Minggu, 19 Mei 2013

GLOBALISASI DAN REALITAS MEDIA_Yusly Anggriyawan Kelana_Tugas 9

GLOBALISASI DAN REALITAS MEDIA

Nama   :  Yusly Anggriyawan Kelana (109051000155)
Kelas   : KPI 6F

A. PENDAHULUAN
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.[1]
Pada abad ke 21 ini, dunia khususnya Indonesia telah dihadapi dengan suatu era baru yaitu Era Globalisasi. Eraglobalisasi yang berkembang pada saat ini memberikan suatudampak yang sangat menonjol dan juga proses era globalisasiini juga sangat cepat. Era globalisasi ini juga harus di ikutioleh seluruh negara , jika tidak . Maka mereka akan terpurukdan tertindas.salah satu faktor yang berperan penting dalamproses globalisasi ini adalah adalah kemajuan di bidangteknologi yang menghasilkan media yang canggih. Teknologiinformasi dan komunikasi telah menghubungkan manusia diseluru penjuru dunia.
Seperti halnya hidup dan banyak hal lain didunia ini, realita adalah sebuah keputusan. Kita menentukan realita seperti apa yang kita jalani dalam hidup ini. Beberapa orang dari kita telah mengambil keputusan untuk menjalani suatu realita yang benar-benar berbeda dari apa yang kebanyakan orang lihat dan alami.[2]
Pada dasarnya media massa (televisi) memiliki berbagai macam fungsi sosial, yakni media informasi, pendidikan, control sosial, lembaga ekonomi dan juga hiburan. Fungsi hiburan sebenarnya hanya sebuah fungsi tambahan, yaitu sebagai hiburan, relaksasi, pengalihan ketegangan, sebagai iringan 3 (tiga) fungsi aktifitas media massa yang di kemukakan oleh Harold D. Lasswell. Tetapi kita bisa menyaksikan sendiri bahwa bahasa pertelevisian indonesia saat ini adalah berbahasa super-hiburan bahkan adopsi program acara pun dilakukan demi menjaga kelangsungan ekonomi dan mengikat penontonnya, seperti program Indonesian idol, dan yang baru lagi yaitu X-factor. Berdasarkan realitas tersebut secara tidak langsung kita dituntut untuk bisa mengembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap pemanfaatan media, melalui pendidikan media, maupun dengan mengembangkan media alternatif.[3]
B. METODE STUDI
Dalam penulisan Paper  ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan data yaitu dengan melihat, membaca, dan mempelajari buku-buku referensi juga mencari dari Wikipedia/internet.
C. ANALISIS
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. 
 Era Globalisasi memang penuh dengan tantangan dan pengaruhnya . Jadi di dalam era globalisasi ini kita harus bisa mengikutinyadan mampu untuk bersaing , jika tidak kitapasti bangsa kita akan tertindas oleh negarayang maju maupun bangsa / masyarakat yang mampu bersaing.[4]
Dalam dunia jurnalistik, terdapat sebuah realitas parsial dalam realitas yang lebih kompleks, yaitu realitas media. Hal ini dapat dipahami sebagai sebuah bentuk independensi pemberitaan sesuai dengan "core" yang dikelola oleh media tertentu. Faktor-faktor internal (wartawan) dan eksternal (misalnya kepentingan redaksi) mempengaruhi berita jadi yang diedarkan oleh media.[5]
Masyarakat umum akan menganggaap realitas media sebagai realitas empirik. Hal ini terjadi karena fungsi media memang membuat pemberitaan dengan sebenar-benarnya pemberitaan, walau didapati sudut pandang medialah yang menentukan realitas yang media buat untuk disampaikan kepada masyarakat. Masyarakat yang sebatas memahami relitas media sebagai realitas empirik akan terkooptasi pemahamannya akan sebuah realitas berdasarkan konsumsi media yang dipakai.
Oleh karenanya, seseorang harus memiliki pemahaman yang integral terkait dengan pemberitaan yang disampaikan oleh media, sehingga dia dapat memahami realitas empirik yang sebenarya. Kemampuan ini memang bukanlah sesuatu yang mutlak dipunyai, tetapi memilikinya akan memberi kelebihan untuk memahami realitas social yang sebenarnya. Media-pun dalam hal ini seharusnya memberikan realitas media yang memiliki jarak terdekat dengan realitas empirik yang ada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini