Rabu, 28 Desember 2016

Fwd: Imam Fauzi_Pengaruh Kepemimpinan kepala desa tobat balaraja terhadap kesejahteraan masyarakat desa tobat balaraja_PMI


---------- Pesan terusan ----------
Dari: Imam Fauzi <imamfauzi2410@gmail.com>
Tanggal: 29 Desember 2016 11.23
Subjek: Imam Fauzi_Pengaruh Kepemimpinan kepala desa tobat balaraja terhadap kesejahteraan masyarakat desa tobat balaraja_PMI
Kepada: kuliah tantan <kuliahtantan@gmail.com>
Cc: kuliahtantan.super1@bloger.com


PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TOBAT KECAMATAN BALARAJA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TOBAT

PENELITIAN

(Diajukan sebagai salah satu tugas penelitian mata kuliah Sosiologi Pedesaaan di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Uin Syarif Hidayatullah Jakarta)


 

 

Disusun oleh:

IMAM FAUZI

Kelas: PMI III/NIM: 11150540000028

Dosen: Dr. Tantan Hermansyah, M.Si

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah

 

            Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, di Aceh dengan istilah gampong, di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

Menurut para ahli

Bambang Utoyo, Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.

R. Bintarto, Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

Sutarjo Kartohadikusumo, Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat

William Ogburn dan MF Nimkoff , Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

S.D. Misra ,Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.

Paul H Landis ,Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :

  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
  3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Sedangkan Desa menurut UU adalah:

UU no. 22 tahun 1999 Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.

UU no. 5 tahun 1979 , Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UU no. 6 tahun 2014, Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa Tobat merupakan salah satu desa di kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Desa tobat adalah salah satu desa yang didalamnya masih banyak ketertinggalan dalam banyak hal, seperti pendidikan, kesejahteraan dan perilaku masyarakatnya yang primitif, dari uraian diatas ini peneliti tertarik untuk meneliti dan menyusun penelitian tentang "PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TOBAT Kec. BALARAJA Kab. TANGERANG Prov. BANTEN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TOBAT Kec. BALARAJA Kab. TANGERANG Prov. BANTEN.

 

B.  Rumusan Masalah

 

  1. Bagaimana kesejahteraan masyarakat desa Tobat dibawah kepemimpinan kepala Desa yang sedang menjabat?
  2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan Kepala Desa Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang Prov. Banten terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang Prov. Banten.?

 

C.    Metode Penelitian

 

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yaitu menganalisis dan menggambarkan kepemimpinan kepala Desa Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang Prov. Banten terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang Prov. Banten. dengan menggunakan angket atau kuisioner dan analisis data.

 

a.       Jenis penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kuantitatif deskriftif yang berupa definisi, pengukuran data kuantitatif, dan statistik objektif, melalui penghitungan ilmiah.

b.      Teknik pengumpulan data

Teknik-teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dalam   penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:

1.   Teknik kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan angket atau kuisioner kepada responden (sampel).

2.   Teknik pengutipan dokumen

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data dokumen pustaka dari sumber-sumber tertulis dan data yang relevan seperti dari buku, media massa, dan korelasinya dan penulis mensurvei keadaan di daerah yg diteliti.

D.    Tinjauan Teoritis

Max Weber mengungkapkan bahwa dunia sebagaimana kita saksikan terwujud karena tindakan sosial. Manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukan itu, untuk mencapai apa yang mereka kehendaki. Setelah memilih sasaran, mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan.

Bagi Max Weber, struktur sosial adalah produk (hasil) dari tindakan itu, cara hidup adalah produk dari pilihan yang dimotivasi. Memahami realitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan itu berarti menjelaskan mengapa manusia menentukan pilihan. Teori sosiologi bukanlah teori mengenai sistem sosial yang memiliki dinamikanya sendiri, melainkan mengenai makna dibalik tindakan individu. Max Weber menyebut metode yang dikembangkannya sebagai verstehen. Max Weber mengemukakan lima ciri pokok  yang menjadi sasaran penelitian sosiologi, yaitu :

1.   Tindakan manusia yang menurut si pelaku mengandung makna yang subyektif dan ini meliputi berbagai tindakan nyata.

2.   Tindakan nyata dan bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif

3.   Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang dalam bentuk persetujuan secara diam-diam

4.   Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu

5.   Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang itu.

Max Weber juga menjelaskan bahwa untuk memahami makna subyektif suatu tindakan sosial maka harus dapat membayangkan dirinya di tempat pelaku untuk dapat ikut menghayati pengalamanya. Max Weber juga memasukkan problem pemahaman dalam pendekatan sosiologisnya, yang sebagaimana cenderung ia tekankan adalah salah satu tipe sosiologis dari sekian kemungkinan lain. Karena itulah ia menyebutkan perspektifnya sebagai sosiologi interpretatif atau pemahaman. Menjadi ciri khas rasional dan positivisnya bahwa ia mentransformasikan konsep tentang pemahaman. Meski begitu, baginya pemahaman tetap merupakan sebuah pendekatan unik terhadap moral dan ilmu-ilmu budaya, yang lebih berurusan dengan manusia ketimbang dengan binatang lainnya atau kehidupan non hayati. Manusia bisa memahami atau berusaha memahami niatnyasendiri melalui instropeksi, dan ia bisa menginterpretasikan perbuatan orang lain sehubungan dengan niatan yang mereka akui atau diduga mereka punyai.

Refleksi metodologis Weber jelas berhutang pada filsafat pencerahan. Titik tolak dan unik, analisis paling utamanya adalah sosok individual. Sosiologi interpretatif memandang individu dan tindakannya sebagai satuan dasar, sebagai "atomnya" sekiranya perbandingan yang diperdebatkan bisa diterima. Dalam pendekatan ini individu juga dipandang sebagia batas teratas dan pembawa tingkah laku yang bermakna. Weber memilah berbagai "tipe" aneka tindakan bermotivasi. Tindakan-tindakan yang tercakup dalam sikap kelaziman rasional ia nilai secara khas sebagi tipe yang paling bisa dipahami dan perbuatan "manusia ekonomis" adalah contoh utamanya. Tindakan-tindakan yang kurang rasional ooleh Weber digolongkan, kaitannya dengan pencarian tujuan-tujuan absolute, sebagai berasal dari sentiment berpengaruh dalam (affectual sentiments) atau sebagai "tradisional". Karena tujuan absolute dipandang oleh sosiolog sebagai data yang "terberi" (given) maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan, tetapi irasional jika dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.

 


 

 

 

 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK KAJIAN

A.    Profil umum Objek

Balaraja yang terletak di Tangerang bagian barat yang menyimpan bukti sejarah dan titik nadirnya dimulai dari nama daerah ini. Nama kota Balaraja terdapat dua versi akar nama sejarah kota ini.  Balaraja berasal dari kata bala (bale) dan raja. Bale berarti balai atau tempat persinggahan. Dan raja yang dimaksud di sini adalah raja yang berasal dari kerajaan Banten. Artinya tempat peristirahatan raja. Pernyataan ini dikuatkan dengan sebuah tempat pemandian yang dikenal dengan nama Talagasari (Tempat ini kemudian menjadi nama desa).

Letak tempat pemandian tersebut tepat berada di depan balai dulu gedung Kewedanaan Balaraja dan sekarang dijadikan gedung Kecamatan Balaraja tersebut. Diperkirakan berada di Klinik Aroba, tepatnya di belakang Mesjid Al-Jihad. Hal ini mengingatkan kita pada Tasik Ardi dekat Situs Surosowan, Banten.

Ada berbagai versi mengenai diri raja yang beristirahat di wilayah ini. Pertama ada yang menyatakan Raja Brawijaya dari Majapahit dan Sultan Agung dari Mataram yang tercatat dalam sejarah pernah menyerang Batavia.

Desa Tobat merupakan salah satu desa di kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Desa tobat adalah salah satu desa yang didalamnya masih banyak ketertinggalan dalam banyak hal, seperti pendidikan, kesejahteraan.

B.     Lokasi Kajian dan Waktu penelitian

Lokasi kajian

Desa Tobat kampung Tobat Rt 006 Rw 007 kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 November hingga 12 desember.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Analisis Hasil

Deskripsi hasil pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Tobat

Data pengaruh kepemimpinan adalah data sikap responden mengenai pengaruh pengaruh kepemimpinan di Desa Tobat Kecamatan Balaraja melalui jawaban yang diberikan pada angket penelitian ini disebarkan kepada  warga masyarakat desa Tobat Rt 006 sebanyak 25 orang secara keseluruhan masyarakat desa Tobat Rt 006 Balaraja-Tangerang, Banten.

            Untuk menganalisa data maka jawaban masyarakat dikuantifikasikan, angket disusun berdasarkan variabel penelitian yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala Desa Tobat Balaraja. Selanjutnya indikator yang diteliti adalah: kepemimpinan kepala Desa Tobat Balaraja.  Dari indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 pernyataan yang harus direspon oleh responden.

Setiap item pernyataan disediakan alternatif jawaban yaitu: (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) tidak setuju, (d) sangat tidak setuju.

Berdasarkan data angket menunjukan  bahwa hasil responden menyatakan bahwa pengaruh kepemimpinan Desa Tobat sangat rendah karena hasil angket sebagai berikut:

Sangat setuju : 3 orang (12%)

Setuju            : 6 orang (24%)

Tidak setuju  : 7 orang (28%)

Sangat tidak setuju: 9 orang (36%)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan Kepala Desa Tobat adalah sangat rendah karena jumlah responden yang memiliki skor dibawah rata-rata sangat sedikit dari pada jumlah responden yang memiliki skor di atas nilai rata-rata.

 

 

 

 

B.     Deskripsi hasil kesejahteraan masyarakat Desa Tobat

Data kesejahteraan masyarakat Desa Tobat adalah data sikap responden mengenai kesejahteraan masyarakat Desa di Desa Tobat Kecamatan Balaraja melalui jawaban yang diberikan pada angket penelitian ini disebarkan kepada  warga masyarakat desa Tobat Rt 006 sebanyak 25 orang secara keseluruhan masyarakat desa Tobat Rt 006 Balaraja-Tangerang, Banten.

            Untuk menganalisa data maka jawaban masyarakat dikuantifikasikan, angket disusun berdasarkan variabel penelitian yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat Desa Tobat Balaraja. Selanjutnya indikator yang diteliti adalah: kesejahteraan masyarakat Desa Tobat Balaraja.  Dari indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 pernyataan yang harus direspon oleh responden.

Setiap item pernyataan disediakan alternatif jawaban yaitu: (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) tidak setuju, (d) sangat tidak setuju.

Berdasarkan data angket menunjukan  bahwa hasil responden menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat Desa Tobat dalam kategori sedang karena hasil angket sebagai berikut:

Sangat setuju : 10 orang (40%)

Setuju            : 6 orang (24%)

Tidak setuju  : 5 orang (20%)

Sangat tidak setuju: 4 orang (16%)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan masyarakat Desa Tobat adalah Sedang karena jumlah responden yang memiliki skor di atas rata-rata jauh lebih banyak dari pada jumlah responden yang memiliki skor di bawah rata-rata.

 

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan Kepala Desa Tobat sangat rendah terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Tobat Balaraja, dan dapat diartikan bahwa terdapat faktor lain yang dapat mensejahterakan masyarakat Desa Tobat, hasil data mengatakan bahwa faktor lain yaitu bantuan Pemerintah Pusat.

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan dengan disertai data-data yang penulis dapatkan melalui penyebaran angket kepada 25 masyarakat Desa Tobat, yang berlokasi di Desa Tobat Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Yang mengacu kepada uraian yang telah dijelaskan pada bab pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa persentase pengaruh kepemimpinan kepala desa Tobat terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Tobat dapat dilihat sebagai berikut:

1.      Kesejahteraan masyarakat dalam kategori sedang, adapun faktor lain yang berpengaruh terhadap kesejateraan masyarakat desa tobat merupakan bantuan langsung Tunai pemerintah pusat.

2.      Pengaruh kepemimpinan Kepala Desa Tobat dalam kategori  sangat rendah terhadap kesejahteraan masyarakat desa dilihat dari hasil analisa data kuisioner.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ritzer George. 2008. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Weber Max. 2006.  Sosiologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

 

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini