Rabu, 28 Desember 2016

salsabilla dan Halim Ramdhan_Sosiologi Klasik dan Modern_PMI3_Tugas UAS

SOSIOLOGI MODERN

 

"Kontribusi Bapak Abdul Hakim dalam Memberdayakan Pemuda Baru Asih di Bidang Industri Kreatif"

 

 

Muhamad Halim Ramdan                           11150540000029

Salsabila                                                         11150540000006

 

 

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

2016


BAB I

Pendahuluan

A.           Latar Belakang

Secara umum Pengembangan Masyarakat adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. (Arif Budimanta dan Bambang Rudito, hal.33)[1]

Dengan mengembangkan masyarakat untuk menuju tujuannya yang sebagaimana dijelaskan didalam buku Community Developement karya Jim Ife menyatakan bahwa tujuan pengembangan masyarakat ialah untuk membangun kembali masyarakat sebagai tempat pengalaman penting manusia, mamanuhi kebutuhan manusia, dan membangun kembali strktur-struktur negara kesejahteraan, ekonomi global dan lain sebagainya yang kurang berprikemanusiaan dan sulit diakses[2]

Pengembangan ataupun memberdayakan masyarakat merupakan bentuk program ataupun kegiatan yang sangat mulia, karena dengan cara seperti ini orang-orang yang mengangur dan tidak dapat lapangan pekerjaan dapat turut andil dalam program yang memang dikembangkan didalam suatu daerah, tak terkecuali didaerah desa Baru Asih RT 09/ RW 03 Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Pemberdayaan merupakan bentuk kecintaan seseorang kepada lingkungan sosialnya, baik itu memberikan manfaat untuk para masyarakat dan terlebih untuk lingkungan juga dapat menjadi bersih dengan adanya pemberdayaan yang berorientasi didalam industri kreatif barang bekas ini.

Didaerah baru asih muncul ini terdapat satu tempat yang biasa disebut dengan Bale Betah (BB), ditempat inilah bapak Abdul Hakim memberikan pelatihan dan memberikan bimbingan kepada para pemuda pemudi Kampung baru Asih untuk lebih kreatif di dalam kehidupan sehari hari dengan memberdayakan pemuda-pemudi ini Abdul Hakim membuat semacam kerajinan kreatif yang benilai estetika dan ekonomis.

Dengan pemberdayaan kepada masyarakat dan memberikan pembelajaran yang baik insyaallah akan selalu mendapatkan ganjaran yang tak kalah baiknya dari Allah Swt.

 

من سن فى الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجرمن عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيئ. ومن سن في الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزرمن  عمل بها من بعده من غير أنيقص من أوزار هم شيئ

 

"Barangsiapa yang membuat kebaikan dalam islam maka baginya akan mendapatkan ganjaran serta ganjaran orang-orang yang mengikuti sesudahnya tanpa dikurangi ganjaran sedikitpun. Dan barangsiapa membuat dalam islam satu perbuatan yang buruk, maka baginya akan mendapatkan dosa yang dtambah dosa orang-orang yang mengikuti sesudahnya"[3]

Dengan jalan memberdayakan masyarakat ataupun pemuda pemudi insyaallah akan mendapatkan ganjaran kebaikan. Karna salah satu dakwah rasulullah pun ialah dengan cara memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri, kreatif, dan bersemangat dalam setiap kegitan yang dilaluinnya.

B.            Pertanyaan Penelitian

 

1.      Apa kontribusi Bapak Hakim terhadap para pemuda di desa Baru Asih kecamatan Muncul?

2.      Apa dampak dari kontribusi Bapak Hakim terhadap para pemuda di desa Baru Asih kecamatan Muncul?

3.      Bagaimana sejarah pembentukan Bale Betah oleh Bapak Hakim?

 

C.           Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif, metode ini merupakan metode penelitian yang lebih ditekankan kepada pendekatan terhadap masyarakat dengan memahami fenomena-fenomena sosial yang terjadi. Dalam penelitian sosiologi, metodologi kualitatif telah banyak digunakan karena metodologi ini memiliki objek kajian yaitu masyarakat dan individu itu sendiri.

Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi. Metode penelitian Kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka

Akan tetapi mustahil jika metodologi ini tidak menggunakan angka (statistik). Karena perhitungan statistik sangat diperlukan dalam setiap penelitian, untuk menunjang dan sebagai alat memperjelas penelitian.

Dalam penelitian kali ini teknik yang digunakan ialah menggunakan metode penelitian kualitatif, yang tidak dapat secara cepat dalam menyelesaikannya, terdapat beberapa tahapan ketika kita ingin menggunakan peneltian kulaitatif, yaitu sebagai berikut;

1.    Pengumpulan data

Dengan pengumpulan data ini kita dapat mengetahui apa-apa saja yang berkaitan tentang tema yang kita kutip, terlebih kita dapat menambah wawasan kita agar ketika wawancara kepada informan kita tidak canggung dan bingung dengan apa yang akan kita bahas ketika sedang wawancara karena kita sudah memiliki banyak wawasan terkait narasumber yang sudah kita cari sebelumnya ketika wawancara kepada narasumber tersebut.

Peneliti memulai observasi pertama kalinya pada tanggal 2 desember 2016 peneliti berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 wib. Peneliti mencari rumah narasumber dengan menggunakan sepeda motor. Ketika sesampainya di daerah narasumber peneliti berhenti di salah satu warung makanan ringan yang memang terletak tak jauh dari rumah narasumber. Ketika itu peneliti menemukan beberapa ibu-ibu sedang berbelanja dan peneliti menanyakan rumah narasumber kepada ibu-ibu tersebut, dan salah seorang ibu ibu tersebut memberikan arahan kepada narasumber perihal tempat tinggal narasumber, tak berselang lama peneliti putuskan untuk segera menuju rumah narasumber akan tetapi hanya sekedar lewat saja.

Seminggu berselang narasumber mendapatkan nomer handpone narasumber dari salah satu media sosial, lalu seminggu kemudian peneliti mencoba untuk menyambangi rumah narasumber dan ngobrol perkara tugas yang akan peneliti lakukan terhadap objek kajian. Alhamdulillah peneliti mendapatkan respon yang baik dari narasumber.

Pada saat itu peneliti dan narasumber berbincang-bincang tentang keadaan sosial yang terjadi saat ini, kejadian yang terjadi kepada para pemuda khusunya karena para pemudalah yang akan merubah keadaan masyarakat ini pemudalah harapan bangsa yang akan membuat perubahan di masyarakat sosial, memberikan berbagai nasihat, dan masih banyak perbincangan lain-lainya. Setelah itu diantara peneliti dan narasumber mengadakan janji untuk bertemu di minggu selanjutnya yang bertepatan pada Hari Minggu tanggal 25 Desember 2016.

Pada hari Minggu tanggal 25 Desember 2016 dari pukul 15.30, Peneliti menuju lokasi dengan mengendarai  sepeda motor. Dalam pengambilan data peneliti tidak menemukan kendala yang berarti. Pengambilan data berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan narasumber menawarkan kopi untuk para peneliti, ketika peneliti telah sampai di rumah narsumber terlihat sedang berlangsungnya kegiatan ekonomi kreatif yang memang dirintis oleh narsumber.

Data yang peneliti temukan merupakan data yang bersifat primer, artinya peneliti memperoleh data secara langsung oleh sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang diperoleh peneliti berupa opini subjek (orang) terhadap suatu kejadian/kegiatan. Metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data primer adalah metode survei. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan pertanyaan tertulis ber. Data yang diperoleh oleh peneliti sebagian besar merupakan data deskriptif, pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelaskan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide.

2.    Wawancara

Dengan wawancara kita dapat mengambil sebanyak-banyaknya info untuk data yang akan kita kelola menjadi hasil penelitian. Wawancara merupakan salah satu cara bagi seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang terkait dengan tema, maka dari itu alat yang peneliti pakai itu meliputi, buku catatan, bolpoint, dan alat perekam, alat perekam ini kami memakai handphone (Gadget)

3.       Dokumentasi

Dengan dokumentasi kita dapat memberikan fakta ataupun bukti yang jelas untuk hasil penelitian. Bahwasanya peneliti memang benar-benar meneliti dengan terjun langsung ke objek dan subjek kajian penelitian ini.

4.    Waktu dan lokasi

Waktu dan lokasi pun sangat menentukan dalam keberhasilan data yang diterima, harus jelas akan waktu dan lokasi yang menjadi bahan penelitian. Peneliti melakukan penelitian dari awal hingga akhir sekitar kurang lebih 3 minggu, karena data yang diperlukan memang harus secara langsung kita dapatkan.

D.           Tinjauan Teoritis

Individu merupakan satu sel atau satu atom dari masyarakat. Maka dari pada itu "untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) maka perlu dibahas juga tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk masyarakat itu" (Ahmadi, 2004:26). Maka dapat dikatakan tata kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh tata kehidupan individu.

Pemahaman Weber akan tindakan sosial, lebih cenderung menjadikan individu sebagai fokus kajiannya. Sedikit mengutip tentang objektivikasi individu dan masyarakat melalui dialektika Peter L Berger sebagai berikut. "Sebelum individu ada, masyarakat telah ada. Ketika individu ada, masyarakat ada". Tampak jelas bahwa hubungan antara seseorang (individu) dapat dipisahkan dengan masyarakat sosial, begitu pula kajian Weber yang berupaya menyelami suatu tindakan individu melalui social action.

Suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Hasil dari kajian Weber mengenai tindakan sosial dapat dikatakan berupa data empiris, tindakan sosial menurut Weber terbagi menjadi dua.

1.      Reactive Behavior yakni reaksi perilaku spontan yang memiliki 'subjective meaning' atau dengan kata lain, tindakan yang dilakukan sekedar spontanitas belaka berikut tak berkelanjutan.

2.      Social action, muncul dari stimulus atau respon atas suatu perilaku manusia yang menjalankan fungsinya sebagai anggota dalam masyarakat.          

Karya awal dari Piaget telah memaparkan sebuah pendekatan perkembangan dalam masalah kecerdasan dan kemampuan kognitif, sementara Vygotsky menekankan faktor-faktor sosial yang lebih luas yang  terlibat dalam perkembangan dari satu tahap kognitif ke tahap kognitif berikutnya.

Figur termuka yang melanjutkan ide-ide ini adalah Jerome Bruner yang menekankan bahwa ciri-ciri dari setiap tahapan perkembangan mental bertahan hingga masa kehidupan berikutnya, sehingga memberikan pengaruh yang berkelanjutan pada pandangan dan harapan manusia. Dia fokus memerhatikan proses belajar anak-anak, dan dia memberi pengaruh besar pada teori dan praktik pendidikan. Keterampilan kognitif ini merupakan metode-metode adaptif bagi pemrosesan informasi dan pembentukan representasi kolektif.

Anak-anak remaja mampu menggunakan 'keterampilan simbolik' dalam melakukan pertimbangan abstrak dan mengambil kesimpulan dari bukti. Sosialisasi berikutnya dapat berjalan melalui penggunaan sumber bukti yang tersedia untuk manipulasi praktis, bukan hanya sekadar melalui instruksi didaktik (Bruner 1960, 1966, lihat juga 1991)

Lawrence Kohlberg (1969, 1971) memperluas pendekatan Piaget hingga mencakup sebuah pembahasan tentang perkembangan moral, juga mengacu pada Dewey dan Baldwin dan mengerucut bersama sebagian ide-ide dari para psikoanalis tentang tekanan moral.

Masalah-masalah tentang pembentukan diri telah diteliti dalam teori-teori dari George Mead maupun dari para psikionalis. Inti dari kedua pendekatan tersebut adalah bagian kunci yang dimainkan oleh reaksi-reaksi dari orang lain dengan siapa seorang individu berhubungan erat dan batasan dari tindakan inisiatif diri dapat dilihat sebagai ekspresi otonom dari individualitas.[4]

 

 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK/SUBJEK

A.           Profil Umum Subjek/Objek

Narasumber peneliti bernama bapak Abdul Hakim, beliau lahir di Tangerang pada tanggal 24 November 1978, dan tepatnya sebulan yang lalu kini umur beliau 38 tahun, Beliau tinggal di sebuah rumah sederhana di kampung Baru Asih RT/RW 009/03 kelurahan Muncul Kecamatan Setu Tangerang Selatan, Banten. Kegiatan sehari-hari beliau ialah sebagai guru disalah satu Sekolah Dasar di daerah muncul yaitu SDN Muncul 1.

Beliau mengenyam Pendidikan S1 (Starata Satu) FIP PGSD Universitas Terbuka yang berlokasi di Pondok Cabe Tangerang Selatan. Selain menjadi seorang kepala keluarga dan berprofesi sebagai guru beliau kini masih aktif menjadi pembina IRMA (Ikatan Remaja Masjid) Al Ittihad, Karang Taruna Mandiri.

Beliau juga merupakan Owner Bale Betah yang memiliki basecamp disamping rumah beliau, dari Bale Betah ini beliau dapat memberdayakan banyak para pemuda, khususnya para pemuda didaerah muncul. Dari Bale Betah ini beliau memiliki banyak ide dari ide-ide ini beliau salurkan dengan berbagai kreatifitasnya.

Bapak Hakim merupakan orang yang ramah dan terbuka, beliau sering memberikan motivasi kepada para pemuda baik yang tinggal di kampungnya ataupun pemuda yang dikenalnya. Semua ini merupakan aplikasi dari semangat beliau yang sangat hebat yaitu "Melampaui Batas"

B.            Lokasi Kajian Dan Waktu

Secara geografis daerah ini terletak diperbatasan antara Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor, daerah ini pula sering disebut sebagai daerah transit para pedagang, para wisatawan, dan bahkan didaerah ini banyak sekali para pendatang dari berbagai pulau.

Daerah ini merupakan salah satu daerah yang sedang berkembang di kota tangerang selatan ini, perkembagan infrastruktur, perkembangan budaya, perkembangan perekonomian dan perkembangan tingkah laku masyarakat yang pastinya berubah. Dalam perkembangan budaya khususnya daerah ini sangat rawan dengan berjamurnya para pemakai Narkoba. Karena daerah ini sangat strategis untuk bertransaksi dan pemakaian narkoba terbsebut.

Maka dari itu dengan berdirinya Bale Betah dan orang-orang yang memiliki pemikiran seperti bapak Abdul Hakim ini yang mempunyai niat mulia untuk senantiasa merangkul anak muda didaerah ini untuk senantiasa berkreatif dengan hal-hal yang dapat dilihatnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ANALISIS DATA

Pada tanggal 25 Agustus 2016, peneliti mulai melakukan perjalanan untuk bertemu dengan narasumber pukul 15.30 – 17.30 untuk melakukan pengambilan data melalui wawancara. Ketika sampai di tempat lokasi, narasumber menerima dengan hangat dan terbuka kedatangan peneliti. Narasumber peneliti bernama bapak Abdul Hakim, biasa dipanggil dengan bapak Hakim. Kegiatan sehari-hari beliau adalah sebagai pengajar di sebuah Sekolah Dasar Negri (SDN) 1 Muncul. Selain disibukkan oleh kegiatan sehari-hari menjadi guru, beliau juga disibukkan dengan komunitas Bale Betah yang didirikannya.

Bale Betah merupakan sebuah wadah kreativitas yang berfokus pada pengembangan ide gagasan kerajinan tangan. Wadah ini diperuntukkan khususnya untuk para pemuda kampung Baru Asih agar para pemuda yang memiliki waktu luang dapat mengikuti dan memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif, karena banyak para pamuda yang semakin hari semakin buruk pergaulannya karena dampak dari narkoba. Maka dari itu bale betah ini diperuntukan lebih khususnya untuk para pemuda.

Walaupun diperuntukan khusus untuk para pemuda tapi terdapat pula beberapa anggota komunitas Bale Betah ini yang sudah berkeluarga. Bale Betah ini sudah berusia lebih dari enam tahun yang ketika pada saat itu didirikan oleh Bapak Hakim pada tahun 2010, dan masih berjalan aktif dan makin berkembang sampai kini penghujung tahun 2016.

Awal berdirinya Bale Betah adalah dengan agenda kumpul para pemuda di sebuah saung bambu di sebelah rumah pak Hakim, dengan mengadakan pengajian setiap malam senin dan malam jumat, ini merupakan salah satu kegiatan yang diterapkan beliau kepada masyarakat dan khususnya untuk para pemuda disana. Motivasi pak Hakim mendirikan Bale Betah adalah karena rasa prihatin terhadap para pemuda di zaman sekarang yang menghabiskan waktunya dengan berfoya-foya dan hal lain yang tidak bermanfaat. Selain itu adalah untuk menghindarkan para pemuda dari narkoba, obat terlarang yang dapat merusak moral suatu bangsa.

Bale Betah didirikan untuk mengarahkan para pemuda kepada hal-hal yang bermanfaat dan tidak membuang waktu mereka dengan hal yang sia-sia. Pak Hakim mengatakan bahwa memandang dunia sebagai suatu kelimpahan artinya manusia diciptakan untuk mengolah kelimpahan yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya. Menjadikan pemuda yang mandiri, yang tidak hanya bekerja secara wiraswasta namun juga menciptakan lapangan pekerjaan.

Hal ini merupakan contoh aplikasi yang diterapkan dari ayat Al-Quran Surat Al-Araf ayat 10:

 

ولقد مكّنّكم فى الأرض وجعلنا لكم فيها معايش قليلا ما تشكرون

"Dan Sungguh kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur"

 

Ketika awal berdirinya Bale Betah beberapa warga memandang rendah dengan apa yang diajukan Bapak Hakim seperti perkataan "Apaan sih?" "Buat apa?" "aneh aneh saja kamu kim!!" Namun pak Hakim tidak peduli dengan semua perkataan orang tersebut, karena beliau memiliki mimpi yang besar untuk menjadikan Bale Betah sebagai tempat berkumpulnya para pemuda agar menjadi lebih baik ke depannya. Setelah Bale Betah menghasilkan manfaat, produk dan berbagai kegiatan yang positif, barulah masyarakat mulai menerima dengan baik bahkan mendukung dengan kegiatan yang dilaksanakan di bale Betah ini.

Kemudian beberapa tahun setelah berdirinya Bale Betah para pemuda mulai terarahkan aktifitas-aktfitasnya kepada hal-hal yang bermanfaat. Dan kini Bale Betah bukan hanya perkumpulan para pemuda untuk nongkrong dan diskusi saja. Namun lebih dari itu juga bahwa dari bale betah inilah para pemuda berkreasi dan membuat karya seni yang bernilai estetika dan ekonomi yang tinggi. Karya ekonomi kreatif ini dikerjakan oleh para pemuda yang memang berniat untuk memperdalam ataupun mengasah kemampuannya.

Dalam pembuatan produksi ekonomi kreatif ini, dibantu oleh beberapa pemuda. Sebagian para pemuda yang kumpul ini merupakan para mahasiswa, para pekerja, dan ada juga yang masih berseragam sekolah. Para pemuda yang masih kuliah dan bekerja datang ke Bale Betah setalah mereka selesai bekerja dan kuliahnya. Namun bagi  pemuda yang masih bersekolah mereka datang ke Bale Betah setiap weekend atau hari libur. Bahkan dibale betah ini para anggotanya datang pada waktu malam hari dan bahkan kegiatan sampai larut malam terlebih jika akhir pekan maka para anggota biasa kumpul sampai dinihari

Ekonomi kreatif ini terdiri dari pembuatan kaligrafi kulit telur, lampion kulit telur, Pot kulit telur, Kotak Tisu kulit telur, dan kerajinan lainnya yang berbahan baku kulit telur. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan hasil karya ini berasal dari barang-barang yang mudah didapatkan bahkan tidak memerlukan modal yang banyak. Seperti handuk bekas, kulit  telur, lem foks, kater, cat, kuas dan kayu triplek. Karena tidak semua pemuda yang ada di kampung Baru Asih tersebut memiliki bakat yang sama maka ada pembagian tugas untuk pembuatannya.

Karena memang membuat karya seni tidak semudah yang kita lihat selain itu estimasi waktu pembuatan yang dibutuhkan cukup lama. Akan tetapi Setiap harinya di Bale Betah ini melakukan proses produksi unutk memenuhi etalase penjualan, agar ketika terdapat pesanan secara mendadak bale betah ini dapat memenuhi permintaan karna ketersediaan di etalase yang sudah cukup. Selain melakukan produksi Bale Betah juga sering mengisi berbagai pameran, pelatihan karya seni di berbagai kegiatan .

Setiap kegiatan yang berkelanjutan pasti dalam perjalanannya mengalami berbagai kendala tak terkecuali dengan perjalanan Bale Betah. Pak Hakim mengatakan kendala-kendala tersebut antara lain pertama pendekatan terhadap anak-anak remaja, karena anak-anak remaja cenderung masih labil dan ingin bermain dengan dunianya sendiri. Kedua, jenjang usia. Karena di Bale Betah terdiri dari berbagai pemuda dengan tingkat umur yang berbeda.

Ada yang kuliah, bekerja, dan berkeluarga, sehingga anak remaja yang masih bersekolah merasa adanya senioritas. Padahal menurut Pak Hakim tidak ada istilah senioritas di Bale Betah ini karena semua sama-sama belajar, hanya saja kemungkinan anak muda yang masih bersekolah merasa sungkan.

Ketiga, adalah para pemuda yang individualis. Disebut individualis karena dampak para pemuda tidak jauh dengan gadget. Bahkan saking asiknya bermain gadget bisa sampai tidak keluar rumah seharian. Inilah dampak dari penggunaan gadget di era Gen Z, menjadikan seseorang sebagai sosok yang individualis. Padahal Allah swt menjelaskan kepada kita didalam Al-Quran Surat Al Jumuah ayat 10

 

فاذ قضيت الصلوة فانتصروا فى الأرض وبتغوا من فضل الله وذكرواالله كثيرا لعلكم تفلحون

"Apabila sholat telah dilaksanakan maka bertebrlah kamu di bumi, carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak agar kam beruntung"

 

Solusi dari berbagai kendala yang telah disebutkan oleh bapak Hakim adalah dengan melakukan pendekatan efektif kepada para pemuda, dengan kegiatan-kegiatan yang praktis bukan teori. Para pemuda cenderung bosan dengan hal-hal yang teori, karena hal yang berbau teori telah dipelajari saat di sekolah, dan perkuliahan. Mengapa hal-hal yang bersifat praktis itu perlu? Karena hal-hal yang bersifat praktis dapat menunjang talenta tiap orang yang dimilikinya. Selain itu hal-hal praktis diperlukan untuk menyeimbangi teori, karena teori tidak akan berfungsi jika tidak diimbangi dengan teori.

Contoh dari kegiatan-kegiatan praktis adalah dengan memproduksi ekonomi kreatif yang dapat melatih bakat tiap-tiap pemuda di kampung Baru Asih. Selain melakukan pelatihan di Bale Betah dengan para pemuda bapak Hakim juga melakukan pelatihan kepada ibu – ibu PKK, selain itu bapak Hakim juga pernah melakukan pelatihan di dinas binamarga, dan dinas perindustrian dan perdagangan.

Bapak Hakim mengatakan bahwasanya banyak tawaran modal kepada dirinya khususnya untuk mengembangkan Bale Betah, karena selama ini Bapak Hakim merawat adan mengembangkan bale betah ini dangan menggunakan modal pribadinya tanpa bantuan dari siapapun. Namun sampai kini pak Hakim menolak dengan halus tawaran tersebut, menurut bapak Hakim selama beliau masih mampu untuk membiayai Bale Betah dengan modal pribadi, beliau tidak perlu untuk menerima ataupun meminta bantuan dari orang lain.

Ketika bapak Hakim memerlukan bantuan. Pak Hakim memberikan feedback kepada yang memberi. Misalnya pada saat itu bapak Hakim mengirimkan proposal untuk kelurahan, dan sebagai gantinya bapak Hakim memberikan kenang-kenangan berupa pigura kaligrafi. Bapak Hakim tidak ingin meminta selama masih bisa memberi.

Harapan bapak Hakim untuk Bale Betah kedepannya adalah Bale Betah bisa dididirikan di berbagai desa di kecamatan Setu. Selain itu, bapak Hakim ingin mendirikan pesantren visual, yakni pesantren yang belajar tentang seni. Bukan seperti pesantren yang biasa. Pesantran yang orientasinya untuk perkembangan softskill yang dimiliki para anak muda, pesantren yang dididik tidak hanya sebagai generasi yang dapat membaca kitab, paham agama dan lainnya akan tetapi lebih dari itu pesantren visual ini dapat memberikan efek besar didalam ide-ide keratifitas santri tersebut.

Berdasarkan analisis data di atas memiliki relevansi dengan teori Ma Weber yang membahas tentang tindakan sosial. Suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Secara fakta yang terjadi dilapangan bahwa pak hakim ini ingin memajukan dan mencerdaskan para pemuda khusunya dikampung baru asih tersebut. Inilah tindakan sosial yang memang menurut panulis sangat berpengaruh terhap kemajuan para pemuda agar bertindak lebih terarah dan lebih cerah.

Lalu selain tindakan sosial didalam penelitian ini pula terdapat peran motivasi tersendiri yang diberikan seseorang kepada masyarakat sekitarnya. Inilah semangat yang harus ditimbulkan. Dengan motivasi inilah seseorang dapat menjagaa, mengajak dan menimbulkan keinginan yang besar untuk kemajuan suatu umat dengan melalui keterlibatan ataupun aksi nyata turun secara praktis langsung dilapangan sepertii yang telah dikemukakan diteori yang peneliti pakai tentang teori motivasi sendiri diatas.


 

BAB IV

PENUTUP

A.           Kesimpulan

Kontribusi bapak hakim terhadap para pemuda di daerah baru asih ialah beliau dapat menumbuhkan rasa kecintaan anak-anak muda kepada kratifitasnya, dengan mendirikan bale betah ini beliau dapat terus mengarahkan para pemuda untuk senantiasa memiliki manajemen waktu yang baik dan memanfaatkan waktu dengan baik

Dengan niat yang mulia tersebut akhirnya dengan perjuangan yang tidakk mudah akhirnya pak hakim dapat memberikan wadah yang memang harus dikembangkan dan menumbuhkan pendapatan perekonomian para pemuda dengan industri kreatif ini.

Serta sejarah utama pembentukan industri kreatif ini ialah hanya sekedar tempat untuk ngobrol dan bercengkrama, akan tetapi jika kumpul-kumpulnya anak muda tersebut tidak memiliki kontribusi tersendiri untuk masyarakat lalu mau apa?? Maka dari itu pak hakim berinisiatif untuk mendirikan salah satu kegiatan yaitu industri kreatif

 

B.            Daftar Pustaka

Scott John. 2012. Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok Dalam Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Yesmil Anwar, Adang. 2013. Sosiologi untuk Universitas. Bandung: Refika Aditama.

Muhtadi, Hermansyah Tantan. 2003 Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam. Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.

 Ife Jim.2014 Community Developement. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Muhtadi, Hermansyah Tantan, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam (Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press,2013) hal. 6

[2] Ife Jim, Community Developement (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2014) hal 409

[3]

[4] John Scott. Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok dalam Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 210-213

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini