Minggu, 26 Oktober 2014

Tugas 5 / siti aisyah_1112051000144_kpi 5e




Nama : Siti Aisyah

Nim : 1112051000144 / KPI 5e

Etika  Dalam Komunikasi dan Kebudayaan

Tinjauan etika bisa dari berbagai segi, seperti kebudayaan, filsafat dan agama. Sekarang kita membicarakan etika, khususnya etika komunikasi dari segi kebudayaan dan agama. Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi, seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang dianggap etis. Apalagi ada sementara orang yang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan, tidak mempunyai kepentingan dengan apa yang disebut etika.

Anggapan bahwa media komunikasi adalah sarana pendidikan dan pembentuk kebudayaan masyarakat memang masih bisa dibenarkan. Tetapi dari pihak lain bahwa gejala televisi sudah begitu jauh menerobos kehidupan manusia juga patut diwaspadai secara khusus. Media komunikasi, khususnya media iklan, memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui symbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita.

Media iklan dalam arti tertentu berlaku juga untuk media elektronik dan cetak sangat mempermainkan dan mengeksploitasi nafsu terdalam manusia. Produsen media atau iklan mempunyai kepentingan untuk dengan segala upaya menggalakkan nafsu membeli dari konsumen. Hal ini dia lakukan dengan cara menarik perhatian nafsu-nafsu yang sudah tersedia dalam bentuk konsumen. Perlu juga diperhatikan bahwa yang menjadi target dan konsumen media komunikasi itu juga manusia. Barang komoditif itu hanya sarana untuk mengejar sesuatu tujuan. Menawarkan barang atau informasi perlu juga dengan usaha meyakinkan melalui bukti-bukti  ilmiah supaya masuk akal. Informasi itu harus diletakkan dalam konteks suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu.

Pemasangan iklan atau ilustrasi komersial, dan sebagainya terus diusahakan untuk menunjukkan bagaimana nafu-nafsu itu perlu dipuaskan melalui symbol-simbol rekaan yang diproduksi secara taktis. Tidak mengherankan kalau ada orang yang mengatakan bahwa media komunikasi, khususnya iklan komersial, sesungguhnya menjadi ilusi dari pada menyediakan kebutuhan primer manusiawi.

Dunia modern dengan media komunikasi mencipta gaya hidup dengan memberi pandangan bahwa kepribadian, harga diri dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui pembelian dan pemilik sebuah barang komoditif. Etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunikasi. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Tetapi dari suatu kepentingan dengan cara apapun juga kebenaran yang dimaksud sesungguhnya hanya dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan itu. Kebenaran disederhanakan menjadi semacam kepercayaan yang dianggap masuk akal dalam batas-batas pengetahuan atau cara berpikir tertentu.

Selama ini memang ada kaitan khusus antara ilmu pengetahuan dengan kekuasaan. Kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian dan perkembangan dunia ilmu pengetahuan biasanya diinformasikan melalui symbol-simbol public dan disebarluaskan semaksimal mungkin. Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan symbol-simbol dalam media komunikasi itu. Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikais massa, yaitu:

Mengingat dan menteragamkan

Memproduksi dan memperbarui

Mendistribusiakan dan mengontrol

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif setiap orang dalam sebuah masyarakat bersistem diandaikan mempunyai kebebasan untuk menafsir dan mempunyai orientasi nilai kebudayaan yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi penting dari media komunikasi bisa dipandang sebagai bahan perekat yang mampu mengikat warga sebuah kelompok atau  masyarakat tertentu. Media komunikasi menyediakan perangkat asumsi atau pemikiran yang sejenis untuk menghasilkan sebuah identitas bersama. Selain itu media komunikasi juga berfungsi menawarkan sebuah sintesis.

Melalui media komunikasi sebuah realitas nyata, atau menolaknya karena menganggapnya sebagai sebuah takhayul atau khayalan ideologis berkala. Media komunikasi dapat juga membuat orang kreatif. Mengarahkan masyarakat kepada masa depan dengan menghadirkan dalam masa kini melalui pertukaran kata-kata dan pesan dalam bentuk ramalan, harapan, dan imbauan. Media komunikasi juga dapat menghasilkan transformasi dengan cara menyediakan beragam informasi, menyebarluaskan dan mendesakkan pendapat tertentu.

Fungsi komunikais yang lain ialah mendistribusikan dan mengontrol. Control dilakukan dengan cara menghasilkan dan memaksakan sebuah aturan main yang membatasi pihan-pilihan pola bahasa dan perilaku yang tersedia bagi konsumen. Berdasarkan norma-norma komunikasi yang sudah dilakukan seseorang diharuskan untuk bertindak atau berbicara secara tertentu pula. Dengan begitu, media komunikasi menyaring, memilih mana yang perlu atau tidak perlu, memolesnya dan mengatur atau mendistribusikan infromasi yang masuk dan keluar. Control dilaksanakan juga dengan cara menentukan berita, peristiwa atau nilai-nilai mana yang layak disampaikan dan direncanakan untuk disampaikan selanjutnya,.

Media komunikasi yang berstruktur baku seperti ini berfungsi secara efektif untuk mengatur isi kepala dan keyakinan warga masyarakat bahwa yang perlu bukannya apa yang dapat dipikirkan, tetapi bagaimana berpikir dan membatasi pemikiran itu hanya dalam hal-hal tertentu saja. Itu karena jenis komunikasi yang ada dimanfaatkan oleh masyarakat sesungguhnya mampu mengatakan juga siapakah dan macam apakah masyarakat yang bersangkutan itu. Komunikasi dan media komunikasi yang sesuungguhnya adalah cerminan dari masyarakat miliknya dapat bermuka dua. Komunikasi dan media komunikasi justru menyatakan kekuatan dahsyat untuk mengubah. Komunikasi dan media komunikasi dapat berfungsi sebagai penyampai berita, tetpai juga mampu sebagai pengarah bagaimana sebuah berita seharusnya diterima.

Dalam arti tertentu bahasa, adat dan agama memang merupakan produk social akal budi dari sebuah komunitas. Akal  budi seseorang dianggap taka akan berkembang secara manusiawi dan berubah secara social kalau tak hidup dalam komunitas. Media komunikasi lebih berfungsi untuk menghasilkan sebuah dunia atau gambar-gambar rekaan untuk sebuah gaya hidup tertentu. Media komunikasi tidak lagig bertujuan untuk mencari dan menemukan sebuah kualitas kemanusiaan yang lebih tinggi. Tanpa kebebasan berpikir dan berbincang-bincang tentang berbagai macam informasi komunikatif yang disampaikan bisa jadi itulah kemanusiaan yang dimiskinkan. Apalagi hal itupun dihasilkan oleh salah satu hasil rekayasa kebudayaan manusia.


Sent from Samsung tablet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini