Berkurangnya Lahan Pembuangan Sampah Akibat dari Pembangunan Yang Semakin Pesat
· Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan pokok dan kebutuhan pelengkap sangatlah diperlukan untuk memenuhi keberlangsungan hidup tiap manusia. Namun disamping itu semua terdapat pula dampak negatif yang kita temui, contoh sederhana dampak dari kebutuhan pelengkap misalnya bungkus detergen yang di gunakan ibu rumah tangga sehari-hari. Semakin hari semakin banyak hasil plastik detergen yang entah akan di kemanakan dan dijadikan apa . Lalu pembuangan air cucian tersebut ke sungai, lama kelamaan air sungai tersebut dapat tercemar oleh air tadi.
Jika dalam suatu daerah diimbangi dengan pembangunan yang semakin pesat makan semakin berkurang lah daerah resapan air (DAS) di daerah tersebut. Apalagi jika sampah-sampah tersebut dibuang sembarangan. Tidak mudah memang untuk mengatasi masalah sampah, makanya ketua RT dilingkungan ini bermusyawarah dan meminta kesepakatan kepada seluruh warga agar menyetujui adanya program pengangkatan sampah rutin dalam seminggu dua kali.
· Teori Sosiologi
Teori yang digunakan adalah teori Emile Durkheim. Karena subjek yang digunakan dalam penelitian yaitu kelompok warga yang dilingkungan nya semakin pesat kegiatan pembangunan nya.
· Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pendapat warga setelah diadakan nya pemungut sampah rutin yang di ladakan oleh RT setempat ?
2. Apa harapan warga setelah programnya sudah berjalan ?
Wawancara Lapangan
- Menurut ibu bagaimana usulan RT kita sekarang yang membuat program pengangkatan sampah secara rutin?
Sangat bagus ya, jadi sekarang ga perlu repot sampah kering mau di buang kemana dan sampah basah mau di buang kemana ( Ibu Damilah)
Saya setuju banget, jadi ga perlu repot sampahnya harus dibuang kemana atau harus dibakar, karna kan kalo pun sampahnya dibakar sudah tidak ada lahan untuk bakar sampahnya ( Ibu Bonihi)
Usulan yang bagus banget, apalagi biaya pemungutan sampah nya ngga memberatkan warga. Warga hanya disuruh bayar uang iuran perminggu Rp.10.000 jadi kita Cuma kumpulin sampah dalam kantung plastik, nanti ada petugas yang setiap pagi dalam seminggu 2 kali mengangkutnya ( Ibu Nuraini)
Bagus dek jadi diirumah saya sampah tidak menumpuk lagi. Kan kadang saya bingung mau dibuang kemana sampah ini, sedangkan lahan samping rumah sudah dibangun ( Ibu Mega)
Usulannya bagus banget ya, jadi tidak perlu repot merapikan sampah yang berserakan ( Ibu Neneng)
- Sekarang perubahan apa yang ibu harapkan setelah program nya sudah berjalan ?
Semoga programnya terus dapat dipakai di lingkungan ini , jadi rumah saya tidak banyak sampah-sampah yang berserakan (ibu Damilah)
Saya berterimakasih kepada petugas nya karna sengan alat yang memadai pun dia tetap semangat menjalani program ini ( Ibu Bonih)
Alhamdulillah petugasnya selalu rutin mengangkut sampahnya, jadi tidak menumpuk , karna kadang sampah yang sudah saya masukkan dalam plastik kan di acak-acak oleh kucing (Ibu Nuraini)
Saya tidak perlu repot membakar sampah, karna kan asapnya ga bagus buat sekitar. Makanya saya sediakan tong untuk menanpung nya sementara (Ibu Mega)
Sekarang selokan depan rumah saya sudah tidak banyak mengambang sampah-sampahyang kadang warga tidak sengaja membuangnya ke selokan (Ibu Neneng)
· Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan mengarah kepada hasil analisis data dalam bentuk kleterangan yang berdasarkan pada kenyataan yang ada. Cara metode ini dengan mengabalisis dan mewawancarai beberapa subjek serta mengamati agar dapat disimpulkan apa sja yang menjadi pembahasan pola-pola perubahan yang ada dimasyarakat.
· Area Riset
Penelitian dilaksanakan di sekitr Kelurahan Duren Mekar, Bojong Sari-Depok dan mewawancarai beberapa masyarakat yang tnggal didaerah tersebut. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014 dan akan dilanjutkan 2 Mei 2014.
· Kesimpulan
Program yang sudah berjalan ini sangat berdampak baik bagi lingkungan. Walaupun dikenakan biaya namun warga tidak keberatan sedikitpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar