Rabu, 28 Desember 2016

Dini Masrika_Kesehatan dalam desa (pengaruh bidan terhadap pentingnya air susu ibu bagi bayi studi kasus di desa cinangka kecamatan kedaung kabupaten bogor)_Tugas Uas_PMI3

Kesehatan dalam desa (pengaruh bidan terhadap pentingnya air susu ibu bagi bayi  studi kasus di desa cinangka kecamatan kedaung kabupaten bogor)

DisusunOleh:

Dini Masrika(11150540000013)

 

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

 

 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 29 desember 2016

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak

pemerintahan, kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan adanya

upaya yang sangat penting bagi masyarakat. Namun demikian di bidang kesehatan masyarakat yang lain pada tahun 1807 waktu pemerintah Gunbernur Jendral  Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunannya angka kematian bayi yang tinggi pada waktu itu. Tidak kalah penting dalam  mengembangkan kesehatan masyarakat di indonesia.Upaya peningkatan status  kesehatan dan  gizi bayi/anak umur 024 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan  tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang  merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab  utama

terjadinya masalah  kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki  usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi  makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MP-Asi perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara  pemberiannya.   Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga  merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.Beberapa permasalahan  pemberian makanan pendamping ASI (MP Asi) antara lain ; pemberian makanan pralaktat  sebelum Asi keluar, kolostrum dibuang, pemberian MP Asi terlalu dini atau terlambat, MP Asi yang diberikan tidak cukup, pemberian MP-Asi sebelum Asi, frekuensi pemberian MP-Asi kurang, pemberian Asi terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.

Riset World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyebutkan bahwa 42% penyebab kematian balita di dunia adalah penyakit pneumonia sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan Air Susu Ibu (ASI) dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara dini. Hingga akhir Desember 2010, jumlah anak usia dibawah lima tahun (Balita) yang masih menderita gizi buruk di Indonesia tercatat 76.178 orang. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah tersebut turun meskipun angkanya relatif kecil yakni 1,1% dari total penderita gizi buruk (Damandiri, 2010).

Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO (2008) merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang optimal yaitu,  pertama memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia > 6 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes RI, 2011) .

Penelitian lain yang dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dan Hellen Keller Internasional (HKI) menemukan bahwa masih banyak ibu-ibu yang memberikan MP-ASI sebelum bayi berumur 6 bulan.  Selain itu, hasil penelitian  pada 4 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur menunjukan hasil yang sangat mencengangkan, yaitu lebih dari 80%  ibu telah memberikan makanan/minuman prelaktal dalam 3 hari pertama kepada bayinya. Kondisi yang sama juga ditemukan di Sulawesi Tenggara dimana hasil Riskesdas 2010 menemukan bahwa 40,0% ibu telah memberikan Makanan Pendamping Asi pada bayi 0 – 6 bulan.

Makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan pada usia 6 bulan, karena pencernaan bayi sebelum usia 6 bulan belum sempurna. Bila dipaksa bisa menyebabkan pencernaan sakit karena pemberian terlalu cepat, lagi pula kekebalan terhadap bakteri masih kecil dan bisa tercemar melalui alat makan dan cara pengolahan yang kurang higienis. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dapat menyebabkan bayi kurang selera untuk minum ASI. Sebaliknya pemberian makanan pendamping yang terlambat dapat menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan pendamping (Suwandi, 2006).

Rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI, menyebabkan kesalahan dalam memberikan Makanan Pendamping ASI. Akibatnya para ibu cenderung memberikan MP-ASI tanpa mempertimbangkan usia bayi, disamping itu, jumlah anggota keluarga berpengaruh pada distribusi makanan dalam suatu keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan maka semakin berat pula beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan pangan. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga tersebut (Suwandi, 2006)

Kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Akibat MP-ASI dini yang memungkinkan terjadi dan meningkatnya risiko infeksi lain pada bayi, hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada  bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI Eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang diberikan MP-ASI. Kualitas makanan tambahan yang diberikan kepada bayi yang kebanyakan tidak adekuat umumnya makanan tambahan tersebut hanya mengandung sekitar 50% dari jumlah energi yang disarankan WHO dan sekitar 30% dari kandungan mikronutrien yang dibutuhkan anak (Kemenkes RI, 2010)

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang mengatur tentang pemberian air susu ibu (ASI)  ekslusif mengenai hak-hak bayi meliputi: Hak untuk memperoleh ASI ekslusif: Kewajiban tenaga kerja untuk memfasilitasi pemberian ASI ekslusif: Kewajiban dunia usaha dan tempat kerja untuRk mendukung pemberian ASI ekslusif, dan larangan iklan susu formula untuk anak berusia di bawah satu tahun di media massa dan salah satu poin dari RPP tersebut mengatur, bahwa bila ada pihak yang dengan sengaja menghalang-halangi upaya seorang ibu untuk memberi ASI ekslusif bagi anaknya, pihak tersebut bisa dikenakan hukuman maksimal tiga tahun penjara atau denda Rp 300 juta (Kemenkes, 2010:).

UU kesehatan tentang ASI, hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif dijelaskan dalam Pasal 128 Ayat 1 yang berbunyi, Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis (Kemenkes, 2010:12).

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun 2013 secara Nasional pemberian ASI ekslusif hanya mencakup 57% dari total bayi yang ada, persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni 51% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9 bulan (Prasetyawati, 2012).

Data yang diperoleh di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 2011 prevalensi ibu menyusui yang memberikan ASI Esklusif  adalah 54,81%, kemudian pada tahun 2012 hanya sekitar 33,48% dan pada tahun 2013 semakin menurun hingga 30,14% ibu yang memberikan ASI Esklusif (Profil Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2013).

Data yang diperoleh dari dinas Kesehatan diperoleh bahwa cakupan pemberian ASI di Kota Kendari tahun 2012 mencapai 56,3% namun yang memberikan ASI Esklusif hanya mencapai 17,5%,dan semakin menurun pada tahun 2013 mencapai 13.8%  (Profil Dinas Kesehatan 2013).

Desa kedaung Kabupaten bogor merupakan daerah yang derajat kesehatan masyarakatnya masih sangat perlu diadakan pemberdayaan kehidupannya dalam hal ini kesehatannya, agar masyarakatnya dapat hidup secara lebih produktif dan lebih menanamkan nilai-nilai hidup sehat sehingga tercipta keseimbangan dan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dan optimal, maka mahasiswa STIKES bogor program studi kesehatan masyarakat melakukan PBL di daerah ini.

 

Desa kedaung merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas dengan sasaran bayi berjumlah 29 Balita dimana  sebagian besar yakni 21 orang tidak mendapatkan ASI ekslusif  dan sebagian kecil yakni 8 orang mendapatkan ASI ekslusif. Rendahnya pemberian ASI ekslusif pada ibu disebabkan karena faktor pekerjaan ibu dan juga karena ASI tidak keluar dan beberapa ibu mengatakan bahwa keadaan bayi yang rewel sehingga bayi akan berhenti rewel apabila diberikan makanan tambahan lainnya seperti pisang dan susu formula.

Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas setempat.".

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut "kesundulan" artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.

Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI

termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-

ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan "Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.

Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini ?

1.3 Tujuan Penelitian

·         Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dengan kinerja pegawai klinik Cinangka

·         Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan pengaruh kinerja pegawai klinik Cinangka 

·         Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Askelurahan 

 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui status pekerjaan ibu yang berisiko terhadap kurangnya  asupan  pemberianAsi Eksklusif      

b.Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pekerjaan ibu dengan  pemberian MP Asi dini

B. METODE PENELITIAN 

Metode penelitian ini digunakan melalui pendekatan kuantitatif. Dan subyek atau obyeknya melalui pengamatan masyarakat Desa Cinangka kedaung Kabupaten Bogor.

 

 

1.4  TINJAUAN TEORITIS

Marx  menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dan bingkai superstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi refleksi atas bingkai itu. Dengan  demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiranpemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan dihadapan hukum. Mereka ini cenderung memindahkan apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya  menjadi nilai-nilai universal.

 Teori kelas Maxisme bertumpu pada pemikiran bahwa sejarah dari masyarakat yang ada sampai sekarang adalah sejarah perjuangan kelas. Dengan kata lain, teori kelas berpraanggapan bahwa pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Misalnya saja keterkaitan manusia adalah hasil penindasan suatu kelas oleh kelas lainnya. Teori yang dikemukakan oleh Karl Marx ini bukanlah teori yang eksplisit, melainkan sebuah latar belakang uraian Marx tentang hukum perkembangan sejarah, kapitalisme dan sosialisme.Dalam teori ini, Marx membedakan masyarakat berdasarkan mode produksi (teknologi dan pembagian kerja).Dari masing-masing mode produksi tersebut lahir sistem kelas yang berbeda dimana suatu kelas mengontrol sistem produksi (kelas pemilik modal) dan kelas yang lain merupakan produsen langsung serta penyedia layanan untuk kelas dominan (kelas buruh). Faktor ekonomi inilah yang akhirnya mengatur hubungan sosial pada masyarakat kapitalisme.

Menurut Karl Marx, pelaku-pelaku perubahhan sosial bukanlah individu-individu, melainkan kelas-kelas sosial. Individu tidak akan mampu membuat perubahan dalam lingkup yang luas, karena masih bersifat keegoisan. Akan tetapi kelas sosialah yang sesungguhnya dapat merubah keadaan sosial. Mengapa demikin, kita tahu bahwa kelas-kelas sosial dalam menghadapi masyarakat, sudah ada suatu bentuk kesiapan, salah satunya dengan dibentuknya struktur kekuasaan. Dengan ini masyarakat tahu, bahwa orang yang masuk dalam struktur kekuasaan itu pastinya bukan orang yang biasa, sehingga ada rasa keterkaitan, baik dalam cara menghormati ataupun dengan mematuhi.

Bila teori Marxis percaya adanya kesadaran kelas dan pertentangan kelas, maka Post-Marxist lebih memercayai kesadaran sosial bersama (social consiusness) yang bersifat temporal, contingent, dan historis. Teori Marxis percaya akan terbangun kekuatan terorganisir kelas tertindas melawan kelas penindas, sementara Post Marxist percaya bahwa kontradiksi atau antagonisme ini bersifat sosial dan fluktuatif. Konstruksi dan rekonstruksi sosial dibangun berdasarkan reaksi atas kepentingan momen-momen tertentu dan hanya membentuk alinasi-aliansi sosial temporer. Tidak mesti ada kelas tertentu (semacam kelas proletar) di dalam pergerakan sosial, tetap cukup dibangun di dalam cita-cita sosial bersama di dalam konteks issu-issu tertentu dan tentu saja bersifat dinamis serta relatif. Dinamika sosial bergerak seiring dengan kehendak manusia mempertahankan identitasnya. Sebaliknya, teori Marxis percaya pada suatu cita-cita permanen tentang masyarakat sosialisme di mana alur sejarah akan bergerak secara deterministik dan memiliki keteraturan.

Jika kita memakai teori Marxis di dalam menganalisa psikologi massa, maka pasti lah proses mental yang membentuk perilaku manusia (selain bersifat material) akan menuju suatu arah tertentu, yakni perubahan sosial menuju masyarakat sosialisme yang defenitif. Sementara teori Post Marxist, meski tetap menyetujui perjuangan sosialisme, tetapi percaya bahwa wacana sosialisme akan bersifat partikular sejalan dengan kebutuhan dan konteks masyarakat tertentu. Tidak ada yang universal, kecuali partikularitas itu sendiri. Generalitas akan menghilangkan dimensi-dimensi hakiki dari manusia karena itu social imaginary akan secara alamiah mengandung relatifisme. Meski begitu, kedua teori ini sama-sama mempercayai bahwa psikologi massa mesti lah mengarah kepada pembentukan kesadaran kolektif yang mendorong tindakan kolektif. Keduanya juga sepakat bahwa psikologi massa adalah proses mental dan perilaku kolektif yang ditujukan kepada gerakan-gerakan perubahan sosial, bukan yang bersifat insidental mau pun aksidental. Teori wacana Laclau dan Mouffe mau pun teoritisi kritis lainnya, persoalan penting yang tidak bisa diabaikan adalah bagaimana individu atau aktor melakukan konstruksi dan rekonstruksi atas realitas sosial yang dialaminya. Karena bahasa menjadi unsur penting di dalam artikulasi, maka kreatifitas aktor merumuskan dan mengemas "wacana sosial-politik" yang akan ditawarkan merupakan titik awal munculnya kesadaran kolektif dan tindakan kolektif. Kreatifitas konstruksi dan rekonstruksi bersifat subjektif, yakni bagaimana persepsi aktor menafsirkan realitas sosial yang logis bagi kelompok atau massa untuk menggambarkan faktor-faktor yang menghambat identitas individu mau pun bersama, yang menciptakan penderitaan sosial bersama, yang mampu merefleksikan perasaan bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM SUBJEK ATAU OBJEK KAJIAN

2.1  PROFIL UMUM SUBYEK/OBYEK

Masyarakat di desa cinangka kedaung, memiliki kehidupan yang sangat minim  ekonominyadidaerah desa itu dibangun klinik dengan adanya KB,  pemeriksaan kehamilan,  pemeriksaan bagi balita maupun umum.  Ratarata pekerja pada masyarakat di sana ialah petani, dan perternak. Kemudian di sana juga terdapat puskesmas. Didesa cinangka banyak yang membutuhkan kesehatan diantaranya vitamin untuk menjaga kondisi kesehatan agar tidak menimbulkan penyakit-penyakit penular 

Pelayanaan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan yang termasuk dalam

kelompok pelayanaan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pendekatan yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan  meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan sasaran  uamanya adalah untuk masyarakat. Konsep tentang Pekerjaan Ibu Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan adalah operasi, order, proyek, kewajiban, tugas, aktivitas,kegiatan, kesibukan, urusan, karier, profesi , pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa Indonesia) Merawat anak, mulai dari memandikan, menyuapi sampai mengasuh hampir semuanya dilakukan oleh ibu. Merawat anak dan menyediakan keperluan makan dan minum anak merupakan tugas seharihari yang sudah melekat pada diri seorang ibu. Akan tetapi, tugas itu tidak hanya itu saja bila ibu bekerja diluar rumah. Ibu juga harus mengingatkan tugas anak-anaknya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan atau belum dilakukan seperti mengingatkan anak supaya mandi, makan dan mengingatkan waktu bila anaknya bermain. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf  perkembangannya.

Program untuk memperbaiki dorongan psikososial melalui pendidikan orang tua  tentang interaksi orang tua dan anak melalui kegiatan kunjungan rumah telah dapat menurunkan angka kurang gizi pada anak balita. Penelitian lainnya membuktikan bahwa perubahan polaasuh psikososial telah meningkatkan derajat pertumbuhan anak. Penelitian di Bogota, Columbia membuktikan bahwa anak-anak yang menderita kurang gizi, dikunjungi rumahnya setiap minggu selama  6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3 tahun lebih tinggi daripada yang tidak dikunjungi. Dengan dikunjungi rumahnya, ibu-ibu menjadi lebih memahami kebutuhan anak dan memberi makan pada saat anak sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-ibu yang memahami tentang kebutuhan untuk perkembangan kognitif anak, anak-anaknya lebih pintar daripada ibu yang lalai dalam pengasuhan anaknya.

 

2.2 LOKASI KAJIAN 

Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016.  Tempat Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Desa cinangka kedaung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

ANALISIS DATA

1.      HASIL PENELITIAN DATA

Dari dua puluh kuesioner yang terisi oleh masyarakat Desa kedaung hanya enam belas, dan tersisa yang tidak terisi empat kuesioner. Dari enam belas kuesioner yang terisi terdapat enam belas perempuan . Dan yang mengisi kuesioner tersebut ada dari kalangan remaja hingga lansia, dan pendidikan terakhir mereka ada yang tamat SMA, tamat SMP, tamat SD dan bahkan ada yang tidak tamat dan tidak sekolah sekali pun. Dilihat dari pengisian kuesioner tersebut pekerjaan mereka lebih mayoritas perempuan lebih ke ibu rumah tangga.

Dari kesehatan masyarakat Desa kedaung mengetahui tentang baiknya menggunakan ASI eksklusif di dalam desa tersebut. Dan memang mayoritas di desa ini pun setiap ibu rumah tangga ada yang setuju, tidak setuju, kurang setuju dengan adanya program ASI ekslusif tersebut.

Pengetahuan atau pertanyaan secara tertulis di kuesioner ini pada nomer satu dalam pertanyaannya "Menurut anda, dengan adanya ASI bisa menghasilkan dampak kesehatan yang baik? Dari enam belas responden yang menjawab setuju berjumlah tiga belas orang dan sangat setuju lima orang Karena bagi mereka ASI sangat berdampak baik bagi kesehatan si ibu dan cabang bayinya karena di dalam kandungan MSG pada ASI merupakan salah satu bahan yang dikenal sebagai tambahan bumbu dalam makanan sehingga rasa makannnya menjadi enak dan gurih. dan dalam pertanyaan kedua "Menurut anda, ASI ekslusif ada pemberian ASI saja atau dengan tambahan cairan lain atau makanan pada sampai usia enam bulan?, dari dua puluh responden yang menjawab setuju:delapan orang, kurang setuju:enam orang, tidak setuju:satu orang dan sangat setuju:satu orang. Karena ASI ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang, pepaya, bubur susu, biskuit , bubur nasi, tim dan lain-lain dan  yang menjawab setuju, sangat setuju karena ibu menyusui harus membutuhkan asupan agar kondisi ibu yang menyusui tidak kekurangan daya tahan tubuh dan yang menjawab kurang setuju, tidak setuju karena dengan ASI saja itu lebih dari cukup sedangkan sang ibu membutuhkan asupan yang baik untuk menyusui bayinya. dan untuk kesehatan sang bayi. Untuk pertanyaan ketiga "Menurut anda, bagaimana seorang bayi harus diberikan ASI pertamanya setelah bayi lahir maksimal satu jam setelah lahir?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: lima belas orang, kurang setuju: dua orang, tidak setuju: tidak ada, dan sangat setuju: tidak ada, karena bayi baru lahir, memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya yang diperoleh dari plasenta selama berada di rahim ibu. Oleh karena itu, bayi baru lahir tidaklah memerlukan makanan atau minuman apapun. karenabayi yang baru lahir alangkah baiknya langsung diberikan ASI awaI yang akan menjadi imuniisasi pertamanya dan kalau tidak secepatnya ibu menyusui si cabang bayi tidak mau minum air susu ibunya. untuk pertanyaan keempat "Menurut anda, dengan adanya ASI ekslusif untuk balita ada dampak buruk?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: dua orang, kurang setuju: tidak ada, tidak setuju: tiga belas orang, dan sangat setuju: satu orang, karena ASI tidak ada dampak buruk untuk sang bayi banyak dampak positif yang bisa didapatkan bagi bayi yang menggunakan ASI ekslusif dan tidak efek samping pada bayi bila ibu menyusui. Namun menjaga konsistensi dari kualitas air susu ibu itu sendiri. untuk pertanyaan kelima "Menurut anda,  apakah pemberian ASI penting bagi bayi?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: sepuluh orang, kurang setuju: satu orang, tidak setuju: tidak ada, dan sangat setuju: lima orang, karena bayi penting untuk mendapatkan ASI untuk kesehatan bayi hingga besar nanti dan pemberian ASI pada bayi minimal dengan memberikan ASI ekslusif, yaitu memberikan ASI tanpa makanan lainnya selama enam bulan pertama.. Dan masih berlanjut untuk pertanyaan keenam "Menurut anda, banyak manfaat yang didapat dari pemberian ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: empat belas orang, kurang setuju: tidak ada, tidak setuju: tidak ada, sangat setuju: dua orang. Karena ASI adalah satu-satunya makanan alami yang dirancang untuk bayi, menyusui melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. dan untuk pertanyaan ketujuh "Menurut anda,  kandungan yang ada di dalam ASI baik atau tidak baik bagi ibu dan anaknya?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: sebelas orang, kurang setuju: dua orang, tidak setuju: tidak ada, dan sangat setuju: tiga orang, karena ada banyak nutrisi yang terkandung di dalam ASI, komposisi di dalam ASI ini penting tidak hanya bagi perkembangan daya tahan tubuhnya, tapi juga untuk perkembangan otaknya. untuk pertanyaan kedelapan "Menurut anda, bagaimana keunggulan yang baik bagi bayi yang diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: tiga belas orang, kurang setuju: satu orang, tidak setuju: satu orang, dan sangat setuju: satu orang, karena mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah, mengurangi kemnungkinan terkena infeksi pada dada dan telinga, mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan terkena sembelit sehingga berkurang juga kemngkinan bayi dirawat dirumah sakit. lanjut ke pertanyaan kesembilan "menurut anda, apakah pemberian ASI ekslusif memberikan manfaat bagi ibu?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: tiga belas orang, kurang setuju: satu orang, tidak setuju: tidak ada, dan sangat setuju: dua orang, karena ASI merupakan yang terbaik, memberikan ASI kepada bayi akan memberikan manfaat yang sangat besar, tidak hanya bagi bayi tetapi bagi ibunya juga. Semakin cepat menyusui semakin baik, bahkan dianjurkan sesegera mungkin bayi begitu dilahirkan, yaitu sekitar tiga puluh menit setelah bayi lahir. Manfaat ibu yang mernyusui bisa mencegah perdarahan, menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontrkasi rahim dan mencegah terjadinya terdarahan pada si ibu. dan untuk pertanyaan keterakhir yaitu kesepuluh "Menurut anda,apakah ASI dapat diganti dengan makanan (PASI)?, dari enam belas responden yang menjawab setuju: delapan orang, kurang setuju: lima orang, tidak setuju: tiga orang dan sangat setuju: tidak ada, karena bayi yang baru dilahirkan atau suatu saat dalam kehidupannnya memiliki kondisi kesehatan atau klinis yang berbeda-beda, ada yang dilahirkan atau pada suatu saat mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan, gizi buruk, gangguan jantung, menjalani operasi tertentu, infeksi berat dan lain-lain. Pada keadaan tersebut, bayi harus diberikan diet khusus yang disesuaikan dengan keadaan klinis dan penyakit yang dideritanya. Bayi yang tidak sedang mengalami keadaan klinis yang dimaksud bati sehat dibagi menjadi dua golongan, yaitu makanan utama  ASI atau PASI(pengganti ASI) dan makanan pelengkap yang diberikan ketika bayi telah mencapai umur dan berat badan tertentu yang terdiri dari buah, biskuit, makanan lumat (bubur susu), dan makanan lembek (nasi tim). Makanan pelengkap ini diberikan ketika ASI atau PASI tidak lagi mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bati sehingga harus ditambah dari sumber makanan yang lain.

Dari pengelolaan data ASI ekslusif atau hanya air susu ibu saja yang dierikan kepada bayi yang baru lahir, sampai usia 6 bulan merupakan suatu amanat dari ALLAH SWT dan dipertegas lagi dalam peraturan perundang-undangan tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi.

Analisis situasi tentang prevalensi pemberian ASI  dan ASI Ekslusif, serta makanan atau minuman lain menjadi penting dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini.

Hasil analisis tersebut akan ditemukan faktor penyebab masalah rendahnya pemberian ASI secara ekslusif, sehingga akan menjadi kajian dalam pembuatan peraturan tentang ASI ekslusif. Harapnnya adalah ditemukannya solusi yang tepat dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif dengan ini saya mengambil teori

Marx  menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh  sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dan bingkai superstruktur masyarakat, karena itu kita harus bisa menempatkan ideologi kemasyarakat dengan adanya bantuan dari bidan didesa dengan kesehatan yang ada didalam desa dengan adanya struktur masyarakat seperti halnya puskesmas yang bisa juga membantu ibu untuk memeriksa anaknya ke puskesmas dengan saling membantu satu sama lain, dan saya mengambil teori Teori Marxis percaya akan terbangun kekuatan terorganisir kelas tertindas melawan kelas penindas, teori marxis menjelaskan akan dibangunnnya kekutanan yang terorganisir maka dari itu kita sebagai masyarakat tidak boleh membanding-bandingkan antara miskin dan kaya karena semua manusia halnya sama dimata ALLAH SWT. Jika kita memakai teori Marxis di dalam menganalisa psikologi massa, maka pasti lah proses mental yang membentuk perilaku manusia (selain bersifat material) akan menuju suatu arah tertentu, yakni perubahan sosial menuju masyarakat sosialisme yang defenitif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.

Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat peendidikan semakin besar presentase ASI secara Ekslusif.

Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang ASI.

ASI ekslusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah, ASI ekslusif alangkah baiknya dengan menambahkan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.

SARAN

-Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan.

-Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan sang bayi.

-Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.

-Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di bidan, puskesmas, posyandu, dan rumah sakit di dalam memberikan penyuluhan petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyususi tentang ASI dan menyusui.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2014). Metodelogi Penelitian Kuanjtitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

 

 

LAMPIRAN

1. Menurut Anda, dengan adanya bidan membantu masyarakat?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

2. Menurut Anda, program yang begitu banyak yang ada pada bidan sangat bermanfaat ?

 a. Setuju

   b. Kurang setuju

   c. Tidak setuju

   d. Sangat setuju

3. Menurut Anda, program KB  menganggu masyarakat?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

4. Menurut Anda, dengan adanya  ASI eksulusif untuk balita ada dampak buruk?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

5. Menurut Anda, dengan adanya dokter diklinik membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik?

 a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

6. Menurut Anda, pemeriksaan diklinik sesuai dengan apa yang anda mau?

 a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

7. Bagaimana dengan adanya program pemerintah terhadap KB itu berdampak buruk?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

8. Dengan adanya klinik menggangu kenyaman masyarakat?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

9. Menurut Anda, pemeriksaan dibidan apakah lebih baik daripada dirumah sakit?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

10. Bagaimana program pemerintah dengan mengajurkan 2 anak lebih baik?

a. Setuju

  b. Kurang setuju

  c. Tidak setuju

  d. Sangat setuju

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini