Rabu, 28 Desember 2016

Salsabilla_PMI3_Sosiologi Perdesaan_Tugas UAS

Sosiologi Pedesaan

"Pengaruh Budi Daya Tanaman Hias terhadap Perekonomian Warga Desa Pengasinan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat" Dosen Pengampu : Dr. Tantan Hermansyah, M.Si

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

Salsabilla                              11150540000006

 

 

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


BAB I

PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG

Dalam pertanian budi daya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/ hasil panennya. Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budi daya adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam.[1]

Budi daya tanaman adalah usaha pengembangan tanaman dengan memanfaatkan media tumbuhan. Budi daya tanaman saat ini banyak macamnya, salah satunya adalah tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua tanaman yang memiliki bentuk dan kesan indah, dan sengaja ditanam dengan maksud dan tujuan tertentu. Pemanfaatan tanaman hias tidak hanya terpaku pada bunganya saja, tapi juga mencakup buah, daun dan tangkai dapat menjadi faktor keindahan tanaman hias. Budi daya tanaman hias tidak hanya menjadi hobi semata, tapi juga dapat menjadi peluang usaha. Tidak sulit untuk memulai usaha ini, dengan keuletan dan ketekunan bisa menghasilkan penghasilan yang cukup lumayan.[2]

Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor merupakan daerah yang sebagian warganya membudidayakan berbagai tanaman hias. Desa Pengasinan merupakan salah satu desa yang banyak membudidayakan tanaman hias, desa ini lebih terlihat hijau. Ketika kita masuk ke desa Pengasinan maka akan disambut dengan pohon-pohon rindang di pinggir jalan kampung, lahan kebun sayur, dan lahan berbagai tanaman hias oleh karena itu desa Pengasinan terasa lebih sejuk dan segar. Membudidayakan tanaman hias merupakan aktivitas perekonomian sebagian warga, mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan hasil budidaya tanaman hias.

B.           PERTANYAAN PENELITIAN

1.      Apa pengaruh budi daya tanaman hias terhadap perekonomian warga desa Pengasinan?

2.      Bagaimana kondisi perekonomian keluarga budi daya tanaman hias?

3.      Bagaimana budi daya tanaman hias warga desa Pengasinan sehingga dapat menjadi nilai ekonomi bagi mereka?

C.           METODOLOGI PENELITIAN

Paradigma penelitian merupakan pandangan terhadap objek penelitian yang berimplikasi terhadap metodologi penelitian. Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan kuantitatif bersifat terinci, luas, banyak menggunakan literatur  yang terkait dengan tema yang diajukannya. Peneliti kuantitatif menggunakan akan menggambarkan fenomena berdasarkan pada teori yang dimilikinya.

Data dalam penelitian kuantitatif banyak didominasi angka sebagai hasil suatu pengukuran berdasarkan pada variabel yang telah diopresionalkan. Dengan begitu, ada satu aktivitas yang sangat penting dalam proses awal pengumpulan data, yaitu membuat instrumen atau skala penelitian. Beberapa tekhnik stastistik dapat digumakan untuk menentukan valid tidaknya sebuah instrumen, juga realibilitas yang dimiliki instrumen tersebut.

Dalam penelitian kuantitatif subjek yang dibutuhkan cukup banyak. Bukan hanya hal dalam jumlah, artinya selain menggunakan sampel yang banyak yang memiliki tingkat representasi tinggi terhadap populasi yang hendak digeneralisasikan, pemilihan sampel juga dilakukan dengan asumsi dipilih secara random. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif berlaku hukum semakin banyak sampel, akan semakin baik hasil penelitian. Dalam proses pengumpulan data, penelitian kuantitatif akan menggunakan angket, tes wawancara, questionnare's guide, check list, dan lain-lain.[3]

Adapun langkah-langkah menggunakan metode kuantitatif adalah sebagai berikut:

1.      Identifikasi

Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada di dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori sebagainya.

2.      Pemilihan Masalah

a.       Mempunyai nilai penelitian (penting dan dapat diuji)

b.      Fisible (biaya, waktu, dan kondisi)

3.      Perumusan Masalah

a.       Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

b.      Jelas dan padat

4.      Pembentukan Kerangka Teori

Teori yang dibahas memiliki relevansi dengan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu.

5.      Penetapan Metode Kuantitatif

a.       Penentuan subyek penelitian (populasi dan sampel)

b.      Metode pengumpulan data (penyusunan angket)

c.       Metode analisis data (pemilihan analisis statistik)

6.      Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data diperlukan kemampuan melacak peta wilayah, sumber informasi, dan keterampilan menggali data.

7.      Pengolahan analisis dan interpretasi hasil penelitian.

8.      Mendesain laporan penelitian.

Langkah –langkah di atas telah dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode kuantitatif dalam penelitiannya. Peneliti membuat lima belas pertanyaan dalam bentuk kuesioner untuk sepuluh responden yang ditemukan peneliti di area budi daya tanaman hias di dusun Kebon Kopi desa Pengasinan kecamatan Gunung Sindur kabupaten Bogor. Peneliti memilih area tersebut karena biaya dan lokasi yang masih terjangkau. Sebelum melakukan pengambilan data, pada tanggal 08 Desember 2016 peneliti melakukan observasi lokasi terlebih dahulu dengan mengendarai motor dari pukul 10.30-11.30 WIB. Setelah melakukan observasi lokasi pada minggu berikutnya, peneliti memulai pengambilan data pada tanggal 24 Desember 2016, peneliti melakukan perjalanan pada pukul 09.30 WIB menggunakan angkot dan sampai di Puri pada pukul 10.15 WIB kemudian diantarkan oleh seorang teman peneliti menggunakan motor untuk menuju ke lokasi dan sampai pada pukul 12.30.

Ada beberapa kendala yang dihadapi peneliti saat melakukan pengambilan data melalui angket, yakni peneliti menemukan banyak lahan budi daya tanaman hias hanya saja peneliti tidak bertemu dengan pemilik asli lahan. Peneliti hanya bertemu dengan karyawan saja, sedangkan sejumlah karyawan yang ditemukan peneliti merupakan karyawan baru, ada yang baru saja seminggu dan kurang dari sebulan bekerja. Jadi ketika peneliti hendak mengambil data mereka tidak mengerti tentang tanaman dan perekonomian, akhirnya peneliti memutuskan untuk tidak mengambil data dari responden tersebut. Selain itu lokasi dari satu lahan ke lahan lain berjarak lumayan jauh, sehingga memerlukan banyak waktu ketika beranjak dari lahan satu ke lahan yang lain.

Peneliti mengambil data bersifat primer yakni data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang diperoleh peneliti berupa opini subjek (orang) terhadap suatu kejadian/kegiatan. Metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data primer adalah metode survei. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan pertanyaan tertulis berupa kuesioner. Data yang diperoleh oleh peneliti sebagian besar merupakan data deskriptif, pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelaskan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide.

D.          TINJAUAN TEORITIS

Peneliti menggunakan teori weberian karena memiliki relevansi dengan penelitian peneliti. Tokohnya yang terkemuka adalah Max Weber, asalnya adalah seorang ekonom dan sejarawan hukum, dengan karya terkait yang dilakukan oleh para pemikir seperti Georg Simmel dan Ferdinand Tonnies yang diidentifikasi lebih erat dengan sosiologi sebagai sebuah disiplin.

Karya Weber dimulai dari pemaknaan individual dan subjektif tentang tindakan individu. Penekanannya pada kebutuhan untuk memperlihatkan bahwa struktur sosial dan perubahan sejarah harus dilihat sebagai pola-pola kompleks dari tindakan yang saling tejalin telah membuatnya digambarkan sebagai individualis metodologis. Entitas sosial seperti pasar, gereja, negara, dan kelas memiliki sebuah realitas hanya sebagai rangkaian dari tindakan individu.[4]

Salah satu sumbangan penting dalam karya Weber adalah penjelasan bahwa kenyataan sosial lahir dengan tak terlepas dari pemahamanya mengenai motivasi individu dan tindakan sosial. Hasil dari kajian Weber mengenai tindakan sosial dapat dikatakan berupa data empiris Tindakan Sosial menurut Weber terbagi menjadi dua :

a.       Reactive behaviour yakni reaksi reaksi perilaku yang spontan yang memiliki subjective meaning atau dengan kata lain, tindakan yang dilakukan sekedar spontanitas dan tak berkelanjutan.

b.      Sosial action muncul dari stimulus atau respon atas suatu perilaku manusia yang menjalankan fungsinya sebagai anggota dalam masyarakat.

Max Weber mengemukakan teori tentang proses rasionalisasi, Weber juga membuat analisis rinci tentang mengapa sistem ekonomi rasional yang berkembang di dunia barat, gagal berkembang dibelahan dunia lain. Dalam hal ini, Weber mengakui peran sentral agama, dimana dia di satu sisi terlibat dialog dengan Marxis untuk menunjukkan bahwa agama bukan sebuah epifenomena semata, melainkan agama telah memainkan peran kunci dalam pertumbuhan kapitalisme Barat. Tapi, di belahan dunia lain, Weber mengkaji dan menemukan sistem agama yang irasional yang merintangi perkembangan sistem ekonomi rasional.

Menurut Mosher (1981) usaha tani pada dasarnya adalah tanah. Usaha tani merupakan suatu cara hidup ( a way of life). Jenis ini termasuk usaha tani untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau subsistem dan primitive. Pada umumnya jenis usaha tani yang termasuk perusahaan ( the farm of business). Setiap petani pada hakikatnya menjalankan perusahaan pertanian di atas usaha taninya. Itu merupakan bisnis karena tujuan setiap petani bersifat ekonomis. Usaha tani tanaman hias yang bertujuan ekonomis termasuk usaha tani perusahaan.

Secara umum banyak faktor yang menentukan keberhasilan usaha tani tanaman hias untuk mencapai tingkat pendapatan yang tinggi. Adapun faktor yang sangat mempengaruhi budi daya tanaman hias dilihat dari sudut ekonomis/cost adalah biaya produksi variabel seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan. Biaya produksi ini sangat menunjang keberhasilan proses produksi berlangsung.

Untuk melaksanakan budi daya setiap tanaman hias memerlukan biaya. Secara tekhnis pada dasarnya dengan tingkatan tekhnologi rekayasa yang ada. Pada umumnya tanaman hias dapat didirikan dihampir semua jenis lahan asalkan suply air cukup tersedia. Tetapi dari segi ekonomis perlu diperhitungkan secara cermat dengan biaya pengolahan dan opreasional dapat ditutupi oleh penjualan. Hasilnya untuk melihat sejauh mana pengelolaan dana atau modal perusahaan yang bersangkutan karena seperti yang sudah diketahui bahwa tingkat efisiensi dari suatu perusahaan diukur terutama atas dasar keuntungan finansial yang didapatkannya. (Gray, 2008)[5]

 

 

 

 

 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK/SUBJEK

A.          PROFIL UMUM OBJEK/SUBJEK

Desa Pengasinan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Desa Pengasinan dapat dicapai melalui Ciputat – Pamulang maupun Depok – Parung – Prumpung. Desa Pengasinan terletak sekitar sepuluh kilometer melalui Prumpung dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (PUSPITEK) Serpong, Tangerang Selatan. Batas wilayah desa Pengasinan di sebelah utara terdapat desa/kelurahan Setu Babakan, di sebelah selatan terdapat desa/kelurahan Cibinong, di sebelah timur terdapat desa/kelurahan Rawakalong, dan di sebelah barat terdapat desa/kelurahan Pabuaran.

Masyarakat desa Pengasinan kebanyakan berwiraswasta di bidang ternak ikan, ayam dan tanaman. Sebagian di wilayah Desa pengasinan tepatnya di Dusun Kebon Kopi terdapat beberapa hektar lahan yang digunakan untuk membudidayakan tanaman hias, tanaman pelindung, dan tanaman herbal. Dusun ini lebih terasa sejuk dan segar karena banyakanya pohon dan tanaman berjajar  di pinggir jalan. Pembudidayaan tanaman yang dilakukan beberapa warga kebanyakan pendistribusiannya telah sampai hingga luar kota/daerah.

Dusun Kebun Kopi ini memang terlihat sepi saat siang hari karena beberapa warga menghentikan sejenak kegiatanya untuk beristirahat. Ada yang pergi ke warung untuk sekedar minum kopi, makan, dan bercanda dengan rekan kerjanya. Kendaraan yang lalu lalang pun tidak terlihat ramai. Namun, masyarakat dusun tersebut terlihat hangat, ramah, dan sangat terbuka dengan orang yang baru saja bertemu.  

 

 

B.           LOKASI KAJIAN DAN WAKTU

Tahun Pembentukan      : 2014

Kode desa                      : 3201112003

Desa/ Kelurahan             : Pengasinan

Kecamatan                     : Gunung Sindur

Kabupaten/ Kota            : Bogor

Provinsi                          : Jawa Barat

 

Waktu Penelitian :

·         Hari/tanggal    : 8 Desember 2016

·         Pukul               : 10.30 – 11.30

·         Kegiatan          : Observasi Lokasi

·         Hari/tanggal    : Sabtu, 24 Desember 2016

·         Pukul               : 10.30 – 15.30

·         Kegiatan          : Penyebaran Angke

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ANALISIS HASIL

1.      Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Data responden yang berhasil dikumpulkan berbeda-beda jumlahnya tiap kelamin. Hasil responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.1

No

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

1.

Laki-laki

10

80 %

2.

Perempuan

2

20%

 

Jumlah Total

12

100%

Tabel 3.1

Data responden yang berhasil dikumpulkan di desa Pengasinan berjumlah 12 orang, jenis kelamin laki-laki 10 (20%) orang, dan jenis kelamin perempuan 2 (20%).

2.      Data Responden berdasarkan Umur

Hasil data responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 3.2  

No

Umur

Jumlah

Persentase

1.

<29

0

0%

2.

30 - 40

4

20%

3.

41 – 50

8

80%

4.

>50

0

0%

 

Jumlah Total

12

100%

Tabel 3.2

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di desa Pengasinan mayoritas orang yang membudidayakan tanaman berusia 41-50 tahun dengan persentase 80%. Sedangkan sisanya adalah dengan usia 30-40 tahun dengan persentase 20%

 

3.      Data Responden berdasarkan Jumlah Anak

Hasil responden berdasarkan jumlah anak dapat dilihat pada tabel 3.3

No

Jumlah Anak

Jumlah

Persentase

1.

1

2

17%

2.

2

1

8%

3.

3

3

25%

4.

>3

6

50%

 

Jumlah Total

12

100%

                                                            Tabel 3.3

            Berdasarkan data responden di atas dapat disimpulkan bahwasanya petani budi daya tanaman hias mayoritas memiliki anak >3 dengan persentase 50%.

4.      Respon Data Kognitif

Respon koginitif akan terjadi jika adanya pemahaman atau pengetahuan terhadap sesuatu setelah seseorang mendapatkan pemahaman atau pengetahuan itu maka akan timbul perubahan akan apa yang ia pahami atau ketahui. Berikut ini adalah data respon kognitif warga desa Pengasinan tentang budi daya tanaman hias dan pengaruhnya terhadap perekonomian keluarga. Dapat dilihat pada tabel 3.3

No

Pertanyaan

Jawaban

Jumlah yang menjawab

1.

Apakah anda mengenal budidaya tanaman hias?

 

a.       Ya

b.      Tidak

c.       Pernah mendengar

a.       12

b.      0

c.       0

2.

Jika Iya, darimana anda mengenal budidaya tanaman hias tersebut?

a.       Orang lain

b.      Internet

c.       Majalah

a.       7

b.      4

c.       1

 

3.

Sudah Berapa tahun saudara telah menjalankan budidaya tanaman hias ini?

a.       <1 Tahun

b.      1-2 Tahun

c.       >2 Tahun

a.       0

b.      2

c.       10

4.

Siapakah pemilik dari budidaya tanaman ini?

 

a.       Milik Sendiri

b.      Milik Orang lain

c.       Milik Pemerintah

a.       12

b.      0

c.       0

5.

Jenis tanaman apa saja yang dibudidayakan?

 

a.       Tanaman buah

b.      Tanaman hias

c.       Tanaman sayur

a.       0

b.      12

c.       0

6.

Berapa harga kisaran tanaman hias yang dibudidayakan per pohon?

 

a.       Rp.1000 - Rp.50.000

b.      Rp.50.000 – Rp.100.000

c.       Rp.100.001 – Rp.1.000.000

a.       12

b.      0

c.       0

7.

Kemana saja pendistribusian untuk budidaya tanaman hias?

 

a.       Warga sekitar

b.      Pasar Terdekat

c.       Luar daerah/kota

a.       4

b.      2

c.       6

8.

Apakah ada kesulitan ketika membudidayakan tanaman hias?

 

a.       Ya

b.      Biasa Saja

c.       Tidak

a.       12

b.      0

c.       0

9.

Apa faktor terpenting yang menjadi suatu kesulitan ketika membudidayakan tanaman hias?

a.       Cuaca

b.      Tanah

c.       Hama

a.       1

b.      7

c.       4

10.

Berapa rata-rata keuntungan yang didapat dari budidaya tanaman hias per bulan?

 

a.       <Rp.500.000

b.      >Rp.500.000

c.       >Rp.1.000.000

a.       0

b.      3

c.       9

11.

Bagaimana perekonomian anda dengan hasil membudidayakan tanaman hias?

 

a.       Sangat baik

b.      Baik

c.       Kuurang baik

a.       9

b.      3

c.       0

 

12.

Apakah kebutuhan kehidupan anda dan keluarga tercukupi dengan membudidayakan tanaman hias?

 

a.       Ya

b.      Lumayan

c.       Tidak

a.       12

b.      0

c.       0

13.

Apakah anda pernah berpikir untuk pindah ke pekerjaan lain?

 

a.       Ya

b.      Bisa

c.       Tidak

a.       0

b.      0

c.       12

14.

Jika iya, pekerjaan apa yang anda inginkan?

 

a.       Pegawai Negeri Swasta

b.      Pegawai Swasta

c.       Karyawan Industri

a.       0

b.      0

c.       0

15.

Jika tidak, apakah alasan anda untuk tetap membudidayakan tanaman hias?

a.       Karena pekerjaan yang mudah dan menyenangkan

b.      Karena sudah merasa nyaman dengan pekerjaan

c.       Karena untung yang menggiurkan

a.       3

b.      9

c.       0

 

                                                            Tabel 3.4

Pada tabel 3.4 merupakan hasil dari data respon kognitif masyarakat desa Pengasinan yang membudidayakan tanaman hias untuk membangun ekonomi keluarga mereka. hasil data yang didapatkan bahwa dua belas masyarakat desa pengasinan yang membudidayakan tanaman hias sebagian besar mengetahui tentang budi daya tanaman hias, bukan dari buku, atau internet melainkan melalui orang lain, teman-teman atau keluarga.

 Dari dua belas masyarakat yang membudidayakan tanaman hias tersebut mayoritas telah menekuni pekerjaan tersebut selama lebih dari dua tahun dan budi daya tanaman hias yang mereka kerjakan merupakan kepemilikan pribadi. Harga kisaran dari tanaman hias yang mereka jual berkisar Rp 1000,- sampai Rp 50.000,-, pendistribusian tanaman hias mereka lebih banyak didistribusikan di luar daerah/kota untuk keperluan tanaman perusahaan, taman kota, dan keperluan lainnya.

Dalam membudidayakan tanaman hias tentu mendapatkan berbagai kendala, diantaranya kendala yang paling sulit adalah masalah lahan. Karena lahan yang mereka gunakan terbatas, sebab ada beberapa lahan yang digunakan untuk perumahan. Sedangkan mereka memerlukan lahan yang banyak untuk mengembangkan usaha budi daya tanaman hias mereka. Selain masalah lahan ada kendala terkait dengan hama dan cuaca. Menurut salah satu responden solusi dari berbagai kendala yang telah disebutkan tadi adalah dengan bersabar dan ikhlas. Karena dengan dua hal tersebut sesuatu yang sulit akan menjadi ringan dikerjakan.

 Dari dua belas responden dapat disimpulkan bahwasanya penghasilan budi daya tanaman hias setiap bulannya memperoleh lebih dari Rp 1000.000,- dan sebagian yang lain lebih dari Rp 500.000,-. Warga berdalih bahwasanya dengan membudidayakan tanaman hias perekonomian keluarga mereka semakin membaik dan tercukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka. Bahkan dari dua belas responden memilih untuk tidak pindah ke pekerjaan yang lain karena sudah merasa nyaman dengan pekerjaan membudidayakan tanaman.

Berdasarkan hasil data responden yang telah peneliti dapatkan memiliki relevansi dengan teori max weber yang membahas mengenai tindakan individu. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa pasar atau terjadinya transaksi jual beli merupakan rangkaian dari tindakan individu. Selain itu Max Weber juga mengemukakan teori tentang rasionalisasi yaitu tentang perekonomian yang berjalan lancar dikarenakan ada keterlibatan agama dalam prosesnya. Seperti dikatakan diatas bahwa bekerja sesulit apapun jika didasari dengan rasa ikhlas maka akan menjadi ringan.

 

 

BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas yang diperoleh melalui kuesioner dengan dua belas responden dapat disimpulkan bahwa, membudidayakan tanaman hias merupakan pekerjaan sebagian warga desa Pengasinan kecamatan Gunung sindur kabupaten Bogor. Membudidayakan tanaman hias dapat meningkatkan perekonomian keluarga untuk mencapai kesejahteraan kehidupan keluarga. Bahkan sebagian warga yang membudidayakan tanaman hias tidak berpikir untuk pindah bekerja karena menurut mereka aktivitas budidaya tanaman hias telah memberikan rasa nyaman dan sejahtera.

Meskipun begitu dalam perjalanan aktivitas budi daya tanaman hias para petani ini menemui berbagai kendala, menurut mereka kendala yang paling utama adalah lahan. Karena mereka memerlukan banyak lahan untuk kegiatan budi daya mereka namun lahan yang ada terbatas karena banyaknya lahan yang digunakan untuk perumahan. Selain itu kendalanya adalah hama dan cuaca.

Sebagian besar pendistribusian tanaman hias telah merambah luar daerah/kota. Biasanya digunakan untuk pembuatan taman perusahaan, sekolah, bahkan taman kota. Kisaran harga tanaman hias berkisar Rp 1000,- sampai Rp 50.000,-. Dan penghasilan per bulan para petani budi daya tanaman hias kebanyakan sampai mendapatkan lebih dari Rp 1.000.000,-.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwasanya budi daya tanaman hias oleh masyarakat desa Pengasinan kecamatan Gunung Sindur kabupaten Bogor sangat berpengaruh baik dalam perekonomian keluarga mereka. Menjadikan keluarga yang sejahtera dan tercukupi kebutuhan-kebutuhannya.

B.     Daftar Pustaka

Scott John. 2012. Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok Dalam Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Idrus Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Anwar Yesmil, dan Adang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung : PT Refika Aditama

AaBot. 2016. Budi daya. https://id.m.wikipedia.org/wiki/budi_daya/, 26 Desember 2016.

Akasia. 2016. Cara Budi daya Jeruk Lengkap. https://akasia99.blogspot.co.id/p/budidaya-tanaman-hias/, 26 Desember 2016.

Universitas Sumatera Utara. 2016. Bab II Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. http://Repository.usu.ac.id// , 25 Desember 2016.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

A.    Identitas Responden

Nama               : .........................................

Umur               : .........................................

Jenis Kelamin  : L/P

Status              : Menikah/belum menikah

Jumlah Anak   : .........................................

B.     Pertanyaan Kuesioner

1.      Apakah anda mengenal budidaya tanaman?

a.       Ya                               b. Tidak                                   c. Pernah dengar

2.      Kalau iya, darimana anda mengenal budidaya tanaman?

a.       Orang lain                   b. Internet                               c. Majalah

3.      Berapa tahun saudara telah melakukan budidaya tanaman?

a.       < 1 tahun                     b. 1-2 tahun                             c. >2 tahun

4.      Siapakah pemilik dari budidaya tanaman ini?

a.       Milik Sendiri               b. Milik orang lain                   c. Milik Pemerintah

5.      Jenis tanaman apa saja yang dibudidayakan?

a.       Tanaman Buah            b. Tanaman Hias (taman)        c. Sayur

6.      Berapa harga kisaran tanaman hias yang dibudidayakan per pohonya?

a.       Rp.1000 - Rp.50.000  b Rp. 50.001-100.000             c. Rp.100.001-1.000.000

7.      Dimana saja pendistribusian untuk budidaya tanaman hias?

a.       Warga sekitar              b. Pasar terdekat         c. Luar daerah/kota

8.      Apakah ada kesulitan ketika membudidayakan tanaman hias?

a.       Ya                               b. Biasa saja                c. Tidak

9.       Apa faktor terpenting yang menjadi kesulitan ketika membudidayakan tanaman hias?

a.       Cuaca                          b. Tanah                      c. Hama

10.  Berapa rata-rata keuntungan yang didapat dari budidaya tanaman hias per bulan?

a.       < Rp 500.000              b. > Rp 500.000          c. > Rp 1000.000

11.  Bagaimana perekonomian anda dengan hasil membudidayakan tanaman hias?

a.       Sangat baik                 b. Baik                         c. Tidak baik

12.  Apakah kebutuhan kehidupan anda dan keluarga tercukupi dengan membudidayakan tanaman hias?

a.       Ya                               b. Lumayan                 c. Tidak

13.  Apakah anda pernah berpikir untuk pindah ke pekerjaan lain?

a.       Ya                               b. Biasa saja                c. Tidak

14.  Jika iya, pekerjaan apa yang anda inginkan?

a.       Pegawai Negri (PNS)  b. Pegawai Swasta      c. Karyawan Industri

15.  Jika tidak, apakah alasan anda untuk tetap membudidayakan tanaman hias?

a.       Karena pekerjaan yang mudah dan menyenangkan

b.      Karena sudah merasa nyaman dengan pekerjaan

c.       Karena untung yang menggiurkan    

 

 

 

 

Terima kasih sudah mengisi kuesioner kami, semoga Allah membalas dengan berkah yang melimpah. Aamin

 

 

 



[2] https://akasia99.blogspot.co.id/p/budidaya-tanaman-hias/

[3] Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Hal

[4] John Scott. Teori Sosial Masalah Pokok dalam Sosiologi. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Hal - 128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini