Pendahuluan
Kebebasan memperoleh informasi public merupakan hak azasi manusia dan salah satu elemen penting dalam sebuah Negara Demokrasi untuk mewujudkan Good Governance yang harus dilaksanakan. Sistem media adalah cara menganalisis dengan melihat hubungan media dengan negara, masyarakat, dan pasar. Sistem pers kemudian digantikan dengan istilah sistem media karena dua alasan. Pertama, pers dianggap hanya mengakomodasi bentuk-bentuk pesan faktual. Sementara pesan fiksional pun sebenarnya penting bagi sebuah "sistem".[1]
Kita ketahui bahwa media cetak merupakan bentuk kegiatan pers pertama. Media cetak dapat berupa surat kabar, majalah, dan buku. Namun saat ini pers sudah mengalami pengakomodasian perkembangan yang lebih jauh, sehingga adanya media konvensional. Yang dimaksud dengan media konvensional adalah media informasi lain selain media cetak, yaitu seperti televisi, radio, dan media informasi lainnya yang sudah mulai berkembang saat ini.
Metode Studi
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari sumber lain yang berhubungan dengan tema yang sedang dibahas.
Analisis
Sistem Media Cetak dan Media Konvensional
Sebuah system yang dijalani oleh setiap perusahaan atau media berbeda-beda. Hal ini bergantung pada ideology sang pemilik media. Namun secara garis besar sebuah perusahaan media massa, maka sistem yang lazim digunakan adalah POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuacting, dan Controling. Pengaplikasian sistem tersebut sudah mencakup dua hal, yaitu proses input dan proses output. Proses input terdiri dari merencanakan, mengorganisir, dan menggerakkan medianya. Seperti berapa lama media cetak tersebut akan terbit, apakah setiap hari, satu minggu sekali, dan sebagainya.
Kemudian target pembacanya, apakah remaja, dewasa, status sosial bawah, menengah, ataupun kalangan atas. Dan yang terakhir cara media tersebut di distribusikan, apakah melalui eceran, melalui agen, melalui loper koran, took, dan lain sebagainya. Tugas controlling di sini adalah mengawasi, mempelajari, dan memahami respon dari para pembaca. Apakah pembaca suka dengan berita yang diangkat, apakah suka dengan tapilan surat kabarnya, dan lain sebagainya. Hasil dari controlling juga dapat digunakan sebagai evalusi bagi media yang bersangkutan agar menjadi lebih baik lagi dan menjadi lebih disukai oleh masyarakat.
Struktur Media Cetak dan Media Konvensional
Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa yaitu Bagian Redaksi (Editor Department) dipimpin oleh Pemimpin Redaksi dan Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department) yang dipimpin oleh Manajer Pemasaran. Dua bagian besar ini di pimpin oleh Pemimpin Umum (General Manager).
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang yang melaksanakan tugas tersebut adalah wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi. Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis.
Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.[2]
Dampak Media Cetak dan Media Konvensional
Di zaman sekarang, media cetak tetap eksis dalam menyampaikan berita kepada khalayak ramai. Media cetak pun masih populer di masyarakat seperti majalah yang masih dinikmati berbagai kalangan, baik kalangan remaja hingga dewasa. Dari segi penjualan, perusahaan yang bergerak dalam media cetak tergolong masih memiliki profit yang luar biasa, sehingga perusahaan media cetak masih dapat bertahan hingga saat ini. Media cetak pun memang memiliki perbedaan fungsi ditiap masanya.
Zaman dahulu ketika Negara Indonesia masih bergelut dengan penjajah, media cetak memilik fungsi dalam menanamkan suatu integrasi normatif yakni membentuk suatu kesatuan suara nilai dalam membentuk suatu kesatuan suara politik berupa propaganda. Sedangkan pada zaman sekarang media cetak cenderung memiliki fungsi hiburan, tak heran banyak majalah- majalah yang terbit dipasaran yang memiliki tema hiburan, seperti majalah musik dan majalah gaya hidup bagi wanita. Perbedaan fungsi tersebut tak menyurutkan minat masyarakat untuk menikmati bacaan atau artikel yang ada dalam suatu surat kabar cetak, walau banyak berbagai media massa online yang memnyediakan fitur yang sama dengan menyajikan berbagai fitur modern.[3]
Keberadaan media cetak pun dari dulu hingga saat ini masih memiliki tempat bagi khalayak di era globalisasi ini. Dimana yang kita tahu bahwa sudah berkembang pesatnya teknologi komunikasi. Sifat informasi yang dalam media cetak yang tahan lama dan tidak bisa tergantikan. Tidak seperti media konvensional yang sifat informasinya sekilas, namun memang informasi yang disajikan oleh media konvensional lain seperti radio dan televisi dapat berupa audio dan audio visual yang mampu menarik para khalayak untuk menyaksikan. Masyarakat indonesia masih bergantung dengan teknologi media cetak walau saat ini media massa online telah tumbuh pesat. Media cetak pun masih digunakan dan diminati oleh masyarakat. Dalam penggunaannya, berbagai aspek kehidupan Indonesia masih sering digunakan, seperti dalam hal akademik dan surat kabar Koran karena sifatnya informasinya yang mampu bertahan lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar