Perspektif Teori Sosiologi untuk Komunikasi Massa
Pendahuluan
Manusia pada dasarnya sudah mempelajari apa itu sosiologi karena manusia selama hidupnya telah menjadi anggota masyarakat yang hidup dan selalu terlibat dalam hubungan sosial. Hubungan social tersebut bisa berasal dari hubungan dalam keluarga, lingkungan tempat tingga, sekolah, dan tempat sosialisasi lainnya yang pernah mereka datangi. Pengalaman yang didapat dalam mempelajari kebudayaan yang merupakan hasil sebuah perkembangan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal tersebut merupakan pengetahuan yang manusia dapat yang bersifat sosiologis. Pengetahuan yang diperoleh tersebut adalah karena ikut sertanya manusia dalam hubungan-hubungan sosial.
Teori pada hakikatnya merupakanhubungan antara dua fakta atau lebih. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan diuji secara empiris kebenarannya. Dalam sosiologi keberadaan teori memiliki fungsi yang sangat penting seperti, teori merupakan ikhtisar dari hal-hal yang telah diuji kebenarannya yang merupakan obyek yang dipelajari sosiologi, teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pengetahuan seseorang di bidang sosiologi, dan teori berguna untuk mempertajam fakta. Teori sosiologi tersebut juga dapat digunakan untuk memahami bagaimana untuk melakukan komunikasi yang dilakukan untuk memberikan informasi pada khalayak luas.[1]
Metode Studi
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari buku-buku dan sumber lain yang berhubungan dengan tema yang sedang dibahas.
Analisis
Menurut Pitirim Sorokin sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbale-balik antara aneka macam gejala-gejala social, pengaruh timbale-balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial, dan cirri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. Sedangkan menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. Selain itu, William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi merupakan penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi sosial.[2]
Sudah dijelaskan diatas bahwa sosiologi membahas tentang interaksi manusia dalam lingkungan sosial. Interaksi tersebut dapat berupa komunikasi yang dilakukan secara massa, yang biasa disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).[3] Dengan kata lain, komunikasi massa merupakan kegiatan seseorang atau suatu organisasi yang memproduksi serangkaian pesan dengan bantuan mesin untuk disebarkan kepada khalayak banyak yang bersifat anonim, heterogen dan tersebar.[4]
Jadi, adanya teori sosiologi dapat membantu atau dapat menjadi kerangka dalam proses terbentuknya komunikasi massa. Media atau organisasi yang hendak menyampaikan informasi kepada khalayak luas dapat mempelajari terlebih dahulu karakter khalayaknya agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak. Karena sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Maka setelah mepelajari interaksi social dalam masyarakat barulah sebuah media atau organisasi dapat menentukan metode komunikasi massa apa yang mampu menarik perhatian khalayak. Komunikasi massa dpat dikatakan berhasil jika informasi yang disampaikan dapat memengaruhi khalayak secara keseluruhan.
[1] Soerjono Soekanto, " Sosiologi Suatu Pengantar", Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005. Cet. ke- 38, hal. 27-28.
[2] Soerjono Soekanto, " Sosiologi Suatu Pengantar", Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005. Cet. ke- 38, hal. 19-20.
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa
[4] http://meopinion.wordpress.com/2010/09/27/komunikasi-massa-pengertian-dan-karakteristiknya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar