Senin, 29 April 2013

Media Cetak dan Media Konvensional (Struktur, Sistem, Dampak)_Tasha Helmi Mahindria_Tugas6

MEDIA CETAK DAN MEDIA KONVENSIONAL (STRUKTUR, SISTEM, DAMPAK)
TASHA HELMI MAHINDRIA (NIM 1110051000177)
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM VI/F
A.    Pendahuluan
Media cetak adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar dan majalah[1]. Sedangkan media konvensional adalah media massa tradisional yang hanya bisa menyediakan komunikasi satu arah dengan penggunanya.  Tradisional di sini dalam arti kata media massa berupa cetak dan elektronik yang sudah "mulai kalah" dengan media massa lainnya seperti media digital.
Media cetak adalah media massa yang berbentuk printing (cetakan) di mana dapat dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis. Artinya, media ini dengan bentuk tercetak di mana umumnya terbit paling cepat sehari sekali dan dengan sistem penulisan in dept (lebih mendalam dan lengkap)[2]. Media cetak yang kita kenal bisa berupa surat kabar, majalah, jurnal, buku, arsip, tabloid, buletin, dan catatan-catatan lain yang ditulis atau dicetak di atas kertas. Sedangkan media konvensional berupa surat kabar, televisi, radio, dan media massa lainnya di mana kita juga bisa mendapatkan informasi secara cepat.

B.     Metode Studi
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari buku-buku yang membahas mengenai sosiologI, buku kamus, dan buku komunikasi. Buku-buku tersebut adalah Kamus Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005), Materi Pokok Media Teknologi (Benny Agus Pribadi & Yuni Katrin, 2004)
C.    Analisis
Pada saat ini, masyarakat sudah mulai beralih dari media cetak ke media elektronik karena kepraktisannya. Walaupun begitu, masih banyak pula masyarakat yang menggemari media cetak karena kelengkapan penjelasan tentang suatu isu. Media cetak dan media konvensional pada saat ini masih berusaha untuk tetap survive dan tetap hadir di kehidupan masyarakat, karena di era modern seperti saat ini bisa di bilang bahwa media cetak dan media konvesional memiliki "saingan" baru, yaitu media digital.
Secara umum, media cetak dapat dibagi menjadi tiga jenis[3], antara lain sebagai alat bantu belajar, bahan pelatihan, dan bahan informasi. Sebagai alat bantu belajar, penggunaan media cetak jenis ini bertujuan untuk memberikan instruksi tahap demi tahap dalam mengerjakan suatu tugas. Sedangkan sebagai media pelatihan, bentuknya bias berupa handout, study guides, serta manual. Dan media cetak sebagai bahan informasi  mempunyai tujuan memberikan informasi serta untuk meningkatkan motivasi seseorang untuk mempelajari sesuatu.
Dalam setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi yang mengatur dan bertanggungjawab terhadapp perusahaan tersebut, begitu juga dengan media cetak. Dalam perusahaan media massa ada dua bagian bagian besar yang bertanggungjawab[4], yaitu Bagian Redaksi (Editor Department) dan Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department). Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi (Pemred), dan Bagian Pemasaran dipimpin oleh Manajer Pemasaran. Di atas kedua jabatan tersebut ada Pemimpin Umum atau yang biasa dikenal dengan sebutan General Manager. Dalam suatu perusahaan, tidak jarang ada General Manager yang berperan ganda sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi. Pemimpn Redaksi biasanya dibantu oleh Wakil Pemred yang berperan sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi. Redaksi merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.
Pemimpin redaksi dan Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, serta Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada juga yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi yang terdiri dari Pemred, Wapemred, Redaksi Pelaksana, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Selain itu ada Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.
Dalam sebuah perusahaan media massa, maka sistem yang lazim digunakan adalah POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuacting, dan Controling. Pengaplikasian sistem tersebut sudah mencakup dua hal, yaitu proses input dan proses output. Proses input terdiri dari merencanakan, mengorganisir, dan menggerakkan medianya. Seperti berapa lama media cetak tersebut akan terbit, apakah setiap hari, satu minggu sekali, dan sebagainya. Kemudian target pembacanya, apakah remaja, dewasa, status sosial bawah, menengah, ataupun kalangan atas. Dan yang terakhir cara media tersebut di distribusikan, apakah melalui eceran, melalui agen, melalui loper koran, took, dan lain sebagainya. Tugas controlling di sini adalah mengawasi, mempelajari, dan memahami respon dari para pembaca. Apakah pembaca suka dengan berita yang diangkat, apakah suka dengan tapilan surat kabarnya, dan lain sebagainya. Hasil dari controlling juga dapat digunakan sebagai evalusi bagi media yang bersangkutan agar menjadi lebih baik lagi dan menjadi lebih disukai oleh masyarakat.
Dalam era globalisasi layaknya saat ini, media cetak seperti buku, catatan, jurnal, surat kabar, dan lain sebagainya mempunyai keunggulan tersendiri karena mampu bertahan lama dan media cetak dapat dibaca berulang kali. Selain itu, media cetak juga masih banyak digunakan sebagai referensi-referensi untuk tema bacaan tertentu. Media cetak juga dapat disimpan dan digunakan kembali saat kita membutuhkannya. Dengan adanya media cetak, maka secara tidak sengaja kita terus membudayakan kebiasaan membaca. Dengan memiliki kebiasaan membaca, maka akan banyak informasi yang dapat kita serap dan dapat kita pahami. Begitu pula dengan media konvensional seperti televisi dan radio. Dengan adanya televisi, kita bisa melihat sekaligus mendengar informasi-informasi yang terjadi di sekitar kita. Contohnya tayangan berita. Tayangan berita tidak hanya memberikan informasi-informasi terkini melalui suaranya (audio), tetapi juga memperlihatkan tayangan video kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar kita. Radio juga memiliki dampak positif yang sama. Dengan mendengarkan radio, kita dapat mendengarkan informasi terkini dengan cepat walaupun tanpa tampilan gambar seperti televisi. Bahkan melalui radio pula, kita dapat mengetahui lagu-lagu baru yang sedang berkembang di lingkungan sekitar kita, bahkan juga di lingkungan internasional.
Namun, setiap media pasti memiliki sisi negatifnya. Walaupun media cetak seperti buku, jurnal, surat kabar dan lain sebagainya dapat memberikan ilmu, apabila kita "salah" membaca buku maka bisa berakibat fatal. Seperti misalnya buku-buku yang membahas mengenai jaringan-jaringan teroris, buku yang membahas cara-cara merakit senjata, dan lain sebagainya. Apabila buku tersebut jatuh ke tangan yang salah, maka akan berakibat buruk bagi lingkungannya. Karena tidak sedikit orang-orang yang berperilaku buruk karena mencontoh dan mempraktekkan apa yang ditulis dalam buku yang telah ia baca.
Demikian pula dengan televisi dan radio. Apabila kita terlalu sering menonton televisi, maka kita bisa menjadi malas untuk melakukan aktivitas lainnya yang seharusnya kita lakukan. Misalnya seorang pelajar yang "keranjingan" menonton televisi sehingga malas belajar dan mengakibatkan nilai-nilainya menjadi buruk. Sementara radio dapat membawa pengaruh negative apabila kita tidak dapat menyaring bahasa-bahasa yang digunakan oleh penyiar radio dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Tim Buku Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa.
Pribadi, Benny Agus dan Yuni Katrin. 2004. Materi Pokok Media Teknologi; 1-9; PUST2243/3 SKS. Edisi kedua. Cetakan ke-1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Situs/Website :
Ginting, M Habib AL Fahri. (2012). Media Vetak dan Media Elektronik. <http://fahri09.blogspot.com/2012/12/media-cetak-dan-media-elektronik>, di akses pada tanggal 27 April 2013.
Rahayu, Yuliana Setia. (2011). Media Cetak. <http://yuli-kamboja.blogspot.com/2011/04/media-cetak.html>, di akses pada tanggal 27 April 2013.
Rijalul, M Reza. (2012). Sistem Media Cetak dan Elektronik. <http://rezajurnalistik08.blogspot.com/2012/11/sistem-media-cetak-dan-elekronik>, di akses pada tanggal 27 April 2013.



[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h. 726.
[2] M Habib Al-Fahri Ginting, (2012), Media Cetak dan Media Elektronik, <http://fahri09.blogspot.com/2012/12/media-cetak-dan-media-elektronik.html>
[3] Benny Agus Pribadi dan Yuni Katrin, Materi Pokok Media Teknologi; 1-9; PUST2243/3 SKS, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2004), h. 8.3-8.6
[4] Yiana Setia Rahayu, (2011), Media Cetak, <http://yuli-kamboja.blogspot.com/2011/04/media-cetak.html>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini