Sabtu, 04 Oktober 2014

Tugas ke-3 Etika dan Filsafat Komunikasi

NAMA           : MOHAMMAD MIQDAD

NIM/KELAS : 1112051000075 / 5C

FILSAFAT : DEFINISI, UNSUR, METODE, DAN HAKIKAT

A.    Definisi Filsafat

Secara etimologis, Filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa inggris dan bahasa yunani. Dalam bahasa inggris, yaitu "philosophy" sedangkan dalam bahasa yunani "philos" dan "shopia". Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa arab, yaitu "falsafah" yang artinya al-hikmah. Akan tetapi, kata tersebut pada awalnya berasal dari bahasa Yunani. "philos" artinya cinta dan "shopia" artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat dapat diartikan dengan cinta kepada kebijaksanaan.  

Sedangkan secara terminologi, para ahli medefinisikan filsafat dengan beragam definisi;

a)      Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.

b)      Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.

c)    Al-Farabi mendefiniskan filsafat sebagai pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.

d)     Phytagoras memeberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurutnya manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pecinta kebijakan (loverof wisdom), sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan.

e)      Podjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.           

Jadi dapat didefinisikan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang berfikir kritis sistematis; pengetahuan tentang pemahaman universal terhadap semua persoalan; dan pengetahuan tentang kebenaran pemikiran yang tanpa batas dan masalah yang tidak pernah tuntas.

B.     Unsur-Unsur Filsafat

Ø Ontologi

Kata "ontologi" berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan logos = logic. Jadi "ontologi" adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau sebagaimana disebutkan Louis O. Kattsoff dalam Element of Filosophy bahwa ontologi itu mencari 'ultimate reality'. Pendapat lain menyebutkan bahwa "ontologi" berasal dari kata "ontos" yang artinya adalah sesuatu yang berwujud dan logos adalah ilmu. Jadi "ontologi" adalah ilmu tentang yang ada, baik yang jasmani maupun rohani.

Ontologi sebenarnya sebuah upaya untuk menerangkan tentang bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Oleh karena itu, obyek formal dari ontologi adalah seluruh realita.

Ø  Epistimologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat "episteme", yang berarti pengetahuan; dan "logos", bermakna teori . Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat, atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar.

Ø  Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; "axios" yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan "logos" yang berarti ilmu. Aksiologi juga dipahami sebagai teori nilai.

C.    Metode Filsafat

Secara harfiah kata metode berasal dari bahasa latin "methodus" meta artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti, dan Hodus artinya jalan, cara, atau arah. Sedangkan secara terminologi metode adalah cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. Sedangkan metode filsafat adalah suatu cara atau jalan tentang bagaimana berfilsafat baik dan benar.

Adapun metode dalam mempelajari filsafat menurut Ahmad Tafsir ada tiga, yaitu : (1) Metode sistematis (2) Metode Historis, dan (3) metode kritis.

Metode sistematis yakni, dimulai dengan banyak membaca buku filsafat, memahami pengertiannya, objek yang dikaji, sistematika filsafat, makna ontolologi, epistimologi, dan aksiologi.

Metode historis adalah mempelajari sejarah filsafat, seluk beluk, dan kelahirannya. Metode yang ketiga yakni mempelajari filsafat dengan metode kritis.

Sedangkan S.Pradja (1997:14) mengemukakan metodelogi filsafat ada tiga yakni;

1.   Metode dedukasi, yakni suatu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum, kemudian diterapkan pada suatu yang bersifat khusus.

2.      Metode induksi, metode berfikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip khusus, kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat umum.

3. Metode dialektika, yakni metode berfikir yang menarik kesimpulan melalui tiga tahap atau jenjang, yakni tesis, antitesis, dan sintesis.

 

D.    Hakikat Filsafat

      Pada hakikatnya filsafat itu sebagai;

1. Metode berpikir untuk : (a) memperoleh hakikat atas gejala/peristiwa alam dan sosial (didalamnya termasuk ekonomi, politik, dan budaya), (b) memecahkan masalah alam dan sosial, artinya mengambil keputusan, (c) dan memahami bentuk dan isi sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera.

2.  Pedoman berpikir, bersikap dan bertindak dalam menghadapi gejala/peristiwa alam dan sosial.

3. Metode berpkir kritis rasional (selalu mempertanyakan tentang gejala/peristiwa alam dan sosial), holistik (berpikir saling hubungan obyek secara menyeluruh), dan dialektik (berfikir konflik, perubahan, dan perkembangan tentang objek).

Daftar Pustaka

Atang A.H dan Beni A.S, filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi,(Bandung:CV Pustaka setia,2008)

Darsono Prawironegoro, filsafat Ilmu¸(jakarta:Nusantara Consulting:2010)

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini