Nama : Nurul Vivi Aryanti P
Kisah Sukses Para Pejuang Atau Tokoh Lingkungan
Apa yang dilakukan?
Haji Chaerudin pejuang betawi yang menghijaukan bantaran kali pesanggrahan
H. Chaerudin (54 tahun), atau akrab disapa Bang Idin, bertualang menyusuri Kali Pesanggrahan ke hulunya di Kaki Gunung Pangrango sejauh 136 km dengan berjalan kaki atau berakit batang pisang. Ia mencari tahu apa saja yang masih tersisa di sepanjang aliran kali. Pohon apa saja yang tak lagi tegak, satwa apa saja yang lenyap, ikan apa saja yang minggat, dan mata air mana saja yang alirannya tersumbat.
Ia wujudkan hutan wisata seluas 40 hektar di tepi Kali Pesanggrahan, Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di sana, pria yang dalam kesehariannya selalu berpakaian Betawi lengkap dengan peci dan golok ini membebaskan pengunjung memetik hasil hutan sembari memancing ikan di kali. "Gratis asal tidak merusaknya,"
Usahanya dimulai dengan membersihkan sampah. Langkah awal ini ternyata tidak mudah. Berkali-kali beliau bersitegang dengan orang-orang gedongan, disebut orang gila, sering diinterogasi dan ditangkap aparat.
Akan tetapi perlakukan yang didapatkannya tersebut, tidak membuat darah kependekaran yang mengalir deras dalam nadinya menggelegak. Baginya, untuk menyadarkan orang "gedongan" yang bertabiat kampungan itu, tidak berarti harus menggunakan bahasa kekerasan. Berbagai cara ia lakukan untuk kemudian "menyadarkan" mereka.
Akhirnya, berkat kesabaran dan tekad kuat, lambat laun, kesadaran juragan-juragan tanah yang membangun pagar beton tinggi hingga ke bantaran kali mulai tumbuh. Bang Idin kemudian juga mengajak teman-temannya sesama petani (Kelompok Tani Sangga Buana) penggarap untuk mengikuti langkahnya.
Dampak atau hasil yang dilakukan?
Kini, mereka bang Idin beserta teman-temannya berhasil menanam 40 ribuan pohon produktif di sepanjang bantaran kali. Burung-burung yang dulunya pergi akhirnya kembali. Mata air yang dulu tertutup sampah, kembali hidup. Air kali Pesanggrahan kini sudah normal kembali. Ikan-ikan bisa hidup dan berkembang biak.
Hal yang paling utama, si Jampang Penghijau ini tidak hanya sekadar merehabilitasi dan melakukan konservasi alam, tetapi juga berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar bantaran kali sehingga mereka bisa hidup dari kegiatan bertani dan beternak.
Pohon produktif, seperti melinjo, kelapa, dan durian bisa dipanen. Demikian juga sayur-mayur yang ditanam di bantaran kali. Sementara pembibitan ikan juga bisa dilakukan di air yang jernih. Sebagian lahan bantaran kali juga digunakan untuk berternak kambing. Beliau berkata"Penyelamatan alam itu harus punya nilai kehidupan,"
Kini, bantaran kali Pesanggrahan ramai oleh pengunjung dari seluruh Jakarta, menjadi hutan wisata gratis yang boleh dikunjungi siapa saja. Uniknya, setiap pengunjung akan diajak menanam pohon atau menebar benih ikan di kali. Mereka juga tidak dilarang memancing atau mengambil hasil hutan seperti memetik melinjo dan memotong rebung. Gratis, asalkan Anda tidak merusaknya. Tapi jangan coba-coba mencari ikan dengan racun atau cara-cara "keji" lainnya, karena Bang Idin dan koleganya akan segera menegur Anda. Tentu saja anda juga bisa membeli sayuran dari para petani di sana. Maka tak heran jika pengunjung makin ramai. Berbagai kelompok dari sekolah maupun perguruan tinggi juga menyumbangkan ilmu dan tenaga mereka di sini. Beberapa rombongan dari Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Belanda hingga Jepang pun ikut mencoba merasakan keasrian daerah ini. Untuk mendampingi para wisatawan mancanegara tersebut Sangga Buana mendapatkan bantauan tenaga sebagai pemandu wisata dari Universitas Trisakati yang sebelumnya diberikan pengetahuan tentang alam dan sejarah disana. Tercatat sekitar 4000 orang datang berkunjung tiap tahunnya
Beliau tidak bangga dengan penghargaan-penghargaan yang diterima, lebih baik pemerintah memberikan bantuan untuk lingkungan. Dan masyarakat yang seperti Beliau lah yang seharusnya dirangkul bukan duta lingkungan yang cakep-cakep tapi yang beneran peduli sama lingkungan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar