Kamis, 10 September 2015

AisyahYuliYanthiKPI1B_PengantarSosiologi_Tugas1

PENGANTAR SOSIOLOGI

A.       Pengertian Sosiologi

 

1.                   Apakah Sosiologi itu ?

Kata Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang artinya teman, dan kata bahasa Yunani logos yang berarti cerita, diungkapkan pertama kali dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte ( 1798-1857 ).

Menurut Max Weber yang lebih berorientasi pada behavioralis (Pendekatan tingkah laku) menekankan sosiologi sebagai ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Allan Johnson mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya memengaruhi sistem.

Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubunngan antara manusia dalam kelompok. Dari berbagai defenisi tersebut dapat dilihat bahwa walaupun tedapat berbagai defenisi yang berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi bisa ditemukan simpul-simpul persamaan diantara mereka, yaitu : sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari:

a.       Manusia yang hidup dalam kelompok yang disebut masyarakat

b.      Pola-pola hubungan antara manusia baik secara individu maupun secara kelompok.

c.       Hubungan manusia dengan lembaga-lembaga sosial, seperti norma-norma dan kaidah-kaidah sosial.

d.      Pola-pola kehidupan manusia kaitannya dengan kondisi lingkungannya[1]

 B. Tokoh- tokoh sosiologi

1. August Comte

Lahir di Montpellier, Perancis pada 17 januari 1798 dan meninggal di Paris pada tanggal 5 September 1857 pada umur 59 tahun. Ia adalah seorang filsuf Perancis yang dikenal karna memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta ilmu positivisme. Pada tahun 1826 ia pernah dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa karna kejam dan mudah marah, tetapi ia kabur sebelum sembuh. Ia juga pernah mempublikasikan bukunya yang berjudul Le Cours de Philosophie Positivistic

2.      Herbert Spencer

Inggris abad 19 adalah zaman Victorian yang telah melakukan revolusi industri. Ditengah situasi tersebut, di daerah Derbyshire, Inggris, lahirlah Herbert Spencer, 27 April 1820. Spencer anak sulung dari sembilan bersaudara. Namun hanya dia yang bisa bertahan hidup. Karena alasan kesehatan Spencer menjalani pendidikan dirumah. Pada umur 17 tahun menjadi Insinyur pembangunan jalan kereta api di London. Karirnya berlanjut menjadi penulis dan redaktur The Economist. Herbert Spencer meninggal pada usia 83 tahun ditahun 1903.    

3.              Selo Soemardjan

 Penerima bintang mahaputra utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama fakultas ilmu pengetahuan kemasyarakatan (kini FISIP- UI) hingga  akhirhayatya. Ia tokoh yang memerintah dengan teladan sebagaimana diungkapkan pengusaha sukses Soedrto Sastro Sartomo. Selama hidupnya Selo pernah berkarir sebagai pegawai kesultanan di Daerah Istimewa Jogyakarta, Kepala staff sipil Gubernur Militer Jakarta Raya dan Kepala Sekretariat Keamanan Kabinet Perdana Menteri.

 

4.              Karl Marx

 Lahr di Trier, German pada tahun 1818 dari keluarga rohaniwan Yahudi. Pada tahun 1841, ia mengakhiri studinya di Univeritas Berlin dengan menyeselesaikan disertasi berjudul On the Differences Between the Natural Philoshophy of Democritus and Epicurus. Karena dianggap radikal, ia terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar di Universitas dan menerjunkan diri ke kancah politik.[2]

B.                 Teori-teori dasar sosiologi

1.      Teori fungsionalisme struktural

adalah mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada keseimbangan. Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri.

2.      Teori konflik

adalah suatu persfektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha menaklukan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebanyak-banyaknya.

3.      Teori interaksionisme simbolik

adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the self) dan dunia luarnya. Di sini Cooley menyebutnya sebagai looking glass self di mana seseorang itu terlibat merupakan satu cerminan diri yang disatukan dalam identitas orang itu sendiri. Esensi dari teori ini adalah simbol dan makna. Makna adalah hasil dari interaksi sosial. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, ita berusaha mencari makna yang cocok dengan orang tersebut. Kita juga berusaha mengintepretasikan maksud seseorang melalui simbolisasi yang dibangun. [3]



[1] Eli M. Setia, Pengantar sosiologi.hlm1.

[3]Bernard Raho, SVD, Teori Sosiologi Modern, Prestasi PUSTAKA, 2007,hlm47- 95

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini