Nama : Sarah Meida Pratiwi NIM : 1112051000160 Tugas : 11 dan 12 Tema : Tokoh Pengubah LAPORAN1 PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI ANAK I. Latar Belakang Pendidikan menjadi permasalahan yang ada di Indonesia, dimulai dari adanya sarana pendidikan yang tidak merata di wilayah Indonesia terutama di wilayah perkampungan atau daerah-daerah terpencil. Tidak hanya itu, pendidikan juga seringkali digunakan sebagai syarat dalam menjadi tolak ukur status sosial seseorang. Yang apabila ia berpendidikan tinggi maka ia akan dengan mudah bermobilitas dan sebaliknya. Pendidikan mempunyai tingkatan-tingkatan yang harus dilalui mulai dari TK/PAUD, SD, SMP, SMA dan kemudian ke tingkatan universitas (S1,S2, dan S3). Pendidikan bagi kalangan bawah (lower class) sering dikesampingkan karena alasan ekonomi. Hal ini sangat disayangkan, apabila sejak dini anak tidak mendapatkan atau diperkenalkan dengan pendidikan. Perlu diketahui bahwa pendidikan yang penting adalah pendidikan yang sudah diajarkan sejak dini. Salah satunya yaitu tingkat pendidikan TK atau lebih dikenal denga PAUD. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Seperti kita ketahui sebelum anak menginjak pendidikan SD, biasanya para orang tua menyekolahkan mereka ke tingkat pendidikan pertama yaitu TK. Namun seiring perkembangan dinamika sosial, banyak masyarakat yang lebih mengenal PAUD daria pada TK (Taman Kanak-kanak). PAUD ini berorientasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, membentuk emosional anak, mengolah kecerdasan anak, dan membentuk bahasa dan komunikasi yang baik. II. Pertanyaan Bagaimana Ibu Wati merubah masyarakat disekitarnya dalam hal pendidikan? III. Metode Penelitian Kualitatif, metode ini dipilih karena data yang didapat lebih nyata dari jawaban langsung narasumber dan lebih mendalam serta efektif tidak menghabiskan banyak waktu. Waktu : 2 Desember 2012, jam 10.00-11.00 Tempat : Jl.ulujami raya Rt13/ Rw01,pesanggrahan, Jakarta Selatan IV. Gambaran Tokoh Narasumber penelitian ini adalah Ibu Wati. Beliau selaku pendiri PAUD sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah di PAUD tersebut. V. Analisis Ibu Wati adalah sosok wanita yang peduli akan pendidikan. Namun kondisi masyarakat dilingkunganya yang sangat memprihatinkan, karena banyaknya anak usia dini yang tidak bersekolah karena faktor kurangnya ekonomi keluarga dan adanya faktor ketidak pentingan menyekolahan anak diPAUD/taman kanak-kanak. Melihat kondisi tersebut dengan bekal ilmu yang dia miliki dan semangat juang untuk memajukan pendidikan khususnya di lingkunganya, Ibu Wati berinisiatif membuat suatu lembaga pendidikan untuk anak-anak yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD ini berdiri sejak tahun 2007 dan dibangun oleh Ibu Wati sendiri dengan biaya dari para donator warga setempat. Sebelum adanya PAUD ini, banyak anak-anak yang tidak bersekolah dan menghabiskan waktunya untuk bermain dengan teman sebayanya. Lalu Ibu Wati mencari muridnya dengan cara mmedatangi rumah-rumah warga yang kurang mampu dan memiliki anak usia dini untuk bersekolah ditempat yang ia dirikan. Awalnya banyak para orang tua yang menolak karena takut akan diminta biaya yang mahal, namun Ibu Wati meyakinkan para-para orang tua dengan sabar bahwa pendidikan ia bangun ini tidak memungut biaya sepersen apapun. Di PAUD ini anak-anak tidak hanya diajarkan membaca, menulis, menggambar tapi di PAUD ini juga diajarkan mengaji . Seiring dengan waktu, tanggapan para masyarakat tentang keberadaan PAUD ini cukup positif. Masyarakat menilai bahwa keberadaan PAUD ini membantu beban mereka dalam hal pendidikan bagi anaknya. Mereka juga merasa banyak kemajuan yang dialami para anaknya seperti, bisa menulis dan membaca. Dan itu sangat membatu peran para orang tua. Dan untuk saat ini murid di PAUD kurang lebih 50 anak. LAPORAN 2 MENDAUR ULANG SAMPAH MENJADI NILAI JUAL I. Latar Belakang Menumpuknuya sampah menjadi permasalahan utama di Indonesia saat ini. Kurangnya lahan menjadikankan masyarakat membuang sampah dimana saja. Tidak hanya itu kurangnya perhatian pemerintah terhadap hal ini mnejadikan masyarakat juga menghiraukan himbauan larangan membuang sampah sembarangan. Tidak adanya pengelolaan sampah yang baik khususnya di daerah-daerah perkampungan. Sampah merupakan masalah terpenting di Jakarta yang belum juga terselesaikan. Tiap tahunnya sampah terus menerus bertambah tanpa ada penanganan yang lebih lanjut. Dan akibat hal ini akhirnya banjir terjadi dimana-dimana bahkan sekarang banjir sudah tidak bisa diprediksi lagi kedatangannya. Maka dari itu sebisa mungkin Ibu Gitil membantu untuk meringankan beban pemerintah untuk mendaur ulang sampah-sampah dan menjadikannya barang bernilai jual. II. Pertanyaan Bagaimana Ibu Gotil mengajak para warganya untuk merubah lingkungan? III. Metode Penelitian Kualitatif, metode ini dipilih karena data yang didapat lebih nyata dari jawaban langsung narasumber dan lebih mendalam serta efektif tidak menghabiskan banyak waktu. Waktu : 2 Desember 2012, jam 10.00-11.00 Tempat : jl. Radar auri RT 08/RW 14, Cibubur Ciracas, Jakarta Timur IV. Gambaran Tokoh Narasumber Penelitian ini bernama Ibu Gotil. Beliau adalah pencentus dari perkumpulan ini dan beliau juga selaku dari ibu RT dikawasan rumahnya. V. Analisis Ibu Gotil adalah pediri perkumpulan ini. Perkumpulan yang dimaksud adalah perkumpulan para ibu-ibu setempat untuk mendaur ulang sampah-sampah plastik disekitar lingkungan mereka tinggal. Plastik-plastik ini dikumpulkan dan didaur ulang menjadi benda-benda yang bernilai harganya seperti, tas, baju, payung dll. Perkumpulan ini dibangun belum lama sekitar bulan September 2012. Ibu Gotil sendiri mendapatkan pelatihan mendaur ulang sampah plastik dari perkumpulan di RWnya setiap bulan. Melihat keadaan sampah disekitar daerahnya cukup banyak maka beliau memutuskan untuk membuat suatu perkumpulan ibu-ibu diRTnya. Perkumpulan ini bertujuan agar sampah disekitar tidak terbuang sia-sia dan dapat menghasilkan nilai rupiah, para ibu rumah tangga juga menjadi memiliki kegiatan yang lebih positif. Awal mula beliau menyampaikan hal ini pada saat arisan pengajian bulanan. Dan tanggapan para ibu-ibu juga cukup positif. Tiap minggunya para ibu rumah tangga ini dilatih dan diberi pengarahan agar lebih berkreasi lagi dalam membuat suatu prakarya. Setelah beberapa bulan berjalan sekarang usaha yang dijalankan para ibu ini cukup memuaskan karena hasil seni yang mereka buat dapat dijual kepasaran dan menjadi penghasilan mereka sehari-hari. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar