LAPORAN PENELITIAN
PLURALISME BUDAYA MEMPENGARUHI PROSES INTERAKSI SOSIAL DI ASRAMA PUTRI UIN SYRIFHIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh: Enung Khoeriyah
PLURALISME BUDAYA MEMPENGARUHI PROSES INTERAKSI SOSIAL DI ASRAMA PUTRI UIN SYRIFHIDAYATULLAH JAKARTA
A. LATAR BELAKANG
Menurut Durkheim masyarakat mencakup pada interaksi sosial, perubahan sosial, dan kebersamaan.
Asrama putri UIN syarif hidayatullah Jakarta merupakan sebuah asrama yang berisi mahasiswi yang berkuliah di kampus Universitas Islam Negeri Jakarta. Mahasiswi yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta berasal dari daerah yang beragam seperti Jawa, Sunda, Aceh, Padang dll , karena itu asrama yang di khususkan untuk mahasiswi ini memiliki anggota masyarakat yang prural. pruralisme itu terlihat dari kebiasaan, cara berbicara, cara berpakaian dan berfikir, kepluralismean tidak hanya di tinjau dari latar dan budaya mereka sebelumnya namun juga ditinjau dari lingkungan pendidikan mereka sebelumnya.
Adanya perbedaan budaya, kebiasaan, bahkan cara berfikir setiap warga asrama menjadikan asrama kampus Universitas Islam Negeri Jakarta lingkungan yang kompleks, maka dari itu banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh warga asrama untuk dapat beradaptasi dan menjalin interaksi satu sama lain.
Pola-pola hubungan sosial antar etnik dikemukakan Benton (dalam Martodirjo,2009:9), beberapa pola hubungan tersebut ditandai dengan adanya spesifikasi dalam proses kontak sosial yang terjadi yaitu akulturasi, dominasi, paternalism, dan integrasi. Akulturasi terjadi jika setiap kelompok saling kontak dan saling mempengaruhi. Dominasi terjadi jika suatu kelompok etnik menguasai kelompok lain. Paternalisme yaitu hubungan kelompok dimana satu kelompok menunjukan adanya kelebihan dari kelompok lain. Pluralisme yakni hubungan antar kelompok yang didalamnya ada pengakuan persamaan hak politik dan hak perdata. Integrasi merupakan pola hubungan yang menekankan persamaan dan bahkan saling mengintegrasikan antara satu kelompok dengan yang lain.
Dalam hubungan sosial berbagai komunitas akan menimbulkan dua kemungkinan yaitu yang bersifat positif dan bersifat negatif, interaksi sosial yang positif akan menimbulkan masyarakat harmonis sedangkan interaksi yang bersifat negative akan menimbulkan hubungan yang tidak harmonis karena adanya perbedaan sikap dan kehidupan bersama.
Faktor yang yang mempermudah terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat pluralisme yang bebeda latar belakang kebudayaan menurut soekanto (1990:90) adalah : 1)sikap toleransi diantara kelompok yang bebeda, 2) kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi, 3) sikap saling menghargai kebudayaan yang di dukung oleh masyarakat lain dengan mengakui kelebihan budaya masing-masing, 4) sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat yang lain, 5) pengetahuan akan unsure-unsur kebudayaan dalam kebudayaan masing-masing kelompok, ) melalaui perkawinan campuran antar berbagai kelompok yang berbeda, 7)adanya ancaman musuh bersama dari luar kelompok tersebut. Topik pluralisme di asrama putri ini saya angkat karena menarik meneliti kelompok pluralisme yang tinggal di satu atap.
B. Pertanyaanb penelitian sosiologi:
1. Bagaimana kepluralismean tersebut terjadi?
2. Bagaimana hasil dari interaksi sosial pluralisme tersebut?
3.
C. Metode
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu pengamatan yang tidak di ukur dengan angka ataupun ukuran matematis lainnya. Yang akan digunakan ialah metode studi kasus dengan pengamatan kelompok langsung menggunakan teknik wawancara dan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari objek kajian.
D. Teori Pendukung
Teori yang mendukung adalah teori Emile Durkheim, dimana masyarakat dikatakan sebagai society yang mencakup interaksi, hubungan sosial, dan kebersamaan. Salah satu yang mendukung adanya manusia yang teratur menurut Durkheim adalah adanya solidaritas. Pada hal ini maka yang akan dikaji adalah bagaimana interaksi masyarakat plural di asrama putrid menjadi hubungan solideritas di dalamnya. Dalam hal ini juga Durkheim membagi solidaritas masyarakat pada dua jenis yakni solidaritas mekanik dan organik, solidaritas mekanik relative berdiri sendiri sedangkan solidaritas organic cenderung saling mempengaruhi.
E. Area Riset
Kegiatan riset ini adalah asrama putrid UIN Jakarta, di jl. Ibnu taymiah 4, pisangan timur ciputat timur.
F. Narasumber
Narasumber nya ialah beberapa sample warga asrama dengan latar belakang yang bebeda, waktu penelitian dilakukan pada 28 April 2014.
G. Pertanyaan Lapangan
1. Daerah asal anda darimana?
2. Bagaiman latar belakang kebudayaan dan hubungan masyarakat di daerah asal anda?
3. Bagaimana perbandingan antara budaya dan hubungan sosial antara daeraha asal anda dengan asrama putrid?
4. Apa anda mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi yang baru?
5. Bagaimana hubungan anda dengan warga lain yang memiliki asal daerah yang berbeda?
H. Jawaban umum responden
Responden berasal dari beberapa daerah di Indonesia contohnya adalah, NTT, Padang Sumatra Barat, Lamongan jawa timur, Pemalang Jawa Tengah, Jogjakarta, Tasikmalaya,Medan dan beberapa daerah lainnya. Pada dasarnya latar belakang hubungan masyarakat mereka tidak jauh bebeda dengan masyarakat lainnya, yang membedakan adalah kebudayaan secara culture saja, sedang dalam hubungan sosial hampir sama dengan derah yang lain, namun beberapa daerah seperti daerah jawa memiliki cara penggunaan komunikasi dalam artian bahasa yng berbeda secara intonasi maupun secara bahasa, terdapat juga beberapa istilah yanhg sama nanin memiliki makna yang berbeda antar daerah. Bebrapa contoh diantaranya adalah penggunaan intonasi bahasa masrayakat medan cenderung lebih keras atau menghentak seperti orang yang sedang marah, sangat berbeda dengan masyarakat jawa dan sunda yang cenderung halus sehingga jika yang tidak memahami asal-usulnya akan terjadi miss understanding namun hal itu masih dapat di atasi oleh warga asrama dengan adanya toleransi dan saling pengertian, setelah saling mengenal lebih dekat interaksi yang dilakukan menjadi lebih mudah dan santai. Beberapa responden mengungkapkan pada awalnya mereka mengalami kesulitan dalam proses interaksi terlebih karena mereka takut jika mereka salah berucapo atau berlaku terhadap orang lain yang mungkin menyebabkan kesalah fahaman. Semakin hari hubungan yang terjadi antar warga asrama yang plural mualai baik bahkan menimbulkan tingkat solidaritas yang tinggi, baik dalam hubungan sosial, akademik maupun beribadah. Karena beberappa orang memiliki cara beribadah yang sedikit berbeda namun di dukung dengan kegiatan-kegiatan positive di asrama perbedaan dari pluralism ini dapat di hilangkan, respoden juga mengaku ketika mereka berinteraksi dengan warga lain membentuk pribadi mereka menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dan lebih pengertian serta menghargai orang lain meskipun berbeda secara budaya dan asal-usul.
I. Berapa Responden
1. Nila zuqystia (lamongan)
2. Ratih auliya (bogor)
3. Rustanti auliya (pandeglang)
4. Nina (tasikmalaya)
5. Salmaturahmi (Padang)
6. Rahmi ( Riau)
J. Kesimpulan
Pada dasarnya yang timbul dalam kelompok masyarakat warga asrama UIN Jakarta adalah system masyarakat yang teratur kerena menimbulkan sebuah integritas kelompok melalui solidaritas, proses interaksi yang berjalanpun berjalan baik layaknya masyarakat yeng tertib, perbedaan yang terjdi tidak membuat masyrakat menjadi kacau bentuk interaksinya rasa solidaritas pun yang saya mati membentuk sebuah hubungan kekelurgaan dimana mereka saling menghormati, menghargai dan saling menjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar