BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia yang kita tempati ini memiliki 195 Negara dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7.323.187.457 jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2016). Republik Rakyat China menempati urutan pertama dan merupakan negara yang memiliki populasi atau jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah penduduknya sekitar 1,37 milliar jiwa atau tepatnya adalah 1.373.541.278 jiwa. Angka tersebut merupakan 18,8% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia ini. Berada di urutan kedua adalah India yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.266.883.598 jiwa atau sekitar 17,3% dari seluruhan jumlah penduduk di dunia ini. Amerika Serikat berada di posisi ketiga dengan jumlah penduduk sebanyak 323.995.528 jiwa (sekitar 4,4% dari populasi dunia). Negara kita yaitu Republik Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduknya 258.316.051 jiwa (sekitar 258 juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Benua Asia menjadi benua dengan penduduk terbanyak, sedangkan benua Australia dan Oseania menjadi benua dengan penduduk tersedikit.
Diketahui secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara Kepulauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Dengan jumlah penduduk lebih dari 255 juta jiwa lebih dari separuhnya yaitu sekitar 57% berdiam di Pulau Jawa, 21% penduduk tinggal di Sumatera, 7% bermukim di Sulawesi, 6% penduduk tinggal di Kalimantan dan sisanya di pulau-pulau lainnya.
Dengan jumlah total populasi sekitar 255 juta penduduk, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di Indonesia amat bervariasi karena negeri ini memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Meskipun demikian, lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh dua suku terbesar. Dua suku terbesar ini adalah Jawa (41 % dari total populasi) dan suku Sunda (15 % dari total populasi). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar 60% dari total populasi Indonesia. Jika digabungkan dengan pulau Sumatra, jumlahnya menjadi 80 % total populasi. Ini adalah indikasi bahwa konsentrasi populasi terpenting berada di wilayah barat Indonesia. Provinsi paling padat adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua Barat di wilayah Indonesia Timur (dengan populasi hanya sekitar 761.000 jiwa).
Provinsi Jawa Barat dengan luas 35.377,76 km2 menurut Data SIAK Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 juta jiwa. Penduduk ini tersebar di 26 Kabupaten/Kota, 625 Kecamatan dan 5.899 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 Jiwa (11,03 %), sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903 Jiwa (0,43 %).
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat dihampir seluruh Kabupaten/Kota, terkecuali Kabupaten Indramayu (Laki-laki 49,78 %, perempuan 50,22%). Jumlah penduduk di daerah penyangga Ibukota, yaitu di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok sebanyak 11.930.991 jiwa atau 26% dari jumlah penduduk Jawa Barat. Dengan begitu dapat disimpulkan seperempat penduduk Jawa Barat tinggal di daerah penyangga Ibu Kota.
Pada akhir tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.697.491 jiwa. Sedangkan pada akhir tahun 2014 angka tersebut telah berubah menjadi 1.708.551 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 11.060 jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2013-2014 sebesar 0,65%. Laju pertumbuhan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Seperti yang sudah tertera di atas, artinya Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Itu dapat dilihat dari sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi serta persebaran penduduk yang tidak merata. Masalah utama yang dihadapi dibidang kependudukan Indonesia adalah masih tingginya jumlah penduduk dan tidak seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk.
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'Demos' adalah rakyat atau penduduk dan 'Grafein' adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard.
Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Stuktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Stuktur ini berubah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migarsi.Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan, perceraian. Perubahan stuktur yaitu perubahan dalam jumlah maupun komposisi akan memberikan pengaruh sosial, ekonomi dan politis terhadap penduduk yang tinggal disuatu wilayah.
Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu sensus penduduk yang digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat dapat dimengerti apabila kita melihat adanya penemuan serta prasarana kesehatan yang memadai, perkembangan teknologi obat-obatan, perilaku kesehatan yang baik. Maka dari itu angka kematian menurun sedangkan angka kelahiran masih meningkat dikarenakan adanya program kesehatan masyarakat yang makin meningkat.
Pada penelitian kali ini, kami melakukan observasi di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Sebelumnya kami merencanakan beberapa pilihan untuk lokasi observasi, pilihan yang lain diantaranya yaitu berlokasi di Ciawi Bogor dan Cianjur, namun melalui kesepakatan bersama akhirnya diputuskan untuk melakukan observasi di daerah Indramayu.
BAB II
TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Wilayah
Desa Jengkok merupakan salah satu desa di Kabupaten Indramayu dalam wilayah Kecamatan Kertasemaya yang memiliki luas wilayah sebesar 488,164 Ha. Desa Jengkok terdiri dari 3 RW (Rukun Warga) dan 18 RT (Rukun Tetangga). Pada saat observasi kemarin, kami hanya menggunakan 1 RW saja, yaitu RW 01.
Letak geografi Desa Jengkok, terletak diantara :
1. Sebelah Utara
2. Sebelah Selatan
3. Sebelah Barat
4. SebelahTimur
Desa Jengkok terletak pada 2,5 kilometer menuju Kecamatan Kertasemaya dengan lama jarak tempuh kurang lebih 15 menit, 47 kilometer menuju ibu kota Kabupaten Indramayu lama jarak tempuh kurang lebih 1 jam dan 135 kilometer menuju ibu kota Provinsi.
Desa Jengkok berada di wilayah Kecamatan Kertasemaya. Awal mula Desa Jengkok itu sebuah pedukuhan pecantilan yang dipimpin oleh wilayah cadang pinggan, namun pada tahun 1946 masyarakat wilayah Jengkok, Secang dan Pondok Asem ingin pecah dari kepemimpinan wilayah Cadang Pinggan.
Desa Jengkok merupakan daerah yang mempunyai tanah yang subur, ketika saya sampai di Desa Jengkok, banyak lahan kosong di buat pertanian ada pertanian padi, jagung, kelapa, singkong, dan sebagainya. Uniknya, di setiap pekarangan rumah kebanyakan terdapat pohon mangga. Itu sebabnya Indramayu disebut sebagai kota mangga.
Di Desa Jengkok juga terdapatbeberapa perternakan, yaitu peternakan ikan, dan kebanyakan ikan lele. Dan biasanya warga disana memelihara ikan lele tersebut di rumah masing-masing dengan membuat kolam sendiri yang dibuat dari terpal. Tidak hanya ikan, terdapat pula peternakan seperti bebek, ayam.
Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan, di Desa Jengkok lebih tepatnya di RT 01 RW 01, kami menemukan masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Selain petani dan buruh tani, terdapat pula karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, pedagang, kuli, peternak, penyalur TKI, dan juga TKI/TKW yang tidak terbilang sedikit. Namun di wilayah ini masih ada yang pengangguran atau tidak memiliki pekerjaan.
Para petani dan buruh tani yang bekerja di sawah rata-rata memerlukan waktu kisaran 15-30 menit untuk sampai di lokasi mereka bekerja Namun ada pula petani dan buruh tani yang bekerja hanya berjarak dekat seperti ladang sawah yang terletak di belakang rumah mereka masing-masing. Biasanya mereka berangkat kerja pagi dan kembali ke rumah menjelang waktu dzuhur. Untuk pedagang, ada yang bekerja masih dalam wilayah Desa Jengkok namun ada pula yang bekerja di luar Desa Jengkok seperti di Cirebon bahkan ada yang bekerja sampai ke Jakarta. Dan untuk profesi TKI/TKW yang bekerja di luar negeri, biasanya mereka kembali pulang ke daerah memerlukan waktu sekitar 2 – 5 tahun. Ada yang bekerja di Arab Saudi, Hongkong, Korea dan Taiwan.
Pada penelitian yang sudah kami lakukan, kami melihat hubungan kekerabatan antara warga dan tetangga terlihat erat. Para ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja, di siang hari mereka sering berkumpul dan berbincang-bincang satu sama lain di salah satu rumah mereka. Dan juga para bapak-bapak yang bekerja ketika waktu istirahat juga mereka beristirahat sambil berbincang-bincang satu sama lain.
Untuk lingkungan rumah atau tempat tinggal yang mereka huni, di wilayah yang sudah kami teliti ada yang terbilang bersih, rapi dan nyaman bahkan ada pula rumah yang masih terlihat berantakan dan kurang layak huni. Seperti genteng banyak yang bocor, bangku dan meja yang sudah rapuh dan lainnya.
B. Metodologi
Dalam tugas penelitian kali ini, kami mendapatkan bagian untuk sensus wilayah RT 01/RW 01.RT 01 termasuk salah satu wilayah yang warganya terbilang banyak, maka dari itu wilayah RT 01 terdapat 2 kelompok. Kelompok kami yaitu Daimatul Mawaddah dan Hendrian Julisna, sedangkan kelompok lainnya yaitu Ikrima Nur Alfi dan Abdul Basyit Nasuttion. Kami mengumpulkan data saat sensus dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada hari pertama melakukan observasi, kamu mendatangi rumah warga dari satu rumah menuju rumah lainnya dan menanyakan perihal pertanyaan yang bersangkutan mengenai kependudukan. Setelah kami mendapatkan data dari warga, kami menginput data-data yang sudah didapatkan dari wawancara tersebut. Disitu kami juga menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Sebelum ke rumah-rumah warga, kami sempat mendatangi Kantor Kuwu Desa Jengkok, setelah berbincang-bincang sedikit mengenai Desa Jengkok, kami dan teman kelompok kami lainnya yang mendapatkan wilayah RT 001 langsung menuju ke rumah bapak RT 01 yang bernama Bapak Khariri untuk meminta izin melakukan wawancara ke rumah warga RT 01. Namun pada saat itu, Bapak Khariri sedang bekerja di sawah, karena selain sebagai Ketua RT 01, beliau berprofesi sebagai petani.
Di rumah Bapak Khariri, kami bertemu dengan istri dan anak beliau. Kami memperkenalkan diri dan meminta izin akan melakukan penelitian di wilayah RT 01. Setelah mendapatkan izin, kami langsung melanjutkan untuk kegiatan sensus ke rumah-rumah warga. Di sini, kami bersama teman kelompok yang mendapatkan wilayah RT 01 melakukan pembagian sensus. Pembagiannya yaitu, jika rumah 1 sudah didatangi oleh selain kelompok kami, kami tidak lagi mendatangi rumah tersebut.
Pada hari pertama kami mendapatkan data warga sekitar 30 KK, namun karena hari sudah sore, jadi kami berniat akan melanjutkan sensus keesokan harinya yaitu pada hari Jumat. Jumat pagi kami melanjutkan sensus kembali. Dan pada Jumat malam kami mulai menginput data yang sudah kami dapatkan. Dan pada hari sabtu, kami beralih untuk mengerjakan tugas Metodologi Riset Aksi Partisipatoris. Namun karena kelompok kami masih kekurangan data sedikit, jadi pada minggu pagi kami melanjutkan sensus sebentar hingga medapatkan data warga.
C. Hasil Pengamatan dan Observasi
Dari penelitian yang telah dilakukan di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, kami akan memaparkan data yang mencakup 1 desa.
1. Data Jumlah Penduduk Desa Jengkok berdasarkan RW
No. | Dusun/RW | Jumlah | |
Jiwa | KK | ||
1. | RW 01 | 2.403 | 791 |
2. | RW 02 | 2.116 | 759 |
3. | RW 03 | 961 | 342 |
Jumlah | 5.480 | 1.892 |
Dari data tabel jumlah penduduk Desa Jengkok berdasarkan RW, Terdapat 5.480 jiwa. Diantaranya RW 01 yang mempunyai 2.403 jiwa dengan jumlah 791 KK. Di RW 02 terdapat 2.116 jiwa dengan jumlah 759 KK. Dan untuk RW 03 sebanyak 961 dengan jumlah 342 KK. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk Desa Jengkokterbanyak terdapat di RW 01.
2. Data Lengkap RW 01
a. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No. | RT | Jumlah Penduduk | Jenis Kelamin | |
LK | PR | |||
1. | 01 | 269 | 131 | 138 |
2. | 02 | 279 | 145 | 134 |
3. | 03 | 545 | 276 | 269 |
4. | 04 | 259 | 130 | 129 |
5. | 05 | 137 | 74 | 63 |
6. | 06 | 214 | 119 | 95 |
Total | 1.703 | 875 | 828 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RW 01, terdapat 1.703 orang. Diantaranya, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 875 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 828 orang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RW 01 didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki.
3. Data Lengkap RT 01
a. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No. | Jumlah Penduduk | Jenis Kelamin | |
LK | PR | ||
130 | 62 | ||
68 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, terdapat 130 orang. Diantaranya, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RT 01 didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan.
b. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
No. | Usia | LK | PR |
1. | 0-3 tahun | 5 | 8 |
2. | 4-7 tahun | 6 | 4 |
3. | 8-11 tahun | 1 | 1 |
4. | 12-15 tahun | 2 | 4 |
5. | 16-19 tahun | 4 | 3 |
6. | 20-23 tahun | 4 | 3 |
7. | 24-27 tahun | 2 | 4 |
8. | 28-31 tahun | 4 | 11 |
9. | 32-35 tahun | 8 | 4 |
10. | 36-39 tahun | 6 | 9 |
11. | 40-43 tahun | 7 | 2 |
12. | 44-47 tahun | 1 | 2 |
13. | 48-51 tahun | 3 | 4 |
14. | 52-55 tahun | 1 | - |
15. | 56-59 tahun | 4 | 2 |
16. | 60-63 tahun | 2 | 3 |
17. | 64-67 tahun | 1 | 1 |
18. | 68-71 tahun | - | 1 |
19. | 72-75 tahun | - | 1 |
20. | >75 tahun | 1 | 1 |
Total | 62 | 68 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01 sudah diketahui terdapat 130 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 68. Dan bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RT 01 didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan. Pada tingkat rasio usia, di wilayah RT 01, usia 28-31 tahun berjenis kelamin perempuan menjadi dominan di wilayah RT 01 dan pada usia 68-75 tahun untuk berjenis kelamin laki-laki tidak didapatkan atau ditemukan.
c. Struktur Penduduk berdasarkan Pekerjaan
No. | Pekerjaan | LK | PR |
1. | PNS | 2 | - |
2. | Petani | 26 | 6 |
3. | TKI | 3 | 6 |
4. | Pedagang | 3 | 2 |
5. | Wiraswasta | 4 | - |
6. | Peternak | 1 | - |
7. | Penyalur TKI | 1 | - |
8. | Kuli | 1 | - |
9. | Pelajar | 10 | 10 |
10. | IRT | - | 33 |
11. | Tidak Bekerja | 2 | - |
12. | Lainnya | 9 | 11 |
Total | 62 | 68 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan pekerjaan,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, profesi petani menjadi profesi mayoritas. Menurut hasil observasi yang telah kami dapat, ada yang menjadi petani di lahan milik pribadi, ada pula yang bekerja di lahan orang lain. Selain petani, untuk warga berjenis kelamin perempuan kebanyakan hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Terdapat pula TKI/TKW yang bekerja di luar negeri. Di RT 01 juga terdapat 2 pengangguran berjenis kelamin laki-laki. Pada tabel di atas, terdapat kategori lainnya. Maksud dari kategori lainnya yaitu anak-anak di bawah umur yang belum memasuki usia produktif untuk bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa profesi petani menjadi profesi yang paling banyak diminati.
d. Struktur Penduduk berdasarkan Area Kerja
No | Pekerjaan | Jenis Kelamin | Lokasi/Jarak Tempat Bekerja dihitung Jarak dari Rumah | |||||
LK | PR | 0-1 km | 2-10 km | 11-20 km | >20 km | Lainnya | ||
1 | PNS | 2 |
| 2 | - | - | - | - |
| - | - | - | - | - | |||
2 | Petani | 26 |
| 15 | 7 | 4 | - | - |
| 6 | 6 | - | - | - | |||
3 | TKI | 3 |
|
|
|
|
| Hongkong, Korea, Arab, Taiwan |
| 5 |
|
|
|
| |||
4 | Pedagang | 3 |
| - | 1 | - | 2 | - |
| 2 | 2 | - | - | - | |||
5 | Wiraswasta | 4 |
| 2 | 2 | - | - | - |
| - | - | - | - | - | |||
6 | Peternak | 1 |
| 1 | - | - | - | - |
| - | - | - | - | - | |||
7 | Penyalur TKI | 1 |
| 1 | - | - | - | - |
| - | - | - | - | - | |||
8 | Kuli | 1 |
| - | 1 | - | - | - |
| - | - | - | - | - | |||
Jumlah | 29 | 11 | 4 | 2 |
|
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan area kerja,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, rata-rata lokasi jarak kerja dari rumah menuju tempat kerja berkisar dari 0-1 km. Dari mulai profesi PNS, petani, penyalur TKI, peternak. Akan tetapi, untuk profesi petani juga ada yang berlokasi dengan jarak berkisar 2-11 km dan profesi lain yaitu seperti pedagang, wiraswasta, kuli. Untuk warga yang berprofesi TKI//TKW, mereka termasuk kategori lainnya karena sudah melewati batas jarak.
e. Piramida Penduduk RT 01 RW 01
Tipe piramida di atas adalah tipe III (Sarang Tawon), dimana tingkat fertilitas dan mortalitas rendah. Median age tinggi. Jumlah usia produktif sangat tinggi yaitu pada usia 28-31 tahun dan 32-35 tahun. dan dependency ratio rendah.
f. Fertilitas
Struktur Penduduk berdasarkan Angka Kelahiran :
No. | Jumlah Penduduk Lahir | Jenis Kelamin | Tahun Kelahiran | Keterangan Penyebab | ||
LK | PR | 2015 | 2016 | |||
4 | 1 | - | 1 | Kebutuhan Biologis | ||
3 | - | 3 | Kebutuhan Biologis | |||
Total | - | 4 |
Dari data tabel angka kelahiran Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, ada sebanyak 1 orang bayi laki-laki yang lahir dan 3 orang bayi perempuan pada tahun 2016. Di antaranya, 3 bayi dilahirkan secara normal dan lainnya dilahirkan secara sesar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelahiran bayi pada tahun 2016 didominasi dengan bayi berjenis kelamin perempuan dengan jumlah bayi perempuan 3 dabayi laki-laki 1. Dan setelah kami meneliti, ternyata rata-rata usia pernikahan ibu adalah 24-30 tahun. Sedangkan rata-rata usia ibu adalah 25 tahun.
g. Mortalitias
Struktur Penduduk berdasarkan Angka Kematian :
No. | Jumlah Penduduk Meninggal | Jenis Kelamin | Usia Kematian | Keterangan Penyebab | |||
LK | PR | 0-3 tahun | 4-7 tahun | >40 tahun | |||
1 | 1 | - | - | 1 | Sakit jantung | ||
- | - | - | - | ||||
Total | 1 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan angka kematian,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, untuk tahun 2016 ditemukan 1 jiwa yang meninggal dunia. Penduduk yang meninggal dunia tersebut berjenis kelamin laki-laku dan berusia sekirtar 43 tahun. Penyebab meninggal dunia dikarenakan sakit jantung yang sudah dialami semenjak masih hidup.
h. Migrasi
Struktur Penduduk berdasarkan Angka Migrasi :
No. | Jumlah Penduduk Migrasi | Jenis Kelamin | Tahun Migrasi | Keterangan | |||
LK | PR | MI | Mo | Jumlah | |||
1. | 9 | 3 |
| - | 3 | 3 | TKI |
| 6 | - | 6 | 6 | |||
2. | 2 | 2 |
| - | 2 | 2 | Pedagang |
| - | - | - | - | |||
3. | 1 | 1 |
| - | 1 | 1 | Pelajar |
|
| - | - | - | |||
Total |
| 12 | 12 |
|
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan angka migrasi,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, jumlah penduduk yang melakukan migrasi terdapat 12 orang. diantaranya berjenis kelamin laki-laki 6 orang dan berjenis kelamin perempuan 6 orang. mereka melakukan migrasi out atau migrasi keluar disebabkan karena pekerjaan. Terdapat 2 profesi yang dikategorikan ke dalam migrasi out, yaitu TKI/TKW dan pedagang. TKI/TKW dan pedagang dikategorikan ke melakukan migrasi out karena mereka bekerja di luar area RT 01 Desa Jengkok dan kembali pulang dalam waktu sudah melewati batas 3 bulan. Dan untuk pelajar juga dikatakan melakukan migrasi out karena jarak tempat belajar sudah keluar dari area RT 01 Desa Jengkok dan juga kembali pulang dalam waktu sudah melewat batas 3 bulan.
4. Data RT 01 (Kelompok Ikrima N Alfi & Abdul Basyit N)
No. | Jumlah Penduduk | Jenis Kelamin | |
LK | PR | ||
139 | 69 | ||
70 |
Dari data tabel struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01 yang menjadi tempat observasi kelompok Ikrima Nur Alfi dan Abdul Basyit Nasuttion, terdapat 139 orang. Diantaranya, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 69 orang, dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 70 orang. Jadi, bisa disimpulkan bahwa penduduk di wilayah RT 01 yang telah mereka teliti didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan.
Dan jika ditotalkan dengan hasil penelitian yang sudah kelompok kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di wilayah RT 01 RW 01 terdapat 269 orang yang dimana diantaranya 131 orang berjenis kelamin laki-laki dan 138 orang berjenis kelamin perempuan. Dan wilayah RT 01 didominasi oleh warga berjenis kelamin perempuan.
BAB III
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Kemiskinan dan Kesehatan di Indonesia
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahsaat ini adalah kemiskinan, dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan mengakses sumber-sumber permodalan, juga karena infrastruktur yang juga belum mendukung untuk dimanfaatkan masyarakat dalam memperbaiki kehidupannya, selain itu juga karena SDM, SDA, sistem, dan juga tidak terlepas dari sosok pemimpin. Kemiskinan harus diakui memang terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai negara bangsa, bahkan hampir seluruh energi dihabiskan hanya untuk mengurus persoalan kemiskinan.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan memperbaiki kehidupan, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. Kemiskinan menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, kemiskinan menyebabkan banyak orang melakukan perilaku menyimpang, harga diri diperjual belikan hanya untuk mendapatkan makan. Bahkan yang lebih parah, kemiskinan telah membuat masyarakat kita terjebak dalam budaya memalas, budaya mengemis, dan menggantungkan harapannya dari budi baik pemerintah melalui pemberian bantuan. Kemiskinan juga dapat meningkatkan angka kriminalitas karena mereka akan rela melakukan apa saja untuk dapat mempertahankan hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada hal yang lebih keji dari itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya. Kemiskinan seakan menjadi sebuah fenomena atau sebuah persoalan yang tak ada habis-habisnya, pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan kemiskinan, pemerintah lebih membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang memikirkan cara untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat kemiskinan dan membebaskan Negara dari para pengemis jalanan karena kemiskinan.
Menurut data kemiskinan dari situs www.bps.go.id pada tahun 2014 – 2015 menunjukan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2015 yang mencapai 28,51 juta orang atau sekitar 11,13%. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin bulan Maret 2015, maka selama 6 bulan tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,08 juta orang. Sementara apabila di bandingkan dengan September 2014, jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan sebanyak 0,78 juta orang. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2015 – September 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,03 juta orang, sedangkan daerah pedesaan mengalami penurunan sebesar 0,05 juta orang.
Selain masalah kemiskinan yang saat in masih terus dihadapi dan berusaha diselesaikan, terdapat pula masalah kesehatan. Masalah kesehatan di Indonesia saat ini, solusinya benar-benar memerlukan campur tangan dari pemerintah dan warga itu sendiri.Masalah kesehatan di Indonesia saat ini dan solusinya, dimulai bersama sekian banyak permasalahan dalam sektor kesehatan seperti :
1. Status kesehatan masyarakat miskin tetap rendah.
2. Beban ganda penyakit dimana pola penyakit yg diderita oleh penduduk yakni penyakit infeksi menular dan disaat yang bersamaan, berjalan peningkatan penyakit tak menular, maka Indonesia menghadapi beban ganda terhadap diwaktu yang bersamaan
3. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan layanan kesehatan tetap rendah
4. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tak merata.
5. Perilaku warga yg kurang mensupport pola hidup bersih dan sehat.
6. Kinerja layanan kesehatan yg rendah
7. Rendahnya keadaan kesehatan lingkungan yang berpengaruh pada derajat kesehatan warga. Kesehatan lingkungan yaitu aktivitas lintas bagian belum dikelola dalam satu buah system kesehatan kewilayahan.
8. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kebolehan sumber daya manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian product, pengawasan obat tradisional, kosmetik, product atau obat, obat ori Indonesia dansistem info.
B. Kaitan Kemiskinan dan Kesehatan dengan Aspek Lain
Di bawah ini akan diuraikan analisa situasi kemiskinan dan kesehatan, dari aspek geografi, demografi, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
1. Aspek Geografi
Kondisi geografi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan dengan wilayah lautan yang amat luas, merupakan salah faktor penghambat bagi pemerintah dalam berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin di daerah yang letaknya terpencil, dikarenakan untuk menjangkau daerah terpencil tersebut dibutuhkan sarana transportasi dan komunikasi dengan biaya operasional yang tinggi, sementara pemerintah kita belum mampu menyediakannya. Sedangkan letak Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan reservoir yang tepat bagi berkembang biaknya berbagai penyakit malaria, TB Paru, dan lain-lain, yang juga banyak menyerang masyarakat miskin. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia, yang paling banyak terdapat di luar Jawa-Bali. Perkembangan penyakit malaria dalam beberapa ahun lalu cenderung meningkat di semua wilayah, mulai tahun 2001 sudah mulai terjadi penurunan. Untuk penyakit TB Paru menurut Suskernas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum. WHO memperkirakan Indonesia merupakan negara dengan kasus TB Paru terbesar ke 3 di dunia.
2. Aspek Demografi
Dari Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milllenium Indonesia yang dikeluarkan oleh BAPPENAS pada tanggal 23 Agustus 2005, diperoleh informasi sebagai berikut:
"Jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun 1971 menjadi 179 juta pada tahun 1990, dan diperkirakan menjadi 219 juta pada tahun 2005. Laju pertumbuhan penduduk menunjukkan kecenderungan menurun dari 2,32 persen per tahun pada kurun waktu 1971-1980 menjadi 1,97 persen pertahun pada kurun waktu 1980-1990, dan menjadi 1,48 persen per tahun pada kurun waktu 1990-2000. Penurunan laju penduduk tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia menurunkan tingkat kelahiran (Total Fertility Rate/ TFR) dari 5,6 anak per keluarga pada tahun 1971 menjadi 2,6 anak per keluarga pada tahun 2003. Penurunan tingkat kelahiran erat kaitannya dengan meningkatnya pemakaian kontrasepsi. Pada tahun 1980 tingkat pemakaian kontrasepsi hanya 26 persen, meningkat menjadi 60,3 persen pada tahun 2002. Namun demikian, setiap tahun (sampai tahun 2015) diperkirakan masih akan terjadi kelahiran sekitar 4 juta jiwa, dan pertambahan penduduk baru sekitar 2,4-2,7 juta jiwa."
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang relatif besar akan membawa permasalahan tersendiri di sektor kesehatan, bila tidak diimbangi dengan penyediaan sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai, untuk kemudahan akses pelayanan kepada masyarakat.
3. Aspek Sumber Daya Alam
Indonesia merupakan negara yang dianugrahi kekayaan alam berlimpah. Kekayaan alam Indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke, berupa sumber daya hutan, sumber daya tambang minyak dan mineral, dan lain sebagainya. Sumber daya hutan memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan, menciptakan kesempatan kerja, menghasilkan devisa dan sebagai penghasil bahan baku industri. Hanya saja pengelolaan hutan Indonesia masih sembrawut, yang ditandai dengan maraknya praktek-praktek ilegal logging yang merugikan negara milyaran rupiah, dan ekspolarasi hutan yang tidak diimbangi dengan semangat melaksanakan reboisasi untuk pelestarian hutan..
Pengelolaan sumber-sumber alam lain yang dimiliki Indonesia, juga belum dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan kesejahterakan rakyat, khususnya masyarakat yang hidup di sekitarnya. Yang didapat masyarakat di sekitar justru hasil dari kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengekpolarasi sumber alam. Pencemaran lingkungan ini akan berpengaruh pada gangguan kesehatan masyarakat sekitar untuk jangka panjang. Ini semua karena kurangnya kepedulian dan penegakan hukum yang belum ditaati. Pemerintah seharusnya lebih bijak di dalam mengelola sumber-sumber alam, yang apabila dikelola dengan baik, hasilnya dapat digunakan untuk pembiayaan yang bertujuan mendukung Indonesia keluar dari kemiskinan.
4. Aspek Ideologi
Pancasila merupakan dasar ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang di dalamnya berisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila lebih menitikberatkan kepada perjuangan melawan ketidakadilan, penderitaan, kemiskinan, dengan menggunakan nilai yang telah ada seperti Ketuhanan, persatuan, keadilan sosial, demokrasi dan humanisme. Pancasila secara gamblang menentang sumber kemiskinan dan penghisapan manusia atas manusia atau negara atas negara lain, seperti yang diyakini oleh faham kapitalisme. Seiring berjalannya waktu, Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup secara perlahan terdegradasi dan mulai luntur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seiring dengan semakin kuatnya pengaruh ideologi kapitalis, penyusupan ideologi terjadi perlahan-lahan melalui sains dan teknologi termasuk teknologi kedokteran yang dikuasai oleh negara-negara maju khususnya Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Menghadapi derasnya pengaruh ideologi kapitalis, kita sebagai bangsa yang ingin berdiri kokoh harus memegang teguh pandangan hidup, dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman dalam memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Maka sudah sepantasnya bangsa Indonesia memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila dalam semua segi kehidupan. Dengan memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila, bangsa Indonesia akan mampu menyaring nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan menolak nilai-nilai yang merusak kepribadian bangsa.
5. Aspek Politik
Dalam bidang politik, etika berpolitik yang ditunjukkan para politikus tidak bisa lagi dikatakan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Para elit politik tidak lagi memikirkan kepentingkan rakyat tetapi lebih mementingkan diri dan partainya. Para elit politik membungkus kepentingannya dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan. Setiap kegiatan politik selalui dibumbui dengan kecurigaan tentang kemungkinan adanya permainan uang dan suap-menyuap. Para elit politik kurang perhatian terhadap masalah-masalah kemiskinan dan kesehatan, ini terlihat jarangnya para elit politik menyuarakan masalah kemiskinan dan kesehatan. Tanpa adanya kepedulian elit politik, sulit bagi bangsa ini untuk keluar dari kungkungan kemiskinan dan derajat kesehatan yang masih rendah.
6. Aspek Ekonomi
Indonesia terletak pada jalur lalu lintas perdagangan bagi negara-negara di Asia dan Australia, karena letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera. Dari letak Indonesia yang strategis seharusnya membawa dampak positif bagi peningkatan perekonomian bagi Indonesia. Pada kenyataannya sampai saat ini status Indonesia masih sebagai negara yang sedang berkembang, tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Afrika yang kemiskinan masih menjadi tantangan utama pemerintah. Perekonomian Indonesian semakin sulit sejak terjadi krisis berkepanjangan yang berawal dari krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi, yang kemudian menjadi krisis multi dimensial. Pada akhirnya untuk mengatasi krisis ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan utang luar negeri, agar pembangunan di segala sektor tetap berjalan, termasuk sektor kesehatan.
7. Aspek Sosial Budaya
Dahulu bangsa Indonesia terkenal ramah tamah dan berbudi luhur, sejalan dengan adanya krisis moneter, telah merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mudah marah, beringas, perusak, penjarah sehingga seringkali terjadi bentrok-bentrok sosial dalam negeri yang terus meningkat akibat kesenjangan dan kecemburuan sosial yang kian luas dan menajam, di Indonesia dari 219 juta penduduk Indonesia, 100 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka yang super kaya mendiami rumah-rumah super mewah, dan lebih memilih pengobatan ke luar negeri, sementara mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan hidup di gubuk-gubuk reyot dan tidak mampu memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, perlu ada upaya dari semua komponen bangsa untuk bersama-sama menciptakan kondisi untuk mempersempit jurang pemisah antara masyarakat mampu dan masyarakat miskin. Di sini sektor kesehatan juga berperan mempersempit jurang pemisah antara masyarakat mampu dan masyarakat miskin dengan menyediakan kemudahan bagi masyarakat miskin untuk mengakses pelayanan kesehatan salah satunya dengan dengan penyediaan sarana kesehatan yang jaraknya dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, yang ditunjang dengan SDM yang memadai dan tarif yang terjangkau.
8. Aspek Pertahanan Keamanan.
Kemiskinan berimplikasi pada instabilitas keamanan. Stabilitas keamanan yang buruk tidak bisa disangkal sangat merugikan bagi keberlangsungan pembangunan di semua sektor termasuk sektor kesehatan, karena instabilitas keamanan akan mengurangi kepercayaan investor yang akan berinvestasi di Indonesia. Instabilitas keamanan yang banyak terjadi di negara kita adalah tindak kejahatan dengan kekerasan yang akhir-akhir ini cukup meresahkan masyarakat. Keterbatasan jumlah personil kepolisian mengesankan lambannya penanganan tindak kejahatan. Upaya penciptaan situasi aman di Republik ini juga memerlukan peran elit politik dalam bersikap dan berperilaku hendaknya tidak kontra produktif dalam memprovokasi masyarakat untuk melakukan hal-hal yang justru merugikan bangsa dan negara. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah fungsi aparat penegak hukum dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
No. | Jenis Sarana Kesehatan | Cakupan Kerja | Jumlah Tenaga Medis | Jumlah Perawat | Jumlah Administrasi | |||
(RT/RW/KEL/KEC) | LK | PR | LK | PR | LK | PR | ||
1. | Posyandu | RT | 3 | 3 | 1 | 2 | 2 | 1 |
2. | Apotik | RW | 2 | 2 | - | - | 2 | 2 |
3. | Klinik | RW | 2 | 3 | - | 2 | 2 | 1 |
4. | Puskesmas | Kecamatan | 5 | 8 | 3 | 6 | 2 | 2 |
C. Fasilitas Kesehatan
Dari data tabel di atas,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, terdapat beberapa sarana kesehatan sepert posyandu, apotik, klinik dan puskesmas. Untuk sarana kesehatan posyandu cakupan kerja mulai di RT dengan jumlah tenaga medis 6 orang, jumlah perawat 3 orang dan jumlah administrasi 3 orang. Untuk sarana kesehatan apotik, cakupan kerja RW, terdapat jumlah tenaga medis sebanyak 4 orang dan jumlah administrasi sebanyak 4 orang, namun di apotik tidak terdapat perawat. Untuk sarana kesehatan klinik, cakupan kerja RW ada 6 jumlah tenaga medis, 2 orang perawat dan 3 orang administrasi. Terkahir untuk puskesmas, cakupan kerja kecamatan, terdapat 13 jumlah tenaga media, 9 jumlah perawat dan 4 jumlah administrasi.
D. Perilaku Kesehatan
No. | Jenis Kelamin | Jenis Sakit | Obat Warung | Ke Dokter/Tenaga Medis | Obat Herbal | Dibiarkan Saja | |||||
LK | PR | Ya | Tidak | Ya | Tidak | Ya | Tidak | Ya | Tidak | ||
1. |
| Muntah Darah |
|
|
|
|
|
|
| ||
2. | Batuk Pilek |
|
|
|
|
|
| ||||
3. | Rematik |
|
|
|
|
| |||||
4. |
| Kolestrol |
|
|
|
|
|
|
| ||
5. | Jantung |
|
|
|
|
|
|
| |||
6. |
| Asam Urat |
|
|
|
|
|
|
| ||
7. |
| Lambung |
|
|
|
|
|
|
| ||
8. |
| Kunang-Kunang |
|
|
|
|
|
|
| ||
9. | Darah Tinggi |
|
|
|
|
|
|
Dari data tabel struktur di atas berdasarkan perilaku kesehatan,Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tepatnya di RT 01, ditemukan 9 jenis penyakit yang diderita warga. Terdapat penyakit muntah darah dan asem urat yang diderita 1 orang warga berjenis kelamin laki-laki. Tindakan yang dilakukan dengan melakukan pengobatan langsung ke dokter/ tenaga medis. Penyakit selanjutnya yaitu batuk pilek dialami oleh warga berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tindakan pengobatan yang dilakukan yaitu dengan membeli obat di warung saja dan ada juga yang langsung ke dokter. Untuk penyakit rematik juga dialami oleh warga berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tindakan pengobatan yang dilakukan yaitu dengan membeli obat di warung, ada yang langsung ke dokter atau tenaga media dan ada pula yang melakukan pengobatan herbal seperti minum jamu dan lain-lain. Untuk penyakit kolestrol dan lambung, dialami berjenis kelamin perempuan. Tindakan pengobatan yang dilakukan yaitu dengan berobat ke dokter. Untuk penyakit jantung juga diderita oleh warga berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tindakan yang dilakukan dalam pengobatan yaitu mereka langsung berobat ke rumah sakit atau dokter yang sudah biasa mereka datangi. Untuk penyakit darah tinggi, diderita oleh warga laki-laki dan perempuan. Tindakan pengobatan yang dilakukan dengan berobat ke tumah sakit atau dokter, akan tetapi ada juga warga yang hanya membiarkan penyakit tersebut tanpa melakukan pengobtan. Terakhir di RT 01 ditemukan penyakit kunang-kunang yang dialami oleh warga perempuandan tindakan yang dilakukan warga tersebut dengan melakukan pengobatan herbal.
E. Masalah kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, ada beberapa masalah kesehatan yang banyak terjadi. Di desa Jengkok, kami belum menemukan adanya tempat pelayanan kesehatan ( PKD ) yang memadai. Banyak masyarakat Desa Jengkok yang dimana pada saat mereka mengalami sakit, mereka melakukan pengobatan ke luar Desa Jengkok seperti Rumah Sakit di Cirebon. Ini juga disebabkan karena belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat.
Selain itu, tepatnya di wilayah RT 01 RW 01, banyak masyarakat disana yang terkena penyakit katarak. Penyakit katarak ini disebabkan karena masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan pada saat bekerja tidak menggunakan pelindung/alat (kacamata). Ini disebabkan karena sinar matahari yang menyengat dan juga para petani tidak menggunakan kacamata saat penyemprotan pestisida.
Di wilayah RT 01 RW 01 juga masih banyak ditemukan sampahyang berserakan dimana-mana. Ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan mereka dan jarang ditemukan bak sampah di sekitaran wilayah RT 01.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Jengkok merupakan salah satu desa di Kabupaten Indramayu dalam wilayah Kecamatan Kertasemaya yang memiliki luas wilayah sebesar 488,164 Ha. Desa Jengkok berada di wilayah Kecamatan Kertasemaya. Awal mula Desa Jengkok itu sebuah pedukuhan pecantilan yang dipimpin oleh wilayah cadang pinggan, namun pada tahun 1946 masyarakat wilayah Jengkok, secang dan pondok asem ingin pecah dari kepemimpinan wilayah cadang pinggan.
Pada penelitian kami, Masyarakat Desa Jengkok khususnya di RT 01 RW 01 mayoritas bermata pencaharian sebagai petani karena Desa Jengkok memiliki tanah yang subur, banyak lahan kosong di buat pertanian ada pertanian padi, jagung, singkong, dan sebagainya. Uniknya, di setiap pekarangan rumah kebanyakan terdapat pohon mangga. Itu sebabnya Indramayu disebut sebagai kota mangga. Selain pertanian, terdapat pula beberapa perternakan, yaitu peternakan ikan, ikan lele,bebek, ayam.
Pada bidang kesehatan, di RT 01 RW 01 ditemukan banyak masyarakat yang mengidap penyakit katarak. Ini disebabkan karena kurangnya perlindungan pada saat masyarakat yang mayoritas petani tersebut bekerja di sawah dan melakukan penyemprotan pestisida. Itu menyebabkan mata yang terkena sinar matahari tersebut rusak.
B. Saran
Dari penelitian kami di Desa Jengkok tepatnya di RT 01 RW 01, dari segi pekerjaan, banyak ditemukan ibu rumah tangga yang hanya berdiam di rumah saat para bapak bekerja. Pada saat kami observasi di siang hari, para ibu rumah tangga yang tidak bekerja berkumpul di depan rumah salah satu warga sambil bersantai. Selanjutnya dari segi kesehatan lingkungan, masih banyak sampah yang sebenarnya bisa di daur ulang kembali menjadi barang yang bermanfaat.
Setelah kami melakukan observasi tersebut dan melihat kejadian tersebut, kami mengharapkan bisa melakukan pemberdayaan di Desa Jengkok dengan mengadakan pelatihan kerajinan tangan dengan mendaur ulang kembali sampah yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan untuk kerajinan tangan. Kegiatan pelatihan kerajinan tangan dengan mendaur ulang sampah tersebut diadakan supaya bisa melatih kreatifitas para warga lebih khususnya para ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan menjadikan mereka lebih produktif lagi. Karena selain melatih kreatifitas dan menjadikan lebih produktif, hasil kerajinan tangan tersebut bisa dijual dan menambah penghasilan tersendiri
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
DATA OBSERVASI
KK | NO | NAMA | JNS KELAMIN | U | PEKERJAAN | JARAK | KET SAKIT | BEROBAT KE |
1 | 1 | RAMIDI | L | 41 | PNS | 1 KM |
|
|
| 2 | KASTINI | P | 37 | IRT |
|
|
|
| 3 | SOLIKHA | P | 1 | ADU |
|
|
|
2 | 4 | TUTI H | P | 36 | IRT |
|
|
|
3 | 5 | KASMA | L | 56 | PETANI | 1 KM |
|
|
| 6 | KATINI | P | 56 | IRT |
|
|
|
| 7 | TESIH | P | 34 | IRT |
|
|
|
4 | 8 | HJ SATUROH | P | 65 | PETANI | 500 M |
|
|
| 9 | KASTA | L | 41 | PETANI | 2 KM |
|
|
5 | 10 | SAMSUDIN | L | 56 | PETANI | 700M |
|
|
| 11 | TARKUNAH | P | 46 | IRT |
|
|
|
| 12 | ANISA | P | 16 | PELAJAR |
|
|
|
| 13 | M REIHAN | L | 10 | PELAJAR |
|
|
|
6 | 14 | JUMEDI | L | 43 | PETANI | 2 KM |
|
|
| 15 | MAESAROH | P | 42 | IRT |
|
|
|
| 16 | RAHAYU | P | 18 | PELAJAR |
|
|
|
| 17 | DEDE ALIM | L | 15 | PELAJAR |
|
|
|
7 | 18 | AMINAH | P | 49 | PETANI | 1 KM | FLU, BATUK | OBAT WARUNG |
| 19 | FARIDA | P | 28 | TKW TAIWAN |
|
|
|
8 | 20 | KOLIL | L | 42 | PETANI | 2 KM |
|
|
| 21 | ALIPA | P | 37 | PEDAGANG | 500 M |
|
|
| 22 | CENIPAH | P | 16 | PELAJAR |
|
|
|
| 23 | SARI | P | 5 | ADU |
|
|
|
9 | 24 | SAMIRAH | P | 63 | IRT |
|
| DOKTER |
| 25 | NURIDIN | L | 35 | PETANI | 500 M | MUNTAH DARAH | DOKTER |
| 26 | SAEKHONI | L | 27 | PETANI | 1 KM |
|
|
| 27 | YUSANA | L | 20 | TKW ARAB |
|
|
|
10 | 28 | RASKIM | L | 59 | PETANI | 700 M | KOLESTROL | RUMAH SAKIT |
| 29 | ARTAMI | P | 51 | IRT |
| ASAM URAT | PUSKESMAS |
| 30 | INO | L | 31 | PETANI | 3 KM |
|
|
| 31 | ABDILLAH | L | 23 | PELAJAR |
|
|
|
11 | 32 | SARMA | L | 49 | PETANI | 1KM |
|
|
| 33 | RUBIAH | P | 47 | IRT |
|
|
|
| 34 | SURANTO | L | 19 | PELAJAR |
|
|
|
12 | 35 | SARIPIN | L | 64 | PETANI | 600 M |
|
|
| 36 | MUTINAH | P | 71 | IRT |
| KUNANG-KUNANG | SALEP, JAMU |
13 | 37 | RUSTAMIN | L | 33 | PETANI | 2 KM |
|
|
| 38 | DARNITI | P | 30 | IRT |
|
|
|
| 39 | AMRU | L | 7 | PELAJAR |
|
|
|
| 40 | HARIS | L | 1 | ADU |
|
|
|
14 | 41 | DASMA | L | 76 | PETANI | 500 M | FLU, BATUK | OBAT WARUNG |
| 42 | TASLIMA | P | 72 | PEDAGANG | 2 KM |
|
|
15 | 43 | NASORI | L | 38 | WIRASWASTA | 500 M |
|
|
| 44 | SRI | P | 36 | IRT |
|
|
|
| 45 | FIRDHA | P | 13 | PELAJAR |
|
|
|
| 46 | FARAH | P | 2 | ADU |
|
|
|
16 | 47 | HJ SAPIAH | P | 56 | IRT |
|
|
|
17 | 48 | MOH AMIN | L | 37 | PETANI | 2 KM |
|
|
| 49 | MUKIMAH | P | 24 | IRT |
|
|
|
| 50 | ASIP | L | 7 | PELAJAR |
|
|
|
18 | 51 | H ROKHIM | L | 48 | PETANI | 3 KM | FLU, BATUK | OBAT WARUNG |
| 52 | HJ AMINAH | P | 39 | IRT |
|
|
|
| 53 | AMALIA | P | 21 | PELAJAR |
|
|
|
| 54 | NILNA | P | 9 | PELAJAR |
|
|
|
19 | 55 | WARSINIH | P | 76 | IRT |
|
|
|
20 | 56 | SULARTO | L | 60 | PENGANGGURAN |
|
|
|
| 57 | ANDRIANTO | L | 28 | TKI KOREA |
|
|
|
21 | 58 | IKAWATI | P | 24 | IRT |
|
|
|
| 59 | WINOTO | L | 25 | PEDAGANG ES | 3 KM |
|
|
| 60 | TANIA | P | 5O HARI | ADU |
|
|
|
22 | 61 | AMIR | L | 32 | PEDAGANG SATE | JAKARTA |
|
|
| 62 | TARINI | P | 30 | TKW HONGKONG |
|
|
|
| 63 | FARIS | L | 6 | ADU |
|
|
|
23 | 64 | SUMARNO | L | 35 | WIRASWASTA | 1 KM |
|
|
| 65 | ULIYAH | P | 30 | TKW |
|
|
|
| 66 | RIFKI | L | 5 | ADU |
|
|
|
| 67 | TRI NUR | P | 8 BULAN | ADU |
|
|
|
24 | 68 | TABRONI | L | 39 | PETANI | 700 M |
|
|
| 69 | SOIMAH | P | 39 | IRT |
|
|
|
| 70 | ANDI | L | 17 | PELAJAR |
|
|
|
| 71 | AKMAL | P | 2 | ADU |
|
|
|
25 | 72 | WAHYUDIN | L | 33 | PETANI | 200 M | SAKIT KEPALA | APOTEK |
| 73 | URIPAH | P | 29 | IRT |
|
|
|
| 74 | ZIDAN | L | 4 | ADU |
|
|
|
26 | 75 | SOKHIBI | L | 36 | PENGANGGURAN |
|
|
|
| 76 | SARMI | P | 30 | TKW |
|
|
|
27 | 77 | RASINI | P | 41 | PETANI | 400 M |
|
|
| 78 | RATNA | P | 24 | IRT |
|
|
|
28 | 79 | KASDANI | L | 56 | PETANI | 1 KM | FLU, BATUK | OBAT WARUNG |
| 80 | KATIYAH | P | 51 | PETANI | 1 KM |
|
|
29 | 81 | TARISA | L | 32 | TKI KOREA |
|
|
|
| 82 | KUSIYAH | P | 33 | IRT |
|
|
|
| 83 | HAFIZ | L | 5 |
|
|
|
|
30 | 84 | SUNIAH | P | 61 | PETANI | 1 KM |
|
|
31 | 85 | ONO | L | 33 | PETANI | 750 M |
|
|
| 86 | TITIN | P | 31 | IRT |
|
|
|
| 87 | SUNTIAH | P | 5 | ADU |
|
|
|
32 | 88 | MAROAENAH | P | 32 | TKW HONGKONG |
|
|
|
33 | 89 | DULGONI | L | 60 | PETANI |
| REMATIK | JAMU |
| 90 | RANIAH | P | 60 | IRT |
|
|
|
| 91 | ROSYAD | L | 20 | TKI KOREA |
|
|
|
34 | 92 | SAPII | L | 37 | PETANI | 600 M |
|
|
| 93 | RUPIAH | P | 35 | IRT |
|
|
|
| 94 | YANI | P | 5 | ADU |
|
|
|
35 | 95 | IIN | L | 36 | PETANI | 800 M |
|
|
| 96 | SATINAH | P | 31 | IRT |
|
|
|
| 97 | RATMI | P | 14 | PELAJAR |
|
|
|
| 98 | SYAFII | L | 1 BULAN | ADU |
|
|
|
36 | 99 | WAWAN | L | 23 | PETANI | 1 KM |
|
|
| 100 | IIN | P | 23 | IRT |
|
|
|
| 101 | OLA | P | 1 | ADU |
|
|
|
37 | 102 | MUSA | L | 40 | PENYALUR TKI | 0 KM |
|
|
| 103 | WARSINIH | P | 39 | IRT |
|
|
|
38 | 104 | AJI | L | 30 | PNS | 1 KM |
|
|
| 105 | SISKA | P | 27 | IRT |
|
|
|
| 106 | NABILA | P | 3 | ADU |
|
|
|
39 | 107 | SASMURI | L | 50 | PETANI | 500 M |
|
|
| 108 | AMALIA | P | 50 | PETANI | 500 M |
|
|
40 | 109 | DARSONO | L | 40 | PETANI | 2 KM | DARAH TINGGI | PUSKESMAS |
| 110 | WARSINIH | P | 39 | IRT |
|
|
|
| 111 | SOFYAN | L | 18 | PELAJAR |
|
|
|
| 112 | FAISAL | L | 14 | PELAJAR |
|
|
|
| 113 | SYIFA | P | 7 | PELAJAR |
|
|
|
41 | 114 | HAMID | L | 45 | PETANI | 700 M |
|
|
| 115 | RAKUMI | P | 38 | IRT |
|
|
|
| 116 | HARIS | L | 19 | PELAJAR |
|
|
|
| 117 | AMIRA | P | 3 | ADU |
|
|
|
42 | 118 | A. HAKIM | L | 40 | PEDAGANG | JKT |
|
|
| 119 | KHODRIYAH | P | 31 | IRT |
|
|
|
| 120 | SALMAN | L | 3 | ADU |
|
|
|
| 121 | GINA | P | 9 BULAN | ADU |
|
|
|
43 | 122 | DURYANA | L | 55 | PETANI | 2 KM |
|
|
| 123 | SUKMA | L | 22 | KULI | 500 M |
|
|
| 124 | PUTRI | P | 13 | PELAJAR |
|
|
|
| 125 | MELATI | P | 12 | PELAJAR |
|
|
|
44 | 126 | HASAN | L | 30 | WIRASWASTA | 750 M |
|
|
| 127 | MURNI | P | 29 | IRT |
|
|
|
45 | 128 | ERNI | P | 30 | IRT |
|
| DOKTER |
| 129 | DARTO | L | 33 | WIRASWASTA | 0 KM |
|
|
| 130 | FIKIH | L | 3 | ADU |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar