Baron Noorwendo Sang Pendiri Bank Sampah WPL
Dalam Misi Depok BebasSampah
DisusunOleh:
Sarah Ayuningrat (11150540000002)
Nur Hikmah Ardini (11150540000022)
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap lingkungan, terutama sampah, semakin besar. Warga masyarakat seolah-olah berlomba berkontribusi terhadap lingkungan dengan meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Menyambut semakin besarnya antusiasme warga terhadap pengelolaan sampah secara kreatif dan produktif, Komunitas WPL menyelenggarakan WPL's Green Class. WPL's Green Class memberi kesempatan kepada warga untuk bersama-sama berdiskusi dan praktek menangani sampah dengan cara yang menyenangkan. Dari interaksi ini, diharapkan motivasi para peserta untuk memilah sampah dari sumber dan membangun program di lingkungannya masing-masing akan semakin besar.
Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi terhadap lingkungan. Dimulai dengan merubah perilaku dan gaya hidup kita. Mengurangi penggunaan kemasan plastik dalam setiap aktivitas kita. Memilah sampah organik, non organik dan residu dari setiap aktivitas kita. Memanfaatkan sampah-sampah terpilah sebagai bahan baku. Mengembangkan program yang bermanfaat bagi lingkungan. Semua dapat dilakukan secara kolektif di lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun tempat kerja kita.
Semangat memilah sampah dapat dibangun dengan mengetahui jenis-jenis sampah, dampak sampah yang tidak tertangani dengan baik terhadap alam dan cara praktis memanfaatkan sampah kita secara mandiri. Karena setiap orang menghasilkan sampah, maka sudah sepatutnya jika masing-masing kita bertanggung jawab terhadap sampah yang kita hasilkan. Mengelola sampah skala lingkungan akan memberi semangat lebih bagi kita. Di samping nilai pengurangan volume sampah yang signifikan, aspek pendidikan, sosial dan ekonomi dari pengelolaan sampah juga dapat dikembangkan.
Semakin banyak teman berdiskusi, akan semakin menambah ide dan pengalaman yang bisa kita serap. Di antara berbagai ide dan pengalaman yang terserap, dapat dipilih model pendekatan yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan kita.
WPL's Green Class diselenggarakan sebagai ajang diskusi dan berbagi pengalaman. Perjalanan yang telah dirintis oleh penggerak Bank Sampah WPL di Kampung Pitara, Pancoran Mas, Depok, mungkin dapat bermanfaat untuk diterapkan di tempat lain. WPL's Green Class merupakan program anyar Bank Sampah WPL di tahun 2016 ini. Pelaksanaan perdana dapat diikuti pada hari Sabtu, 30 Januari 2016 pukul 9.00 – 13.00 WIB di Teras Edukasi WPL yang beralamay di Jl. Mahakam no. 96. Kampung Pitara RT 01 RW 13, Pancoran Mas, Kota Depok.
WPL's Green Class dapat diikuti oleh semua warga masyarakat yang memiliki perhatian besar dan ingin berkontribusi nyata terhadap lingkungan dengan menangani sampah secara kreatif dan produktif.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Mengapa bapak melakukan tindakan seperti itu?
2. Apa dampak dari tindakan yang Bapak lakukan?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka.
Metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
Penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu "teori".
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survey kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
B. Tinjauan Teoritis
Weber mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai bentuk kebiasaan yang sangat mendukung pengejaran rasionalitas terhadap keuntungan ekonomi. Semangat seperti itu telah menjadi kodrat manusia-manusia rasional, artinya pengejaran bagi kepentingan-kepentingan pribadi diutamakan daripada memikirkan kepentingan dan kebutuhan kolektif seperti yang dikehendaki oleh Kar Marx. Islam pun sebenarnya berbicara tentang kaitan antara makna-makna doktrin dengan orientasi hidup yang bersifat rasional. Dalam salah satu ayat disebutkan bahwa setelah menyelesaikan ibadah shalat, diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi ini dalam rangka mencari karunia Allah SWT. Namun dalam Islam ada mekanisme penyeimbangan yang digunakan untuk membatasi kepemilikan pribadi dengan kewajiban membayar zakat, infaq dan shadaqah.
Menurut Max Weber bahwa suatu cara hidup yang teradaptasi dengan baik memiliki ciri-ciri khusus kapitalisme yang dapat mendominasi yang lainnya merupakan kenyataan yang real ketika masa-masa awal revolusi industri, ketika Weber hidup, kenyataan-kenyataan itu mejadi sesuatu yang benar-benar nyata dipraktekkan oleh manusia. Hidup harus dimulai di suatu tempat dan bukan dari individu yang terisolasi semata melainkan sebagai suatu cara hidup lazim bagi keseluruhan kelompok manusia.
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBYEK/ OBYEK KAJIAN
a. Profil Umum Subyek/Obyek
Apabila kita berjalan-jalan ke arah jalan raya sawangan, kurang lebih di belakang Kantor Polsek Pancoran Mas dan tak jauh dari gerbang perumahan poin mas akan dijumpai sebuah bangunan terbuat dari bambu yang sederhana bercat hijau. Bangunan ini tak lain adalah Bank Sampah Warga peduli lingkungan pancoran mas depok yang telah memiliki prestasi yaitu juara pertama inovasi barang tidak terpakai dalam rangka depok kota sehat, juara pertama lomba pemberdayaan dan wirausaha yang diadakan oleh rumah zakat Indonesia cabang Depok.
Wulan Wibiyanti, pemrakarsa bank sampah warga peduli lingkungan (WPL) dijumpai kemarin (18/1) di rumahnya mengatakan awal berdirinya bank sampah WPL diawali pada tahun 2009. Pada tahun tersebut terdapat pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi barang bermanfaat. Pelatihan tersebut diikuti ibu-ibu rumah tangga lingkungan RT 01 Kelurahan Pitara. Setelah berhasil menghasilkan produk berupa tas, dompet dengan motif menarik muncul permasalahan baru di bahan baku yang kurang. Untuk memudahkan bahan baku akhirnya pada tahun 2011 dibuatlah bank sampah tersebut.
Seperti bank umumnya, di bank sampah ini setiap nasabah atau orang yang menabung sampah akan mendapatkan buku tabungan. Di dalamnya berisi catatan jumlah tabungan dari pihak nasabah. Untuk tabungan sendiri baru dapat dapat diambil dengan ketentuan setelah menabung selama 3 bulan. Dengan pertimbangan agar hasil yang diperoleh memiliki nilai lebih banyak sehingga mampu dirasakan oleh nasabah. Kebiasaan nasabah akan mengambil hasil tabungan pada kondisi tertentu. Misalnya pada saat anak-anak sekolah ganti semester baru, ungkap Wulan.
Bank sampah WPL menerima semua jenis tabungan sampah. Asalkan memiliki nilai jual misalnya kertas koran, kardus, kertas buku (putih), kertas buram, kertas campur, kerdus, plastik mineral, plastik ember, besi, kuningan dan alumunium. Dengan harga beli beragam disesuaikan dengan sampahnya. Misalnya kertas koran Rp 800/kg, Kardus Rp 800/kg, plastik ember berwarna Rp. 1000/kg, kaleng Rp 800/kg, tembaga Rp 40.000/kg, kuningan Rp 18.000/kg, aluminium kw I Rp 9000/kg, aluminium kw. II 7500/kg. Kemudahan juga diperoleh nasabah bank sampah, jika jumlah sampah banyak maka pihak bank sampah akan datang mengambilnya. Untuk saat ini nasabah tidak hanya dari lingkungan RT 01 saja, ada beberapa masyarakat dari luar kelurahan yaitu Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
Sedangkan sampah tabungan nasabah tidak seluruhnya dimanfaatkan sendiri oleh pengurus bank sampah. Untuk plastik pembungkus permen, kopi, minuman cereal, detergent, minyak goreng dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan yang cantik dan menarik. Diantaranya tas, dompet, jepitan, bando yang bernilai ekonomi. Sedangkan sampah yang belum mampu diolah mereka melakukan kerjasama dengan tukang rongsokan. Dengan maksud walaupun sampah-sampah dikelola masyarakat namun tidak mematikan mata pencaharian mereka, malah menguntungkan kafrena untuk sampah-sampah telah dipilah Kendala yang dihadapi bank sampah warga peduli lingkungan adalah pendapatan bank sampah yang masih relatif kecil. Ditambah dengan biaya sewa tempat bank sampah 150rb/bulan kadang belum mampu terpenuhi setiap bulannya. Walaupun banyak kemudahan dari pemilik lahan yang mendukung bank sampah yang memberikan banyak toleransi untuk masalah biaya sewa. Walaupun demikian Wulan bersyukur karena paling tidak niatan awal agar ibu-ibu warga sekitar mau memilah sampah tercapai.
Wulan berharap kedepannya bank sampah peduli lingkungan mampu menghasilkan produk yang bisa masuk di event-event tertentu misalnya sebagai souvenir pernikahan. Bagi anda yang berminat untuk kerjasama atau sekedar berkunjung ke bank sampah ini silahkan bisa datang langsung ke Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan, Jl. Mahakam Pitara No. 96 RT 01/RW 13 pancoran Mas Depok. Contact Person : Sri Wulan W 081-1149-699.
b. Lokasi Kajian
Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggalm 10 Desember 2016.
Tempat Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Mahakam Pitara No. 96. RT 01 RW !3. Pancoran Mas Depok.
Perjalanan kami menuju tempat lokasi Jl. Mahakam Pitara No.96 RT 01 RW 13.pancoran Mas. Kami berdua bertempat tinggal yang berbeda, saya dari Gunungsindur Kabupaten Bogor berangkat pada jam 11.00 dan Ardini dari Depok Timur beangkat pada jam 11.30 dan kami bertemu di depan DTC Depok. Kami menggunakan motor saya bersama teman saya mahasiswa UIN juga dan Ardini bersama temannya juga, dan kami bertemu di depan mall itu, kemudian kami lanjut untuk melakukan perjalanan menuju lokasi. Kenapa kami bertemu di depan mall tersebut? Karena memang rumah beliau yang ingin kami tuju dekat dari tempat itu dan tempat itu pun pas untuk patokan jalan kami. Kami memang hanya tau alamat besarnya namun kami belum tahu tempat atau lokasi rumah beliau.
Kami pun menjelajahi jalan dan bertanya kepada warga masyarakat lokasi tersebut dan pada akhirnya kami sampai di alamat rumah beliau pada jam 13.05, dan kami menunggu beliau di luar rumahnya karena anaknya bilang bahwa bapak nya sedang shalat maka kami menunggu di luar rumahnya. Jam 13.25 beliau keluar dan mempersilakan untuk kami masuk dan menduduki tempat duduk. Dan kami pun berbincang-bincang di awal dengan memperkenalkan diri dan dari kampus apa dan tujuan kami apa untuk datang ke tempar rumah beliau.
Dan beliau yang kami maksud disini benama bapak Baron Noorwendo ia seorang yang membawa perubahan, beliau bersama istri yang mendirikan usaha perubahan ini. Bapak dan ibu ini mendirikan bank sampah Depok dalam nama warga peduli lingkungan, bapak dan ibu ini mempunyai ide sejak tahun 2003 namun dari tahun itu sampai tahun 2008 bapk dan ibu ini jatuh bangun untuk mendirikannya. Dan pada akhirnya di tahun 2008 ide yang diinginkannya terwujud dan berjalan baik sampai saat ini, karena memang proses yang dari awal pahit kemudian mendapatkan hasil yang manis walaupun harus jatuh bangun terlebih dahulu di awalnya.
Bapak ini menceritakan dari awalnya terbentuk dan mendirikan sampai saat ini, tapi bapak ini baru mewujudkan ide ini untuk di RT nya saja yaitu RT 01 RW 13. Dan kami melihat sendiri lingkungan tersebut sangat sangat bersih tidak ada sampah sedikit pun yang berserakan.
Subyek Penelitian:
Subyek ini kepada Bapak Noorwendo, anggota, masyarakat yang tidak termasuk didalamnya.
Sumber data yang diperoleh:
Sumber data ini diperoleh pada observasi sang pendiri bank sampah, anggota dan masyarakat yang tidak termasuk didalamnya.
· Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilakukan ketika berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan, mencatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga. Apa yang telah diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkahlaku itu berlangsung.
· Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam rumusan masalah yang ditetapkan.
BAB IV
ANALISIS HASIL
1. HASIL PENELITIAN DATA
Bapak Baron, melakukan program pemberdayaan dari 2003. 2003 ini baru memulai pemprograman ini tetapi program ini jatuh bangun sampai dengan 2008. Dan 2008 baru membangun bank sampah warga peduli lingkungan (WPL). Tetapi focus awal itu yang ingin diberdayakan bukan sampahnya tapi manusianya dahulu, karena adanya manusia maka ada sampah. Karena adanya sampah itu dari manusia, maka yang dibenahi sejak awal yaitu manusianya terlebih dahulu.
Karena adanya warga sekitar yang mempunyai keahlian dalam kerajinan tangan dan menjadi membuat lembaga pembuat kerajinan di rumahnya masing-masing. Dsn ysng mendirikan warga dalam se RT, dan yang menjadi penggerak awal Bapak Baron dan istrinya yang bernama Ibu Wulan. Dan dari hasil kerajinan tangan tersebut, hasil kerajinannya itu di jual tetapi belum ada wadah penempatan untuk menjualnya.
Memang tidak mudah untuk mengenalkan hasil kreative manusia manusia Indonesia yang ada di daerah Depok sendiri tidak semudah membalikan telapak tangan dengan berbagai rintangan yang pak Baron lalui dan dengan kesabaran beliau berbagai penghargaan pun beliau dapatkan dan hasil sampah yang beliau kelola menghasilkan hasil yang cukup signifikan. Biasanya bentuk tas tas kecil tempat pensil dompet pun banyak di gemari orang orang yang suka dengan kreativitas yang di cetuskan oleh pak Baron.Pembuatan keterampilan tangan itu tidaklah mudah butuh teliti yang sangat kuat.untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Sampah rumah tangga merupakan penyumnbang terbesar di tempat pembuangan sampah. Banyak nya produk yang di diproduksi oleh pabrik berakhir di tempat pembuangan sampah karena penggunaanya yang sangat singkat. Sampah plastic yang tidak bisa di pergunakan kembali karna digunakan sekali pakaisehingga hal tersebut membuat sampah plastic mempunyai jumlah yang tidak sedikit. Plastik merupakan sampah yang sulit untuk di daur ulang. Butuh sekitar puluhan bahkan ratusan tahun untuk dapat mengurai sampah plastic.
Kepedulian masyarakat akan dampak dari sampah plastic sangat minim. Salah satu faktornya ialah kurangnya pemahaman tentang dampak sampah plastic dan kurang dikembangkannya sampah plastic menjadi produk yang menarik dan dapat dijadikan peluang usaha dari sampah plstik tersebut.
Penyuluhan tentang pengetahuan akan sampah yang dapat diolah bukanlah hal yang mudah karena sampah selalu dipandang sebelah mata yang hanya menjadi penghuni tempat sampah. Awal mula pak Baron dan istri mengemukakan gagasan pikiran beliau di RT setempat tentang pengolahan sampah rumah tangga menjadi hal yang bernilai bukanlah tanpa rintangan. Banyak warga yang mencemoohkan gagasan suami istri tersebut. Banyak yang menilai bahwa apa yang diperjuangkan oleh pak Baron dan itri adalah hal yang sia-sia menjadikan pak Baron termotivasi untuk membuktikan bahwa gagasan yang beliau utarakan adalah hal yang dapat terwujud.
Mula-mula pak Baron mengajak salah satu ibu-ibu rumah tangga yang dikenal sebagai penganyam tikar, kipas dan dandang nasi. Awalnya ibu tersebut menolak karena tidak mengetahui bagaimana cara mengubah sampah plastic menjadi hal yang bernilai. Setelah pak Baron mengundang seorang yang ahli dibidang keterampilan untuk memberikan pengetahuan tentang pengolahan sampah plastic kepada ibu-ibu rumah tangga sekitar. Ada sekitar tiga sampai lima ibu-ibu yang tertarik untuk bergabung dengan kegiatan yang dilakukan pak Baron.produk yang pak Baron dan rekan yang diproduksi didapat dari sampah plastic warga sekitar yang dengan dikimpulkan secara terpisah dengan sampah lain dan dengan cara membukan kemasan yang dianjurkan.Kemasan plastic yang dipakai sebelum diolah mejadi barang bernilai dibersihkan terlebih dahulu. Setelah dibersihkan kemasan tersebut dapat diolah menjadi tas, map, gantungan kunci bahkan sajadah.
Awal pemasaran produk limbah sampah tersebut melalui pameran-pameran yang ada di Kota Depok, namun, jauh dari harapan ternyata produk yang dipasarkan tidak laku sama sekali malah mendapatkan cemoohan dari pengunjung yang datang ke pameran tersebut. "sampah kok dijual" kebanyakan seperti itu pernyataan dari pengunjung, kata Bapak Baron. Menjadi peserta pameran di berbagai daerah mendapatkan hasil yang sama yaitu "Alhamdulillah produknya tidak laku" kata pak Baron. Namun pak baron tidak kehabisan akal untuk memromosikan hasil produksi yang mereka ciptakan. Pak Baron mengikuti pameran yang bersifat lingkungan hidup bukan lagi cemoohan dari pengunjung melankan mendapatkan pujian dari pengunjung bahkan mendapatkan predikat stand terbaik .
Dampak dari gagasan bapak Baron member pengaruh besar bagi lingkungan sekitar rumah beliau. Sampah akan kemasan plastic berkurangng karena di ditribusikan kerumah beliau. Perhatianterhadaplingkungan, terutamasampah, semakinbesar. Masyarakat seolah-olah berlomba berkontribusi terhadap lingkungan dengan meningkatkan tanggungjawab mereka terhadap lingkungan. Menyambut semakin besarnya antusiasme warga terhadap pengelolaan sampah secara kreatif dan produktif, Komunitas WPL menyelenggarakan WPL's Green Class. WPL's Green Class member kesempatan kepada warga untuk bersama-sama berdiskusi dan praktek menangani sampah dengancara yang menyenangkan. Dari interaksiini, diharapkan motivasi para peserta untuk memilah sampah dari sumber dan membangun program di lingkungannya masing-masing akan semakin besar.
Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi terhadap lingkungan. Dimulai dengan merubah perilaku dan gaya hidup kita. Mengurangipenggunaankemasanplastikdalamsetiapaktivitaskita. Memilah sampah organik, non organic dan residudari setiap aktivitas kita. Memanfaatkan sampah-sampah terpilah sebagai bahan baku. Mengembangkan program yang bermanfaat bagi lingkungan. Semua dapat dilakukan secara kolektif di lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun tempat kerja kita.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kepedulian tentang dampak dari sampah sangatlah penting. Terutama sampah plastik rumah tangga yang bila dimusnahkan butuh puluhan atau bahkan ratusan tahun untuk tanah mencernannya. Alam raya ini merupakan ciptaan Allah swt untuk umat manusia agar supaya menjaga dan melestarikannya. Alam ini merupakan aset berharga bagi kehidupan ini
Alam ini merupakan titipan terbaik untuk anak cucu kita selanjutnya, maka dari itu kita harus menjaga alam ini, dengan salah satu cara dengan membuang sampah pada tempatnya, serta memanfaatkan sampah sampah yang masih dapat terpakai. Seperti halnya bapak Baron yang memanfaatkan sampah-sampah untuk didaur ulang dengan seperti membuat kerajinan dari botol, plastik dan lain sebagainnya
Manfaat dari kegiatan seperti ini sangat baik, terutama bagi lingkungan alam ini yang semakin hari semakin hancur akibat sampah-sampah yang berserakan akibat ulah manusia itu sendiri yang membuang sampah sembarangan. Karna alam ini tidak hanya kita yang memanfaatkannya. Karena anak cucu kitapun nanti kelak akan memanfaatkan alam ini, jika dari kita saja sudah tidak dapat merawatnya, bagaimana dengan anak cucu kita kelak. Dengan cara kita harus bijak memilih dan memilah sampah membuat kita turut andil dalam pelestarian lingkungan. Pengetahuan tentang reduce-reuse-recycle dan kemampuan dalam mengelola.
Manfaat kegiatan yang dilakukan oleh Bapak Baron ini ialah dapat meminimalisir sampah yang berserakan, memperpanjang umur sampah tersebut, membangun perekonomian, dan dapat menjadikan sampah ini menjadi barang keratifitas dan nilai estetika yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, (2014). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar