Nama : Umu Kulsum
NIM : 1112051000108
Jurusan : KPI 5D
Etika Dalam Komunikasi Kebudayaan
Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang di anggap etis. Apalagi ada sementara orang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan, tidak mempunyai kepentingan dengan apa yang disebut etika.
Menurut Purwasito (2003) komunikasi bersifat dinamik, artinya komunikasi adalah aktivitasorang-orang yang berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan mengalami perubahan-perubahan pada pola, isi, dan alurnya. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang yang menyampaikan pesan, dan kondisinya untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan.
Dalam hal ini, antropolog Edward T Hall (1973) berpendapat bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Dengan kata lain, " tak memikirkan komunikasi tanpa memikirkan konteks dan makna kulturnya."
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dari kebudayaan yang terkenal pada variasi langkah dan cara manusia atau kelompok sosial. Pelintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal dan non-verbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua kontek interaksi.
Komunikasi Antar budaya diartikan sebagai komunikasi antar pribadi yang di lakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Definisi lain mengatakan bahwa yang menandai komunikasi antar budaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda. Fred E Jandt mengartikan komunikasi antar budaya sebagai interaksi tatap muka antara orang-orang yang berbeda budayanya ( intercultural communication generally refers to face to face interaction among people of divers culture). Sedangkan menurut Collier dan Thomas, mendefinisikan komunikasi antar budaya " as communication between persons who identity themselves as distict from other in a cultural sense. ( Purwasito, 2003: 122).
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya yang lain. Dalam keadaan demikian, kita segera dihadapkan kepada masalah-masalah penyandian pesan, di mana dalam situasi komunikasi suatu pesan di sandi dalam suatu budaya dan harus di sandi balik dalam budaya lain.
Komunikasi antarbudaya dalam persfektif diantaranya :
Menurut Devito (1997 : 480), bentuk-bentuk komunikasi antar budaya meliputi bentuk-bentuk komunikasi lain, yaitu :
a. Komunikasi antar kelompok yang berbeda. Misalnya, antara orang Katolik Roma dengan Episkop, atau antar orang Islam dan orang Yahudi.
b. Komunikasi antar subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya, antara dokter dengan pengacara, atau antara tunanetra dengan tunarungu.
c. Komunikasi antara suatu subcultural dan kultur yang dominan. Misalnya, antara kaum manula dan kaum muda.
d. Komunikasi antara jenis yang berbeda, yaitu antara wanita dan pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar