandirian (resilience) sering dipersamakan dengan istilah otonom, tidak tergantung atau bebas, mengelola diri sendiri dan keberlanjutan diri.Sedangkan suatu masyarakat (community/society) terdiri dari person-person dalam wilayah tertentu, memiliki satu atau lebih ikatan bersama dan saling berinteraksi sosial (Hillery, 1995). Ukuran terwujudnya kemandirian masyarakat merupakan hasil pencapaian partisipasi masyarakat. Ukuran laju ini merujuk pada tingkat produksi wilayah. Dengan demikian indeks kemandirian desa (IKD) mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan umum.
Manfaat dari pemandirian pada desa adalah: akan berkembangnya potensi desa untuk meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat, melalui lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan kegiatan usaha ekonomi pada desa,
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendaparkan manfaat hasil berupa jasa, tenaga, dan keuntungan finansial dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana masyarakat desa Cibinong mengelola ternak secara mandiri?
2. Bagaimana dampak dari pengelolaan ternak di desa Cibinong secara umum?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan proposal penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana kemandirian desa dalam beternak.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian ini digunakan melalui pendekatan kuantitatif. Dan subyek atau obyeknya melalui pengamatan masyarakat Desa Cibinong Gunungsindur Kabupaten Bogor. Metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut "sample" dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut "data". Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
D. Tinjauan Teoritis
Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang dia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim terhadap individu serta perilakunya adalah bahwa fakta-fakta sosial itu rill dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik psikologi biologis atau karakteristik individu lainnya. Selain itu fakta-fakta sosial dapat dipelajari dengan metode-metode empirik karena fakta-fakta sosial merupakan benda dan harus diperlakukan sebagaimana benda.
Dalam pembahasannya mengenai etnik, terlihat sangat jelas ketika Dukheim membahas sifat solidaritas kelompok dalam dua jenis tatanan sosial, dimana ia memandang masyarakat sebagai sebuah komponen yang berbeda yang mempunyai hubungan satu sama lain. Menurut Durkheim, masyarakat tradisional dan modern tidak memiliki suatu perbedaan dalam hal struktur internal dan fungsi eksternal, tetapi mereka dicirikan oleh berbagai jenis solidaritas kelompok, baik itu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.
Teori Durkheim dikaitkan dengan kemandirian desa dalam beternak, adanya fakta sosial yang mempengaruhi kesadaran individu untuk memajukan kesejahteraan masyarakat bersama, sehingga timbulah inisiatif untuk mengelola peternakan yang ada di Desa Cibinong. Dengan usaha semaksimal mungkin tanpa harus bertindak menunggu bantuan dari kalangan atas. Masyarakat pada umumnya yang ada di Desa kami rata-ratanya hanya menempuh pendidikan tingkat SMA sehingga tidak ada jalan lain dan solusi yang dapat ditempuh melainkan dengan bercocok tanam ataupun beternak. Namun hasil dari peternakan pun tidak bisa kami pungkiri, kami pun mendapatkan hasil yang cukup signifikan.
Produk peternakan kami di konsumsi oleh orang-orang yang berada di luar kota mereka datang untuk membeli ayam peternk kami, karena mereka mengetahui betapa baiknya cara kami mengelola ayam-ayam peternak tersebut dari makannya, kami kelola makanan untuk ayam tidak dengan dicampuri oleh bahan=bahan kimia apapun. Begitupun dengan minum yang kami berikan kepada ayam peternak kami, karena letak daerah kami yang cukup strategis dengan mata air yang ada di dekat gunung memberikan perkembangan yang baik bagi kessehatan ayam-ayam peternak kami.
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBYEK/ OBYEK KAJIAN
a. Profil Umum Subyek/Obyek
Masyarakat di Desa Cibinong ini, kehidupannya sangat sederhana, dan orang-orang di desa tersebut ramah dalam menjamu tamu yang datang untuk meneliti desanya. Para pekerja disana pun rata-rata nya adalah petani, peternak.
Di Desa Cibinong ini kemandirian untuk mengolah ternaknya sangatlah ulet dalam arti rajin dan teliti untuk mengolahnya demi hasil ternak yang baik. Masyarakat di desa ini pun sangat bekerja keras dan berupaya dengan tenaga yang ia miliki. Dan dari hasil olahan peternakan itu untuk membiayai pendidikan sekolah anaknya,
b. Lokasi Kajian
Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016.
Tempat Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibinong, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Indonesia 16340. Terletaknya di sebelah Desa Cibadung, perjalanan menuju Desa Cibinong kira-kira 3 km.
Di Desa Cibinong, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 16340. Penelitian ini dilakukan pada hari sabtu tanggal 29 Oktober 2016, saya berangkat pada pagi hari menjelang siang, sampai di Desa tersebut pada jam 10.00. saya berangkat menuju desa mengendarai motor dengan teman saya yang tujuannya pun sama dengan saya. Dan saya mendatangi rumah teman saya terlebih dahulu, karenanya yang saya datangi ini warga atau masyarakat asli di desa ini yang bernama Endah Purnama Ningsih.
Perjalanan menjelang siang hari dan marahari pun sudah bersinar menyinari bumi ini, rasa dekapan yang lumayan panas yang meresap ke dalam tubuh, dan di perjalanan pun penuh dengan debu yang tak terhingga dan di jalan tersebut banyak truk dan tronton yang membawa pasir atau tanah galian dari tempat satu ke tempat lainnya. Dan di saaat jam itu pula perjalanan masuk ke Desa pun ridak terlalu ramai, paling tidak ibu-ibu yang menjemput anaknya pulang dari sekolah SD. Memang perjalanan ke Desa tersebut sudah bagus dalam arti jalanan tersebut sebagian sudah di aspal dan di cor semen. Dan sesampainya saya pun saya meletakkan motor di depan rumah Bapak RW. Dan saya bersama teman saya jalan keliling Desa untuk meneliti dan bertemu kepada warga desa Cibinong tersebut dan sekalian saya mewawancarai sedikit demi sedikit tentang soal yang saya teliti.
Dan warga desa pun di jam tersebut sedang banyak yang bekerja namun sulit untuk saya mewawancarai dan mengasih kuesioner untuk di isinya, karena memang tidak bisa diganggu sama sekali itu para pekerja bangunan atau kuli proyek. Dan saya pun mendatangi rumah-rumah warga yang sedang terbuka pintunya dan yang saya lihat pun sedang sangtai dan tidak sibuk. Lantas saya keliling kembali di desa tersebut dan bertemu nenek-nenek yang sudah lanjut usia yang sedang membuat sapu lidi dari batang daun pohon kelapa, dan saya menghampirinya dengan sopan santun, dan dibalasnya pun dengan baik dan sopan
Saya besama nenek tersebut bertanya-tanya tentang desa ini dan tentang soal yang saya teliti banyak yang nenek ini ceritakan kepada saya tentang desa maupun pekerjaan ia yang membuat sapu lidi tersebut. Nenek ini lucu dan menggemaskan dan ia senang di datangi oleh mahasiswa dan yang bisa mengajak ngobrol dan sebagainya, saya pun membantu sedikit untuk membuat sapu lidi tersebut, mengobrol sedikit demi sedikit dan menjadi lebar pembahasannya saya pun meminta nenek ini untuk mengisi kuesioner saya yang telah saya buat dan bawa. Namun nenek ini tidak bisa membaca dan menulis karenanya pun ia tidak sekolah, dan ia pun meminta saya untuk membacakan pertanyaan kuesioner saya dan saya pun membacakannya dan si nenek pun menjawab nya dengan begitu semangat.
Waktu demi waktu semakin berputar dan saya akhiri untuk mengobrol bersama nenek tersebut karena mengingat waktu sudah mendekat waktu dzuhur dan saya bersama teman saya harus kembali menuju kampus UIN karena saya dan teman saya ada jam mata kuliah di jam 13.00 dan saya pun harus kembali dengan mengendarai motor, dan terkena debu kembali di jalan raya tersebut.
1. Subyek Penelitian:
Subyek ini kepada Masyarakat sekitar Desa Cibinong.
Obyek ini kepada Warga yang berprofesi sebagai Peternak.
2. Sumber data yang diperoleh:
Sumber data ini diperoleh pada wawancara dan membagikan kuesioner kepada masyarakat Desa Cibinong.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang peneliti peroleh dari wawancara langsung dengan peternak dan warga masyarakat Desa Cibinong.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data-data yang penulis dukumpulkan dari catatan-catatan lapangan, buku, jurnal serta media elektronik yang berkaitan dengan pembahasan tentang masalah social para peternak.
3. Teknik pengumpulan data:
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh. Yaitu pengumpulan data secara wawancara pada narasumber peternak dan mewawancarai warga Desa Cibinong. Dan teknik pengumpulan data selanjutnya dengan cara observasi langsung, data yang didapat dan observasi langsung dengan cara membagikan kuesioner, dan warga Desa Cibinong mengisi kuesioner yang telah di bagikan dari peneliti.
4. Jenis untuk memperoleh sumber data:
Data yang diperoleh dari penduduk langsung dengan mengajukan pertanyaan tertulis untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan untuk peneliti.[1]
BAB IV
ANALISIS DATA
1. HASIL PENELITIAN DATA
Dari tiga puluh kuesioner yang terisi oleh masyarakat Desa Cibinong hanya dua puluh enam, dan tersisa yang tidak terisi empat kuesioner. Dari dua puluh enam kuesioner yang terisi terdapat empat belas perempuan dan dua belas laki-laki yang mengisi kuesioner tersebut. Dan yang mengisi kuesioner tersebut ada dari kalangan remaja hingga lansia, dan pendidikan terakhir mereka ada yang tamat SMA, tamat SMP, tamat SD dan bahkan ada yang tidak tamat dan tidak sekolah sekali pun. Dilihat dari pengisian kuesioner tersebut pekerjaan mereka lebih mayoritas ke buruh untuk yang laki-laki, bagi yang perempuan lebih ke ibu rumah tangga.
Dari pengetahuan yang masyarakat Desa Cibinong mengetahui tentang kemandirian dalam pengolahan beternak ialah salah satu pemprograman di dalam desa tersebut. Dan memang mayoritas di desa ini pun setiap rumah mempunyai lahan untuk beternak, karena dari hasil ternak inilah yang bisa menghidupkan mereka, dan karena ternak yang dimiliki pun sudah ada yang memesan setiap bulannya. Jadi, para peternak pun sudah menyiapkannya untuk dibawa oleh si pemesan tersebut.
Pengetahuan atau pertanyaan secara tertulis di kuesioner ini pada nomer satu dalam pertanyaannya "Menurut anda, apakah program kemandirian pengolahan ternak dapat berkembang pesat?", dan jawaban disini terdapat "Tidak". Karena tentu saja tidak akan mungkin langsung berkembang dengan pesat karena dibutuhkannya proses guna terwujudnya keberhasilan, masih minimnya alat-alat yang digunakan untuk proses hewan dari habitat aslinya yang dipindahkan menuju tempat kehidupan atau penampungan hewan ternak sehingga hewan tidak mudah untuk bertahan hidup. Banyaknya hewan-hewan liar juga menjadi factor tidak berkembangnya pengolahan hewan ternak hewan banyak mati terbunuh. Dikarenakan dekatnya daerah Kami dengan gunung dimana hewan seperti musang, anjing liar dapat memakan ayam-ayam ternak di daerah desa kami. Dan dalam pertanyaan kedua "Menurut anda, apakah pengolahan ternak di desa ini akan menghasilkan penghasilan yang cukup tinggi?" dan jawaban dari masyarakat Desa Cibinong tersebut menjawab "Ya", karena ditinjau dari segi hasil kami memang mendapatkan hasil yang cukup tinggi dikarenakan ayam-ayam kami dapat diimpor ke kota-kota besar. Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan banyak perusahaan-perusahaan makanan yang memilih ayam peternak kami menjadi bahan produk mereka, ayam peternak kami terdiri dari dua jenis ayam, yaitu ayam daging, ayam sayur dan ada ayam petelur. Ayam petelur ysng menjadi favorit konsumen kami pun rutin membeli telur-telur ayam kami di pagi dan sore hari kami memberikan makanan ayam dan di waktu itu pula telur-telur ayam dapat kami ambil. Warung-warung terdekat yang berada di bawah jalan menjual kembali telur-telur yang kami olah ke pasar-pasar yang menjadi tempat dijualnya telur-telur kami. Dan untuk pertanyaan ketiga "Menurut anda, apakah pengolahan ternak itu di olah dengan benar-benar baik?" dan lebih menjawab ke "Ya", karena untuk pengolahannya sendiri kami mencoba mengolahnya dengan baik dari makanannya udara ayam untuk menghirup oksigen dan air minumnya pun kami pantau sedemikian telitinya dan untuk mencegah terjadinya virus influenza atau unggas-unggas yang mati dan menimbulkan penyakit dilingkungan sekitar kami, tangan kami pun terlapisi sarung tangan ketika hendak memindahkan dari ayam yang lahir betina dan jantannya. Untuk pertanyaan keempat "Menurut anda, apakah semua warga mendukung dengan adanya kemandirian pengolahan ternak?" dan terjawab "Tidak", karena untuk dukungan memang ketika ditempatkan mereka semua ikut mendukung, namun memang di dalam pengerahannya pada umumnya kami memang masih belum merasakan adanya Mereka secara meenyeluruh. Untuk pertanyaan kelima "Menurut anda, apakah pengolahan pada ternak menimbulkan dampak positif?" dan jawaban lebih ke "Ya", karena tentu menimbulkan dampak positif dari pengolahan hewan ternak menghasilkan penghasilan bagi masyarakat yang di dalam mengelola hewan ternak kami.
Dan masih berlanjut untuk pertanyaan keenam "Menurut anda, apakah pengolahan pada ternak menimbulkan dampak negatif?" dan sebagian besar menjawab "Ya", karena menurut saya pengolahan pada ternak menimbulkan dampak yang positif ketika seorang berusaha untuk mendapatkan hasil dan tidak akan sia-sia ketika pengolahan hewan ternak itu dilakukan. Dan untuk pertanyaan ketujuh "Menurut anda, apakah bila program ini berkembang kedepannya akan ada lagi pemprograman yang baru?" dan terjawab "Ya", karena inovasi yang berkembang terus menerus membuat daya piker Orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan tersebut menghasilkan karya-karya Barunya mungkin saat ini yang dirasakan hanya di dalam negeri namun pada waktunya produk ini akan berkembang untuk ke luar negeri. Untuk pertanyaan kedelapan "Menurut anda, perlukah program ini ditingkatkan lebih lanjut?" dan jawabannya "Ya", karena tentu saja program itu di tingkatkan lebih lanjut, tentunya produsen ingin konsumennya merasakan kepuasan tersendiri sehingga hasil dari penjualan tersebut pun dapat dikembangkan demi modal yang tidak terlalu besar. Lanjut ke pertanyaan kesembilan "Jika pemprogaman ini berjalan dengan baik, apakah akan berdampak baik pada desa?" dan jawabannya "Ya", karena dari berdampak baik dari diri sendiri keluarga dan masyarakat maka dampak baik pun akan dirasakan di desa tersebut. Dan untuk pertanyaan terakhir yaitu kesepuluh "Menurut anda, apakah penting mengola ternak dalam kemandirian desa ini?" dan jawabannya "Ya", karena merupakan kebutuhan ssehari-hari sehingga penting kita mengolah peternakan tersebut. Agar kita tidak mudah mengkonsumsi makanan-makanan yang diolah dengan instan karena tidak baik bagi kesehatan.
Dalam pengolahan ternak yang baik itu dibutuhkan dukungan warga dari desa tersebut. Karena dalam peternakan apaapun pasti ada limbah yang berdampak positif dan negatif untuk warga setempat. Dan jika warga setempat mendukung akan adanya pengolahan pada peternak maka untuk pemprograman peternak pun di desa akan berjalan dengan baik.
Jika peternak itu akan berjalan baik dan akan berkembang pesat, maka ternak-ternak itu di urus dengan baik, contohnya harus di vaksin atau di suntik. Dan kadang ternak pun harus rutin untuk dibersihkan, dan harus rutin pula di kasih atau di beri makan dan minum yang sama halnya seperti manusia.
Karena dalam pengolahan ternak jika dikerjakan atau dilakukan dengan baik akan berdampak positif bagi pendapatan bagi pekerja maupun desa asalkan dampak limbah pembuangannya itu diperhitungkan juga buat kesehatan penduduk dekat.
Jika memang dalam beternak berhasil untuk di satu program ini, pasti diprogram berikutnya akan bisa di pertimbangkan oleh si pengembang ini. Perkembangan dalam beternak akan berkembang pesat jika terjaga dan terawat dalam pengolahannya.
Dalam memperkembangkan peternak di suatu desa harus mempunyai dasar beternak agar suatu saat peternak itu berkembang pesat di suatu desa, kita dapat memberikan motivasi kepada orang lain, dan merasakan hasil yang cukup baik untuk masyarakat desa tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
1. KESIMPULAN
Masyarakat Desa Cibinong harus mengetahui terlebih dahulu untuk kemandirian desa dalam beternak. Untuk pengolahan ternak yang baik harus adanya kesepakatan atau dukungan dari warga setempat oleh karenanya sebelum adanya kesepakatan yang telah di setujui maka di himbau untuk berkumpul dan di rapatkan untuk sebuah keputusan. Di desa ini pun setiap rumah mempunyai lahan untuk beternak, karena dari hasil ternak inilah yang bisa menghidupkan mereka, dan karena ternak yang dimiliki pun sudah ada yang memesan setiap bulannya. Jadi, para peternak pun sudah menyiapkannya untuk dibawa oleh si pemesan tersebut.
Dalam pengolahan yang dapat berkembang pesat memerlukan dan membutuhkan proses yang cukup lama, karena dalam berusaha tidak ada yang langsung berkembang pesat, pasti dibutuhkannya proses. Proses yang kami bangun tentunya diawali dari sebuah ketulusan dan modal yang menurut kami memang tidak cukup besar karena kami percaya little by little or (bi tadrij) akan menjadikan kekuata bagi kami untuk terwujudnyakemandirian yang membentuk kami menjadi manusia yang madani.
Ingin dalam diri kami dari kemandirian kami menghasilkan hasil yang dapat generasi kami rasakan di kemudian hari seperti terbentuknya infrastuktur sekolahan rumah sakit dan taman bermain yang bisa membuat anak anak kami dapat bercanda dan merasakan betapa indahnya , betapa mandirinya betapa agamis dan betapa kami ingin merasakan kesejahteraan yang kami apat rasakan.jikalau kami melihat singapura saja dapat menjadi negara yang bkan berkembang bahkan ia adalah negara yang kecil namun dia bisa bergerak maju begitu juga dengan negara seperti jepang dia negara yang beberapa tahun ini dilanda oleh tsunami namun mereka tetapbisa bangkit dan bertahan di tengah bencana bencana yang mereka rasakan pada akhir akhir ini
Kami berharap pada kemudian harinya dari kesadaran individu kelompok keluarga hingga masyarakat pun dapat berubah dah membentuk keselarasan agar desa kami yang tadinya adalah desa yang kecil namun pada saat nya dunia akan mengetahui betapa besar nya jiwa kami jiwa anak anak indonesia. Negeri yang merupakan sumberkekayaan alam terbesar di dunia. Produk rempah rempah ke satu di dunia penghasil beras nomer satu di dunia hewan hewan yang ada di dunia pun sebagian besar nya ada di indonesia kami lahir bukan dari bangsa yang besar namun kami lahir untuk menjadi sesuatu yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I, Tetiani A, & Fujiartanto. (2014). Teori dan Kebijakan Desa Untuk Indonesia dalam Indeks Kemandirian Desa Metode, Hasil, dan Alokasi Program Pembangunan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sugiyono, (2014). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta
LAMPIRAN
Berikut kuesioner yang di isi oleh masyarakat Desa Cibinong
I. Karakteristik Responden
1. Nama : …………………
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur : ……. tahun
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan : .............................
1. Menurut anda, Apakah program kemandirian pengolahan ternak dapat berkembang pesat?
a. Ya
b. Tidak
2. Menurut anda, Apakah pengolahan ternak di desa ini akan menghasilkan penghasilan yang cukup tinggi?
a. Ya
b. Tidak
3. Menurut anda, apakah pengolahan ternak itu di olah dengan benar-banar baik?
a. Ya
b. Tidak
4. Menurut anda, apakah semua warga mendukung dengan adanya kemandirian pengolahan ternak?
a. Ya
b. Tidak
5. Menurut anda, apakah pengolahan pada ternak menimbulkan dampak positif?
a. Ya
b. Tidak
6. Menurut anda, apakah pengolahan pada ternak menimbulkan dampak negatif?
a. Ya
b. Tidak
7. Menurut anda, apakah bila program ini berkembang kedepannya akan ada lagi pemprograman yang baru?
a. Ya
b. Tidak
8. Menurut anda, perlukah program itu ditingkatkan lebih lanjut?
a. Ya
b. Tidak
9. Jika pemprograman ini berjalan dengan baik, apakah akan berdampak baik pada desa?
a. Ya
b. Tidak
10. Menurut anda, apakah penting mengola ternak dalam kemandirian desa ini?
a. Ya
b. Tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar