KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira, karena atas limpahan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas UTS Sosiologi tentang Proposal Riset dalam judul "Program kelompok sosial Desa Cibadung dalam mendorong masyarakat untuk berorganisasi" Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari teman-teman yang telah memberikan pikirannya untuk Proposal Riset ini.
Harapan kami semoga proposal riset ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam proposal riset ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal riset ini.
Jakarta, 01 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................................... 2
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................................... 3
Rumusan masalah....................................................................................................................... 6
Tujuan penelitian........................................................................................................................ 6
Metode penelitian.......................................................................................................................
BAB II: GAMBARAN UMUM SUBJEK ATAU OBJEK KAJIAN
Profil utama subjek..................................................................................................................... 12
Sampel penelitian........................................................................................................................ 14
Lokasi kajian............................................................................................................................... 15
BAB III:
Analisis data............................................................................................................................... 18
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................................. 24
Saran .......................................................................................................................................... 25
Kuisioner .................................................................................................................................. 26
Daftar pustaka............................................................................................................................ 29
Lampiran..................................................................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan kumpulan berbagai individu-individu yang tidak lepas dari kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda. Kepentingan dan tujuan yang berbeda ini muncul karena latar belakang tersebut berbeda. Perbedaan ini bisa saja terbentuk dengan adanya strata sosial yang sudah terbangun di masyarakat secara kuat. Strata sosial ini yang akan menentukan besar kecilnya kebutuhan dan keinginan individu ataupun masyarakat. Untuk mencapai kebutuhan tersebut perlu adanya sebuah tujuan dan target yang jelas.
Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakannya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat 2 tipe masyarakat :
Pertama, satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal tulisan, satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.
Sebenarnya, pembagian masyarakat dalam 2 tipe itu hanya untuk keperluan penyelidikan saja. Dalam satu masa sejarah antropologi, masyarakat yang sederhana itu menjadi objek penyelidikan dari antropologi, khususnya antropologi sosial. Sedang masyarakat yang kompleks adalah terjadi objek penyelidikan sosiologi.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia dialam ini seakan-akan memiliki ketergantungan. Ketergantungan disini menunjukan bahwa manusia saling membutuhkan dengan manusia lain, dengan anggapan bahwa manusia tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, keterkecuali manusia dibantu oleh manusia lainnya. Dengan demikian untuk mencapai segala usaha maka individu-individu tersebut bersatu dan bersepakat untuk menyatakan satu dalam kepentingan dan tujuan. Kepentingan dan tujuan yang sama dari kumpulan individu ini akan sangat mudah untuk mencapainya, karena cara kerja mereka bersama-sama sesuai dengan tanggung jawab dan tugas mereka.
Kepentingan dan tujuan ini terorganisir, sehingga disini ada seorang yang memimpin dalam menjalankan rencana, strategi, ataupun agenda yang lainya dengan anggota kerja yang sesuai ataupun proposional dengan kebutuhan oragnisasi tersebut, dengan harapan segala apa yang direncanakan dan target dapat terlaksana dengan baik.
Dari mengenal organisasi, masyarakat harus tahu dalam proses jalan kerjanya untuk mencapai suatu keinginan ( tujuan ) bersama. Adanya sebuah wadah yang mana wadah tersebut di isi oleh kelompok manusia yang lebih dari satu dan adanya suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Dimana wadah tersebut, terletak pada sebuah desa tersebut yang di pimpin oleh kepala desa. Organisasi sebuah pengertian yang mana kata organisasi berasal dari bahasa yunani adalah "organon" dan istilah lainnya "organum" yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. Menurut James D. Money "organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama". Sedangkan menurut "Chester I Bernard" organisasi adalah sebagai suatu sistem dari pada aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Karena kepemimpinan itu inti dari pada manajemen, sedangkan inti kepemimpinan adalah "human relations", maka kepemimpinan dapat diberi definisi sebagai berikut: "keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama". Kepemimpinan yang baik perlu dikembangkan dan dipelihara sebaik-baiknya, karena manajemen yang berhasil bergantung pada adanya kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, 1985). Gibson, et.al. (1982) menerangkan bahwa kepemimpinan adalah konsep yang lebih sempit daripada manajemen. Manajer dalam organisasi formal bertanggung jawab dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi manajemen. Pemimpin kadang terdapat pada kelompok informal, sehingga tidak selalu bertanggung jawab atas fungsifungsi manajemen. Seorang manajer yang ingin berhasil maka dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang efektif.
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
Kemungkinan pola relasi antar kelompok sosial dalam masyarakat multikultural meliputi kolonialisme, pemindahan, genosida, perbudakan, segregasi, resistensi, diskriminasi, amalgamasi, asimilasi, pluralisme, multikulturalisme.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keseharian warga dengan adanya kegiatan-kegiatan baru dalam program kelompok sosial?
2. Bagaimana respon pemuda-pemuda pengembang kelompok sosial desa dalam adanya program tersebut?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Program kelompok sosial Desa Cibadung dalam membentuk masyarakat untuk berorganisasi. Membangun masyarakat agar peduli dalam mengembangkan program keorganisasian desa agar menjadi desa yang berkembang. karna dari terciptanya program kelompok desa yang aktif dapat membuat desa menjadi lebih maju dalam hal apapun khususnya bisa menciptakan suatu wirausaha yang berkembang dan bahkan maju. Selain itu bisa menciptakan suatu kerukuran antar warga desa yang menjadi dampak positif. Maka dari sebuah organisasilah salah satunya yang bisa menguatkan kerukunan tersebut di dalam desa. bukan hanya di kota suatu organisasi itu hidup akan tetapi dalam desapun organisasi itu pasti ada dan berjalan. Tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan.
1.4 METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertuntu. Berdasarkan hal tersebut dapat empat kata kunci yang perlu di perhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Pada penggunaan metode penelitian ini, digunakan melalui pendekatan kuantitatif dan subyek atau obyeknya melalui pengamatan masyarakat desa.
Pendekatan kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistic objek melalui pethitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjswab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan presetase tanggapan mereka.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris dilapangan.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama di gunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagai metode ilmiah / scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,terukur, rasional, dan sistematid. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat di temukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. [1]
Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang di landasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklarifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan anatara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnyadisebut sebagai paradigm penelitian. Jadi paradigm penelitian penelitian dala hal ini dianrtikan sebagai pola fikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. [2]
1.5 TINJAUAN TEORITIS
Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dan bingkai superstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan dihadapan hukum. Mereka ini cenderung memindahkan apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai universal.
Menurut Marx masyarakat akan berkembang berawal dari bentuk masyarakat primitif dan berakhir ketika mencapai kematangan peradaban yang berada pada posisi "scientific comunism" (masyarakat modern tanpa kelas). Marx menggambarkan masyarakat tanpa kelas sebagai masyarakat yang memiliki cara hidup yang sederhana, cara hidup ideal, kepemilikan bersama, tanpa memiliki nafsu bersaing antar sesama. Selain itu gambaran lain mengenai masyarakat tanpa kelas tersebut diantaranya berfikir rasional dengan logika ilmiah.
Marx membedakan manusia atas kelas-kelas (stratifikasi sosial) yaitu atas dasar posisi masing-masing kelas terhadap sarana-sarana produksi yang dimilikinya dan dilihat dari usaha yang berbeda dalam mendapatkan sumber – sumber daya yang langka.
Jika suatu kelompok manusia mampu menguasai sumber – sumber produksi dan alat produksi yang cukup banyak maka kelompok ini dapat disebut kelas pemilik modal. Sedangkan jika ia memiliki tanah yang cukup luas dan mempekerjakan banyak orang untuk menggarap dan mengolah tanah tersebut maka orang ini disebut sebagai kelas pemilik tanah dan jika sekumpulan orang yang hidup hanya dengan mengandalkan tenaga kerjanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bekerja sepanjang hari pada kelas pemilik modal dan pemilik tanah maka inilah kelas yang paling rendah disebut dengan kelas pekerja (buruh).
Sistem Stratifikasi tergantung pada hubungan kelompok-kelompok manusia terhadap sarana-sarana produksi. Diantaranya ada yang disebut dengan Kelas modern, Yaitu mereka yang disebut pemilik tenaga kerja pemilik modal dan tuan-tuan tanah yang sumber keuangannya tergantung pada penerimaan upah, laba dan sewa tanah, dan berikutnya ada kelas rendah yang terdiri dari para pekerja atau kaum buruh dalam perusahaan milik kelas modern.
Pembgian kerja dengan tugas tertentu dalam proses produksi mengakibatkan pembagian produk yang tidak sama maka timbulah yang namanya hak milik. Hak milik disini bukanlah hak milik pribadi berupa barang-barang konsumsi, melainkan milik pribadi berupa sarana-sarana produksi seperti alat, uang (modal). Dengan modal inilah orang dapat menyuruh orang lain bekerja untuk dirinya dan pemilik modal dapat menguasai tenaga kerja orang-orang lain.
Stratifikasi Sosial secara umum memiliki arti perbedaan masyarakat atas lapisan-lapisan (kelas-kelas secara bertingkat), yang mana kelas tersebut dapat terbentuk karena tergantung sedikit banyaknya jumlah sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Misalnya, Jika masyarakat lebih menghargai materi, maka kelas yang paling tinggi adalah orang-orang yang dapat mengumpulkan materi sebanyak mungkin, sedangkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki materi apa-apa berada pada kelas paling bawah.
Lapisan dalam masyarakat akan tetap ada sekalipun dalam masyarakat Kapitalis, Demokratis maupun Komunis, karena lapisan tersebut telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama dalam organisasi sosial
Sedangkan teori Stratifikasi Sosial menurut Karl Marx adalah pandangannya tentang teori kelas. Teori kelas adalah sejarah dari segala bentuk masyarakat atau sejarah peradaban umat manusia dari dulu hingga sekarang yang disebut dengan sejarah petikaian antar golongan / konflik antar kelas.
Pandangannya tentang Stratifikasi sosial yaitu kelas-kelas memiliki karakteristik dimana adanya solidaritas yang spontan sampai tingkat tertentu terhadap kelas-kelas lain. Didalam kelas harus terdapat benih-benih kesadaran kelas yaitu suatu benih kepentingan bersama. Kelas yang ada itu sendiri disebut dengan class in itself, apabila kelas itu sadar akan tempatnya di dalam proses produksi, maka timbulah kelas bagi dirinya sendiri yang disebut dengan class for itself. Kelas-kelas ini tergantung satu sama lainnya. Yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain akan tetapi kelas-kelas ini tidaklah sederajat.
Kaum punya (kelas borjuis) memiliki kekuasaan Negara dan merupakan produsen gagasan yang berlaku. Maka perjuangan kelas tertindas mesti tertuju kepada kekuasaan Negara dan pendapat-pendapat yang berlaku. Perkembangan class in itself menjadi class for itself merupakan suatu proses pertumbuhan kesadaran politik diamana konflik kelas memainkan peranan kunci.
Kelas buruh mengalami penindasan dan penghisapan dalam segala hal, kaum buruh dikumpulkan dalam pabrik-pabrik dan diorganisir seperti tentara. Jumlahnya bertambah banyak karena kelas-kelas pengusaha indusri kecil, kaum pedagang kecil , tukang rente, kaum pengrajin dan petani menjadi proletar. Akan tetapi karena perjuang kels buruh untuk keluar dari kondisi yang buruk seperti ini sangat besar maka mereka membentuk kesatuan nasional dan bebas dari kelas-kelas borjuis.
Meski menganggap dirinya bukan seorang sosiolog, tetapi ide-idenya berpengaruh sangat kuat pada sosiologi. Dalam pandangannya, sains bukan semata-mata alat untuk memahami masyarakat tetapi juga alat untuk mentransformasi masyarakat. Dengan kata lain, ilmuan sosial hendaknya tidak hanya menggambarkan dunia, tapi juga harus mampu merubahnya. Marx ingin sekali merubah instuisi kapitalis dan membangun orde sosial yang lebih humanis. Kontribusi besarnya adalah penjelasannya seputar kondisi-kondisi material dan pengaruhnya terhadap keidupan sosial. Marx menulis, seperti yang di kutip Parsell (1987:11), "bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaan mereka, tetapi sebaliknya, lingkungan sosiallah yang menentuka kesadaran mereka". meski Marx sendiri mengakui bahwa orang-orang itu punya banyak pilihan untuk berbuat, akan tetapi ia yakin perasaan, pikiran bahkan cara kita memahami masyarakat itu dipengaruhi oleh relasi-relasi sosial disekitar produksi ekonomi. Dengan tegas ia menyatakan bahwa siapa yang bisa mengontrol alat-alat produksi maka ia juga akan mengontrol ide-ide yang berpengaruh pada masanya.
BAB II
GAMBARAN UMUM SUBJEK ATAU OBJEK KAJIAN
2.1 PROFIL UTAMA SUBYEK
Masyarakat di Desa Cibadung ini kehidupannya berfariasi, akan tetapi rata-rata peduduk di Desa ini di katagorikan warga yang sederhana dengan pekerjaan keseharianya yang amat baragam dari mulai para warga yang ada sebagian bekerja di kota, bekerja di PT-PT, menjadi guru, dan tak lupa bertani dan beternak. Kegiatan Masyarakat di Desa ini amat aktif dari mulai kegiatan karang taruna, PKK, pengajian dan IRMA. Kegiatan-kegiatan kelompok sosial ini baru-baru saja di bangun. Masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok sosial di mulai dari keaktifan para remaja di desa di organisasi-organisasi luar desa seperti di sekolah,kampus atau kelopok sosial lain di luar itu sehingga para remaja bersikeras untuk mendirikan kelompok-kelompok sosial di desanya. Peran RT/RW serta lurah pun sangat mendukung dengan kegiatan-kegiatan ini guna membangun desa agar lebih berkembang terlebih pada bidang keorganisasiannya.
Keseharian warga sejak adanya kelompok-kelompok sosial ini menjadi sangat aktif dari kegiatan karang taruna yang di baru didirikan dengan struktur-struktur yang telah di buat. Dan para warga berharap kedepannya akan menjadi kelompok sosial desa yang membuat kegiatan-kegiatan yang positif untuk desa, mengembanngkan Desa serta tak lupa harapan untuk membawa karang tarua desa ini agar bisa dikenal di karang taruna luar desa. kegiatan ibu-ibu PKK yang di pimpin langsung oleh ibu Lurah, kegiatan berjalan dan para warga antusias untuk mengikutinya. Pengajian rutin setiap malam jum'at berjalan dengan Ikatan Remaja Islam masjid yang menjalankan program pengajian-pengajian, bahkan, yang mengajar ngaji (PAUD) di masjid Desa yaitu dari IRMA tersebut. Kegiatan-kegiatan rutin lainnya sangat aktif dengan pera RT/RW, para remaja yang menjalankan program-programnya dan warga yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan di Desanya.
Dengan adanya program-program kelompok sosial para remaja yang sebelumnya bersikeras untuk bisa mendirikan kelompok-kelompok sosial mereka sangat mendukung secara penuh program tersebut karna apa yang mereka usahakan tercapai dan sekarang bagaimana caranya kegiatan yang sekarang telah ada dan berdiri bisa terus berkembang dan Terlebih harapannya bisa membangun desa agar lebih berkembang denga adanya kelompok-kelompok sosial yang telah di dirikan dan berjalan.Terlebih bisa membanggakan desa dengan membawa nama desa untuk lebih di kenal dengan kelompok sosial lain di luar desa.
SEMPEL PENELITIAN
PROGRAM KERJA KELOMPOK SOSIAL DI DESA CIBADUNG
NO. | KELOMPOK SOSIAL | PROGRAM KERJA/ ACARA |
1. | KARANG TARUNA | - Acara perlombaan tahunan - Acara tahunan · Tahun baru · 17 Agustus · Perlombaan antar RT/ RW · Dll |
2. | IRMA | - Pengajian setiap malam senin - Acara PHBI - Mengajar TPA - Acara-acara besar Islam · Maulid Nabi Muhammad SAW · Isra' Mi'raj · Tahun baru Islam · Tabligh Akbar · Dll |
3. | PKK | - Usaha sendiri · Kripik singkong · Kripik Pisang · Dll |
Kegiatan masyarakat desa disana begitu aktif kelompok-kelompok sosial seperti diatas mendorong masyarakat untuk berorganisasi bukan hanya para remajanya saja yang turun tangan untuk menjalankan kegiata-kegiatan program kerja diatas akan tetapi para ibu-ibu dan bapak-bapakpun juga turut andil dalam menjalankannya. Ketua RW setempat bahkan hingga menjabat dua kali periode karna keaktifannya dalam membagun desanya agar lebih maju terlebih di bidang organisasinya. Dari kegiatan kelompok sosial sendiri bermanfaat hingga di jadikan sumber usaha yang usahanya itu bersumber dari desanya sendiri, dan yang lebih menarik mereka membuat kelompok sosial ibu-ibu PKK untuk program usaha sendiri tersebut.
Desa yang di jadikan penelitian ini beberapa kali dikunjungi mahasiswa unutk melakukan penelitian bahkan waktu mereka meneliti desa ini cukup lama sekitar 3 bulan lamanya. Masyarakat di Desa ini antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah di buat oleh para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tersebut.
2.2 LOKASI KAJIAN
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016.
Tempat Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibadung , Kecamatan Gunung sindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Indonesia.
Subyek Penelitian:
Subyek ini kepada Masyarakat sekitar Desa Cibadung.
Sumber data yang diperoleh:
Sumber data ini diperoleh pada wawancara masyarakat Desa Cibadung.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang peneliti peroleh dari wawancara langsung dengan para warga Desa Cibadung.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data-data yang penulis dukumpulkan dari catatan-catatan lapangan, buku, serta media elektronik yang berkaitan dengan pembahasan.
Teknik pengumpulan data:
1. Observasi
aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Cara observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan pedoman observasi/pedoman pengamatan seperti format atau blangko pengamatan.
2. Wawancara.
percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
3. Angket atau kuisioner
suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72). Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan.
Jenis untuk memperoleh sumber data:
1. Data yang di peroleh dari penduduk langsung dengan mengajukan pertanyaan tertulis untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan untuk peneliti
2. Data yang di peroleh dari pengamatan secara langsung kepada masyarakat desa
BAB III
ANALISIS DATA
1. HASIL PENELITIAN DATA
Dari tiga puluh kuisioner yang di bagikan kepada masyarakat Desa Cibadung yang terisi hanya duapuluh kuisioner diantaranya 16 perempuan dan 6 laki-laki. Dan yang mengisi kuisioner tersebut berbagai macam kalangan dari remaja hingga orang tua yang di minta di bacakan kuisioner tersebut. Dari pengamatan disana banyak kalangan ibu-ibu yang banyak aktif dalam kegiatan PKK nya untuk mengembangkan wirausahanya. Bahkan ibu-ibu yang sudah lanjut usia yang masih giat dalam membuat sapu lidi. Bapak-bapak yang bukan hanya berkegiatan petani, bercocok tanam, dan beternak akan tetapi banyak para pembangun rumah atau pembuat kayu-kayu.
Kegiatan di dalam Desa ini cukup aktif, terlihat dari keseharian perempuan-perempuan di Desa ini bukan hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mereka sering sebut (IRT) akan tetapi perempuan-perempuan lanjut usiapun masih banyak yang membuat sapu lidi, berjualan di warung dan keseharian lainnya di PKK. Begitu juga laki-laki atau bapak-bapak di Desa ini turut aktif dalam Organisasi-organisasi yang berkembang di Desa ini. Jenis kelamin pada rata-rata pengisi kuisioner penulis adalah 'perempuan'. Rata-rata umur warga masyarakat disini sangat beraneka ragam, akan tetapi rata-rata umue pada pengisi kuisioner penulis adalah berumur 45 tahun. Selain itu ada beberapa orang tua lanjut usia yang tidak bersekolah dan diminta di bacakan ketika saat pengisian kuisioner penulis. Rata-rata Pendidikan terakhir di Desa ini adalah SMP/MTS, bahkan banyak yang lulusan SD, ada pula beberapa yang tidak bersekolah yakni para masyarakat yang sudah lanjut usia. Ujarnya "biarkan kami yang tidak bersekolah akan tetapi anak cucu kami harus berpendidikan tinggi dan harapan saya di zaman sekarang ini para remaja memprioritaskan pendidikan untuk kelnagsungan kesuksesannya". Rata-rata pekerjaan di Desa ini beraneka ragam ada yang bertani,beternak,bergelut di bidang usahanya di PKK untuk ibu-ibunya, ada pula kerja bangunan dan pembuat kayu. Berikut table rata-rata jawaban kuisioner penulis :
No. | Soal nomor | A ( Ya) | B (Tidak) | C(Ragu-ragu) |
1. | Soal nomor 1 | 19 | 0 | 1 |
2. | Soal nomor 2 | 16 | 0 | 4 |
3. | Soal nomor 3 | 17 | 0 | 3 |
4. | Soal nomor 4 | 18 | 1 | 1 |
5. | Soal nomor 5 | 0 | 18 | 2 |
6. | Soal nomor 6 | 19 | 0 | 1 |
7. | Soal nomor 7 | 14 | 1 | 5 |
8. | Soal nomor 8 | 11 | 1 | 8 |
9. | Soal nomor 9 | 18 | 0 | 2 |
10. | Soal nomor 10 | 18 | 0 | 2 |
Dari data yang di dapat di atas pertanyaan nomor 1 yang di ajukan pada masyarakat Desa yakni "Dengan adanya kelompok sosial yang telah di dirikan apakah mempengaruhi masyarakat untuk membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan tersebut? Pada rata-rata jawaban masyarakat Desa menjawab "Iya" yakni 19 orang menjawab "iya" dan 1 menjawab "Ragu-ragu" , dengan begitu masyarakat tahu bahwasannya peran kelompok Desa dalam mempengaruhi masyarakat untuk berkontribusi dan membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan kelompok sosial ini mempunyai stimulus yang baik sehingga para warga menjawab "iya" pada kuisioner nomor satu. Begitu banyak para warga yang aktif di dalamnya bukan hanya sekedar para remajanya akan tetapi para ibu-ibu dan bapak-bapak para pengisi kuisioner tersebut merasakan adanya kontrbusi warga dalam kegiatan-kegiatan di Desa Cibadung ini. Kuisioner nomor dua yaitu "menurut anda apakah para warga Desa merespon dengan adanya kelompok sosial ini? Rata-rata memang menjawab "iya" akan tetapi tingkat keraguan mulai meningkat di dalam kuisioner nomor dua ini, ada 4 orang menjawab "ragu-ragu" pada kuisioner penulis. Mungkin memang tidak merata pada semua warga yang aktif dalam kegiatan kelompok sosial Desa ini akan tetapi 16 orang menjawab "iya" karna mereka turut aktif berkontribusi dan membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan kelompok sosial Desa ini sehingga mereka menjawab "iya" terlihat bahwa foto-foto kegiatan Desa ini cukup aktif sehingga bisa di simpulkan bahwa warga masyarakat Desa ini turut aktif di dalamnya. Kuisioner nomor tiga yakni "Apakah kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung semua derdampak positif?" pada pertanyaan ini merekapun menjawab rata-rata "iya" dari 20 kuisioner yang di bagikan terdapat 17 orang yang menjawab "iya" dan 3 menjawab "ragu-ragu" . karna bahwasannya setiap kegiatan yang di buat pada kelompok sosial atau suatu organisasi pasti mempunyai nilai positif dan bertujuan yang baik pula karna kegiatan yang di lakukan suatu kelompok pasti bertujuan baik untuk organisasi itu khususnya dan umumnya untuk orang banyak. jadi dapat di simpulkan dari data wawancara juga bahwasannya mereka yakin bahwa kegiatan apapun dalam Desa ini dalam kelompok sosial di Desa ini tak lain tak bukan untuk kebaikan dan bertujuan baik untuk kemaslahatan Organisasi khususnya dan umumnya untuk kemajuan Desa itu sendiri. Kuisioner nomor empat yakni "menurut anda apakah dengan adanya pendirian kelompok-kelompok sosial Desa ini akan membuat para remaja terus membangun kinerja untuk keberlangsungan pengembangan Desa?" pernyataan ini rata-rata juga menjawab "iya" dari 20 kuisioner yang di bagikan terdapat 18 orang yang menjawab "iya" 1 orang menjawab "tidak" dan 1 orang lagi menjawab "ragu-ragu". Dapat di simpulkan bahwasannya warga yakin para remaja dan pengurus kelompok Desa ini mampu mengembangkan Desa melalui kegiatan-kegiatan sosial yang ada pada Desa ini. Kinerja yang mereka tumbuhkan akan bisa terus maju jika semakin banyak dukungan dari para warga sekitar untuk membuat kegiatan yang baik untuk megembangkan desa dan membangun keharmonisan Desa ini dengan adanya kelompok sosial yang membuat berbagai macam kegiatan-kegiatan sosial di Desa ini. Kuisioner nomor lima yaitu "menurut anda apakah ada sisi Negatif dari program Organisasi Desa ini?" dari 20 kuisioner yang di bagikan terdapat 18 menjawab "tidak" dan 2 menjawab "ragu-ragu" dalam sebuah kegiatan pasti bertujuan baik dan bersifat positif, soal negatifnya sebuah kelompok sosial yakni dari kurang maksimalnya kegiatan tersebut yang akan berdampak negatif bagi masyarakat dan bahkan mengecewakan masyarakat akan kegiatan yang di adakan tersebut. Jadi menurut mereka kegiatan yang pernah mereka ikuti rata-rata menjawab positif. Dan bagaimana yang menjawab ragu-ragu? Mungkin mereka yang menjawab ragu-ragu itulah sisi kurang maksimalnya kerja penguruss dalam menjalankan suatu acara tersebut. Kuisioner ke enam yaitu "menurut anda perlukah kelompok sosial di Desa ini?" dari 20 kuisioner yang di bagikan terdapat 19 orang menjawab "iya" dan 1 orang "ragu-ragu" jadi sekitar 99% masyarakat memerlukan sebuah kelompok sosial Desa. bukan hanya sebatas kepentingan Desa saja akan tetapi bertujuan mengembangkan Desa ini menjadi lebih maju dari sebuah kelompk sosial yang telah di buat. Itulah harapan para warga Masyarakar Desa ini. Kuisioner ke tujuh yakni "menurut anda dengan adanya kelompok sosial IRMA yang di dalamnya program TPA apakah mendorong anak-anak agar lebih antusias dalam mengaji?" dari 20 kuisioner yang di bagikan pada masyarakat terdapat 14 orang menjawab "iya", 1 orang menjawab "tidak" dan 4 orang menjawab "ragu-ragu" dari pengamatan terdapat banyak anak yang sangat berantusias untuk mengikuti mengaji yang menjadi program IRMA, akan tetapi masih ada anak-anak yang susah untuk berangkat mengaji padahal sudah di fasilitasi sebuah wadah yaitu IRMA. Kuisioner selanjutnya di nomoer delapan yaitu "jika terus berjalan program ibu-ibu PKK di Desa ini apakah akan menimbulkan pendirian wirausaha yang lebih maju?" pada kuisioner di nomor delapan ini terdapat 20 kuisioner yang di sebar pada warga. 11 orang menjawab "iya" 1 orang menjawab "tidak" dan 8 orang menjawab "ragu-ragu" pada pejelasan pertama telah di jabarkan bahwasannya ibu-ibu disini mempunyai kegiatam yakni PKK yang tua maupun yang muda mereka berperan aktif di dalanya, kegiatan mereka bukan hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi mereka mempunyai kegiatan positif yang menjadikan kgiatan tersebut menjadi wirausaha. Tidak keseluruhan memang, tetapi mampu merekrut warga Desa yang cukup walaupun tidak banyak tetapi sudah banyak yang tau bahwa Desa Cibadung mempunyai kegiatan PKK. Kuisioner yang selanjutnya yaitu nomor Sembilan "menurut anda apakah dengan kegiatan-kegiatan kelompok sosial akan lebih mengeratkan kebersamaan di dalam Desa?" dari 20 kuisioner yang telah di bagikan tedapat 18 orang menjawab "iya" pada pertanyaan ini dan terdapat 2 orang yang "ragu-ragu" dari sebuah kegiatan pada Desa yang di dalamnya kegiatan bersama-sama bukankah itu sebagai nilai kebersamaan yang tinggi dari kegiatan yang sering berkumpul dan bercemgkrama itu termasuk ke dalam pengeratan dalam kebersamaan, dan juga nilai positif yang membuat kerukunan antar warga. Kuisioner yang terakhir yaitu nomor sepuluh yakni "menurut anda apakah penting program-program sosial ini dalam mendorong masyarakat untuk berorganisasi?" dari 20 kuisioner yang di bagikan warga terdapat 18 orang menjawab "iya" dan 2 orang menjawab "ragu-ragu" disinilah titik yang ingin tercipta dalam sebuah kelompk sosial, yakni dengan adanya kegiatan-kegitan yang telah berjalan menimbulkan kepekaan warga dan para remaja untuk aktif. Cara yang di gunakan adalah terus mendorong warga masyarakat agar berkontribusi aktif dalam kelompok sosial Desa ini yang bertujuan untuk megembangkan Desa menjadi lebih maju. Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dan bingkai superstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan dihadapan hukum. Mereka ini cenderung memindahkan apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai universal.
Menurut Marx masyarakat akan berkembang berawal dari bentuk masyarakat primitif dan berakhir ketika mencapai kematangan peradaban yang berada pada posisi "scientific comunism" (masyarakat modern tanpa kelas). Marx menggambarkan masyarakat tanpa kelas sebagai masyarakat yang memiliki cara hidup yang sederhana, cara hidup ideal, kepemilikan bersama, tanpa memiliki nafsu bersaing antar sesama. Selain itu gambaran lain mengenai masyarakat tanpa kelas tersebut diantaranya berfikir rasional dengan logika ilmiah.
Dengan adanya program-program kelompok sosial para remaja yang sebelumnya bersikeras untuk bisa mendirikan kelompok-kelompok sosial mereka sangat mendukung secara penuh program tersebut karna apa yang mereka usahakan tercapai dan sekarang bagaimana caranya kegiatan yang sekarang telah ada dan berdiri bisa terus berkembang dan Terlebih harapannya bisa membangun desa agar lebih berkembang denga adanya kelompok-kelompok sosial yang telah di dirikan dan berjalan.Terlebih bisa membanggakan desa dengan membawa nama desa untuk lebih di kenal dengan kelompok sosial lain di luar desa
BAB IV
KESIMPULAN
1. KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia dialam ini seakan-akan memiliki ketergantungan. Ketergantungan disini menunjukan bahwa manusia saling membutuhkan dengan manusia lain, dengan anggapan bahwa manusia tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, keterkecuali manusia dibantu oleh manusia lainnya..
Dari mengenal organisasi, masyarakat harus tahu dalam proses jalan kerjanya untuk mencapai suatu keinginan ( tujuan ) bersama. Adanya sebuah wadah yang mana wadah tersebut di isi oleh kelompok manusia yang lebih dari satu dan adanya suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Dimana wadah tersebut, terletak pada sebuah desa tersebut yang di pimpin oleh kepala desa.
Kegiatan di dalam Desa ini cukup aktif, terlihat dari keseharian perempuan-perempuan di Desa ini bukan hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mereka sering sebut (IRT) akan tetapi perempuan-perempuan lanjut usiapun masih banyak yang membuat sapu lidi, berjualan di warung dan keseharian lainnya di PKK. Begitu juga laki-laki atau bapak-bapak di Desa ini turut aktif dalam Organisasi-organisasi yang berkembang di Desa ini. Jenis kelamin pada rata-rata pengisi kuisioner penulis adalah 'perempuan'. Rata-rata umur warga masyarakat disini sangat beraneka ragam, akan tetapi rata-rata umue pada pengisi kuisioner penulis adalah berumur 45 tahun. Selain itu ada beberapa orang tua lanjut usia yang tidak bersekolah dan diminta di bacakan ketika saat pengisian kuisioner penulis. Rata-rata Pendidikan terakhir di Desa ini adalah SMP/MTS, bahkan banyak yang lulusan SD, ada pula beberapa yang tidak bersekolah yakni para masyarakat yang sudah lanjut usia. Ujarnya "biarkan kami yang tidak bersekolah akan tetapi anak cucu kami harus berpendidikan tinggi dan harapan saya di zaman sekarang ini para remaja memprioritaskan pendidikan untuk kelnagsungan kesuksesannya".
2. SARAN
Sarannya dari laporan analisis ini adalah terus tingkatkat pendorongan warga untuk berorganisasi. Karna berorganisasi itu baik,karna berorganisasi itu kita belajar arti sebuah amanat, arti sebauh kepemimpinan dan masih banyak lagi. Bagi para warga yang sudah dan masih aktif terus berikan stimulus yang baik agar tidak tumbang dan menghilang. Tetaplah menjaga sebuah keharmonisan yang menjadikan suatu warga Desa menjadi sebuah keluarga atas dasar keaktifan masyarakat dalam kelompok sosial atau organisasi Desa.
LAMPIRAN
Berikut kuesioner yang di isi oleh masyarakat Desa Cibadung.
I. Karakteristik Responden
1. Nama : …………………
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur : ……. tahun
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Tamat : a. SD b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan : .............................
II. Pengetahuan
1. Dengan adanya kelompok-kelompok sosial yang telah di didirikan apakah mempengaruhi Masyarakat untuk membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan tersebut?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
2. Menurut anda apakah para semua warga Desa merespon dengan adanya kelompok-kelompok sosial ini?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
3. Apakah kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung semua berdampak positif?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
4. Menurut anda apakah dengan adanya pendirian kelompok-kelompok sosial desa ini akan membuat para remaja terus membangun kinerja untuk keberlangsungan pengembangan Desa?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
5. Menurut anda apakah ada sisi Negatif dari program Organisasi Desa ini?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
6. Menurut anda perlukah kelompok sosial di desa ini?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
7. Menurut anda dengan adanya kelompok sosial IRMA yang di dalamnya program TPA apakah mendorong anak-anak agar lebih antusias dalam mengaji?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
8. Jika terus berjalan program ibu-ibu PKK di desa ini apakah akan menimbulkan pendirian Wirausaha yang lebih maju?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
9. Menurut anda apakah dengan kegiatan-kegiatan kelompok sosial akan lebih mengeratkan kebersamaan di dalam Desa?
10. Menurut anda apakah penting program-program sosial ini dalam mendorong masyarakat untuk berorganisasi?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung: IKAPI, cet.20, 2014
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar