Minggu, 05 Oktober 2014

Dityan Zahra P/ 1112051000149/ KPI 5E/ Etika dan Filsafat Komunikasi/ Tugas ke-3

Nama              : Dityan Zahra P

NIM                : 1112051000149

Kelas              : KPI 5E

Tugas ke 3 Etika dan Filsafat Komunikasi

 

Definisi Filsafat

Definisi filsafat menurut para ahli filsafat atau filsuf:

1.  Socrates mendefinisikan filsafat sebagai suatu proses yang mempertanyakan tentang arche atau dasar atau awal mula atau asal usul alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logos atau rasio dan tidak memercayai lagi hal-hal yang berkaitan dengan mitos atau legenda. Definisi secara singkatnya, filsafat adalah penyelidikan yang dilakukan dalam rangka memahami hakikat alam dan realitasnya dengan mengandalkan akal budi.

2.  Plato mendefinisikan filsafat sebagai penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.

3.  Sedangkan Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai suatu upaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab berbagai realitas yang ada.

Bertitik tolak dari definisi tersebut, maka filsafat dapat didefinisikan sebagai berikut;

"Filsafat adalah suatu proses mencari kebenaran yang hakiki pada Tuhan, alam dan manusia. Kebenaran tersebut diperoleh dengan jalan melakukan perenungan dan penyelidikan yang dilaksanakan melalui pengamatan, penyelidikan dan penelitian. Hal ini dilakukan dengan pendekatan dan penalaran deduktif, induktif atau gabungan keduanya yang dilakukan secara kritis, terbuka, toleran ditinjau dari berbagai sudut pandang tanpa prasangka, bebas dari mitos dan legenda."

 

Unsur – Unsur Filsafat

Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada unsur-unsur yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Berikut pengertian ketiganya:

a.    Ontologi

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi ilmu mengkaji apa hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan), apa hakikat kebenaran rasional atau kebenaran deduktif dan kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi ilmu tentang apa dan bagaimana (yang) "ada" itu (being).

Hanya saja, ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui pancaindra manusia. Wilayah ontologi ini terbatas pada jangkauan ilmu pengetahuan manusia.

b.   Epistimologi

Epistimologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia. Epistimologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang memelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya pengetahuan. Dalam epistimologi, pertanyaan pokoknya adalah "apa yang dapat saya ketahui?". Dalam pengertian ini, epistimologi dibatasi pada aspek metode ilmiah, dimana metode ilmiah ini adalah produser dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu.

c.    Aksiologi

Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dalam aksiologi, pertanyaan pokoknya adalah "Untuk apa pengetahuan ilmiah itu digunakan? Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan profesional?".

 

Metode – Metode Filsafat

Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang diraih.

a. Metode kritis adalah metode yang menganalisa istilah dan pendapat yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.

b. Metode intuitif adalah metode yang menggunakan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan untuk mencapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.

c.   Metode skolastik adalah metode yang bersifat sintesis-deduktif yang bertitik tolak dari definisi-definisi yang jelas untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan.

d.  Metode matematis adalah metode yang menganalisa mengaenai hal-hal yang kompleks yang dicapai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dan dari hakikat itu didedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.

e.  Metode empiris adalah metode yang menggunakan pengalaman-pengalaman nyata untuk kemudian disusun bersama secara geometris.

f.  Metode Transdental adalah metode yang bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis yang disertai syarat-syarat tertentu.

g.   Metode dialektis adalah metode yang mengikuti dinamika pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis dan antitesis dicapai hakikat kenyataan.

h. Metode fenomenologis adalah metode yang menggunakan jalan beberapa pemotongan sistematis refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat,

i.  Metode neopositifitis adalah metode yang memahami kenyataan menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan pada ilmu pengetahuan positif.

j.  Metode analitik bahasa adalah metode yang menggunakan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari yang ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofi.

 

Hakikat Filsafat

Filsafat tidak hanya berbicara wujud atau materi sebagaimana ilmu pengetahuan, tetapi juga berbicara makna yang terdapat dibaliknya. Hakikat filsafat adalah sebagai akibat berpikir radikal. Filsafat adalah kebebasan berpikir terhadap sesuatu tanpa batas, dia mengacu pada hukum keraguan atas segala hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini