Rabu, 28 Desember 2016

Faskan Aditama dan Munah Herawati_Harun Asfar dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan di desa kemanisan_PMI 3

Harun Asfar dalam Memberdayakan Masyarakat melalui Pendidikan di desa Kemanisan.

Penelitian  ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sosiologi Klasik dan Modern

Dosen Pengampu :    Dr. Tantan Hermansyah M,Si.


Disusun oleh:

FASKAN ADITAMA                         11150540000024

MUNAH HERAWATI                        11150540000003

 

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

PENGEMBANGANGAN MASYARAKAT ISLAM

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Jakarta

JL. Ir. Haji Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan 15412



KATA PENGANTAR

 

 

Bismillahirrahmanirrahim…

            Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul "Harun Asfar dalam Memberdayakan Masyarakat melalui Pendidikan di desa Kemanisan".

            Harapan kami semoga penelitian ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami memerlukan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapi kekurangan dari penelitian ini, agar kami dapat memperbaiki isi maupun bentuk dalam penelitian ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.

            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha yang telah kita lakukan. Aamiin ya rabbal 'alamin.

 

Ciputat, 29 Desember 2016


DAFTAR ISI

 

Cover………………………………………………………………..….

Kata Pengantar……………………………………………………..…ii

Daftar isi…………………………………………………….……..…iii

Bab I : Pendahuluan……………………………………………….….1


A.    Latar Belakang

B.     Pertanyaan Penelitian

C.     Metode Penelitian

D.    Tinjauan Teoritis

Bab II : Gambaran Umum Subyek Kajian……………………………6

A.    Profil Umum Subyek

B.     Lokasi Kajian

Bab III : Analisis Hasil………………………………………………..8

Bab IV : Penutup…………………………………………………….11

Ø  Kesimpulan

Daftar Pustaka………………………………………………………..iv

Lampiran……………………………………………………………...v


Bab I : Pendahuluan

A.    Latar Belakang

            Pendidikan merupakan investasi masa depan, demikian orang sering menyatakan bahwa betapa  pentingnya pendidikan bagi warga masyarakat untuk meraih masa depan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan akan membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan peradaban suatu masyarakat.

            Berkenaan dengan hal tersebut maka secara sosiologis pada umumnya masyarakat beserta seluruh warganya berusaha untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang diharapkan akan memberikan hasil sesuai dengan cita-cita.

            Bapak Pendidikan Nasional Indonesia  telah menegaskan perlunya tanggung jawab dan kewajiban  pendidikan diletakkan pada semua pihak yang berkepentingan. Beliau menyebut dengan "Tri Pusat Pendidikan" yang bermakna bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan pemikiran tersebut maka ada beberapa bentuk kerjasama yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain: pertama  kemitraan antara sekolah dan keluarga, antara sekolah dan masyarakat, dan terakhir  antara keluarga dan masyarakat. merupakan  bentuk kemitraan dan pemberdayaan pendidikan, dan seterusnya.

            Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa sumber daya manusia Indonesia melimpah sebagaimana sumber daya alam.

            Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan penghidupan yang layak pada masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab ketidaksejahteraan masyarakat Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat mendasar, yang harus segera ditangani. Penanganan atau penanggulangannya bukan hanya tanggung jawab masyarakat miskin tersebut, melainkan kesinergian antara masyarakat dan pemerintah.


            Upaya pemberdayaan masyarakat miskin untuk mencapai kesejahteraan sosial adalah melalui pendidikan. Salah satu upayanya adalah dengan membangun yayasan pendidikan gratis untuk masyarakat miskin terutama di desa tertinggal.

            Yayasan Al Hamra merupakan salah satu yayasan yang dibangun untuk mensejahterakan masyarakat dengan upaya pendidikan gratis. Yayasan ini berada di kampung Kaibon desa Kemanisan kabupaten Serang provinsi Banten yang didirikan oleh Keluarga Besar H. Asfar Pontang Legon. Maka, pada penelitian ini kami akan mengkaji lebih dalam lagi bagaimana peran seorang tokoh masyarakat dalam membangun yayasan tersebut yang bergerak di bidang pendidikan Islam dan sebagai media dakwah di daerah Pontang Legon dan sekitarnya.

B.     Pertanyaan Penelitian

1.      Bagaimanakah perjalanan Harun Asfar dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan ?

 

C.    Metode Penelitian

            Hipotesis: dengan adanya yayasan pendidikan yang gratis maka masyarakat yang tidak mampu juga memiliki kesempatan untuk mengikuti pembelajaran guna meningkatkan kualitas masyarakat tertinggal.

            Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, waktu dan lokasi.

Ø  Pada proses wawancara, peneliti mengunjungi rumah Bapak Harun Asfar sebagai pendiri yayasan Al-Hamra, yang bertempat tinggal di Kp. Utan, sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan perizinan terlebih dahulu di kampus UIN Syarif Hidayatullah seusai mata kuliah bahasa arab yang mana Bapak Harun Asfar sebagai dosen pengampu, peneliti telah mengkonfirmasi untuk melakukan wawancara, lalu proses wawancarapun berlangsung di kediaman Bapak Harun yang beralamat di Kampung Utan RT 003 RW 04 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Tangerang


Selatan. Proses wawancara dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu yang berbeda. Proses wawancara yang pertama dilakukan pada hari kamis tanggal 15 Desember 2016 pukul 10:30 – 12:30 WIB dan proses wawancara yang kedua dilakukan pada hari jum'at tanggal 23 Desember 2016 pada pukul 14:00 – 14:30 WIB. Setelah proses wawancara pertama yang memakan waktu kurang lebih selama dua jam, peneliti mendapatkan informasi mengenai perjalanan hidup dan lain-lain, mulai dari biografi hingga awal prosesnya mendirikan yayasan Al-Hamra serta berbagai tantangan yang dihadapi oleh Bapak Harun. Pada proses wawancara kedua yang hanya memakan waktu kurang lebih selama setengah jam, peneliti mendapatkan tambahan informasi mengenai yayasan Al-Hamra serta beberapa dokumentasi mengenai kegiatan pada beberapa agenda yang diselengarakan di yayasan Al-Hamra.

Ø  Pada proses observasi, peneliti melakukan kunjungan ke yayasan Al-Hamra  yang berada di kampung Kaibon desa Kemanisan kabupaten Serang provinsi Banten pada hari senin tanggal 26 Desember 2016. Peneliti memulai proses keberangkatan observasi dari kampus UIN Syarif Hidayatullah pada pukul 06:30 WIB dan tiba di yayasan Al-Hamra pada pukul 10:30 WIB, kemudian peneliti melalukan perjalan pulang pada pukul 12:30 WIB dan tiba di Ciputat pada pukul 15:00 WIB. Pada proses keberangkatan peneliti memakan waktu kurang lebih selama empat jam perjalanan. Sedangkan, saat proses perjalanan pulang peneliti hanya memakan waktu selama dua jam setengah. Perbedaan waktu tempuh antara keberangkatan dan proses perjalanan pulang yang peneliti alami, disebabkan karena proses keberangkatan yang peneliti tempuh mengalami  kesalahan pada jalur yang dituju, sehingga menyebabkan waktu tempuh keberangkatan yang lebih lama dibandingkan saat proses perjalanan pulang. Selama dilokasi kunjungan peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang mulai dari kepala sekolah, guru, murid, orang tua murid, hingga warga yang tinggal di lingkungan sekitar yayasan Al-Hamra.


D.  Tinjauan Teoritis

            Dalam penelitian ini menggunakan Teori perilaku sosial atau tindakan sosial Max Weber (Teori Sosiologi Klasik) :

            Mengenai teori perilaku sosial Max Weber atau sering kita dengar dengan Tindakan sosial, sebelumnya kita melihat apa yang disebut dengan sosiologi menurut Max Weber. Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi-institusi sosial, sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi suatu pergeseran tekanan ke arah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Weber melihat  sosiologi  sebagai  sebuah  studi  tentang  tindakan  sosial  antar  hubungan sosial. Tindakan  manusia  dianggap  sebagai  sebuah  bentuk  tindakan  sosial  manakala  tindakan  itu ditujukan  pada  orang  lain.[1]

       Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang  tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975).  Suatu  tindakan  individu  yang  diarahkan  kepada  benda  mati  tidak  masuk  dalam  kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika  tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada   orang  lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan  sosial  dapat  berupa  tindakan  yang  bersifat membatin  atau  bersifat  subjektif  yang mungkin terjadi  karena  pengaruh  positif  dari  situasi  tertentu.  Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali  dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam Turner 2000). Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang mempelajari pranata dan struktur sosial dari luar saja, seakan-akan tidak ada inside-story, dan karena itu mengesampingkan pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan pokok dari kehidupan sosial itu.


            Sosiologi sendiri  haruslah berusaha menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami seluruh arti sistem subyektif. Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan sosial menjadi 4 yaitu :

1.      Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.

2.      Kelakuan yang berorientasi kepada nilai. Berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini seperti keindahan, kemerdekaan, persaudaraan, dll. misalnya ketika kita melihat warga suatu negara yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa membeda-bedakan.

3.      Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau Afektif . contohnya seperti orang yang melampiaskan nafsu mereka.

4.      Kelakuan Tradisional bisa dikatakan sebagai Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contohnya Berbagai macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur.[2]

Ada 5 ciri pokok  Tindakan sosial menurut Max Weber  sebagai  berikut:

1)      Jika  tindakan manusia  itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan hal  ini bisa meliputi berbagai  tindakan nyata.

2)      Tindakan nyata  itu bisa bersifat membatin  sepenuhnya.

3)      Tindakan  itu  bisa  berasal  dari  akibat  pengaruh  positif  atas  suatu  situasi,  tindakan yang sengaja diulang, atau  tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam dari pihak manapun.

4)      Tindakan  itu  diarahkan  kepada  seseorang  atau  kepada  beberapa  individu

5)      Tindakan  itu memperhatikan  tindakan orang  lain dan  terarah  kepada orang  lain  itu.


Bab II : Gambaran Umum Subyek Kajian

A.    Profil Umum Subyek

            Upaya pemberdayaan masyarakat miskin untuk mencapai kesejahteraan sosial adalah melalui pendidikan. Salah satu upayanya adalah dengan membangun yayasan pendidikan gratis untuk masyarakat miskin terutama di desa tertinggal. Penelitian ini membahas seorang tokoh masyarakat Drs. H. Harun Asfar MA. yang berperan dalam memajukan yayasan pendidikan gratis untuk masyarakat miskin terutama di desa tertinggal.

            Drs. H. Harun Asfar, MA. dikenal sebagai tokoh masyarakat yang lahir pada tanggal 16 Juni 1945 di Pontang Legon Kabupaten Serang Provinsi Banten, Indonesia. Beliau mulai mengikuti jenjang pendidikan pada tahun 1950-an di sekolah dasar yang kemudian melanjutkan ke jenjang berikutnya di SMP, tepatnya di SMP PGA Serang. Lalu meneruskannya kembali ke jenjang SMA yang waktu itu bernama PGAA Bogor. Tidak seperti kebanyakan murid yang pada waktu itu langsung menjadi guru, beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ditingkat perguruan tinggi, Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada tahun 1965 di IAIN yang sekarang bernama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

            Semasa kuliah beliau pernah menjabat sebagai wakil ketua komisariat HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Ciputat dan rangkap sebagai wakil ketua senat Fakultas Tarbiyah. Pada saat menjalankan masa-masa kuliah inilah beliau mulai sadar dan termotivasi untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dimana pada mulanya bentuk penganbdian yang beliau lakukan ialah dengan membantu melaksanakan kegiatan qurban, menjalankan kegiatan pengajian hingga membangun musholla, semua kegitan tersebut dilaksanakan bersama rekan-rekan seperjuangan pada masa kuliah.

            Kemudian setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun 1970, beliau langsung mengabdi di kampus IAIN yang sekarang bernama UIN Syarif


 

Hidayatullah Jakarta, yang mana perjalanan karir beliau diawali dengan menjadi pegawai perpustakaan, lalu pindah menjadi pegawai di kepala Sub. Bagian Umum Rektorat, setelah itu pindah lagi di kepala bagian pengajaran, kemudian pindah di fakultas Adab sebagai kepala bagian tata usaha atau sekertaris fakultas, lalu pindah lagi di fakultas Ushulludin menjadi sekertaris fakultas kembali. Setelah itu pada tahun 1987 sampai tahun 2005 menjadi pembantu dekan dua di Fakultas Dakwah, kemudian barulah menjadi dosen dan pensiun di tahun 2010, lalu setelah pensiun hingga sekarang masih melanjutkan karirnya menjadi dosen, tetapi  sebagai dosen honorer.

            Setelah pensiun, pada tahun 2011 beliau membuat yayasan pendidikan gratis yang bernama Al-Hamra di kampung Kaibon desa Kemanisan kabupaten Serang provinsi Banten. Yayasan tersebut mulai berjalan pada tahun 2013 yang isinya adalah murid tingkatan MTs dan SMK jurusan multimedia dimana para siswa-siswinya adalah anak-anak dari masyarakat yang tertinggal dibidang ekonomi maupun dibidang pendidikan

            Harun Asfar dalam mendirikan dan menjalan yayasan Al-Hamra, tentu memiliki banyak lika-liku dalam prosesnya. Mulai dari mencari dan meyakinkan tenaga pendidik untuk membantu mengajar di yayasan pendidikan yang gratis tersebut hingga memberikan gaji atau upah kepada para guru pengajarnya. Pada awal perjuangannya dalam membangun yayasan tersebut beliau dibantu oleh sang isteri yang mana pada perjuangannya itu isteri beliau adalah sosok tokoh pendidik atau pengajar pada majelis-majelis pengajian dari situlah isteri beliau mendapatkan bantuan dana untuk membantu pembangunan yayasan Al-Hamara.

B.  Lokasi Kajian

            Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Kp. Utan Tangerang Selatan dan kampung Kaibon desa Kemanisan kabupaten Serang provinsi Banten.


Bab III : Analisis Hasil

            Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan sehingga banyak mengubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidik mengritisi dengan cara mengungkapkan tentang teori pendidikan yang sesungguhnya.

            Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

            Bagi sebagian orang pendidikan sehari-hari lebih berarti dari pada pendidikan formal. Sama halnya dengan Bapak Harun, perjalanan hidupnya yang telah menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk membangun yayasan Al-Hamra yang terletak di Desa Kaibon Kemanisan guna mempermudah anak-anak yang berada di desa tersebut dalam merasakan dunia pendidikan.

            Alasan Pak Harun membuat yayasan Al-Hamra adalah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin demi mencapai kesejahteraan sosial dengan melalui pendidikan. Karena menurut beliau desa Kaibon termasuk salah satu desa yang tertinggal, dimana pola pikir masyarakat setempat masih awam dengan kata lain masih mengesampingkan pendidikan. Hal inilah yang kemudain menggerakan hati Pak Harun untuk membuat yayasan gratis.

            Dalam mendirikan yayasan Al-Hamra ini Pak Harun tidak berjuang sendirian, melainkan dibantu oleh beberapa sosok yang berperan dalam proses pembangunan yayasan Al-Hamra. Salah satu rekan Pak Harun yang berperan aktif dalam sejarah pendirian yayasan tersebut adalah istri Pak Harun sendiri.


            Isteri pak Harun adalah seseorang yang berperan aktif disetiap aktivitas pengajian, dan juga ikut berperan aktif dalam mengisi kegiatan kajian di berbagai forum pengajian. Dari situlah isteri pak Harun mendapatkan donasi untuk membantu biaya pembangunan yayasan Al-Hamra. Dimana yang pada awalnya ini Pak Harun beserta sang isteri sepakat untuk menggadaikan salah satu sawah yang kemudain uangnya dipergunakan dalam pembangunan yayasan Al-Hamra.

            Selain sang isteri, ada Pak Syaifullah sebagai keponakan Bapak Harun, yang juga ikut berperan dalam pembangunan yayasan Al-Hamra. Dimana Pak Syaifullah ini membantu dalam mencari donasi untuk mencukupi pembangunan yayasan Al-Hamra. Sehingga meringankan dan membantu pembangunan yayasan.

            Yayasan Al-Hamra diresmikan pada tanggal sembilan Agustus 2012, serta membuka penerimaan murid baru pada tahun 2013. Pada awal penerimaan siswa dan siswi baru, respon masyarakat setempat tidak begitu baik. Pak Harun dan para rekannya memberikan bimbingan serta penjelasan kepada masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan. Sehingga beberapa masyarakat berkenan agar anaknya mengikuti pendidikan di yayasan Al-Hamra.

            Respon masyarakat yang kurang baik disebabkan karena rendahnya perekonomian dalam keluarga, yang menyebabkan para orangtua berpikir untuk tidak menyekolahkan anaknya tetapi lebih mengutamakan anaknya agar mencari pekerjaan guna memperbaiki perekonomian keluarga.

            Hal ini menjadi bagian dari tantangan yang dihadapi Pak Harun beserta para rekannya dalam menjalankan niat mereka untuk kemajuan desa Kaibon dari segi pendidikan, agar desa Kaibon tidak lagi menjadi desa yang tertinggal. Walau tidak mudah tetapi semangat Pak Harun dan para rekannya untuk membuat perubahan di desa Kaibon tidak begitu saja surut. Hal ini terbukti dengan berjalannya kegiatan belajar mengajar serta beberapa agenda yang berhasil dilakukan, seperti kegiatan ekstrakulikuler, perayaan hari qurban, dengan dan kegiatan-kegiatan yang lainnya.


            Dengan berjalannnya kegiatan-kegiatan tersebut maka, menunjukan peningkatan dari segi pola pikir sebagian masyarakat di desa Kaibon. Karena beberpa masyarakat kini mulai memperhatikan tentang pentingnya pendidikan, walau faktanya belum semua masyarakat desa Kaibon memiliki pola pikir yang sama tentang pendidikan. Hal ini membutuhkan proses serta jangka waktu yang cukup lama untuk mensosialisasikan tentang apa arti dan peran pendidikan kepada masyarakat desa Kaibon.

            Yayasan Al-Hamra ini sangat membantu anak-anak yang memang memiliki niat untuk belajar. Al-Hamra bagaikan sebuah wadah yang siap menampung aspirasi-aspirasi anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran serta persiapan untuk terjun ke masyarakat. Karena, ada beberapa alumni Al-Hamra yang telah berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat bakat sewaktu menempuh pendididkan di yayasan Al-Hamra ini. Karena memang di dalam yayasan Al-Hamra sendiri tidak hanya terfokus kepada pendidikan usia anak-anak , sekolah dasar atau tingkat pendidikan menengan pertama, tetapi juga memfokuskan kepada sekolah menengah kejuruan. Sehingga Al-Hamra mampu mencetak generasi yang mampu mandiri dalam masyarakat yang sesungguhnya.

            Pada umumnya Al-Hamra juga menerapkan sistem sosialisasi untuk mengenalkan Al-Hamra kepada masyarakat yang belum mengetahui adanya yayasan Al-Hamra ini. Sehingga masyarakat yang tidak mendapatkan informasi terkait yayasan Al-Hamra tetap dapat mengetahui keberadaan yayasan ini. Tindakan  itu  diarahkan  kepada  seseorang  atau  kepada  beberapa  individu (Max Weber) yang memang belum mengetahui informasi terkait hal tersebut.

            Tindakan yang diarahkan secara rasional agar tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara cara dan tujuan dari didirikannya yayasan Al-Hamra ini mulai terarahkan pada Visi Misinya yaitu melahirkan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia.


Bab IV : Penutup

Kesimpulan

 

            Upaya pemberdayaan masyarakat miskin untuk mencapai kesejahteraan sosial salah satunya adalah dengan melalui pendidikan. Salah satu upayanya adalah dengan membangun yayasan pendidikan gratis untuk masyarakat miskin terutama di desa tertinggal.

            Bapak Pendidikan Nasional Indonesia  telah menegaskan perlunya tanggung jawab dan kewajiban  pendidikan diletakkan pada semua pihak yang berkepentingan. Beliau menyebut dengan "Tri Pusat Pendidikan" yang bermakna bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan pemikiran tersebut maka ada beberapa bentuk kerjasama yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain: pertama  kemitraan antara sekolah dan keluarga, antara sekolah dan masyarakat, dan terakhir  antara keluarga dan masyarakat. merupakan  bentuk kemitraan dan pemberdayaan pendidikan, dan seterusnya.

            Harun Asfar dalam Memberdayakan Masyarakat melalui Pendidikan di desa Kemanisan adalah dengan membangun suatu yayasan pendidikan gratis yang diperuntukan kepada masyarakat miskin dan tertinggal.

            Yayasan Al-Hamra ini sangat membantu anak-anak yang memang memiliki niat untuk belajar. Yayasan Al-Hamra bagaikan sebuah wadah yang siap menampung aspirasi-aspirasi anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran serta persiapan untuk terjun ke masyarakat yang sesungguhnya. Para masyarakat desa Kaibon ini sudah merasakan dampak yang konkrit akan kemajuan-kemajuan atas dirinya masing-masing. Jadi upaya Harun Asfar dalam memajukan desa Kaibon ini telah berhasil mencapai tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kususnya dalam memberdayakan masyarakat yang tertinggal.


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Johnson,  D.P.  (1986).  Teori  Sosiologi  Klasik  dan  Modern.  Terjemahan  Robert  MZ  Lawang.  Jakarta: Gramedia.

KJ Veeger. (1990). Realitas Sosial: refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

 


LAMPIRAN

 


Foto ini diambil pada tanggal 23 Desember 2016 dikediaman bapak Harun Asfar.


Potret yayasan pendidikan Al-Hamra yang berada di kampung Kaibon desa Kemanisan kabupaten Serang provinsi Banten.

Foto tersebut diambil pada tanggal 26 Desember 2016.





[1] Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern: terjemahan Robert M.Z. Lawang, (Gramedia: Jakarta, 1986), hlm. 211

[2] KJ Veeger, Realitas Sosial: refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi, (PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1990)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini