DESA WISATA OBSERVASI DI DESA SITU GEDE BOGOR JAWA BARAT
Oleh:
AHMAD RIZAL
PMI 2
11140540000012
Bersama Bapak Andi S.IP selaku Lurah Situ Gede
A.PENDAHULUAN
Jenis-jenis Desa
1. Desa Terbelakang atau Desa Swadaya
Desa terbelakang adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada di desanya. Biasanya desa terbelakang berada di wilayah yang terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan miskin dan tradisional serta tidak memiliki sarana dan prasaranan penunjang yang mencukupi.
2. Desa Sedang Berkembang atau Desa Swakarsa
Desa sedang berkembang adalah desa yang mulai menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan nonfisik yang dimilikinya tetapi masih kekurangan sumber keuangan atau dana. Desa swakarsa belum banyak memiliki sarana dan prasarana desa yang biasanya terletak di daerah peralihan desa terpencil dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa masih sedikit yang berpendidikan tinggi dan tidak bermata pencaharian utama sebagai petani di pertanian saja serta banyak mengerjakan sesuatu secara gotong royong.
3. Desa Maju atau Desa Swasembada
Desa maju adalah desa yang berkecukupan dalam hal sdm / sumber daya manusia dan juga dalam hal dana modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal. Kehidupan desa swasembada sudah mirip kota yang modern dengan pekerjaan mata pencarian yang beraneka ragam serta sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang kehidupan masyarakat pedesaan maju.
Mengapa membahas Desa ini penting?
Desa Wisata merupakan salah satu program pemerintah, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang masuk dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2009. PNPM Mandiri Desa Wisata bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan masyarakat desa wisata, masyarakat di sekitar daya tarik wisata, dan masyarakat di sekitar usaha pariwisata. Wisata pedesaan yang dikemas sebagai bentuk desa wisata dapat menjadi alternatif solusi bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di.Desa wisata budaya yang merupakan salah satu tipologi desa wisata (Nuryanti, 2010) berpotensi untuk dikembangkan di Desa Situ Gede, mengingat Desa ini memiliki potensi seni budaya yang beraneka ragam hampir di semua wilayahnya. Kesenian tradisional berupa tarian, berbagai seni kerajinan, kuliner khas daerah, peninggalan budaya, serta potensi alam yang indah dapat menjadi daya tarik wisatawan.
Problem desa :
Masalah– masalah yang timbul di bidang pariwisata adalah kurang nyamannya transportasi di kota dan Kabupaten Bogor, selain itu masih banyak wisata alam yang sulit dijangkau dan juga masalah kemacetan dan kebersihan yang diakibatkan oleh wisatawan yang kurang peduli dengan membuang sampah tidak pada tempatnya.
Apabila masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dimulai dari diri sendiri maka pariwisata di kota Bogor akan lebih berkembang.
B.KONDISI GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
A. BIDANG PEMERINTAHAN
I. UMUM
1. Luas dan batas wilayah
a. Luas Kelurahan : 237,47 Ha
b. Batas Wilayah
1) Sebelah utara : Cisadane
2) Sebelah selatan : Kali sd barang
3) Sebelah barat : Desa cikarawang
4) Sebelah timur : Kel bubulak
2. Kondisi geografis
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 250 M
b. Banyaknya curah hujan : 3219 mm/thn
c. Tofografi (dataran rendah, tinggi) : -4671
d. Suhu udara rata-rata : 24,9 derajat C-25,8 derajat C
3. Orbitasi (jarak dari pusat Pemerintahan Kelurahan) :
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 5 Km
b. Jarak dari Pemerintahan Kota : 8 Km
c. Jarak dari Ibukota Propinsi : 160 Km
d. Jarak dari Ibukota Negara : 100 Km
II. PERTAHANAN
1. Penggunaan
a. Pertokoan/Perdagangan : 121 Ha
b. Perkantoran : 10 Ha
c. Tanah Kering
1) Tempat rekreasi : 55 Ha
d. Tanah yang belum dikelola
1) Hutan :50 Ha
III. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah penduduk menurut
a. Jenis Kelamin
1) Laki-laki 4.325 Orang
2) Perempuan 4.103 Orang
b. Kepala Keluarga 2.297 KK
2. Jumlah penduduk menurut agama
USIA | JUMLAH PENDUDUK |
00-04 Tahun | 748 Orang |
05-09 Tahun | 755 Orang |
10-14 Tahun | 820 Orang |
15-19 Tahun | 744 Orang |
20-29 Tahun | 813 Orang |
30-34 Tahun | 845 Orang |
35-39 Tahun | 551 Orang |
40-44 Tahun | 579 Orang |
45-49 Tahun | 558 Orang |
50-59 Tahun | 475 Orang |
>60 Tahun | 574 Orang |
JENJANG PENDIDIKAN | JUMLAH PENDUDUK |
| |
Taman Kanak-kanak | 158 Orang |
| |
Sekolah Dasar/MI | 1503 Orang |
| |
SMP/SLTP/MTs | 820 Orang |
| |
SMA/SLTA/MA | 724 Orang |
| |
Akademi (D1-D3) | 146 Orang | ||
Sarjanah (S1-S3) | 715 Orang | ||
Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian
PEKERJAAN | JUMLAH PENDUDUK |
PNS | 105 Orang |
TNI | 9 Orang |
POLRI | 11 Orang |
Swasta/BUMN/BUMD | 8 Orang |
Wiraswasta/pedagang | 250 Orang |
Tani | 270 Orang |
Pensiunan | 38 Orang |
Jasa/Lain-lain | 929 Orang |
Jumlah Penduduk menurut mobilitas/mutasi penduduk
a. Lahir
1) Laki-laki : 4518 Orang
2) Perempuan : 4343 Orang
Pembinaan RT/RW
1. a. Jumlah RT : 34 RT
b.Jumlah RW : 10 RW
BIDANG PEMBANGUNAN
1. AGAMA
a. Masjid : 10 buah
b. Mushola : 8 buah
c. Majlis Ta'lim : 10 buah
2. KESEHATAN
a. Poliklinik/Balai Pelayanan Masyarakat : 2 buah
b. Praktek Bidan : 1 buah
c. Pengobatan Alternatif : 1 buah
3. PENDIDIKAN
a. PAUD : 2 buah
b. TK/RA : 5 buah
c. SD/MI : 5 buah
d. SMP/SLTP/MTs : 1 buah
e. SMA/SLTA/MA : 1 buah
C.PEMBAHASAN
Situ Gede adalah nama sebuah danau kecil (Sd., situ atau setu berarti telaga) yang terletak di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor. Terletak di tepi Hutan Dramaga, yakni hutan penelitian milik Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan, telaga yang memiliki luas sekitar 6 hektare ini merupakan tempat rekreasi harian bagi warga Bogor. Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat Kota Bogor, atau sekitar 3 km di utara Terminal Bubulak. Situ Gede sebetulnya berdekatan, atau berada dalam satu sistem, dengan beberapa situ yang lain di dekatnya. Yakni Situ Leutik (kini sudah menghilang), Situ Panjang, dan Situ Burung. Yang terakhir ini terletak di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Tidak berapa jauh dari danau ini terdapat Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research; dan ICRAF, The World Agroforestry Center), Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga dan Kampus IPB Dramaga.
Situ gede memiliki luas kurang lebih 47 ha,ditengahnya terdapat sebuah pulau dimana didalamnya terdapat sebuah makam seorang tokoh yang melegenda dijaman kerajaan yaitu prabudilaya. Meski berstatus sebagai obyek wisata alam, perkembangan Situ Gede sebagai sarana irigasi untuk pertanian tidak lepas dari peran pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada 1932, pemerintah kolonial mengembangkan danau alami ini untuk menampung air dari sumber mata air Cikunten yang berhulu di Gunung Galunggung. Air yang ditampung itu kemudian dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 4.000 hektar sawah yang terdapat di Kecamatan Kawalu, Mangkubumi, Indihiang, dan Cibeureum. Danau Situ Gede juga berperan sebagai hutan penyeimbang ekosistem di mana banyak tanaman tropis yang tumbuh mengelilingi danau ini. Sebagian besar penduduk di sekitar danau menggantungkan hidupnya pada populasi habitat biota di Situ Gede sebagai sumber penghasil ikan sehingga tidak mengherankan apabila Situ Gede juga kerap dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencari ikan, baik dengan cara memancing ataupun menjaring.
Habitat ikan yang ada yaitu ikan Mujaer, ikan Emas, udang, kerang, ikan Tutut selain itu di Situ Gede terdapat komponen biotik lainnya seperti ganggang, dan pohon-pohon besar seperti pohon Jabon serta hewan rusa yang ditangkar oleh LPM. Obyek wisata alam Situ Gede menjadi tempat idaman warga Tasikmalaya yang ingin mengisi liburan setiap pekan dengan menikmati keindahan danau yang masih asri. Keindahan danau dan keasrian pemandangan alam merupakan potensi utama yang ditawarkan obyek wisata Situ Gede. Menurut narasumber yaitu bapak Abdul Samu AP sebagai ketua RT/RW. 01/08 dahulu air masih terlihat jernih dan tak ada sampah-sampah plastik yang ada hanyalah sampah-sampah yang masih alami, seperti sampah dedaunan, namun sekarang danau Situ Gede sudah mulai tercemari oleh sampah-sampah plastik yang membuat danau Situ Gede semakin dangkal yang semula kedalaman di pinggir danau dapat mencapai 3,5 meter sekarang sudah tidak mencapai angka tersebut. Udara di Situ Gede tergolong lembab serta kondisi tanah yang berlumut.
Pengelolaan di situs wisata Situ Gede dikelola oleh tim pengelola PSDA dan PSDM serta Kelurahan. Kerjasama antara tim pengelola PSDA dan PSDM serta kelurahan sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan Situ gede serta dalam bidang pengelolaan alokasi dana. Hal ini di sebabkan sikap Pemerintah yang kurang perhatiannya terhadap kelestarian Situ Gede. Sehingga aparat desa seperti PSDA dan PSDM serta kelurahan dan warga sekitar lah yang peduli akan kelestarian lingkungan Situ Gede.
Situ Gede sangat bermanfaat bagi warga disekitar maupun bagi pengunjungnya. Bagi warga sekitar pemanfaatan dilakukan sewajarnya oleh masyarakat sekitar seperti : sebagai tempat memancing, sebagai tempat berjualan, dan membuka usaha sewa perahu bebek. Dari usaha-usaha tersebut dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar meski hanya sedikit. Disisi lain selain pemanfaatan yang dilakukan warga terhadap Situ Gede, warga pun bergotong royong bersama aparat desa untuk membersihkan sampah-sampah di sekitar lingkungan baik di danau maupun di daratannya demi tetap menjaga kelestarian lingkungan. Bagi para pengunjung Situ Gede, adanya wisata Situ Gede ini dapat memberikan sutau hiburan seperti memancing, menyewa bebek-bebek-an untuk mengintari danau, serta tak jarang pula sering diadakannya perlombaan mendayuh oleh para siswa SMA di sekitar wilayah tersebut. Kegiatan ini, selain untuk menyemarakan Muharaman, juga untuk mensosilisasikan kepada masyarakat bahwa Situ Gede akan dijadikan Kampung Wisata melalui program RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) yang akan diluncurkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jendral Cipta Karya. Kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan, karena Situ Gede memiliki potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Sementara itu Kepala Disbudpar Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, Situ Gede merupakan salah satu kawasan yang akan dikembangkan menjadi objek wisata di Kota Bogor. ":Ada tiga kawasan yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata di Kota Bogo yakni kawasan pecinan Suryakencana, Kampung Arab Empang, Cimpahpar, dan Kawasan Situ Gede, " ungkap Shahlan. Shahlan mengatakan, di wilayah Cimahpar ada 5 hehtar lahan yang akan dikembangkan menjadi objek wisata. "Tahap pertama pengembangan akan dilakukan di kawasan Suryakencana dan Empang, Selanjutnya k Cimahpar, dan Situ Gede, " ujarnya. Lurah Situ Gede Andi Sip menambahkan, rencana Situ Gede menjadi Kampung Wisata telah diekspos oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor. Rencananya pengembangan kawasan RTBL Situ Gede akan dikembangkan diareal seluas 60 hektar. Danau atau Situ yang luasnya 4,8 hektar jika digarap dengan serius bisa berkembang menjadi objek wisata yang menarik, " imbuhnya (lani). Situ Gede mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang rekreasi, hanya saja tinggal pemerintah harus lebih memperhatikan Situ Gede agar dapat lebih berkembang dan lebih terkenal ke seluruh wilayah tidak hanya di sekitar daerah Jawa Barat. Disinilah pemerintah sangat berperan dalam membantu pengembangan wisata Situ Gede.
D.PENUTUP
Objek Wisata di wilayah Bogor sangat menarik untuk dikunjungi , banyak jenis objek wisata yang ditawarkan yang akan membuat wisatawan terhibur, diatas segala permasalahannya parwisata Bogor tetap merupakan pilihan banyak wisatawan yang ingin mencari kesenangan.
DAFTAR PUSTAKA
Solekhan.moch. 2012. Penyelenggaraab pemerintahan desa. Malang: Setarapress
WACANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar