SARAH MEIDA PRATIWI
1112051000160
KPI 5 E
Definisi Filsafat
Poedjawijatna menyatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Yang berati philo adalah cinta, yang dalam arti luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu, Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, dari segi bahasa, filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak.
Hasbullah Bakry mengatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Plato menyatakan bahwa filsafat itu ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. Dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.
Unsur-Unsur Filsafat
1. Pistemologi
Pistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Pistemologi sering juga disebut sebagai filsafat pengetahuan karena ia membicarakan hal pengetahuan. Istilah epistemology untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854. Pengetahuan manusia ada tiga macam, yaitu pengetahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahun mistik. Pengetahuan itu diperolehmanusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran yang berbicara tentang ini.
· Empirisme. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena ia menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya
· Rasionalisme. Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastiaan pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia, menurut ini, memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek.
· Positivisme. Tokoh aliran ini ialan Auigust Compte. Ia berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen. Seperti, panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, dan sebagainya.
· Intuisionisme. Dengan menyadari keterbatasan indera dan akal, Bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi. Pengembangan kemampuan ini memerlukan suatu usaha. Intuisi ini menangkap objek secata langsung tanpa pemikiran. Jadi, indera dan akal hanya mampu menghasilkan pengetahuan yang tidak utuh, sedangkan intuisi dapat menghasilkan pengetahuan yang utuh, tetap.
2. Ontologi
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof menghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-objek itu dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya, inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori hakikat. Hakikat ialah realitas, realitas artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi, hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, buka keadaan yang berubah.
Ontology berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Objek formal ontology adalah hakikat seluruh realitas. Dengan demikian Ontologi adalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah filsafat nilai. Nilai yang dimaksud adalah nilai kegunaan. Seperti contohnya, Untuk apa mengetahui kegunaan filsafat dan untuk apa filsafat itu. Kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal. Pertama, filsafat sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Kedua, sebagai philosophy of life. Filsafat dipandang sebagai sebagai pandangan hidup, fungsinya mirip sekali dengan agama. Dalam posisi ini filsafat itu menjadi jalan kehidupan. Jika dalam agama Islam dikatakan agama Islam itu adalah al-shirath al-mustaqim (jalan kehidupan), maka filsafat hidup demikian juga halnya. Ia menjadi pedoman. Isinya berupa ajaran dan ajaran itu dilaksanakan dalam kehidupan. Ketiga, filsafat sebagai methodology dalam memecahkan masalah.
Metode Filsafat
1. Analisa
Maksud pokok mengadakan analisa ialah melakukan pemeriksaan konsepsional atas makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan dan pernyataan-pernyataan yang dibuat. Pemeriksaan ini mempunyai dua macam segi. Kita berusaha memperoleh makna baru yang terkandung dalam istilah-istilah yang bersangkutan, dan kita menguji istilah-istilah itu melalui penggunaanya, atau dengan melakukan pengamatan terhadap contoh-contohnya.
2. Sintesa
Lawan analisa atau perincian adalah sintesa atau pengumpulan. Maksud sintesa yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.
3. Logika deduktif
Logika deduktif membicarakan cara-cara untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan bila lebih dahulu telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai semua atau sejumlah ini diantara suatu kelompok barang sesuatu. Kesimpulan yang sah pada suatu penalaran deduktif selalu merupakan akibat yang bersifat keharusan dari pernyataan-pernyataan yang lebih dahulu diajukan.
4. Logika induktif
Logika induktif membicarakan tenatnag penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan-pernyataan yang umum, melainkan dari pernyataan-pernyataan yang khusus. Kesimpulannya hanya bersifat probabilitas berdasarkan atas pernyataan-pernyataan yang telah diajukan.
5. Analogi dan Komparasi
Dua bentuk penyimpulan yang sangat lazim dipakai dalam perenungan kefilsafatan ialah analogi dan komparasi. Penalaran secara analogi adalah berusaha mencapai kesimpulan dengan menggantikan apa yang dicoba dibuktikan dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut, namun yang lebih dikenal, dan kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran tersebut.
Hakikat Filsafat
Hakikat adalah konsep untuk menerangkan sesuatu yang bersifat mendasar dan tetap, tak berubah serta menerangkan hal yang sebenarnya, sesungguhnya, sebagai lawanan dari sesuatu yang bersifat permukaan, berubah-ubah serta bukan hal sesungguhnya.
Dalam dunia filsafat bahasan masalah hakikat masuk kedalam ranah ontologis, tetapi dalam dunia filsafat pemahaman tentang hakikat tentu saja dibatasi pengertiannya sebatas pemahaman terhadap 'segala sesuatu yang bersifat mendasar' artinya filsafat tidak menyandarkan pengertian hakikat dengan hal-hal yang bersifat ilmiah. Dalam dunia filsafat penelusuran masalah hakikat itu berujung pada pertanyaan mendasar seperti : apa hakikat hidup?, apa hakikat kenyataan?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar