KESEJAHTERAAN BURUH TANI
Dosen Pengampu : Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
Di susun oleh
PUTRI ROBIATUL ISLAMIYAH
11150540000004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum WR. WB
Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para tabi'in tabi'at semuanya.
Dengan rasa syukur yang sebesar-besarnya Alhamdulillah Kami telah dapat menyelesaikan penelitian ini, sebagai tugas pada mata pelajaran "Sosiologi Pedesaan". Rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata pelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dengan adanya tugas ini, kami jadi lebih kreatif dan lebih memahami tentang pembahasan penelitian ini yaitu tentang "Kesejahteraan Buruh Tani di Desa Kadudahu ".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya, maka dari itu kami memohon maaf atas kekeliruan penulisan dan penyusunan. Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat untuk bersama.
Wassalamu'alaikum WR. WB
Ciputat, 29 Desember 2016
Putri Robiatul Islamiyah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................ ii
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................1
B. Pertanyaan Penelitian................................................................1
C. Pendekatan dan Metodologi Penelitian.....................................2
D. Tinjauan Teoritis....................................................................... 4
BAB 2: Gambaran Umum/ Obyek Kajian
A. Profil Umum/ Obyek Kajian ................................................... 6
B. Lokasi Kajian............................................................................ 6
BAB3: Analisis Data
A. Analisis Data.............................................................................. 7
BAB 4: Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buruh tani adalah pekerja di lahan pertanian, tanpa memiliki lahan sendiri. Mereka terpaksa bertani untuk mencukupi kebutuhan hidup. Para buruh tani, mulai dari para penanam, perawat tanaman, pemanen dan lain sebagainya selama ini belum mendapat perhatian serius. Bahkan jika dibandingkan dengan buruh bangunan atau buruh pabrik, kesejahteraan buruh tani jauh di bawah mereka.
Upah yang diterima buruh tani di seluruh Indonesia masih sangat minim. Bahkan, buruh tani perempuan mengalami diskriminasi. Upah buruh tani laki-laki biasanya lebih besar daripada upah buruh tani perempuan. Padahal kalau dipikir pekerjaan buruh tani itu sama saja. Lahan yang digarap oleh buruh tani perempuan sama dengan buruh tani petani laki-laki.
Hal yang mempersulit para buruh tani adalah berbagai macam inovasi dan teknologi yang mengancam menggantikan posisi mereka sebagai pekerja di bidang pertanian. Itu sebabnya di beberapa daerah penerapan teknologi pertanian tidak bisa dilakukan secara sempurna karena adanya penolakan dari para buruh tani untuk menerapkan teknologi yang ada.
Kesejahteraan buruh tani meskipun buruh tani mempunyai posisi yang strategis dalam pertanian, namun seringkali buruh hanya menjadi kebutuhan sementara bagi para pihak-pihak yang berkepentingan dan meninggalkanya ketika mereka sudah masuk pada lingkaran kekuasaan. Sangat ironis sekali melihat realita yang terjadi antara buruh dan pemilik lahan. Padahal kalau kita melihat bahwa kalangan pertanian sangat diuntungkan oleh upah buruh tani yang bisa dibilang sangat murah sekali. Dengan upah buruh tani yang relative rendah tersebut dan produktivitas buruh yang sedemikian tinggi, buruh mampu memberikan keuntungan yang besar bagi kalangan pemodal atau pemilik lahan. Hubungan antara buruh tani dan pemilik lahan idealnya adalah saling menguntungakan antara satu dengan yang lainnya. Disisi buruh, semestinya sudah mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak-haknya. Tidak hanya upah yang memberi kesejahtetaan terhadap kehidupan buruh itu sendiri.
B. Pertanyaan Penetian
1. Bagaimanakah kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu?
2. Apa hal yang mempengaruhi kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu?
C. Pendekatan dan Metodologi Peneltian
Pada penggunaan metode penelitian ini, digunakan melalui pendekatan kuantitatif, metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194)
1. Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yanglain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
E. Sumber Data
Sumber daya yang akan ditelusuri untuk memperoleh data lapngan terdiri atas 2 sumber yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari responden yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner, responden dalam penelitian ini yaitu warga Desa Kadudahu, tjiput, Pandeglang.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang mendukung penelitian ini seperti buku-buku, catatan dan transkrip serta dokumentasi.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian kali ini yaitu mencari tahu bagaimana kesejahteraan buruh tani di desa Kadudahu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bagaimana kehidupan sosial yang terjadi di Desa Kadudahu untuk memfokuskan penilitian ini, maka tujuan penilitian ini yakni :
- Mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu?
- Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kesejahteraan buruh tani?
G. Tinjauan Teoritis
Pengertian buruh tani pada saat ini di mata masyarakat awam sama saja dengan pekerja, atau tenaga kerja. Padahal dalam konteks sifat dasar pengertian dan terminology diatas sangat jauh berbeda. Secara teori, dalam kontek kepentingan, didalam suatu kerjasama terdapat 2 (dua) kelompok yaitu kelompok pemilik modal (owner) dan kelompok buruh, yaitu orang-orang yang diperintah dan dipekerjanan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi.
Dalam teori Karl Marx tentang nilai lebih, disebutkan bahwa kelompok yang memiliki dan menikmati nilai lebih disebut sebagai majikan dan kelompok yang terlibat dalam proses penciptaan nilai lebih itu disebut Buruh. Dari segi kepemilikan kapital dan aset-aset produksi, dapat kita tarik benang merah, bahwa buruh tidak terlibat sedikitpun dalam kepemilian asset, sedangkan majikan adalah yang mempunyai kepemilikan aset.
BAB II
PROFILE UMUM SUBYEK/OBYEK
1. Penentuan Lokasi Penelitian
1. Profile Umum Subyek/Obyek
Masyarakat di desa Kadudahu memiliki kehidupan yang sederhana dalam pola atau gaya hidupnya. Rata-rata pekerja pada masyarakat di sana ialah petani dan pedagang. Kemudian menurut penulis jalan yang ada di Desa Kadudahu belum sepenuhnya bagus dan tansfortasi terbilang suasah untuk menuju ke Desa tersebut.
2. Lokasi Kajian
Desa Kadudahu salah satu Desa di Wilayah Kecamatan Tjiput Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 6,246 Ha, dengan Jumlah penduduk Desa sebanyak 6.432 Jiwa yang terdiri dari 3.201 laki-laki dan 3.231 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.997 KK sedangkan jumlah Keluarga Miskin (Gakin) 602 KK dengan persentase 32,17 % dari jumlah keluarga yang ada di Desa mayangpang.
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa banyuresmi kampung kadudahu secara umum berupa dataran yang berada pada ketinggian rata-rata antara 270 M di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 200 s/d 320 Celcius dan tinggi curah hujan 236 mm³. Desa banyuresmi kampong kadudahu terdiri dari 2 (dua) Dusun, 11 (sebelas) Rukun Warga dan 29 (dua puluh sembilan) Rukun Tetangga.
Batas wilayah Desa Bnayuresmi adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa dadap
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cijeruk
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa banyuresmi
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa mayangpang
BAB III
ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu buruh tani Desa Kadudahu yang berjumlah 25 orang.
1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil kuesioner yang dibagikan diperoleh data jenis kelamin dengan jumlah yang berbeda-beda tiap orang, data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No | Jenis kelamin | Jumlah Orang | Persentase |
1. | Laki-laki | 22 | 88% |
2. | Perempuan | 3 | 12% |
| Jumlah Total | 25 | 100% |
Tabel 1. Diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang diambil dari buruh tani Desa Kadudahu yaitu 25 orang, untuk laki-laki 22 (88 %) dan 3 (12%) untuk perempuan.
1. Data Responden Berdasarkan Umur
Dari hasil kuesioner yang dibagikan pada data berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Data Responden Berdasarkan Umur
No | Umur | Jumlah orang | persentase |
1. | 30-40 tahun | 4 | 16% |
2. | 40-50 tahun | 10 | 40% |
3. | 50-60 tahun | 7 | 28% |
4. | 60-70 tahun | 4 | 16% |
| Jumlah Total | 25 | 100% |
Tabel 2. Diketahui bahwa yang paling banyak menjawab pernyataan dan persoalan kepada responden berdasarkan umur yang diambil dari warga Desa Kadudahu, ialah 40-50 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase (40%).
1. Respon Afektif Buuh tani di Desa Kadudahu
Respon afektif terjadi jika timbul perubahan perasaan terhadap sesuatu yang di sukai atau di benci, dalam penulisan ini yang dicari adalah bagaimana respon afektif warga tentang lingkungan sekitarnya. Berikut adalah hasil dari kuesioner yang telah peneliti lakukan kepada warga Desa Kampung Sawah terhadap Lingkungan yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil Respon Afektif
No | Pernyataan | S | TS |
1. | Buruh tani di Desa kadudahu sudah sejahtera | 10 | 15 |
2. | Aparat Desa Kadudahu sangat memperhatikan kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu. | 2 | 23 |
3. | Lahan yang dikelola oleh buruh tani adalah milik pribadi. | 0 | 25 |
4. | Diberlakukannya sistem sewa menyewa lahan oleh para pemilik lahan. | 18 | 7 |
5. | Kontrak kerja disepakati oleh kedua belah pihak | 4 | 21 |
6. | Terjalinnya sistem bagi hasil antara pemilik modal dan buruh tani | 12 | 13 |
7. | Bibit, pupuk, pestisida disediakan oleh pemilik modal/pemilik lahan | 21 | 4 |
8. | Upah yang diberikan cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari | 16 | 9 |
9. | Memiliki mata pencarian lain | 19 | 6 |
10. | Pemilik lahan memberikan upah perhari selesai keja | 22 | 3 |
Dari tabel 3 diketahui bahwa respon afektif warga terhadap lingkungan ialah pada butir pernyataan nomor 6 yaitu "Lahan yang dikelola oleh buruh tani di Desa Kadudahu adalah bukan milik pribadi" dari sini dapat diketahui bahwa buruh tani tidak menguarkan apapapun untuk mengelolah lahan.
Hasil diatas menjelaskan bahwa kebanyakan buruh tani tidak memiliki lahan sendiri untuk bertani melainkan mengelolah tanah milik pemilik modal dan hanya menerima upah saja.
Respon afektif akan terbentuk ketika terjadi perubahan terhadap apa yang disenangi maupun yang dibenci. Hasil ini menyimpulkan bahwa dari segi respon afektif buruh tani memiliki respon negative.
Hasil diatas menjelaskan bahwa kebanyakan buruh tani tidak memiliki lahan sendiri untuk bertani melainkan mengelolah tanah milik pemilik modal dan hanya menerima upah saja.
Respon afektif akan terbentuk ketika terjadi perubahan terhadap apa yang disenangi maupun yang dibenci. Hasil ini menyimpulkan bahwa dari segi respon afektif buruh tani memiliki respon negative.
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tentang kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu,. Bagaimana kesejahteraan buruh tani di Desa Kadudahu? Dan faktor apa yang mempengaruhi kesejahteaannya?
Dari data responden yang peneliti dapat dari 22 laki-laki dan 3 perempuan yang memiliki usia diatas 30 tahun yang berprofesi sebagai buruh tani. 88% buruh tani di Desa Kadudahu adalah laki-laki dan 40% berusia 40-50 tahun.
Dari angket respon afektif buruh tani diketahui bahwa buruh tani yang ada di desa Kadudahu belum sejahtera. Masih 40% buruh tani yang terbilang sejahtera, dalam kesejahteraan mereka pemerintah tidak cukup andil di dalamnya. Di sini faktor yang mempengaruhi ketidak sejahteraan buruh tani tersebut adalah tidak adanya petani yang memiliki lahan sendiri sehingga proses penanaman serta pemanenan dan penjualan tidak diketahui oleh para buruh tani. Buruh tani hanya menerima upah selepas bekerja, bahkan upah yang diperoleh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
64% buruh tani merasa bahwa keringat yang dikeluarkan tidak sesuai dengan apa yang diupahkan, dikarenakan harga jual tanaman yang ditanam tidak selalu untung mala terkadang terjadi kerugian. 76% dari buruh tani memiliki mata pencaharian yang lain seperti berdagang. Buruh tani membagi waktu sebaik mungkin untuk tetap bekerja di lahan milik orang lain dan berdagang di sekitar Desa Kadudahu. Maka dari angket tersebut dapat disimpulkan bahwa buruh tani yang ada di Desa Kadudahu 60% belum sejahtera.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari data yang diperoleh dan perhitungan pada hasil dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. 40% tingkat kesejahteraan buruh tani Desa Kadudahu
2. 100% buruh tani di Desa Kadudahu tidak memiliki lahan sendiri melainkan mengelolah lahan milik orang lain.
3. 76% upah yang diberikan tidk sesuai dengan keringat yang dikeluarkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa buruh tani yang ada di desa Kadudahu 60% belum sejahtera. Faktor yang mempengaruhi ketidak sejahteraan buruh tani tersebut adalah tidak adanya petani yang memiliki lahan sendiri sehingga proses penanaman serta pemanenan dan penjualan tidak diketahui oleh para buruh tani. Buruh tani hanya menerima upah selepas bekerja, bahkan upah yang diperoleh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan dapat disimpulkan bahwa buruh tani di Desa Kadudahu belum sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sutrisno Hadi (1986). Penelitian Kuantitatif. Jakarta
(Iskandar, 2008: 77). Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar