Minggu, 26 Oktober 2014

Tugas 5_Ridho Falah Adli_KPI 5/E

Nama   : Ridho Falah Adli (1112051000143)

Kelas   : KPI 5/E

Tugas   : Etika dan Filsafat

 

Etika dalam Komunikasi dan Kebudayaan: Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan

Secara bahasa etika berasal dari kata bahasa Yunani yaitu ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berfikir. Menurut istilah etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakuakan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok yaitu, ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Komunikasi menurut bahasa adalah kesamaan pengertian atau berbagi. Sedangkan menurut istilah komunikasi adalah proses bertukar informasi antara individu-individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda dan tingkah laku. Sedangkan menururt Jens Houland dan Kelly (1953) komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan stimulus dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku.

Selanjutnya adalah kebudayaan. Suatu kebudayaan merupakan sistem of meaning (sistem makna), jejaring makna yang terdapat pada pikiran dan tindakan manusia. Kebudayaan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu : (1) aspek kognitif, (2) aspek evaluative dan (3) aspek simbolik.

Kebudayaan dilihat dari aspek kognitif adalah suatu sistem kepercayaan, ide, gagasan atau pengetahuan, yang akan memungkinkan para penganut suatu kebudayaan dapat melihat dunianya, masyarakatnya dan bahkan dirinya sendiri. Pada segi kognitif ini kebudayaan akan menentukan pandangan dunia (world view) sekelompok orang.

Lalu kebudayaan dilihat dari aspek evaliatif adalah dimana kebudayaan dan pengetahuan dan kepercayaan tertentu ditransformasikan menjadi nilai-nilai. Oleh karena itu, setiap sistem budaya selalu menetapkan etos tertentu untuk pedukungnya, baik yang menyangkut nilai-nilai yang bersifat moral maupun nilai-nilai yang bersifat estetik.

Yang terakhir kebudayaan dilihat dari aspek simbolik adalah suatu pola makna-makna yang diwariskan secara historis yang terwujud dalam simbol-simbol, suatu sistem konsep-konsep yang diwariskan yang terungkap dalam bentuk-bentuk simbolis yang dengannya manusia berkomunikasi, dan memperkembangkan kehidupan dan sikap-sikap terhadap kehidupan.

Oleh karena itu kebudayaan adalah sistem makna dan sistem nilai yang dikomunikasikan melalui sistem simbol. Atau kalau dibalik suatu sistem simbolik yang berfungsi untuk mengkomunikasikan makna dan nilai.   

Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu: (1) Mengikat dan menyeragamkan, (2) Memproduksi dan memperbarui dan (3) Mendistribusikan dan mengotrol.

Untuk mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampaikan dengan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan: pemahaman akan aneka warna kebudayaan dan relativitas kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat yang lain.

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif setiap orang dalam sebuah masyarakat bersistem diandaikan mempunyai kebebasan untuk menafsir dan mempunyai orientasi nilai kebudayaan yang kurang lebih sama. Karena itu salah satu fungsi penting dari komunikasi bisa dipandang sebagai bahan perekat yang mampu mengikat warga sebuah kelokmpok masyarakat tertentu.

Selain itu media komunikasi memang sudah menyediakan sarana untuk menghasilkan sebuah pengetahuan atau kebenaran, sehingga masyarakat terdukung untuk mengetahui mana atau apa saja hal-hal yang salah atau benar, asli atau palsu. Melalui media komunikasi sebuah realitas nyata atau menolaknya karena menganggapnya sebagai sebuah takhayul atau khayalan ideologis belaka.

Komunikasi dan media komunikasi yang sesungguhnya adalah cerminan dar masyarakat miliknya dapat bermuka dua. Komunikasi dan media komunikasi dapat berfungsi sebagai penyampai berita tetapi juga mampu sebagai pengarah bagaimana sebuah cerita seharusnya diterima.

Dalam arti tertentu bahasa,adat dan agama memang merupakan produk sosial akal budi dari sebuah komunitas. Akal budi seseorang dianggap tak akan berkembang secara manusiawi dan berbuah secara sosial kalau tidak hidup dalam produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas itu, messkipun produk yang dimaksud juga hanya produk kebudayaan yang simbolik dan metaforis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini