Minggu, 26 Oktober 2014

Giovanni_KPI5/E_Tugas Etika 5

Nama  : Giovanni     

Kelas   : KPI 5/E

NIM    : 1112051000142

Tugas  : Etika dan Filsafat Komunikasi

Etika dalam Komuniksi dan Kebudyaan : Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan

Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang dianggap etis. Apalagi ada sementara orang yang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan tidak mempunyai kepentingan dengan apa yang disebut etika.

Namun, perbincangan ini bisa mengingatkan kita agar lebih waspada terhadap taktik komunikasi modern yang membuat perubahan dan perkembangan kehidupan dalam masyarakt berlangsung begitu cepat. Anggapan behwa media komunikasi adalah saran pendidikan dan pembentuk kebudayaan masyarakat memang masih bisa dibenarkan. Tetapi dari pihak lain bahwa gejala televisi sudah begitu jauh menerobos kehidupan manusia juga patut diwaspasai secara khusus.

Media komunikasi khususnya media iklan, memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita. Sehingga, tanpa kita sadari media iklan telah merubah kita menjadi makhluk yang amat konsumtif.

Masalah pokok yang kemudian perlu kita lihat, yaitu bahwa nilai-nilai kehidupan masyarakat modern konsumeristis sudah dikomoditikan. Kita mengukur diri kita ini bernilai hanyalah berdasar pada apa yang kita peroleh dan apa yang kita punyai. Dunia modern dengan media komunikasi mencipta gaya hidup dengan memberi pandangan bahwa kepribadian, harga diri dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui pembelian dan pemilikan sebuah barang komoditi.

Tidak mengherankan bahwa dengan gaya hidup konsumeristis semacam itu manusia kemudian hanya mencintai harta benda milik sendiri. Manusia memboroskan afeksi mereka pada barang-barang material dan akan merasa sangat enggan berbuat  yang sama atau membagikan afeksinya kepada manusia lain sesamanya.

Kemudian etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunikasi. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Tetapi dari suatu kepentingan dengan cara apapun juga kebenaran yang dimaksud sesungguhnya hanya dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan itu. Kebenaran disederhanakan menjadi semacam kepercayaan yang dianggap masuk akal dalam batas-batas pengetahuan atau cara berpikir tertentu.

Ditambah lagi selama ini memang ada kaitan khusus antara ilmu pengetahuan dengan kekuasaan. Kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian dan perkembangan dunia ilmu pengetahuan biasanya diinformasikan melalui simbol-simbol public dan disebarluaskan semaksimal mungkin.

Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu:

1.      Mengikat dan menyeragamkan

2.      Memproduksi dan memperbarui

3.      Mendistribusikan dan mengontrol

Untuk mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampiakan dengan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan: pemahaman akan aneka warna kebudayaan dan relativitas kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat yang lain.

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif setiap orang dalam sebuah masyarakat bersistem diandaikan mempunyai kebebasan untuk menafsir dan mempunyai orientasi nilai kebudayaan yang kurang lebih sama. Karena itu, salah satu fungsi penting dari komunikasi bisa dipandang sebagai bahan perekat yang mampu mengikat warga sebuah kelompok masyarakat tertentu.

 Selain itu media komunikasi memang sudah menyediakan sarana untuk menghasilkan sebuah pengetahuan atau kebenaran, sehingga masyarakat terdukung untuk mengetahui mana atau apa saja hal-hal yang slaah atau benar, asli atau palsu. Melalui media komunikasi sebuah realitas nyata, atau menolaknya karena menganggapnya sebagai sebuah takhayul atu khayalan ideologis belaka.

Komunikasi dan media komunikasi yang sesungguhnya adalah cerminan dari masyarakat miliknya dapat bermuka dua. Komunikasi dan media komunikasi dapat berfungsi sebagai penyampai berita, tetapi juga mampu sebagai pengarah bagaimana sebuah berita seharusnya diterima.

Dalam arti tertentu bahasa, adat dan agama memang merupakan produk sosial akal budi dari sebuah komunitas. Akal budi seseorang dianggap tak akan berkembang secara manusiawi dan berbuah secara sosial kalau tidak hidup dalam produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas itu, meskipun produk yang dimaksud juga hanya produk kebudayaan yang simbolik dan metaforis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini